Anda di halaman 1dari 3

1.

Latar Belakang

Indonesia masih dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan, salah satunya yaitu

penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak

di Dunia.(1,2) Kelompok penyakit tidak menular antara lain diabetes melitus, hipertiroid,

penyakit jantung koroner, stroke, dan hipertensi.(3)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik (TDS)

lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat.(4)

Pengukuran tekanan darah dilakukan pada TDS dan TDD dalam satuan mmHg.

Tekanan sistole terbentuk saat jantung memompa dan diastole saat jantung selesai memompa.

Klasifikasi tekanan darah yang lebih ilmiah berdasarkan Joint National Committee (JNC) VII

di Amerika Serikat pada tahun 2014 adalah seseorang dikatakan hipertensi apabila

pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90

mmHg.(5)

Menurut Data Dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI Hipertensi

menyebabkan sekitar 9,4 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi

menyebabkan setidaknya 45% kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian karena

penyakit stroke.(6) Prevalensi hipertensi tertinggi ditemukan di Afrika yaitu sebesar 46% pada

penderita dengan umur lebih dari 25 tahun dan terendah di Amerika dengan prevalensi

sebesar 35%. Sedangkan di Asia Timur - Selatan, prevalensi penderita hipertensi mencapai

37%.(7)
Di Indonesia pada tahun 2013, menurut data dari hasil Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada umur

≥18 tahun sebesar 25,8% sedangkan Prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun yang pernah

didiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%.(3)

Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan penyebab dan berdasarkan bentuknya.

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi primer (esensial) dan

hipertensi sekunder (non esensial). Penyebab dari hipertensi primer belum diketahui

(idiopatik), sedangkan hipertensi sekunder penyebabnya sudah diketahui. Berdasarkan

bentuknya hipertensi terbagi menjadi tiga yaitu, hipertensi sistolik, hipertensi diastolik,

hipertensi campuran.(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis.

Alfabeta : Bandung

2. Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. CV. Trans Info Media : Jakarta

Timur 3. Kementerian Kesehatan RI. 2013 . Riset Kesehatan Dasar. Data & Informasi

Kesehatan RI : Jakarta

4. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Infodatin Hipertensi. Data & Informasi Kesehatan RI:

Jakarta

5. Santoso, Karo-Karo, 2016. Cegah Dan Atasi Penyakit Jantung Dan Pembuluh Darah:

Karna Hidup Hanya Sekali.Praninta Aksara : Jakarta

6. Kementerian Kesehatan RI. 2013 .infodatin jantung. Data & Informasi Kesehatan RI:

Jakarta 7. World Health Organization (WHO). 2013. Prevalensi hipertensi.


Hipertensi sampai saat ini menjadi masalah kesehatan karena sekitar 90% tidak

diketahui penyebabnya (Bustan, 2015). Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk

penyakit kardiovaskular, dan prevalensinya meningkat di seluruh dunia dari 25% pada tahun

2000 untuk diproyeksikan 40% pada tahun 2025 (WHO, 2016). Di Indonesia, banyaknya

penyakit hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi

terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai

penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak

menyadari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial

(Bustan, 2015).

DAFTAR PUSTAKA

1. Bustan, N, M. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta :

RINEKA CIPTA.

2. WHO.(2016).http://www.worldhealthorganization/int. com

Anda mungkin juga menyukai