0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis larva migrans yaitu cutaneous larva migrans dan visceral larva migrans yang disebabkan oleh larva cacing nematoda hewan. Cutaneous larva migrans disebabkan oleh larva cacing yang bermigrasi di kulit sedangkan visceral larva migrans disebabkan oleh larva cacing yang bermigrasi ke organ dalam. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebab, diagnosis, dan pencegahannya.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis larva migrans yaitu cutaneous larva migrans dan visceral larva migrans yang disebabkan oleh larva cacing nematoda hewan. Cutaneous larva migrans disebabkan oleh larva cacing yang bermigrasi di kulit sedangkan visceral larva migrans disebabkan oleh larva cacing yang bermigrasi ke organ dalam. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebab, diagnosis, dan pencegahannya.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis larva migrans yaitu cutaneous larva migrans dan visceral larva migrans yang disebabkan oleh larva cacing nematoda hewan. Cutaneous larva migrans disebabkan oleh larva cacing yang bermigrasi di kulit sedangkan visceral larva migrans disebabkan oleh larva cacing yang bermigrasi ke organ dalam. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebab, diagnosis, dan pencegahannya.
Pendahuluan Larva migrans adalah larva cacing nematoda hewan yang mengadakan migrasi di dalam tubuh manusia tetapi tidak berkembang menjadi bentuk dewasa. Terdapat dua jenis larva migrans, yaitu cutaneous larva migrans (creeping eruptions) dan visceral larva migrans (toxocariasis). Pada cutaneous larva migrans, larva cacing masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit atau mulut dan larva mengadakan migrasi di dalam jaringan kulit saja. Di dalam tubuh manusia larva tidak dapat berkembang menjadi cacing dewasa. Pada visceral larva migrans, telur cacing masuk melalui mulut penderita dan larva cacing yang menetas melakukan migrasi ke dalam organ-organ tubuh atau jaringan viseral tubuh manusia Penyebab larva migrans Larva cacing nemotoda hewan yang menimbulkan cutaneous larva migrans adalah Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma caninum, dan Gnathostoma spinigerum yang hidup pada kucing, anjing, dan sejenisnya. Larva filariform cacing A. caninum dan A. braziliensis juga hidup di dalam tanah. Sesudah menembus kulit manusia, larva cacing mengadakan migrasi intrakutan dengan membentuk terowongan yang khas bentuknya. Penyebab visceral larva migrans adalah larva Toxocara canis, cacing askaris yang hidup pada anjing, dan Toxocara cati, cacing askaris yang hidup pada kucing. Toxocara canis
These eggs are passed in dog feces, especially puppies' feces
Toxocara cati egg Gejala Klinis Larva Migrans Dermatitis intrakutan creeping eruption yang berbentuk khas bentuknya, berupa garis berkelok-kelok mirip ular, dan garukan oleh penderita dapat menimbulkan infeksi sekunder. Gejala klinik visceral larva migrans berupa hepatomegali, asma dan demam. Sebagai penunjang diagnosis pemeriksaan, pemeriksaan darah menunjukan hipereosinofilia yang berkisar antara 15% dan 80% serta leukositosis antara 15.000 dan 80.000. Pengobatan Larva Migrans Cutaneous larva migrans diatasi dengan menyemprotkan larutan kloretil di ujung terowongan yang ditimbulkan oleh cacing penyebabnya. Selain itu dapat diberikan thiobendazol per oral untuk memberantas larva yang beredar. Terhadap larva migrans akibat Gnothtostoma spinigerum belum ada obat yang efektif, sehingga harus dilakukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan parasit ini. Sampai sekarang untuk mengobati visceral larva migrans belum dapat ditemukan obat-obat anti larva yang spesifik. Pencegahan Larva Migrans Anjing dan kucing, yang menjadi sumber penularan cutaneous larva migrans (Ancylostoma caninum dan A.braziliensis) maupun visceral migrans (Toxocara canis dan T.cati), harus segera diobati dengan baik. Untuk mencegah cutaneous larva migrans, hindari kontak dengan larva cacing yang ada di tanah yang tercemar tinja anjing atau kucing. Untuk mencegah terjadinya visceral larva migrans, dengan membasmi telur infektif cacing. Antara lain degan memasak makanan dan minuman dengan baik. Diagnosis Larva Migrans Gambaran creeping eruption yang khas disertai leukositosis dan eosinofilia menunjukkan terjadinya cutaneous larva migrans. Diagnosis secara klinis mudah ditentukan, dan diagnosis pasti ditegakkan melalui biopsi kulit untuk menemukan larva cacing yang menjadi penyebabnya. Tes intradermal menggunakan antigen larva atau cacing Gnathostoma spinigerum membantu menegakkan diagnosis cutaneous larva migrans oleh cacing ini. Diagnosis pasti ditegakkan jika dapat ditemukan cacing penyebabnya. Antibody Detection
Tes serologis saat ini dianjurkan untuk toxocariasis
adalah immunoassay enzim ( EIA ) dengan antigen tahap larva diekstrak dari telur berembrio atau dirilis in vitro oleh larva infektif berbudaya . Toxocara ekskresi - sekresi ( TES ) antigen, yang lebih baik untuk ekstrak larva karena mereka mudah untuk memproduksi dan karena langkah penyerapan pemurnian tidak diperlukan untuk mendapatkan spesifisitas maksimal