PUSKESMAS X
Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan
yang dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah non medis baik dalam
bentuk padat maupun cair. Limbah medis dalam bentuk padat di puskesmas biasanya dihasilkan
dari kegiatan yang berasal dari ruang perawatan, poliklinik umum, poliklinik gigi, poliklinik ibu
dan anak/KIA, laboratorium dan apotik. Sementara limbah cair biasanya berasal dari
dan radioaktif.
Limbah yang dihasilkan dari upaya medis seperti puskesmas, yaitu jenis limbah yang
termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan,
di mana di sana banyak terdapat buangan virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan
lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan jalan dibakar dalam suhu di atas 1000 derajat
celcius. Namun pengelolaan limbah medis di puskesmas masih di bawah standar profesional.
Bahkan banyak masih banyak puskesmas membuang dan mengolah limbah medis tidak sesuai
Limbah cair dan limbah padat yang berasal puskesmas dapat berfungsi sebagai media
penyebaran gangguan atau penyakit bagi para petugas, penderita maupun masyarakat. Limbah
alat suntik dan limbah lainnya dapat menjadi faktor risiko penularan berbagai penyakit seperti
penyakit akibat infeksi nosokomial, penyakit HIV/AIDS, Hepatitis B dan C serta penyakit lain
yang ditularkan melalui darah (Apabila limbah medis tersebut tidak dikelola dengan baik akan
berdampak negatif dan merugikan bagi masyarakat di sekitar puskesmas maupun bagi rumah
sakit itu sendiri. Dampak negatif tersebut dapat berupa gangguan kesehatan dan pencemaran.
Puskesmas X yang memiliki pelayanan rawat inap nampaknya tidak memiliki instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) yang memadai untuk mengolah limbah cair dan tidak memiliki
incinerator (tungku pembakar) untuk mengelola limbah padat dan radioaktif. Selain itu juga
sistem pewadahan khusus yang seharusnya dibedakan antara limbah berbahaya dengan limbah
lainnya tampaknya belum dilakukan. Pengelolaan limbah medis tidak dipisah antara limbah
medis dengan limbah non medis, dan melakukan proses pembakaran secara biasa. Hal ini