Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN DETEKSI DINI TUMBUH


KEMBANG PADA BALITA UMUR 23 BULAN 8 HARI
DI PUSKESMAS PUJON

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Bidan


di Puskesmas Pujon, Kec. Pujon, Kab. Malang
Periode 11 Mei – 4 Juli 2015

Oleh:
Dewi Larasati
NIM. 140070500011018

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh pembimbing praktik dan


pembimbing akademik di Puskesmas Pujon, Kab. Malang
.

Malang, Juli 2015

Mahasiswa

Dewi Larasati
NIM 140070500011018

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Yuseva Sariati, S.ST., SE., M.Keb Ovalya Makarova, Amd.Keb., S.Psi


NIK 14033279627 NIP 19750519 2007 01 2 014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
Asuhan Kebidanan Deteksi Dini Tumbuh Kembang pada Balita Umur 23 Bulan 8
Hari di Puskesmas Pujon
Laporan pendahuluan ini merupakan salah satu tugas dalam rangkaian
pendidikan profesi pada program studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Dr. Wiwit wijayati selaku kepala puskesmas Pujon, Kab. Malang yang telah
membimbing saya selama di Puskesmas Pujon
2. dr. M. Nooryanto, Sp. OG (K), selaku ketua Program Studi S1 Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sekaligus pembimbing institusi
yang telah memberikan kesempatan, dorongan, dan bimbingan kepada saya
untuk menyelesaikan program pendidikan profesi bidan.
3. Yuseva Sariati, S.ST., SE., M.Keb,selaku pembimbing akademik Program
Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah
memberikan bimbingan serta dukungan kepada saya selama menjalani
program pendidikan profesi.
4. Ovalya Makarova, Amd.Keb., S.Psi selaku pembimbing di Puskesmas Pujon
yang telah memberikan bimbingan kepada saya untuk mengasah dan
menerapkan keterampilan saya dalam memberikan asuhan kebidanan.
5. Seluruh staf di Puskesmas Pujon yang telah memberikan bimbingan serta
dukungan kepada saya selama menjalani program pendidikan profesi bidan.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaikan laporan pendahuluan ini.
Saya sadari bahwa laporan pendahuluan ini jauh dari sempurna, tetapi saya
berharap bermanfaat bagi pembaca.
Pujon, Juli 2015
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia
seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam kandungan. Upaya kesehatan
yang dilakukan sejak anak masih didalam kandungan sampai 5 tahun pertama
kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang
optimal baik fisik, mental, emosional, maupun sosial serta memiliki intelegensi
majemuk sesuai dengan potensi genetiknya. Pertumbuhan dan perkembangan
anak secara fisik, mental, sosial, emosional dipengaruhi oleh gizi, kesehatan dan
pendidikan. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari
aspek fisik, psikologi, dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat
dilakukan oleh orang tua.
Di Indonesia alat yang digunakan untuk memantau tumbuh kembang balita
adalah Kartu Menuju Sehat (KMS). Melalui KMS dilakukan pengukuran
pertumbuhan balitadengan cara menuliskan umur dan berat badan balita berupa
titik-titik yang mengikuti garis kurva pertumbuhan. Garis kurva pertumbuhan
pada KMS mempunyai fungsi sebagai monitoring pertumbuhan dan
perkembangan balita yang harus dicapai oleh grafik berat badan sesuai standar
kelompok balita sehat. Salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan
perkembangan balita adalah gizi balita. Intervensi kesehatan dan gizi harus
diberikan secara optimal pada masa balita ini untuk menjamin kelangsungan
hidup dan tumbuh kembang anak. Salah satu indikator gizi yang paling sensitif
adalah kenaikan berat badan (Sedyaningsih, 2011). Seorang anak dikatakan
memiliki gizi baik dan pertumbuhan normal apabila pertambahan umur diikuti
dengan pertambahan berat badan sesuai standar.
Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat digunakan.
Gangguan perkembangan akan semakin baik prognosisnya jika dijumpai pada
tahap dini halini dapat terjadi jika dilakukan deteksi secara dini agar dapat segera
diintervensi pada tahap awal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005).
Oleh karena itu program - program melakukan deteksi dini untuk melakukan
pertumbuhan dan perkembangan semakin meningkat. Di Indonesia pun program
deteksi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak telah giat dilakukan.
Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk menilai
perkembangananakadalah DDST II (Denver Development Screening Test) dan
KPSP (Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan). DDST II merupakan alat untuk
menemukan secara dini masalah penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d <
6 tahun. Instrumen ini merupakan revisi dari DDST yang pertama kali
dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan yang sama. Sedangkan KPSP adalah
suatu alat skrining yang mudah dan murah sehingga diharapkan dapat dipakai
secara luas. Tujuan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal
atau ada penyimpangan (Depkes, 2006).

Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda
tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun
individu.Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan
berat (gram atau kilogram)dan satuan panjang (cm atau m). Perkembangan
(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-
sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya.Proses yang unik dan hasil akhir yang
berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.Oleh karena
itu,tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan,
dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang
optimal(Soetjiningsih, 2008).

1.2. TujuanUmum
1.2.1 Tujuan
Mampu memberikan dan melaksanakan Asuhan kebidanan deteksi dini
tumbuh kembang pada balita
1.2.2 Tujuan Umum
1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
2. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual pada Balita
dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
yang mungkin muncul pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada Balita
dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
5. Mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada
balita
6. Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
7. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada
Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
1.2.3 Tujuan Khusus
1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif
pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
2. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah aktual pada pada
Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
yang mungkin muncul pada pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada Balita
dengan deteksi dini tumbuh kembang pada balita
5. Mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada Balita dengan deteksi dini tumbuh kembang pada
balita
6. Mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan pada Balita dengan deteksi dini tumbuh
kembang pada balita
7. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang pada Balita dengan
deteksi dini tumbuh kembang pada balita

1.3 Manfaat
1.3.1 Petugas Kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada Balita dengan deteksi dini
tumbuh kembang pada balita dalam upaya deteksi dini dan komplikasi tumbuh
kembang
1.3.2 Masyarakat
Meningkatkan keikutsertaan dan peran aktif dalam upaya menjaga
kesehatan khususnya Balita, mengetahui tanda bahaya balita dengan cara tanggap
dalam memberikan nasihat dan melaporkan ke tenaga kesehatan agar komplikasi
tidak menjadi berat.
1.3.3 Mahasiswa dan Profesi Bidan
Mampu mengidentifikasi penyimpangan tumbuh kembang dan
melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat,
meningkatkan ilmu pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada balita khususnya
deteksi dini komplikasi tumbuh kembang serta mampu menerapkan teori dalam
praktik di lapangan sesuai dengan wewenang bidan dalam Kepmenkes RI Nomor
369/MENKES/SK/III/2007

1.4 Ruang Lingkup


Laporan pendahuluan ini membahas tentang latar belakang, tinjauan
teori, pathway tumbuh kembang fisiologis, kerangka konsep asuhan kebidanan,
pengkajian dan pembahasan kasus klinik yang dikaitkan dengan teori yang ada.

1.5 Sistematika Penulisan


1. Bab I Pendahuluan
Bagian ini menerangkan keternalaran mengapa topik yang dinyatakan
pada judul itu dikaji.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bagaian yang berisi tentang paparan teori maupun bukti ilmiah
mengenai topik yang diangkat. Bersumber dari jurnal terbaru maupun text
book..
3. Bab III Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan
Kerangka konsep ini berisi pola pikir dalam melakukan asuhan
kebidanan yang harus disesuaikan dengan kasus yang dbalitaat, berdasarkan
perjalanan/ proses penyakit.
4. Bab IV Asuhan Kebidanan
Bab ini berisi data-data dan keseluruhan manajemen asuhan kebidanan
melingkupi 7 langkah Varney yang didokumentasikan dengan S-O-A-P
5. Bab V Pembahasan
Dalam bagian ini diuraikan apa saja hasil pembuatan kasus yang
mencakup semua spek yang terkait dengan teori kasus, SOP Rumah Sakit,
Evidence Based practice.
6. Bab VI Kesimpulan Dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjabarkan masing-masing
sub bab, dan disesuaikan dengan tujuan pelaporan yang terdapat pada Bab 1.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tumbuh Kembang


Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
erkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut :
1) Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur
tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi
(bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel
(IDAI, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32).
2) Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan,
dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh,
organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002, dikutip oleh
Nursalam 2005:33). Meskipun pertumbuhan dan perkembangan
mempunyai arti yang berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan
berjalan secara bersamaan. Pertambahan ukuran fisik akan disertai dengan
pertambahan kemampuan anak (Nursalam, 2005).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Pola tumbuh kembang secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak
faktor (Nursalam, 2005). Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
2.2.1 Faktor Dalam (Internal)
1. Genetika
Faktor genetik akan mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan kematangan
tulang, alat seksual, serta saraf, sehingga merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang, yaitu :
 Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
 Keluarga
 Umur
 Jenis Kelamin
 Kelainan Kromosom
2. Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
4 bulan. Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitary. Selain itu, kelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturasi tulang, gigi, dan otak.
2.2.2 Faktor Eksternal (lingkungan)
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga
yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
1. Faktor Pranatal (selama kehamilan), meliputi :
 Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan.
 Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan congenital misalnya club foot.
 Toksin/zat kimia, radiasi
 Kelainan endokrin
 Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
 Kelainan imunologi
 Psikologis ibu
2. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat
menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya
kerusakan jaringan otak.
3. Faktor Pascanatal
Seperti halnya pada masa pranatal, faktor yang berpengaruhi
terhadap tumbuh kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/kelainan
kongenital, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.
2.3 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak Yang Normal
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu :
1) Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
2) Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
perlambatan, serta laju tumbuh kembnag yang berlainan diantara organ-organ.
3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
4) Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunter tercapai.
8) Perubahan proporsi tubuh yang daat diamati pada masa bayi dan dewasa.
9) Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya refleks primitif
pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder dan perubahan lainnya.
10) Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditandai dengan adanya masa-
masa tertentu, yaitu masa pranatal, bayi, dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat dan masa prasekolah dan masa sekolah, dimana
pertumbuhan berlangsung lambat
(Soetjiningsih, 2002, dikutip oleh Nursalam 2005:32-33).

2.4 Tahap-Tahap Tumbuh Kembang Anak


 Prenatal
 Bayi: 0-11 bulan
 Neonatal (lahir-28 hari)
 Neonatal dini: 0-7 hari
 Neonatal lanjut: 8-28 hari
 Pasca neonatal (29 hari-11 bulan)
 Balita: 12-59 bulan
 Prasekolah: 60-72 bulan
Sigmund Freud, 1930 (Perkembangan Psikoseksual)
 Oral : 0 – 1 th
 Anal : 1 – 3 th
 Phallic : 3 – 6 th
 Latency : 6 – 12 th
 Genital: > 12 th
Erick H. Erikson, 1963 (Perkembangan Psikososial) :
o Percaya vs tidak percaya : 0 – 1 th
o Otonomi vs rasa malu dan ragu : 1 – 3 th
o Inisiatif vs rasa bersalah : 3 – 6 th
o Industri vs inferioritas : 6 – 12 th
o Identitas vs difusi peran : 12 – 18 th
o Intimasi vs isolasi : 18 – 40 th
o Kebangkitan vs kemacetan : 40 – 64 th
o Integritas vs putus asa : >65 th
Jean Piageat, 1969 (Perkembangan Kognitif)
 Tahap I : Sensor motorik (lahir – 2 th)
 Tahap II : pre operasional (2 – 7 th)
 Tahap III : operasional konkret (7 – 11 th)
 Tahap IV : formal operasional (11 th– dewasa)
Proses Merangkak
 Menggerakan kepala
 Mengangkat kepala
 Menahan kepala
 Menopang badan dengan kedua lengan saat tengkurap
 Tengkurap
 Tengkurap dengan keseimbnagan
 Bergerak melata
 Merangkak tanpa koordinasi
 Bangkit untuk duduk dari posisi tengkurap
 Merangkak dengan stabil
Proses Duduk
 Kepala menghadap ke samping kanan kiri seimbang
 Kedua kaki menendang
 Terlentang dapat menahan kepala
 Posisi duduk dapat mempertahankan kepala tegak
 Bila anak diangkat kepala tidak terkulai kebelakang
 Dengan posisi terlentang, apabila ditarik dapat mengangkat kepala
 Kepala tegak bila diposisikan duduk
 Aktif membalik badan
 Duduk sendiri
 Dapat bangun dari posisi terlentang untuk duduk
Proses Memegang
 Telapak mengepal
 Kepalan terbuka
 Mencoba menggerakkan tangan
 Meraih mainan
 Memegang mainan dan menjatuhkan
 Membernturkan kubus
 Memegang benda kecil dengan telunjuk
Proses Bicara
 Menangis
 Menghisap kuat
 Mengeluarkan bunyi a,cha,e,che
 Bersuara spontan
 Mengeluarkan suara rangkaian suku kata dadada, gagaga
 Mengoceh
 Mengulang suku kata depan
 Berdialog
 Melafal suku kata
 Mengutarakan permintaan
Proses Sosialisasi
 Nyaman saat digendong
 Menatap wajah seseorang sejenak
 Memablas senyuman
 Mengenal orang terdekat
 Menampakkan reaksi gembira ‘ciluk ba’
 Menunjukkan rasa canggung/takut ke orang asing
 Menyerahkan benda bila diminta dg gerakan/perkataan

Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai


tahapan tumbuh kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu. Tahapan
tumbuh kembang yang paling memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak
(Nursalam, 2005).
Menurut Nursalam (2005), ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada
masa anak-anak. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Masa Pranatal
Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua
periode yaitu :
a) Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu
organisme yang berdeferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai
sistem organ tubuh.
b) Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa
kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa
fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terjadi
percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat
tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester
akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat
disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.

2) Masa Neonatal
Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi
darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan
normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500- 4000 gram, panjang badan
berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama
biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir,
kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat fisiologis
akan muncul. Diantaranya adalah refleks moro, yaitu refleks merangkul, yang
akan hilang pada usia 3-5 bulan, refleks menghisap (sucking refleks); refleks
menoleh (rooting refleks); refleks mempertahankan posisi leher/kepala
(tonick neck refleks); refleks memegang (palmar graps refleks) yang akan
menghilang pada usia 6-8 tahun. Refleks-refleks tersebut terjadi secara
simetris dan akan menghilang seiring dengan bertambahnya usia. Fungsi
pendengaran dan penglihatan juga mulai berkembang.
3) Masa bayi 1-12 bulan
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara cepat. Pada umur 5
bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir, sementara pada
umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan untuk
panjang badan, pada umur 1 tahun sudah menjadi satu setengah kali panjang
badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala juga pesat. Pada 6 bulan
pertama, pertumbuhan lingkar kepala sudah mencapai 50%. Oleh karena itu,
diperlukan pemberian gizi yang baik, yaitu dengan memperhatikan prinsip
menu gizi seimbang. Pada tiga bulan pertama, anak berusaha mengelola
koordinasi bola mata untuk mengikuti suatu obyek, membedakan seseorang
dengan benda, senyum naluri dan bersuara.
Terpenuhinya rasa aman dan kasih sayang yang cukup mendukung
perkembangan yang optimal pada masa ini. Pada posisi telungkup, anak
berusaha mengangkat kepala. Jika tidur telentang, anak lebih menyukai sikap
memiringkan kepala ke samping. Pada tiga bulan kedua, anak mampu
mengangkat kepala dan menoleh ke kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia
lima bulan anak mampu membalikkan badan dari posisi telentang ke
telungkup dan sebaliknya, berusaha meraih benda-benda di sekitarnya untuk
dimasukkan ke mulut. Anak mampu tertawa lepas pada suasana yang
menyenangkan, misalnya diajak bercanda, sebaliknya akan menangis pada
suasana yang tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar padaposisi
telungkup untuk menjangkau benda-benda di sekitarnya. Sekitar usia
sembilan bulan, anak bergerak merayap atau merangkak dan mampu duduk
sendiri tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri, anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan. Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih
sempurna sehingga anak dapat mengambil benda dengan menjepitnya.
Kehadiran orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian
juga perpisahan dengan ibunya. Anak suka sekali bermain “ci-luk-ba”.
Pada usia 9 bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan,
bermain bola, memukul-mukul mainan dan memberikan benda yang dipegang
bila diminta. Berdasarkan teory psikososial (Erikson), anak berada pada tahap
percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini orang tua
yang memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup, akan
menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sedangkan menurut teori psikoseksual
(Sigmund Freud), anak berada pada fase oral, sehingga segala sesuatu yang
dipegangnya cenderung dimasukkan ke dalam mulut. Oleh karena itu, orang
tua harus memperhatikan keamanan dan kebersihan makanan maupun
permainan anaknya. Masa ini merupakan perkembangan interaksi yang
menjadi dasar persiapaan untuk menjadi anak yang lebih mandiri.
Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif
dapat menyebabkan terjadinya kelainan emosional dan sosialisasi pada masa
mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu
(orang tua) dan anak.
4) Masa Balita (1-3 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat
dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan
lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan dan anak mulai
belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak dan kaku, kemudian berjalan
dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan, anak mulai belajar berlari dan
menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak perlu
diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Pada
masa ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat
sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap sebagai miliknya. Apabila
anak menginginkan mainan kepunyaan temannya, sering ia akan merebutnya
karena dianggap miliknya.
Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan
malu/ragu-ragu. Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak,
yaitu dengan belajar untuk makan atau berpakaian sendiri. Apabila orang tua
tidak mendukung upaya anak untuk belajar mandiri, maka hal ini dapat
menimbulkan rasa malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya orang tua
yang selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah dilakukan
oleh anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang
air besar atau buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Anak juga
dapat menunjuk beberapa bagian tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang
kata-kata baru. Pada masa ini, anak perlu dibimbing dengan akrab, penuh
kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak mengalami kebingungan.
Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang
perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-otot dan
rangsangan lingkungan.
5) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)
Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan
fisik relatif pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian
pula halnya dengan berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak
mulai berkembang superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada
tindakannya yang keliru.
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase
inisiatif dan rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu
(courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai
segala sesuatu di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut
teori Sigmund Freud, anak berada pada fase phalik, dimana anak mulai
mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga
mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga mempunyai
kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Anak juga
mulai mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis mengenal angka serta
bentuk/warna benda (Soetjiningsih, 2002).

2.5 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


1) Deteksi Pertumbuhan dan standar normalnya Menurut Nursalam (2005)
Parameter untuk pertumbuhan yang sering digunakan dalam pedoman deteksi
tumbuh kembang anak balita adalah :
a) Ukuran antropometri
1. Berat badan
Pedoman perkiraan berat badan menurut Behrman (1992), yaitu :
 Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
 Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus :
[Umur (bulan) + 9 ] / 2 = [n + 9] / 2
 Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus :
[Umur (tahun) × 2] + 8 = 2n + 8
*Nb : Keterangan : n adalah usia anak.
2. Tinggi badan
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:
 Perkiraan panjang lahir : 50 cm
 Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 × panjang badan lahir
 Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun
= (umur × 6) + 77
= 6n + 77
*Nb : Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia
lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila usia anak 6 bulan
atau kurang dihilangkan.
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap
relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa, dan letak
geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35
cm. Kemudian akan bertambah sebesar ± 0,5 cm / bulan pada bulan
pertama atau menjadi ± 44 cm. pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan
kepala paling cepat dibandingkan pada tahap berikutnya, kemudian
tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm per
tahun, setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya
bertambah ± 10 cm.
Pengukuran lingkar kepala lebih sulit untuk dilakukan bila
dibandingkan dengan ukuran antropometri lainnya dan jarang
dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan akan
pertumbuhan yang tidak normal. Namun alat yang dibutuhkan cukup
sederhana, yaitu dengan pita pengukuran (meteran).
4. Lingkar lengan atas (Lila)
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan
jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan
tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak
prasekolah. Keuntungan dari pengukuran lingkar lengan atas adalah
murah, mudah, alatnya bisa dibuat sendiri, dan siapa saja yang
melakukannya. Namun, kadangkadang hasil pengukuran kurang
akurat karena sukar untuk mengukur lila tanpa menekan jaringan.
Pada praktiknya, pengukuran lila jarang digunakan kecuali ada
gangguan pertumbuhan atau gangguan gizi yang berat, sehingga
pengukuran lila hanya efektif pada usia di bawah 3 tahun (usia
prasekolah).
5. Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular
merupakan refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit yang
mencerminkan kecukupan energi. Apabila anak mengalami defisiensi
kalori, maka lipatan kulit menipis, lipatan tersebut akan menebal bila
anak kelebihan energi.

b) Keseluruhan Fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari
pemeriksaan fisik adalah :
1. Keseluruhan fisik
Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak,
ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
2. Jaringan otot
Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha
untuk mengetahui lemak subcutan.
3. Jaringan lemak
Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan
subskapular.
4. Rambut
Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah
akar rambut mudah dicabut atau tidak.
5. Gigi geligi
Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi
permanen.

c) Pemeriksaan laboratorium dan radiologis


Pemeriksaan laboratorium dan radiologis baru dilakukan di klinik
apabila terdapat gejala atau tanda akan adanya suatu gangguan / penyakit,
misalnya anemia atau pertumbuhan fisik yang tidak normal. Pemeriksaan
laboratorium yang sering adalah pemeriksaan darah untuk kadar Hb,
serum protein (albumin dan globulin), dan hormon pertumbuhan.
Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai umur biologis,
yaitu umur tulang (boneage). Biasanya, hal tersebut dilakukan bila ada
kecurigaan akan adanya gangguan pertumbuhan. Bagian tulang yang
biasanya di rontgen adalah tulang radius sebelah kiri.

2) Deteksi Perkembangan
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995), terdapat
empat aspek perkembangan anak balita, yaitu :
a) Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
b) Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot
kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan
banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol,
menempel dan menggunting.
c) Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh
karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga
memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
d) Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan
bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau
keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin
bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu
dengan berbicara.
Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan modifikasi dari
tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal
dengan Denver Development Screening Test (DDST), yaitu salah satu test atau
metode skrining yang sering digunakan untuk menilai perkembangan anak
mulai usia 1 bulan sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai meliputi
perkembangan personal sosial, motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada
anak (Nursalam dkk, 2005).
Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita)
perkembangan balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu
perkembangan :
a) Tingkah laku sosial
b) Menolong diri sendiri
c) Intelektual
d) Gerakan motorik halus
e) Komunikasi pasif
f) Komunikasi aktif
g) Gerakan motorik kasar
Banyak “milestone” perkembangan anak yang penting dalam
mengetahui taraf perkembangan seorang anak (yang dimaksud dengan
“milestone” perkembangan adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai
anak pada umur tertentu), misalnya :
a) 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2
minggu kemudian
b) 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke
arah suara memegang benda yang ditaruh di tangannya
c) 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d) 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan, makan
biskuit sendiri
e) 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara da… da…
f) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan mengetahui berbagai “milestone”, maka dapat diketahui
apakah seorang anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-
batas normal. Kalau ada kecurigaan dapat dilakukan tes skrining (deteksi
dini) dan intervensi dini agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal,
antara lain dengan DDST (Denver Development Screening Test) yaitu
meliputi :
a) Motorik kasar
 Berdiri pada satu kaki selama 1 detik
 Lompat di tempat
 Naik sepeda roda 3 (tiga)
 Lompatan lebar
 Berdiri pada satu kaki selama 5 detik
b) Motorik halus
 Mencoret sendiri
 Menata dari 4 kubus
 Menata dari 8 kubus
 Meniru garis vertikal dalam batas 300
 Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri
 Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh
 Mengikuti membuat +
 Mengikuti membuat O
 Meniru jembatan
 Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).
c) Personal sosial
 Memakai baju
 Mencuci dan menyeka tangan dengan lap
 Mudah dipisahkan dari ibu
 Bermain dengan anak lain
 Mengancing baju
 Memakai baju dengan pengawasan
 Memakai baju tanpa bantuan
Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun
oleh Departemen Kesehatan RI, tes perkembangan yang dapat dilakukan
adalah Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku
Anak Prasekolah (KPAP), Tes Daya Lihat dan tes kesehatan mata (TDL),
serta Tes Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).

2.6 Masalah-Masalah Tumbuh Kembang Anak

1) Gangguan bicara dan bahasa.


Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan
anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau
kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, motor,
psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan
dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini
dapat menetap.
2) Celebral Palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubh yang tidak
progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai
pertumbuhannya.
3) Sindrom Down
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat
adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat
dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital,
hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk
menolong diri sendiri.
4) Perawakan Pendek
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi
mengenai tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat
karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik
atau karena kelainan endokrin.
5) Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang
mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang
ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan
perilaku.
6) Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
(IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
7) Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan
perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

2.7 Kartu Menuju Sehat


Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah kartu yang
memuat data pertumbuhan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai
berusia 5 tahun (Depkes Jawa Timur, 2008).
KMS yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang
balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (dapat diartikan
sebagai rapor kesehatan dan gizi) (Nursalam, 2008).
Tujuan penggunaan KMS:
1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua untuk memantau tingkat
pertumbuhan dan tingkat perkembangan yang optimal.
2. Sebagai alat bantu untuk memantau dan menentukan tindakan yang
diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
3. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan
pertumbuhan yang memadai (promotive) (Nursalam, 2008).
Manfaat / fungsi KMS:
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vit A, ASI eksklusif,
dan makanan pendamping ASI.
2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita.
3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisis tumbuh kembang balita (Nursalam, 2008).
Penyuluhan balita yang mengacu pada KMS:
1. Jadwal pemberian imunisasi dan manfaatnya.
2. Cara membina pertumbuhan anak yang baik.
3. Pemberian ASI eksklusif ( 0-6 bulan ).
4. Pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan sampai 2
tahun.
5. Merawat kesehatan gigi dan mulut.
6. Gizi dan pemberian vitamin A untuk balita.
7. Perkembangan anak dan latihan yang perlu diberikan sesuai dengan usia
anak.
8. Pertolongan pertama pada anak diare (Depkes Jawa Timur, 2008).

Isi dari KMS antara lain:


1. Tentang pertumbuhan
2. Perkembangan anak/balita
3. Imunisasi
4. Penanggulangan diare
5. Pemberian kapsul vitamin A dan kondisi kesehatan anak
6. Pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
7. Pemberian makanan anak/Balita dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
8. Berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita
tentang kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil
penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan
sebuah garis.Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik
pertumbuhan anak.Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan dalam
KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda
(Depkes RI, 2000).
a) Balita naik berat badannya bila:
 Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
 Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.
b) Balita tidak naik berat badannya bila:
 Garis pertumbuhannya turun, atau
 Garis pertumbuhannya mendatar, atau
 Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna
dibawahnya
c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita
mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga
harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit.
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas/Rumah Sakit.
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.
f) Balita sehat, jika: Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.

2.8 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)


• Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun).
– Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
• Buka kuesioner sesuai umurnya: 3, 6, 9, 12 bln, dst.
– kuesioner yang lebih muda dari umurnya (kalau datang umur 4
atau 5 bulan gunakan kuesioner umur 3 bulan dulu).
• Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua.Mampu menjelaskan kepada orangtua
supaya orang tua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan.
• Tanyakan isi KPSP sesuai urutan yang suadah disesuaikan dengan usia
balita atau melaksanakan perintah sesuai KPSP.
• Interpretasi (penafsiran) KPSP :
 “Ya”, bila orang tua menjawab : anak bisa melakukan atau pernah atau
sering atau kadang-kadang.
 “Tidak”, bila anak belum pernah / tidak pernah / ibu tidak tahu.
 Bila “Ya” berjumlah 9-10, berarti perkembangan anak sesuai tahap
perkembangannya (S).
 Bila “Ya” berjumlah 7-8, berarti meragukan(M).
 Bila “Ya” samaatau kurang dari 6, kemungkinan ada penyimpangan
(P) ðrinci jawaban “tidak” pada aspek perkembangan mana.
Bila jawaban KPSP : Ya 9 – 10
Artinya : perkembangan anak sesuai dengan umurnya (S)
• beri pujian pada ibu
• teruskan pola asuh
• teruskan stimulasi sesuai tahap perkembangan berikutnya
• Ikutkan anak di Posyandu, BKB, PADU
Bila jawaban KPSP : Ya 7 – 8
Artinya : perkembangan anak meragukan (M)
 Beri dukungan ibu
 Ajarkan ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur
 Cari kemungkinan penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangan
 Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan KPSP sesuai umur anak
Jika hasil KPSP ulangan “Ya” tetap 7 - 8, maka kemungkinan ada
penyimpangan (P)à rujuk ke RS terdekat.
Bila jawaban KPSP Ya : 6 atau kurang
Kemungkinan ada penyimpangan perkembangan (P)
 Segera rujuk ke Rumah Sakit
 Tulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (misal gerak
kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)

2.9 Denver Development Screening Test (DDST)


DDST merupakan salah satu metode skrining terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan dari perkembangan anak.
Menentukan Umur Anak:
Umur anak ditetapkan terlebih dahulu
Patokan : 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun
Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas
Jika usia anak < 2th usia dihit ssi usia kronologis batas usia (37 mgg)
Ex : tgl periksa 04- 04-2012, tgl lahir 20-10-2010
05-04-2012
20-10-2010
15-05-1 usia balita : 1 tahun, 6 bulan
Interpretasi skor DDST II:
Lanjut—Butir secara keseluruhan dilewati pada sebelah kanan dari garis usia
(dilewati oleh kurang dari 25% anak pada usia yang lebih tua daripada usia
anak).
OK—Butir yang dilewati, gagal, atau menolak bersilangan dengan garis usia
pada atau diantara persentil ke-75.
Peringatan—Butir yang gagal atau ditolak bersilangan dengan garis usia pada
atau diantara persentil ke-75 dan ke 90.
Terlambat—Butir secara keseluruhan gagal, dilewati pada sebelah kiri garis
usia juga dapat dianggap, terlambat, karena alasan menolak mungkin akibat
ketidakmampuan melakukan tugas.
Interpretasi Uji:
Normal—tidak ada keterlambatan dan maksimal hanya ada satu peringatan.
Dicurigai—Satu atau lebih keterlambatan dan/atau dua atau lebih peringatan.
Tidak dapat diuji—Menolak satu atau lebih butir seluruhnya pada sebelah kiri
garis usia atau lebih dari satu butir yang bersilangan dengan garis usia pada
area 75% sampai 90%.
Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor diantaranya
penilaian terhadap personal social motorik halus, bahasa, dan motorik kasar
dengan persyaratan tes sebagai berikut :
a. Personal social (Kepribadian/tingkah laku)
Berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (seperti makan,
membereskan mainan), bersosialisasi dan beinteraksi dengan lingkungan,
dan sebagainya.
b. Fine motor adaptive (Motorik halus)
Berhubungandengan kemampuan anak melakukan gerakan yang
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Language (Bahasa)
Berhubungan dengan kemampuan memberikan respon terhadap suara,
bicara, berkomunikasi mengikuti perintah, dan sebagainya.
d. Gross motor (Motorik kasar)
Berhubungandengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri.
Alat-alat yang dibutuhkan yaitu:
1. Lembar formulir DDST II
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur <6 th, berisi 25
gugus tugas.
2. Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manic-manik, kubus
berwarna merah, kuning, hijau dan biri, permainan bola kecil, serta bola
tenis kertas dan pensil.
Adapun cara pengukuran DDST adalah sebagai berikut:
1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST-II dengan usia yang telah ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis
yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal
social.
4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal,
sesuai dengan form DDST-II.
Prosedur DDST
a. Lulus (pass)
1. Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh memberi laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa
anak dapat melakukan dengan baik.
b. Gagal (failed)
1. Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan
tugas dengan baik.
c. Tidak ada kesempatan (no opportunity)
Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.
d. Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor
sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa
yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman ,hasil tes diklasifikasi sbb :
 Abnormal
 Meragukan
 Tdk dpt dites
 Normal
Hasil Penilaian DDST
Abnormal
 Bila didapatkan pada 2 sektor atau lebih terdapat 2 atau lebih
keterlambatan.
 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.
Meragukan (Questionable)
 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
 Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang perpotongan dengan garis
vertikal usia.
Tidak dapat dites (Untestable)
 Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
Normal
 Semua yang tidak tercatum dalam kriteria tersebut diatas.
BAB III
KERANGKA KONSEPASUHAN KEBIDANAN
TUMBUH KEMBANG BALITA
Pengkajian
Pemeriksa : Untuk mengetahui siapa yang melakukan pemeriksaan atau
memberikan asuhan
Tanggal : Untuk mengetahui tanggal pemeriksaan saat ini dan untuk
menentukan jadwal pemeriksaan berikutnya.
Pukul : Untuk mengetahui waktu pemeriksaan
Tempat : Untuk mengetahui tempat pemeriksaan
No.Register : Untuk mengetahui no. Register pasien sehingga bila suatu
saat dibutuhkan akan memudahkan pencarian

I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


DATA SUBJEKTIF
1) Biodata
a) Anak
Nama Anak : Untuk mengenal, memanggil, dan menghindari
terjadinya kekeliruan.
Usia : Untuk mengetahui penilaian tumbuh kembang
anak yang akan dilakukan pada umur tersebut.
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada
masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan
masa remaja (Andriana,2011),
Jenis Kelamin : Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada anak laki-laki.
Akan tetapi setalah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat bila
dibandingkan dengan anak perempuan
(Andriana,2011),
Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang tua
(Andriana,2011). Jumlah anak yang banyak dalam
suatu keluarga yang keadaan sosial ekonominya
cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian
dan kasih sayang yang diterima anak. Sedangkan
pada keluarga dengan jumlah anak yang banyak dan
keadaan sosial ekonomi kurang, akan menyebabkan
kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak,
serta berkurangnya kebutuhan lain yang diperlukan
untuk tumbuh kembang anak (Soetjinigsih, 2002)

b) Orang Tua
Nama : Untuk mengenal/memanggil orang tua klien, dan
suaminya ditanyakan untuk mengenal dan
memanggil penderita supaya tidak keliru dengan
penderita yang lain. (Manuaba, 2010). Serta
sebagai penanggung jawab terhadap anak.
Umur : Untuk mengetahui umur dari ibu serta suami.
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan suami
berasal dan menentukan cara pendekatan serta
pemberian asuhan kepada anak. Pertumbuhan
somatik dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.
Bangsa kulit putih/ras Eropa mempunyai
pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada
Bangsa Asia (Soetjiningsih, 2002)
Agama : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan klien. Dengan
diketahui agama pasien akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan. (Uliyah dkk, 2008).
Pendidikan : Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor
penting dalam tumbuh kembang anak. Karena
semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua,
semakin baik pula orangtua dapat menerima
segala informasi dari luar, terutama tentang
tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2002)
Pekerjaan : Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang tumbuh kembang anak, karena orangtua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak, baik
kebutuhan primer maupun sekunder (Soetjiningsih,
2002)
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan
diperlukan bila mengadakan kunjungan rumah
(home care/home visit) ke ibu dan anak
(Manuaba, 2010).
2) AlasanDatang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke fasilitas kesehatan
3) KeluhanUtama
Keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat
yang disampaikan oleh orang t ua ataupun anak (Mantondang,
2009)
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah anak sekarang menderita suatu penyakit.
5) RiwayatKesehatan Yang Lalu
Perawatan kesehatan yang teratur tidak pada saat anak sakit saja,
namun pemeriksaan kesehatan secara rutin tiap bulan akan
menunjang tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, pemanfaatan
fasilitas kesehatan dianjurkan secara komprehensif, yang mencakup
aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Soetjiningsih,
2002)
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui riwayat kesehatan yang lalu, sekarang dan
keluarga yang hubunganya dapat berdampak pada pertumbuhan
dan perkembangan anak. Faktor keturunan atau genetik adalah
bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak, misalnya yaitu kekerdilan (Andriana, 2011). Melalui instruksi
genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas tumbuh kembang yang ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang (Soetjiningsih, 2002)
7) Riwayat Prenatal dan Natal
a) Prenatal
Soetjiningsih (2002), menyebutkan bahwa faktor lingkungan
pra-natal yang dapat berpengaruh pada janin, yaitu:
1. Gizi Ibu Waktu Hamil
Apabila kenaikan BB ibu selama hamil kurang dari 10-12,5
Kg , dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas
baik bagi ibu maupun janin. Karena gizi yang kurang pada
waktu ibu hamil sering menyebabkan terjadinya BBLR
(Berat Bayi Lahir Rendah), abortus, partus prematurus,
anemia kehamilan dan partus lama.
2. Radiasi
Janin yang terpapar radiasi sebelum usia kehamilan 18
minggu, dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan
otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya. Sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir juga
dapat terhambat karena adanya paparan radiasi.
3. Infeksi
Ibu yang menderita penyakit TORCH (Toxoplasma Rubella
Citomegalovirus dan Herpes Simplex). Sedangkan infeksi
lain yang dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah
varisela, lues, HIV, polio, campak.
4. Stres
Stress yang dialami ibu saat hamil dapat menyebabkan
adanya gangguan tumbuh kembang janin.
b) Natal
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan otak, karena kurangnya
asupan oksigen dalam otak. Sehingga tumbuh kembang anak
dapat terhambat (Andriana, 2011)
c) Post natal
Pasca persalinan juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak menurut Andriana (2011), yaitu:
1. Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat, agar anak menjadi lebih sehat dan dapat berkembang
sesuai dengan usianya.
2. Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang
tidak diinginkan oleh orangtuanya atau anak yang selalu
merasa tertekan akan mengalami hambatan dalam
pertumbuhan dan pekembangannya.
3. Sosio Ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan
serta kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal
tersebut dapat menghambat pertumbuhan anak.
4. Lingkungan Pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi antar ibu dan anak
sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Karena
orangtua adalah orang terdekat anak, sehingga sangat
diperlukan adannya hubungan yang baik antara orangtua
dengan anak.
5. Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,
khususnya dalam keluarga misalnya yaitu penyediaan
mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak.
8) Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapat oleh bayi.
Apakah imunisasi dasar bayi lengkap atau tidak, dan apakah
pemberian imunisasi anak sesuai dengan umurnya atau tidak
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
Pola makan anak.berapa kali anak makan (3 kali / hari) makanan
yang dikonsumsi anak nasi, sayur, lauk pauk dan apakah ada
kebiasaan minum susu.
b) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali anak BAB ( 1 kali/ hari) dan
BAK ( 7-8 kali/hari)
c) Istirahat
Untuk mengetahui pola istirahat atau tidur berapa jam/ hari.
Tidur siang (2-3 jam/ hari) dan tidur malam ( 8-9 jam/ hari)
d) Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas (motorik kasar dan halus) anak
apakah sesuai dengan usia anak atau tidak. Seperti dapatkah
anak menendang bola.
e) Personal hygiene
Kebersihan, baik kebersihan perorangan ataupun lingkungan
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat
dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit,
misalnya diare, kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria,
demam berdarah, dan sebagainya (Soetjiningsih, 2002)
10) Riwayat Psikososial dan Budaya
Selain faktor lingkungan biologis dan fisik, faktor psikososial juga
mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu (Soetjiningsih, 2002):
a. Stimulasi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi Belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya
adanya sekolah yang tidak terlalu jauh buku-buku, suasana yang
tenang serta sarana lainnya.
c. Hukuman yang Wajar
Kalau anak berbuat benar maka wajib kita memberi imbalan
dengan ciuman, kasih sayang atau belaian. Ganjaran tersebut
akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk
mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan
cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah masih
dibenarkan. Sehingga akan menimbulkan rasa percaya diri pada
anak yang penting untuk perkembangan kepribadian anak kelak
kemudian hari.
d. Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya. Misalnya anak akan menarik diri, rendah diri,
terlambat bicara, nafsu makan menurun dan sebagainya.
e. Cinta dan kasih sayang
Kasih sayang yang diberikan pada anak membuat psikis anak
lebih tenang dan merasa nyaman, mampu mengikuti tahap
perkembangan dan pertumbuhan.
f. Kualitas Interaksi Anak-Orangtua
Keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak memberi motivasi
khusus pada anak untuk melakukan atau mengembangkan setiap
tindakan yang ada didalam pikiran sang anak.
g. Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentu pengaruhnya akan
berbeda terhadap tumbuh kembang anak, apabila dibandingkan
dengan kepribadian orangtua yang tertutup.
b. DataObjektif
1) PemeriksaanUmum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Pernafasan : normal (40 - 60 x/menit)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 oC)
BB : apakah berat badan anak dalam keadaan
normal. Menurut rumus Behrman (1992),
perkiraan berat badan normal balita usia
24 bulan (2 tahun) adalah 12 Kg
TB : apakah tinggi badan anak dalam keadaan
normal. Menurut rumus Behrman (1992),
perkiraan tinggi badan normal balita usia
24 bulan (2 tahun) adalah 89 cm
LK : Perkiraan LK pada bayi usia 24 bulan (2
tahun adalah) ±49 cm (Nursalam, 2005)
LL Lingkar lengan anak menentukan status
gizi anak. Perkiraan LL normal pada bayi
usia 24 bulan (2 tahun) adalah 16-17 cm
(Nursalam, 2005)
LD : Lingkar dada bayi > 1 bulan normalnya
menjadi lebih besar dari LK
2) PemeriksaanFisik
a) Inspeksi
Kepala : Normalnya simetris, tidak ada
benjolan abnormal, rambut hitam,
bersih
Wajah : Normalnya simetris, tidak kuning,
tidak pucat
Mata : Normalnya simetris, sclera tidak
ikterus, konjungtiva tidak pucat
Telinga : Normalnya simetris, tidak ada
serumen.
Hidung : Normalnya simetris, tidak ada polip,
tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada secret .
Mulut : Normalnya simetris, bibir tidak
kering, tidak ada labiochizis, tidak
ada labiopalatochizis, lidah bersih.
Leher : Normalnya tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan pembesaran
kelenjar limfe
Dada : Normalnya simetris, tidak terlihat
retraksi dada
Abdomen : Normalnya berbentuk bulat, tidak
kembung
Genetalia : Normalnya bersih, tidak ada
malformasi maupun kelainan
kongenital
EkstremitasAtas : Normalnya pergerakan aktif, simertis,
tidak ada polidaktil dan sindaktil
EkstremitasBawah : Normalnya pergerakan aktif, simetris,
tidak ada polidaktil dan sindaktil
b) Palpasi
Kepala : Normalnya tidak teraba benjolan
abnormal.
Leher : Normalnya tidak teraba pembesaran
kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, dan tidak
teraba pembesaran vena jugularis.
Abdomen : Normalnya tidak teraba benjolan
abnormal
c) Auskultasi
Dada : Normalnya tdak terdengar ronchi atau
wheezing
d) Perkusi
Abdomen : Normalnya tidak kembung
3) Pemeriksaan Penunjang
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan:
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Denver Development Screening Test (DDST)

II. IDENTIFIKASIDIAGNOSA / MASALAH


Dx: Balita Umur … dengan tumbuh kembang normal.
Ds: Data yang diperoleh melalui anamnesa
Do: Data hasil pemeriksaan petugas kesehatan yang menunjang diagnosa.

III. ANTISIPASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Untuk mengetahui masalah potensial yang mungkin terjadi dalam tumbuh
kembang anak.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada
masalah potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya)

V. INTERVENSI
Dx : Balita Umur ... dengan tumbuh kembang normal
Tujuan : Perkembangan anak sesuai dengan usianya, Anak tumbuh dan
berkembang tanpa ada hambatan
Kriteria Hasil: Anak dapat melakukan semua tugas yang sesuai dengan
usianya dengan baik
Intervensi:
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan
metode DDTK.
R/ Ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya terutama
tentang keterlambatan yang harus segera ditangani.
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan
dengan menggunakan metode DDTK.
R/ DDTK merupakan metode skrining terhadap kelainan
perkembangan tumbuh kembang anak.
3. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai
usia anak
R/ Gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan
dalam perkembangannya
R/ Untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan
5. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya
R/ Acuan untuk memberikan stimulus perkembangan
6. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di Posyandu
terdekat
R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak

VI. IMPLEMENTASI
Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi yang
telah dibuat serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien.

VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan
yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANANDETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG
PADA AN. “RN” UMUR 23 BULAN 8 HARI
DI PUSKESMAS PUJON

I. PENGKAJIAN
NamaMahasiswa : Dewi Larasati
NIM : 140070500011018
TanggalPengkajian : 4 Juni 2015
Pukul : 09.45 WIB
Tempat : Posyandu Balita Dsn. Ngroto Keb. Pujon
No. Register :

I. IDENTITAS DATA DASAR


DATA SUBYEKTIF
1. IdentitasAnak
Nama anak : RN
Tanggal lahir/ Usia : 26-6-2013 / 23 bulan 8 hari
Jeniskelamin : perempuan
Anak ke : 2

Biodata Orang Tua


Nama Ibu : Ny. AS Nama Ayah : Tn. RZ
Umur : 27 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Indonesia Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngroto 29/13 Alamat : Ngroto 29/13

2. AlasanDatang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya
3. KeluhanUtama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak sedang sakit
5. RiwayatKesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular maupun
menurun. Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit parah sampai opname.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunya iri wayat penyakit
darah tinggi, kencing manis, kejang, sakit kuning, penyakit jantung,
penyakit ginjal, dan batuk menahun. Dalam keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat kekerdilan.
7. Riwayat Prenatal, Natal dan post natal
a) Prenatal : Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama
kehamilan ibu mengalami mual muntah kurang lebih
selama 2 bulan tapi setelah itu tidak lagi. Ibu
mendapat vitamin, tablet tambah darah dan kalk
secara teratur dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya ke Bidan. Ibu mengatakan selama
hamil tidak mengalami masalah pada pola makan dan
pemenuhan gizi. Ibu tidak terpapar radiasi selama
hamil. Ibu tidak menderita penyakit infeksi seperti
TORCH, varisella, HIV, polio maupun campak selama
hamil. Ibu melalui masa kehamilannya dengan suka
cita.
b) Natal :
Tanggal Lahir : 26 Juni 2013
BB Lahir : 3200 gr
PB Lahir : 50 cm
Cara Persalinan : spontan normal
Tempat : BPM
Penolong : bidan
IMD : ya
Bayi langsung menangis : ya
Komplikasi : ibu mengatakan tidak ada masalah
pada ibu dan anaknya saat persalinan
c) Post Natal :
Gizi balita : Ibu mengatakan bahwa makanan yang
diberikan kepada balita adalah ASI,
makanan tambahan : nasi, sayur, bubur
3 kali
Psikologis : Ibu mengatakan hubungan balita
dengan orang-orang sekiratnya baik,
cepat akrab dengan orang-orang baru
dan mau diajak berinteraksi.
Sosio ekonomi : Ibu mengatakan setelah persalinan,
keadaan ekonominya biasa saja, seperti
sebelum melahirkan dan kebutuhan
anak terpenuhi.
Lingkungan Pengasuhan : Ibu mengatakan anaknya diasuh oleh
dirinya sendiri bersama suami, ibu
tidak memerlukan tenaga / asisten
untuk mengurus anaknya.
Stimulasi : Ibu mengatakan rutin melakukan
stimulasi perkembangan kepada
anaknya dengan mengajak berbicara,
mengajak bermain dan mengenalkan
benda-benda.

8. RiwayatImunisasi
Berdasarkan KMS balita An. A Terlampir
NO. IMUNISASI I II III IV
1. BCG 04-08-13
(1bln 8 hr)
2. DPT 04-09-13 04-10-13 04-11-13
(2bln 8hr) (3bln 8hr) (4bln 8 hr)
3. Polio 04-08-13 04-09-13 04-10-13 04-11-13
(1bln 8 hr) (2bln 8hr) (3bln 8hr) (4bln 8 hr)
4. Hepatitis B 04-07-13 04-09-13 04-10-13 04-11-13
(1 mggu) (2bln 8hr) (3bln 8hr) (4bln 8 hr)
5. Campak 04-04-14
(6bln 4 hr)
6 Pentavalen

9. Pola Kebisaaan Sehari-Hari


Pola nutrisi : minum ASI, minum susu formula. Makan 3 kali sehari
diberi pisang lumat halus, biskuit lumat halus.
Pola eliminasi : BAB 1 kali sehari, BAK 6-7 kali sehari.
Pola istirahat : tidur siang ±3-4 jam sehari, tidurmalam±10 jam sehari
Pola aktivitas : anak aktif, senangbermain, ceria, mudah berinteraksi
dengan sekitar.
Personal hygiene : mandi sehari 2 kali, ganti pakaian setiap basah dan
kotor.
10. Riwayat psikososial dan Budaya
Motivasi Belajar : Ibu mengatakan menyediakan buku-buku
bergambar dan anaknya sangat tertarik untuk
bertanya
Hukuman yang Wajar : Jika anak berbuat benar maka orang tua memberi
imbalan dengan ciuman maupun hadiah sederhana.
Sedangkan jika anak berbuat salah orang tua
menghukum dengan cara-cara yang wajar seperti :
memberi peringatan.
Stress : Ibu mengatakan anak selalu ceria dan aktif
bermain, tidak pernah terlihat menarik diri,
murung, gelisah maupun marah-marah.
Cinta dan kasih sayang : Ibu mengatakan anak mendapat cinta dan kasih
sayang dari keluarga maupun kerabat seperti kakek
nenek, bibi, paman dan sepupunya.
Kualitas Interaksi Anak-Orangtua
: Ibu mengatakan bahwa orang tua selalu memiliki
waktu untuk mengajak berbain dan belajar bersama
anak
Kepribadian Ayah/Ibu
: Ibu mengatakan baik ibu maupun suami berusaha
membiasakan diri bersikap terbuka kepada anak
dengan menggunakan obrolan / percakapan sehari-
hari yang dimengerti anak.

DATA OBJEKTIF
1. KeadaaanUmum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
Suhu : 35,50C
4. Pengukuran Umum
BB : 11 kg
TB : 87 cm
LK : 49 cm
LD : 49,5 cm
LILA : 16 cm
5. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
a. Kepala : bentuk normal, rambut hitam, bersih
b. Wajah : tidak pucat dan tidak kuning
c. Mata : simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva merah
muda
d. Hidung : bersih, tidak ada sekret
e. Mulut : bersih dan lidah bersih
f. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe
g. Dada : tidak tampak retraksi dada
h. Abdomen : tidak ada benjolan abnormal
i. Ekstremitas:
Atas : simetris, gerakan aktif , tidak ada polidaktil dan
sindaktil
Bawah : simetris, gerakan aktif, tidak ada polidaktil dan
sindaktil
Palpasi
a. Leher : tidak teraba bendungan vena jugularis, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe dan tidak ada
pembengkakan kelejar tiroid.
b. Ekstremitas : Atas : tidak oedem
Bawah : tidak oedem
Auskultasi
a. Dada : tidak terdengar ronchi dan wheezing.
6. PemeriksaanPenunjang
Pengukuran DDST:
Personal sosial
a. Membuka pakaian (P)
b. Menyuapi boneka (P)
c. Memakai baju (P)
d. Gosok gigi dengan bantuan (P)
e. Cuci dan mengeringkan tangan (P)
Adaptif-motorik halus
a. Mengambil 1 kubus (P)
b. Memegang dengan Ibu jari dan jari (P)
c. Membenturkan 2 kubus (P)
d. Menaruh kubus di cangkir (P)
e. Mencorat coret (P)
f. Ambil manik-manik ditunjukan (P)
g. Menara dari 4 kubus(P)
h. Meniru garis vertikal (P)
i. Menara dari kubus (P)
j. Menggoyangkan ibu jari (F)
Bahasa
a. 6 kata (P)
b. Menunjuk 2 gambar (P)
c. Kombinasi kata (P)
d. Menyebut 1 gambar (P)
e. Bagian badan (P)
f. Menunjukkan gambar (P)
g. Berbicara dengan dimengerti (P)
h. Menyebut 4 gambar (P)
i. Mengetahui 2 kegiatan (P)
j. Mengerti 2 kata sifat (F)
Motorik kasar
a. Berjalan mundur(P)
b. Lari (P)
c. Berjalan naik tangga (P)
d. Menendang bola kedepan (P)
e. Melompat (P)
f. Melempar bola lengan ke atas (P)
g. Lompat jauh (P)
h. Berdiri 1 kaki 1 detik (P)
i. Berdiri 1 kaki 2 detik (F)

Pengukuran KPSP (21bulan)


Skor “YA” : 10
Skor “TIDAK” : 0

II. INTERPRESTASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Diagnosa: balita umur 23 bulan bulan 8 hari dengan pertumbuhan dan
perkembangan normal sesuai umur
Dasar:
Data Subjektif :
Ibu mengatakan ini adalah anak yang ketiga, lahir 26 Juni 2013
Data Objektif :
KeadaaanUmum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Nadi : 100 x/menit
Pernafasan : 40 x/menit
Suhu : 35,50C
Pengukuran Umum
BB : 11 kg
TB : 87 cm
LK : 49 cm
LD : 49,5 cm
LILA : 16 cm
Pemeriksaan fisik dalam batas normal
DDST : Normal
KPSP : Perkembangan anak sesuai umur

III. ANTISIPASI MASALAH/DIAGNOSA POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
Tanggal: 4 Juni 2015 Pukul: 10.15 WIB
Diagnosa : Balita umur 23 bulan bulan 8 hari dengan pertumbuhan
dan perkembangan normal sesuai umur
Tujuan : pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai usia,
pertumbuhan dan perkembangan anak tanpa ada
hambatan
Kriteriahasil : anak dapat melakukan tugas sesuai umur dengan baik
Rencana :
1. Jelaskan hasil pemeriksaananak kepada ibu.
R/ Ibu mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan anaknya
terutama tentang keterlambatan yang harus segera ditangani.
2. Beritahu ibu tentang perkembangan selanjutnya.
R/ acuan untuk memberikan stimulus selanjutnya.
3. Jelaskan kepada ibu manfaat stimulasi perkembangan pada anak.
R/ deteksi dini tumbuh kembang ini merupakan metode skrining
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai umur atau tidak,
jika ditemukan keterlambatan agar segera bisa diatasi.
4. Beritahu kepada ibu untuk memberikan nutrisi anak sesuai umur.
R/ gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
5. Beritahu kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan pertumbuhan
seperti timbang berat badan secara rutin tiap bulan ke posyandu.
R/ penimbangan berat badan merupakan monitor pertumbuhan anak.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal: 4 Juni 2015 Pukul: 10.20 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan anak kepada ibu bahwa pertumbuhan dan
perkembangan anak normal sesuai umur.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa pada kemampuan personal sosial, adaptif-
motorik halus, bahasa dan motorik kasar balita tidak ada yang mengalami
keterlambatan, namun balita harus tetap dilakukan stimulasi untuk
kemampuan yang selanjutnya.
3. Memberitahu ibu bahwa perkembangan selanjutnya adalah
– Personal Sosial
 Menyebut nama teman
 Memakai T-Shirt

– Motorik Halus
 Meggoyangkan ibu jari,
 Menirukan gambar lingkaran
 Memilih garis yang lebih panjang

– Bahasa
 Menyebut 4 gambar
 Mengetahui 2 kegiatan
 Mengerti 2 kata sifat
 Menyebut 1 warna
 Kegunaan 2 benda
 Menghitung kubus
 Kegunaan 3 benda
 Mengetahui 4 kegiatan
 Berbicara semua dimengerti

– MotorikKasar
 Lompat jauh
 Berdiri 1 kaki 1 detik
 Berdiri dengan kaki 1
 Berdiri 1 kaki 2 detik
 Berdiri 1 kaki 3 detiik

4. Menjelaskan kepada ibu manfaat stimulasi perkembangan pada anak yaitu


meningkatkan dan menumbuhkan keterampilan, kreatifan, kemandirian,
dan tanggungjawab anak. Serta memperbanyak kosa kata anak dalam
berkomunikasi.
5. Memberitahukan kepada ibu untuk memberikan nutrisi anak sesuai umur,
dengan cara memberi makanan yang mengandung gizi cukup dan
seimbang seperti untuk anak 23 bulan 8 hari (12-24 bulan) : Teruskan
pemberian ASI (setidaknya hingga usia 2 tahun) dan berikan bayi variasi
makanan pada setiap kali makan. Misalnya: Makanan hewani kaya zat besi
(daging, ayam, hati), dan sumber hewani lainnya seperti ikan, telur, susu
dan produk-produk susu. Makanan pokok (jagung, gandum, nasi, biji-
bijian, sorghum), akar dan umbi-umbian (singkong, kentang), Kacang-
kacangan (buncis, lentil, kacang polong, kacang tanah), biji-bijian, buah-
buahan dan sayuran kaya vitamin A (mangga, pepaya, alpukat, markisa.
Sayuran hijau, wortel, ubi jalar, labu), dan buah-buahan dan sayuran lain
(pisang, nenas, semangka, tomat, alpukat, terung dan kubis). Jika sudah
berusia >2 tahun diharapkan balita tidak bergantung pada sumber nutrisi
dari ASI saja karena ASI hanya memberikan sepertiga (1/3) dari kebutuhan
energi anak usia 12 sampai 24 bulan
6. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan pertumbuhan
dan perkembangan setiap bulan ke posyandu, atau bila ada masalah/
kelainan segera pergi ke pelayanan kesehatan.

VII. EVALUASI
Tanggal : 4 Juni 2015 Pukul :10.35 WIB
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan yang sudah
diberikan.
O : Anak ceria danaktif. Ibu senang.
A : Balita usia 23 bulan 8 hari dengan pertumbuhan dan
perkembangan normal sesuai umur
P:
1. Mengucapkan terima kasih kepada ibu atas kunjungan ibu dan
balitanya pada hari ini.
2. Mengingatkan kepada ibu agar melakukan stimulasi yang harus
diberikan kepada balitanya.
3. Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dan kembali ke
fasilitas kesehatan apabila terdapat keluhan.
4. Mengucapkan terima kasih kepada ibu dan balitanya atas bantuan
dan kerjasamanya.
BAB V
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Balita “RN” usia 23 bulan 8


hari ditemukan bahwa anak sekarang dalam keadaan sehat. Dan dalam penilaian
didapatkan hasil tidak terdapat kegagalan dalam penilaian DDST dan KPSP.
Sehingga setelah melakukan pengkajian dari data subyektif dan obyektif melalui
tahap pengumpulan data dengan wawancara observasi, pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosa yaitu balita umur 23 bulan 8 hari
dengan tumbuh kembang normal, sehingga pada kasus ini antara teori dan praktik
sudah sesuai.
Dalam identifikasi masalah tidak ditemukan masalah yang dialami anak.
Pada masalah potensial tidak ditemukan suatu masalah sehingga dalam
identifikasi kebutuhan segera tidak memerlukan tindakan segera. Setelah
diketahui diagnosa pada langkah berikutnya yaitu intervensi didapatkan penulis
mengintervensi sesuai apa yang dibutuhkan anak, pada dasarnya intervensi yang
disusun sesuai dengan penatalaksanaan pada umumnya. Dan pada langkah ini
penyusun tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek. Setelah
merencanakan dalam langkah berikutnya yaitu implementasi telah dilakukan
tindakan sesuai kebutuhan serta senantiasa menghargai klien sehingga hubungan
antara petugas dan klien terjalin dengan baik, dan tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek. Pada langkah terakhir yaitu evaluasi petugas melakukan
penilaian kembali dengan wawancara serta observasi keadaan klien dan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Sehingga pada kasus ini antara
teori dan praktik sudah sesuai.
Pertumbuhan balita RN sesuai umur, karena sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel, jaringan yang
menambah volume, besar, dan panjang yang merupakan manifestasi pertumbuhan
berat badan dan pertambahan tinggi badan. Hal ini terbukti dari bertambahnya
berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar lengan yang
pertumbuhannya sudah sesuai dengan usianya sekarang. Perkembangan balita
tersebut juga sesuai dengan usia. Namun, perlu diingatkan kepada orang tua
tentang cara menstimulasi perkembangan-perkembang selanjutnya pada anaknya
setiap saat, kapanpun, dan dimanapun.
Dalam jurnal yang dikemukakan oleh Parfitt Y., Pike A., and Ayers S.
(2014) dengan judul Infant Developmental Outcomes: A Family Systems
Perspective, Inf. Child. Dev., 23, pages 353–373. doi: 10.1002/icd.1830
disebutkan bahwa, Seorang ibu yang memiliki kualitas tinggi dalam hubungan
hubungan dengan bayinya secara bermakna dikaitkan dengan perkembangan
bahasa yang lebih optimal, sementara kualitas yang lebih tinggi antara hubungan
ayah-bayi dikaitkan dengan perkembangan motorik yang lebih maju. Selain itu,
gangguan stres postnatal dan pasca-trauma ibu memiliki dampak negatif pada
perkembangan kognitif bayi, sementara depresi prenatal ibu dikaitkan dengan
perkembangan bahasa bayi kurang optimal itu. Prediksi terbesar itu diberikan oleh
persepsi orangtua karakteristik bayi mereka. Temuan menunjukkan bahwa
persepsi tersebut mungkin penting untuk pengembangan bayi dan menyiratkan
bahwa persepsi orangtua internal yang negatif harus dipertimbangkan ketika
menilai faktor risiko atau merancang intervensi untuk mencegah hasil anak
negatif.
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan balita, diantaranya berbagai macam riwayat seperti riwayat
kesehatan, riwayat psikososial, stimulus dari orang tua, ketersediaan mainan yang
menunjang perkembangan balita dan lainnya. Dilihat dari sisi pertumbuhan
terdapat faktor yang mempengaruhi, seperti pola aktifitas, pola nutrisi, pola
hygiene dan lainnya.
Pada kasus ini, dapat disimpulkan bahwa balita RN usia 23 bulan 8 hari
dengan pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai umur.

6.2 Saran
6.2.1 Petugas Kesehatan
Kepada tenaga kesehatan terutama pada bidan dan untuk lebih
mengedepankan pemberian konseling yang dapat dipahami oleh ibu atau keluarga
dan bisa lebih menjelaskan arti dari hasil pemeriksaan balita baik itu yang sesuai,
meragukan, maupun menyimpang.
6.2.2 Masyarakat
Kepada orang tua sebagai tiang pola asuh pada balita seharusnya bisa
lebih mempelajari bagaimana cara yang benar untuk mendidik, menstimulus, dan
memperhatikan pola aktifitas, istirahat, nutrisi, dan lainnya.
6.2.3 Mahasiswa dan Profesi Bidan
Serta para penilai khususnya mahasiswa profesi kebidanan diharapkan
dapat melaksanakan teori dalam praktik di lapangan sesuai dengan wewenang
bidan dalam Kepmenkes RI Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
Lampiran

Kuesioner Praskrining untuk Anak 24 bulan

No PEMERIKSAAN YA TIDAK
1 Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi
tangga, apakah anak meniru apa yang anda lakukan? &
kemandirian

2 Apakah anak dapat meletakkan 1 buah kubus di Gerak halus


atas kubus yang lain tanpa menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5 — 5 cm.

3 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata Bicara &


yang mempunyai arti selain "papa" dan "mama"? bahasa

4 Apakah anak dapat berjalan mundur 5 langkah Gerak kasar


atau lebih tanpa kehilangan keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak
menarik mainannya).

5 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, Gerak halus


rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak ikut ; sosialisasi
dinilai). &
kemandirian

6 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA


jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau
berpegangan pada dinding atau pegangan tangga.
Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak
atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau
anak harus berpegangan pada seseorang.

7 Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda,


dapatkah anak menunjuk dengan benar paling sedikit
satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut,
atau bagian badan yang lain)?

8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak


tumpah?

9 Dapatkah anak membantu memungut mainannya


sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta?
10 Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola
tenis) ke depan tanpa berpegangan pada apapun?
Mendorong tidak ikut dinilai.

Anda mungkin juga menyukai