PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perlu mendapat perhatian serius. Kanker leher rahim atau yang disebut dengan
kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau
serviks yaitu kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu ke rahim yang terletak antara uterus
termasuk Indonesia. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit
setiap hari muncul 40-45 kasus baru, 20-25 orang meninggal, berarti setiap 1
datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut. Ini berarti lebih dari
Stadium IIB. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila wanita menyadari
dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kanker serviks. (Aziz dkk, 2006).
risiko terkena kanker, melakukan imunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti
dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap smear atau
IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat). Saat ini cakupan
“screening” deteksi dini kanker serviks di Indonesia melalui pap smear dan
IVA masih sangat rendah (sekitar 5 %), padahal cakupan “screening” yang
efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan angka kematian karena kanker
Deteksi dini kanker serviks yang dikenal umum adalah pap smear, yang
laboraturium. Ada juga cara alternatif yakni metode IVA. IVA merupakan
pemeriksaan dengan cara mengamati secara inspekulo serviks yang telah dipulas
dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%) selama 1 menit. Daerah yang tidak
normal akan berubah warna dengan batas tegas yang menjadi putih (acetowhite),
Program pemeriksaan atau screening yang ideal dan optimal untuk kanker
serviks menurut WHO, sangat dianjurkan pada setiap wanita dan dilakukan
setiap 3 tahun pada usia 25–60 tahun. Metode ini sudah banyak digunakan di
Puskesmas, BPS, ataupun di Rumah Sakit. Metode inspeksi lebih mudah, lebih
sederhana, sehingga skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas dan
diharapkan temuan kanker servik dini akan bisa lebih banyak (Samadi, 2010).
Pemeriksaan apusan Pap Smear saat ini merupakan suatu keharusan bagi wanita
sebagai sarana pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini
seyogyanya dilaksanakan oleh setiap wanita yang telah menikah sampai dengan
umur kurang lebih 65 tahun bila dalam dua kali pemeriksaan apusan Pap
epitel porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas
maupun ganas di porsio atau servik uteri. Pap Test (Pap Smear) yaitu suatu
sel- sel leher rahim kemudian diperiksa sel- selnya, agar dapat diketahui
kemoterapi dan terapi hormon. Kemoterapi sering menjadi metode pilihan yang
efektif untuk kanker serviks stadium lanjut (Smeltzer dan Bare, 2001).
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dengan obat anti kanker
samping fisik kemoterapi yang umum adalah pasien akan mengalami mual dan
keletihan, kulit menjadi kering bahkan kaku dan kulit bias sampai menghitam,
tidak nafsu makan, dan ngilu pada tulang (Nisman, 2011). Efek samping fisik
kemoterapi.
bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau
kemoterapi membuat pasien merasa tidak nyaman, takut, cemas, malas, bahkan
bisa sampai frustasi ataupun putus asa dengan pengobatan yang dijalani
sehingga pasien kanker serviks dalam hal ini sangat membutuhkan dukungan
dan semangat hidup pasien. Kanker adalah penyakit keluarga, dimana setiap
orang terkena kanker akan berpengaruh juga kepada seluruh keluarga baik
dari 107 responden yang diteliti paling banyak responden memiliki pengetahuan
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks melalui
metode pap smear , dengan nilai p value = 0,000 (< 0,05) dan hasil nilai
Terdapat hubungan yang signifikan antara akses skrinning dengan deteksi dini
kanker serviks melalui metode pap smear ,dengan nilai p value=0,000 (< 0,05)
dan hasil nilai keeratan hubungan sebesar 0,442, keeratan hubungan tersebut
nilai p value=0,044 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan sebesar 0,191,
serviks melalui metode pap smear dengan nilai p value=0,000 (< 0,05) dan hasil
sedang.
Hasil Penelitian Dinarum dan Herlin yang berjudul ”Faktor- Faktor Yang
Visual Asam Asetat (Iva)” yang di lakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Buayan
kategori peran kader kesehatan baik dan pernah melakukan kunjungan IVA
kader kesehatan kurang dan pernah melakukan kunjungan IVA sebanyak5 (5,2%)
0,000) berhubungan dengan kunjungan deteksi dini kanker serviks metode IVA.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
determinan yang berhubungan dengan pemeriksaan pap smear pada pasangan usia
2. Tujuan Khusus
Kampus.
pemeriksaan pap smear pada pasangan usia subur (PUS) di Puskesmas Kampus
tahun 2019. Penelitian ini dilakukan sekitar bulan April 2019. Responden dalam
penelitian ini adalah wanita Pasangan Usia Subur (PUS). Desain penelitian ini
D. Manfaat Penelitian
peneliti sudah pernah ada penelitian sejenis dari beberapa jurnal publikasi.
penelitian.
4.