Oleh:
Dewi Larasati
NIM. 140070500011018
Mahasiswa
Dewi Larasati
NIM 140070500011018
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
Asuhan Kebidanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Balita Umur 23 Bulan 8
Hari di Puskesmas Pujon
Laporan pendahuluan ini merupakan salah satu tugas dalam rangkaian
pendidikan profesi pada program studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. Wiwit wijayati selaku kepala puskesmas Pujon, Kab. Malang yang telah
membimbing saya selama di Puskesmas Pujon
2. dr. M. Nooryanto, Sp. OG (K), selaku ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sekaligus pembimbing institusi
yang telah memberikan kesempatan, dorongan, dan bimbingan kepada saya
untuk menyelesaikan program pendidikan profesi bidan.
3. Yuseva Sariati, S.ST., SE., M.Keb,selaku pembimbing akademik Program
Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah
memberikan bimbingan serta dukungan kepada saya selama menjalani
program pendidikan profesi.
4. Ovalya Makarova, Amd.Keb., S.Psi selaku pembimbing di Puskesmas Pujon
yang telah memberikan bimbingan kepada saya untuk mengasah dan
menerapkan keterampilan saya dalam memberikan asuhan kebidanan.
5. Seluruh staf di Puskesmas Pujon yang telah memberikan bimbingan serta
dukungan kepada saya selama menjalani program pendidikan profesi bidan.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaikan laporan pendahuluan ini.
Saya sadari bahwa laporan pendahuluan ini jauh dari sempurna, tetapi saya
berharap bermanfaat bagi pembaca.
Pujon, Juli 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda
tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu.Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan
berat (gram atau kilogram)dan satuan panjang (cm atau m). Perkembangan
(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-
sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya.Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.Oleh karena
itu,tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan,
dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang
optimal(Soetjiningsih, 2008).
1.2. TujuanUmum
1.2.1 Tujuan
Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan kebidanan deteksi dini
tumbuh kembang pada balita
1.2.2 Tujuan Umum
1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
2. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual pada Balita
dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
yang mungkin muncul pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada Balita
dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
5. Mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada
balita
6. Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
7. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada
Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
1.2.3 Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
2. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual pada pada
Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
yang mungkin muncul pada pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada Balita
dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
5. Mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada
balita
6. Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
7. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang pada Balita dengan
deteksi dini tumbuh kembang pada balita
1.3 Manfaat
1.3.1 Petugas Kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada Balita dengan deteksi dini
tumbuh kembang pada balita dalam upaya deteksi dini dan komplikasi tumbuh
kembang
1.3.2 Masyarakat
Meningkatkan keikutsertaan dan peran aktif dalam upaya menjaga
kesehatan khususnya Balita, mengetahui tanda bahaya balita dengan cara tanggap
dalam memberikan nasihat dan melaporkan ke tenaga kesehatan agar komplikasi
tidak menjadi berat.
1.3.3 Mahasiswa dan Profesi Bidan
Mampu mengidentifikasi penyimpangan tumbuh kembang dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat,
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada balita khususnya
deteksi dini komplikasi tumbuh kembang serta mampu menerapkan teori dalam
praktik di lapangan sesuai dengan wewenang bidan dalam Kepmenkes RI Nomor
369/MENKES/SK/III/2007
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Masa Neonatal
Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan
normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500- 4000 gram, panjang badan
berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama
biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir,
kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis
akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks merangkul, yang
akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleks menghisap (sucking refleks); refleks
menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posisi leher/kepala
(tonick neck refleks); refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan
menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara
simetris dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi
pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.
3) Masa bayi 1-12 bulan
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5
bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada
umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk
panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang
badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan
pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu,
diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip
menu gizi seimbang. Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola
koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang
dengan benda, senyum naluri dan bersuara.
Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung
perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak
berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu
mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia
lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke
telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk
dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang
menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan menangis pada
suasana yang tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar padaposisi
telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia
sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk
sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih
sempurna sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya.
Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian
juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain “ci-luk-ba”.
Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan,
bermain bola, memukul-mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang
bila diminta. Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada tahap
percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua
yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan
menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual
(Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang
dipegangnya cenderung dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang
tua harus memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun
permainan anaknya. Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang
menjadi dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri.
Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif
dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa
mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu
(orang tua) dan anak.
4) Masa Balita (1-3 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat
dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan
lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan dan anak mulai
belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan
dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan
menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu
diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Pada
masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat
sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap sebagai miliknya. Apabila
anak menginginkan mainan kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya
karena dianggap miliknya.
Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan
malu/ragu-ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak,
yaitu dengan belajar untuk makan atau berpakaian sendiri. Apabila orang tua
tidak mendukung upaya anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat
menimbulkan rasa malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua
yang selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah dilakukan
oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang
air besar atau buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Anak juga
dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang
kata-kata baru. Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh
kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami kebingungan.
Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang
perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-otot dan
rangsangan lingkungan.
5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan
fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian
pula halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak
mulai berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada
tindakannya yang keliru.
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase
inisiatif dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu
(courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai
segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut
teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai
mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga
mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga mempunyai
kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Anak juga
mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis mengenal angka serta
bentuk/warna benda (Soetjiningsih, 2002).
b) Keseluruhan Fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
1. Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak,
ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2. Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
3. Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
4. Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah
akar rambut mudah dicabut atau tidak.
5. Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi
permanen.
2) Deteksi Perkembangan
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995), terdapat
empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot
kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan
banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol,
menempel dan menggunting.
c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh
karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga
memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan
bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau
keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu
dengan berbicara.
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari
tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal
dengan Denver Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau
metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak
mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi
perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada
anak (Nursalam dkk, 2005).
Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita)
perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu
perkembangan :
a) Tingkah laku sosial
b) Menolong diri sendiri
c) Intelektual
d) Gerakan motorik halus
e) Komunikasi pasif
f) Komunikasi aktif
g) Gerakan motorik kasar
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam
mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan
“milestone” perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai
anak pada umur tertentu), misalnya :
a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2
minggu kemudian
b) 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke
arah suara memegang benda yang ditaruh di tangannya
c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d) 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan, makan
biskuit sendiri
e) 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara da… da…
f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan mengetahui berbagai “milestone”, maka dapat diketahui
apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-
batas normal. Kalau ada kecurigaan dapat dilakukan tes skrining (deteksi
dini) dan intervensi dini agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal,
antara lain dengan DDST (Denver Development Screening Test) yaitu
meliputi :
a) Motorik kasar
Berdiri pada satu kaki selama 1 detik
Lompat di tempat
Naik sepeda roda 3 (tiga)
Lompatan lebar
Berdiri pada satu kaki selama 5 detik
b) Motorik halus
Mencoret sendiri
Menata dari 4 kubus
Menata dari 8 kubus
Meniru garis vertikal dalam batas 300
Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri
Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh
Mengikuti membuat +
Mengikuti membuat O
Meniru jembatan
Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).
c) Personal sosial
Memakai baju
Mencuci dan menyeka tangan dengan lap
Mudah dipisahkan dari ibu
Bermain dengan anak lain
Mengancing baju
Memakai baju dengan pengawasan
Memakai baju tanpa bantuan
Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun
oleh Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang dapat dilakukan
adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku
Anak Prasekolah (KPAP), Tes Daya Lihat dan tes kesehatan mata (TDL),
serta Tes Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).
b) Orang Tua
Nama : Untuk mengenal/memanggil orang tua klien, dan
suaminya ditanyakan untuk mengenal dan
memanggil penderita supaya tidak keliru dengan
penderita yang lain. (Manuaba, 2010). Serta
sebagai penanggung jawab terhadap anak.
Umur : Untuk mengetahui umur dari ibu serta suami.
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan suami
berasal dan menentukan cara pendekatan serta
pemberian asuhan kepada anak. Pertumbuhan
somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.
Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai
pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada
Bangsa Asia (Soetjiningsih, 2002)
Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan
diketahui agama pasien akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan. (Uliyah dkk, 2008).
Pendidikan : Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor
penting dalam tumbuh kembang anak. Karena
semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua,
semakin baik pula orangtua dapat menerima
segala informasi dari luar, terutama tentang
tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2002)
Pekerjaan : Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik
kebutuhan primer maupun sekunder (Soetjiningsih,
2002)
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan
diperlukan bila mengadakan kunjungan rumah
(home care/home visit) ke ibu dan anak
(Manuaba, 2010).
2) AlasanDatang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke fasilitas kesehatan
3) KeluhanUtama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat
yang disampaikan oleh orang t ua ataupun anak (Mantondang,
2009)
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah anak sekarang menderita suatu penyakit.
5) RiwayatKesehatan Yang Lalu
Perawatan kesehatan yang teratur tidak pada saat anak sakit saja,
namun pemeriksaan kesehatan secara rutin tiap bulan akan
menunjang tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, pemanfaatan
fasilitas kesehatan dianjurkan secara komprehensif, yang mencakup
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Soetjiningsih,
2002)
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat kesehatan yang lalu, sekarang dan
keluarga yang hubunganya dapat berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Faktor keturunan atau genetik adalah
bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak, misalnya yaitu kekerdilan (Andriana, 2011). Melalui instruksi
genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas tumbuh kembang yang ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang (Soetjiningsih, 2002)
7) Riwayat Prenatal dan Natal
a) Prenatal
Soetjiningsih (2002), menyebutkan bahwa faktor lingkungan
pra-natal yang dapat berpengaruh pada janin, yaitu:
1. Gizi Ibu Waktu Hamil
Apabila kenaikan BB ibu selama hamil kurang dari 10-12,5
Kg , dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas
baik bagi ibu maupun janin. Karena gizi yang kurang pada
waktu ibu hamil sering menyebabkan terjadinya BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah), abortus, partus prematurus,
anemia kehamilan dan partus lama.
2. Radiasi
Janin yang terpapar radiasi sebelum usia kehamilan 18
minggu, dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan
otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya. Sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir juga
dapat terhambat karena adanya paparan radiasi.
3. Infeksi
Ibu yang menderita penyakit TORCH (Toxoplasma Rubella
Citomegalovirus dan Herpes Simplex). Sedangkan infeksi
lain yang dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah
varisela, lues, HIV, polio, campak.
4. Stres
Stress yang dialami ibu saat hamil dapat menyebabkan
adanya gangguan tumbuh kembang janin.
b) Natal
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak, karena kurangnya
asupan oksigen dalam otak. Sehingga tumbuh kembang anak
dapat terhambat (Andriana, 2011)
c) Post natal
Pasca persalinan juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak menurut Andriana (2011), yaitu:
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat, agar anak menjadi lebih sehat dan dapat berkembang
sesuai dengan usianya.
2. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang
tidak diinginkan oleh orangtuanya atau anak yang selalu
merasa tertekan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhan dan pekembangannya.
3. Sosio Ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan
serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal
tersebut dapat menghambat pertumbuhan anak.
4. Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antar ibu dan anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Karena
orangtua adalah orang terdekat anak, sehingga sangat
diperlukan adannya hubungan yang baik antara orangtua
dengan anak.
5. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,
khususnya dalam keluarga misalnya yaitu penyediaan
mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak.
8) Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapat oleh bayi.
Apakah imunisasi dasar bayi lengkap atau tidak, dan apakah
pemberian imunisasi anak sesuai dengan umurnya atau tidak
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Pola makan anak.berapa kali anak makan (3 kali / hari) makanan
yang dikonsumsi anak nasi, sayur, lauk pauk dan apakah ada
kebiasaan minum susu.
b) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali anak BAB ( 1 kali/ hari) dan
BAK ( 7-8 kali/hari)
c) Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat atau tidur berapa jam/ hari.
Tidur siang (2-3 jam/ hari) dan tidur malam ( 8-9 jam/ hari)
d) Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas (motorik kasar dan halus) anak
apakah sesuai dengan usia anak atau tidak. Seperti dapatkah
anak menendang bola.
e) Personal hygiene
Kebersihan, baik kebersihan perorangan ataupun lingkungan
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat
dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit,
misalnya diare, kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria,
demam berdarah, dan sebagainya (Soetjiningsih, 2002)
10) Riwayat Psikososial dan Budaya
Selain faktor lingkungan biologis dan fisik, faktor psikososial juga
mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu (Soetjiningsih, 2002):
a. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya
adanya sekolah yang tidak terlalu jauh buku-buku, suasana yang
tenang serta sarana lainnya.
c. Hukuman yang Wajar
Kalau anak berbuat benar maka wajib kita memberi imbalan
dengan ciuman, kasih sayang atau belaian. Ganjaran tersebut
akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk
mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan
cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah masih
dibenarkan. Sehingga akan menimbulkan rasa percaya diri pada
anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak
kemudian hari.
d. Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya. Misalnya anak akan menarik diri, rendah diri,
terlambat bicara, nafsu makan menurun dan sebagainya.
e. Cinta dan kasih sayang
Kasih sayang yang diberikan pada anak membuat psikis anak
lebih tenang dan merasa nyaman, mampu mengikuti tahap
perkembangan dan pertumbuhan.
f. Kualitas Interaksi Anak-Orangtua
Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak memberi motivasi
khusus pada anak untuk melakukan atau mengembangkan setiap
tindakan yang ada didalam pikiran sang anak.
g. Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya akan
berbeda terhadap tumbuh kembang anak, apabila dibandingkan
dengan kepribadian orangtua yang tertutup.
b. DataObjektif
1) PemeriksaanUmum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Pernafasan : normal (40 - 60 x/menit)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 oC)
BB : apakah berat badan anak dalam keadaan
normal. Menurut rumus Behrman (1992),
perkiraan berat badan normal balita usia
24 bulan (2 tahun) adalah 12 Kg
TB : apakah tinggi badan anak dalam keadaan
normal. Menurut rumus Behrman (1992),
perkiraan tinggi badan normal balita usia
24 bulan (2 tahun) adalah 89 cm
LK : Perkiraan LK pada bayi usia 24 bulan (2
tahun adalah) ±49 cm (Nursalam, 2005)
LL Lingkar lengan anak menentukan status
gizi anak. Perkiraan LL normal pada bayi
usia 24 bulan (2 tahun) adalah 16-17 cm
(Nursalam, 2005)
LD : Lingkar dada bayi > 1 bulan normalnya
menjadi lebih besar dari LK
2) PemeriksaanFisik
a) Inspeksi
Kepala : Normalnya simetris, tidak ada
benjolan abnormal, rambut hitam,
bersih
Wajah : Normalnya simetris, tidak kuning,
tidak pucat
Mata : Normalnya simetris, sclera tidak
ikterus, konjungtiva tidak pucat
Telinga : Normalnya simetris, tidak ada
serumen.
Hidung : Normalnya simetris, tidak ada polip,
tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada secret .
Mulut : Normalnya simetris, bibir tidak
kering, tidak ada labiochizis, tidak
ada labiopalatochizis, lidah bersih.
Leher : Normalnya tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan pembesaran
kelenjar limfe
Dada : Normalnya simetris, tidak terlihat
retraksi dada
Abdomen : Normalnya berbentuk bulat, tidak
kembung
Genetalia : Normalnya bersih, tidak ada
malformasi maupun kelainan
kongenital
EkstremitasAtas : Normalnya pergerakan aktif, simertis,
tidak ada polidaktil dan sindaktil
EkstremitasBawah : Normalnya pergerakan aktif, simetris,
tidak ada polidaktil dan sindaktil
b) Palpasi
Kepala : Normalnya tidak teraba benjolan
abnormal.
Leher : Normalnya tidak teraba pembesaran
kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, dan tidak
teraba pembesaran vena jugularis.
Abdomen : Normalnya tidak teraba benjolan
abnormal
c) Auskultasi
Dada : Normalnya tdak terdengar ronchi atau
wheezing
d) Perkusi
Abdomen : Normalnya tidak kembung
3) Pemeriksaan Penunjang
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan:
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Denver Development Screening Test (DDST)
V. INTERVENSI
Dx : Balita Umur ... dengan tumbuh kembang normal
Tujuan : Perkembangan anak sesuai dengan usianya, Anak tumbuh dan
berkembang tanpa ada hambatan
Kriteria Hasil: Anak dapat melakukan semua tugas yang sesuai dengan
usianya dengan baik
Intervensi:
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan
metode DDTK.
R/ Ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya terutama
tentang keterlambatan yang harus segera ditangani.
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan
dengan menggunakan metode DDTK.
R/ DDTK merupakan metode skrining terhadap kelainan
perkembangan tumbuh kembang anak.
3. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai
usia anak
R/ Gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan
dalam perkembangannya
R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan
5. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya
R/ Acuan untuk memberikan stimulus perkembangan
6. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di Posyandu
terdekat
R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak
VI. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi yang
telah dibuat serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien.
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan
yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANANDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
PADA AN. “RN” UMUR 23 BULAN 8 HARI
DI PUSKESMAS PUJON
I. PENGKAJIAN
NamaMahasiswa : Dewi Larasati
NIM : 140070500011018
TanggalPengkajian : 4 Juni 2015
Pukul : 09.45 WIB
Tempat : Posyandu Balita Dsn. Ngroto Keb. Pujon
No. Register :
2. AlasanDatang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya
3. KeluhanUtama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak sedang sakit
5. RiwayatKesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular maupun
menurun. Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit parah sampai opname.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunya iri wayat penyakit
darah tinggi, kencing manis, kejang, sakit kuning, penyakit jantung,
penyakit ginjal, dan batuk menahun. Dalam keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat kekerdilan.
7. Riwayat Prenatal, Natal dan post natal
a) Prenatal : Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama
kehamilan ibu mengalami mual muntah kurang lebih
selama 2 bulan tapi setelah itu tidak lagi. Ibu
mendapat vitamin, tablet tambah darah dan kalk
secara teratur dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya ke Bidan. Ibu mengatakan selama
hamil tidak mengalami masalah pada pola makan dan
pemenuhan gizi. Ibu tidak terpapar radiasi selama
hamil. Ibu tidak menderita penyakit infeksi seperti
TORCH, varisella, HIV, polio maupun campak selama
hamil. Ibu melalui masa kehamilannya dengan suka
cita.
b) Natal :
Tanggal Lahir : 26 Juni 2013
BB Lahir : 3200 gr
PB Lahir : 50 cm
Cara Persalinan : spontan normal
Tempat : BPM
Penolong : bidan
IMD : ya
Bayi langsung menangis : ya
Komplikasi : ibu mengatakan tidak ada masalah
pada ibu dan anaknya saat persalinan
c) Post Natal :
Gizi balita : Ibu mengatakan bahwa makanan yang
diberikan kepada balita adalah ASI,
makanan tambahan : nasi, sayur, bubur
3 kali
Psikologis : Ibu mengatakan hubungan balita
dengan orang-orang sekiratnya baik,
cepat akrab dengan orang-orang baru
dan mau diajak berinteraksi.
Sosio ekonomi : Ibu mengatakan setelah persalinan,
keadaan ekonominya biasa saja, seperti
sebelum melahirkan dan kebutuhan
anak terpenuhi.
Lingkungan Pengasuhan : Ibu mengatakan anaknya diasuh oleh
dirinya sendiri bersama suami, ibu
tidak memerlukan tenaga / asisten
untuk mengurus anaknya.
Stimulasi : Ibu mengatakan rutin melakukan
stimulasi perkembangan kepada
anaknya dengan mengajak berbicara,
mengajak bermain dan mengenalkan
benda-benda.
8. RiwayatImunisasi
Berdasarkan KMS balita An. A Terlampir
NO. IMUNISASI I II III IV
1. BCG 04-08-13
(1bln 8 hr)
2. DPT 04-09-13 04-10-13 04-11-13
(2bln 8hr) (3bln 8hr) (4bln 8 hr)
3. Polio 04-08-13 04-09-13 04-10-13 04-11-13
(1bln 8 hr) (2bln 8hr) (3bln 8hr) (4bln 8 hr)
4. Hepatitis B 04-07-13 04-09-13 04-10-13 04-11-13
(1 mggu) (2bln 8hr) (3bln 8hr) (4bln 8 hr)
5. Campak 04-04-14
(6bln 4 hr)
6 Pentavalen
DATA OBJEKTIF
1. KeadaaanUmum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
Suhu : 35,50C
4. Pengukuran Umum
BB : 11 kg
TB : 87 cm
LK : 49 cm
LD : 49,5 cm
LILA : 16 cm
5. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala : bentuk normal, rambut hitam, bersih
b. Wajah : tidak pucat dan tidak kuning
c. Mata : simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva merah
muda
d. Hidung : bersih, tidak ada sekret
e. Mulut : bersih dan lidah bersih
f. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe
g. Dada : tidak tampak retraksi dada
h. Abdomen : tidak ada benjolan abnormal
i. Ekstremitas:
Atas : simetris, gerakan aktif , tidak ada polidaktil dan
sindaktil
Bawah : simetris, gerakan aktif, tidak ada polidaktil dan
sindaktil
Palpasi
a. Leher : tidak teraba bendungan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada
pembengkakan kelejar tiroid.
b. Ekstremitas : Atas : tidak oedem
Bawah : tidak oedem
Auskultasi
a. Dada : tidak terdengar ronchi dan wheezing.
6. PemeriksaanPenunjang
Pengukuran DDST:
Personal sosial
a. Membuka pakaian (P)
b. Menyuapi boneka (P)
c. Memakai baju (P)
d. Gosok gigi dengan bantuan (P)
e. Cuci dan mengeringkan tangan (P)
Adaptif-motorik halus
a. Mengambil 1 kubus (P)
b. Memegang dengan Ibu jari dan jari (P)
c. Membenturkan 2 kubus (P)
d. Menaruh kubus di cangkir (P)
e. Mencorat coret (P)
f. Ambil manik-manik ditunjukan (P)
g. Menara dari 4 kubus(P)
h. Meniru garis vertikal (P)
i. Menara dari kubus (P)
j. Menggoyangkan ibu jari (F)
Bahasa
a. 6 kata (P)
b. Menunjuk 2 gambar (P)
c. Kombinasi kata (P)
d. Menyebut 1 gambar (P)
e. Bagian badan (P)
f. Menunjukkan gambar (P)
g. Berbicara dengan dimengerti (P)
h. Menyebut 4 gambar (P)
i. Mengetahui 2 kegiatan (P)
j. Mengerti 2 kata sifat (F)
Motorik kasar
a. Berjalan mundur(P)
b. Lari (P)
c. Berjalan naik tangga (P)
d. Menendang bola kedepan (P)
e. Melompat (P)
f. Melempar bola lengan ke atas (P)
g. Lompat jauh (P)
h. Berdiri 1 kaki 1 detik (P)
i. Berdiri 1 kaki 2 detik (F)
V. INTERVENSI
Tanggal: 4 Juni 2015 Pukul: 10.15 WIB
Diagnosa : Balita umur 23 bulan bulan 8 hari dengan pertumbuhan
dan perkembangan normal sesuai umur
Tujuan : pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia,
pertumbuhan dan perkembangan anak tanpa ada
hambatan
Kriteriahasil : anak dapat melakukan tugas sesuai umur dengan baik
Rencana :
1. Jelaskan hasil pemeriksaananak kepada ibu.
R/ Ibu mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan anaknya
terutama tentang keterlambatan yang harus segera ditangani.
2. Beritahu ibu tentang perkembangan selanjutnya.
R/ acuan untuk memberikan stimulus selanjutnya.
3. Jelaskan kepada ibu manfaat stimulasi perkembangan pada anak.
R/ deteksi dini tumbuh kembang ini merupakan metode skrining
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur atau tidak,
jika ditemukan keterlambatan agar segera bisa diatasi.
4. Beritahu kepada ibu untuk memberikan nutrisi anak sesuai umur.
R/ gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
5. Beritahu kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan pertumbuhan
seperti timbang berat badan secara rutin tiap bulan ke posyandu.
R/ penimbangan berat badan merupakan monitor pertumbuhan anak.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal: 4 Juni 2015 Pukul: 10.20 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan anak kepada ibu bahwa pertumbuhan dan
perkembangan anak normal sesuai umur.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa pada kemampuan personal sosial, adaptif-
motorik halus, bahasa dan motorik kasar balita tidak ada yang mengalami
keterlambatan, namun balita harus tetap dilakukan stimulasi untuk
kemampuan yang selanjutnya.
3. Memberitahu ibu bahwa perkembangan selanjutnya adalah
– Personal Sosial
Menyebut nama teman
Memakai T-Shirt
– Motorik Halus
Meggoyangkan ibu jari,
Menirukan gambar lingkaran
Memilih garis yang lebih panjang
– Bahasa
Menyebut 4 gambar
Mengetahui 2 kegiatan
Mengerti 2 kata sifat
Menyebut 1 warna
Kegunaan 2 benda
Menghitung kubus
Kegunaan 3 benda
Mengetahui 4 kegiatan
Berbicara semua dimengerti
– MotorikKasar
Lompat jauh
Berdiri 1 kaki 1 detik
Berdiri dengan kaki 1
Berdiri 1 kaki 2 detik
Berdiri 1 kaki 3 detiik
VII. EVALUASI
Tanggal : 4 Juni 2015 Pukul :10.35 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang sudah
diberikan.
O : Anak ceria danaktif. Ibu senang.
A : Balita usia 23 bulan 8 hari dengan pertumbuhan dan
perkembangan normal sesuai umur
P:
1. Mengucapkan terima kasih kepada ibu atas kunjungan ibu dan
balitanya pada hari ini.
2. Mengingatkan kepada ibu agar melakukan stimulasi yang harus
diberikan kepada balitanya.
3. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan kembali ke
fasilitas kesehatan apabila terdapat keluhan.
4. Mengucapkan terima kasih kepada ibu dan balitanya atas bantuan
dan kerjasamanya.
BAB V
PEMBAHASAN
6.1. Kesimpulan
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan balita, diantaranya berbagai macam riwayat seperti riwayat
kesehatan, riwayat psikososial, stimulus dari orang tua, ketersediaan mainan yang
menunjang perkembangan balita dan lainnya. Dilihat dari sisi pertumbuhan
terdapat faktor yang mempengaruhi, seperti pola aktifitas, pola nutrisi, pola
hygiene dan lainnya.
Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa balita RN usia 23 bulan 8 hari
dengan pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai umur.
6.2 Saran
6.2.1 Petugas Kesehatan
Kepada tenaga kesehatan terutama pada bidan dan untuk lebih
mengedepankan pemberian konseling yang dapat dipahami oleh ibu atau keluarga
dan bisa lebih menjelaskan arti dari hasil pemeriksaan balita baik itu yang sesuai,
meragukan, maupun menyimpang.
6.2.2 Masyarakat
Kepada orang tua sebagai tiang pola asuh pada balita seharusnya bisa
lebih mempelajari bagaimana cara yang benar untuk mendidik, menstimulus, dan
memperhatikan pola aktifitas, istirahat, nutrisi, dan lainnya.
6.2.3 Mahasiswa dan Profesi Bidan
Serta para penilai khususnya mahasiswa profesi kebidanan diharapkan
dapat melaksanakan teori dalam praktik di lapangan sesuai dengan wewenang
bidan dalam Kepmenkes RI Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
Lampiran
No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi
tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan? &
kemandirian