Menurut Depkes RI (1998), mutu pelayanan adalah yang menunjukkan pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap
pasien sesuai dengan tingkat kepuasan penduduk, serta pada pihak lain, tata penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesional yang telah ditetapkan.
Indikator merupakan petunjuk atau tolak ukur, contoh : petunjuk indikator atau tolok ukur status
kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi. Petunjuk
atau indikator ini (angka kematian ibu) dapat diukur. Jadi indikator adalah fenomena yang dapat
diukur.
Indikator mutu rumah sakit akan mencerminkan mutu pelayanan dari rumah sakit tersebut. Fungsi
dari penetapan indikator tersebut antara lain sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol
dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa
yang akan datang. Jenis-jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit :
1. Angka Kematian Ibu karena Eklampsia Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.
2. Angka Kematian Ibu karena Perdarahan Kasus Rujukan dan Bukan Rujukan.
3. Angka Kematian Ibu karena Sepsis Kasus Rujukan dan bukan Rujukan.
4. Angka Kematian Bayi dengan BB Lahir <= 2000 gram Kasus Rujukan dan Bukan
Rujukan.
4. Indikator Mutu Pelayanan Medis
5. Contact rate
6. Hospitalization rate
8. Indikator tambahan
Mutu pelayanan medis dan kesehatan di RS sangat erat kaitannya dengan manajemen RS
(quality of services) dan keprofesionalan kinerja SMF dan staf lainnya di RS (quality of care).
Keduanya merupakan oucome dari manajemen manjaga mutu di RS (quality assurance) yang
dilaksanakan oleh gugus kendali mutu RS. Dalam hal ini, gugus kendali mutu dapat
ditugaskan kepada komite medik RS karena mereka adalah staf fungsional (nonstruktural)
yang membantu direktur RS dengan melibatkan semua staf SMF RS.