Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GEJALA DAN DIET PADA PNDERITA


UROLITIASIS (BATU GINJAL)

Di susun Oleh :
Kadek Ria Gangga Dwijayanti
010114A051

STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN PROGRAM STUDI


KEPERAWATAN
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gangguan pada saluran perkemihan


Sub Topik : Gjala dan Diet Pada Penderita Urolitiasis (batu ginjal)
Penyuluh : Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawata Ngudi Waluyo
Kelompok Sasaran : Lansia
Tanggal/Bln/Th : 16 Juni 2016
Waktu : 30 menit

A. Identifikasi Masalah
Penyakit Urolithiasis di masyarakat luas pada umumnya dikenal dengan batu
ginjal. Penyakit ini akan menjadi kronik bila tidak mendapat pengobatan secara dini
yaitu terjadinya kerusakan ginjal yang akut ditandai dengan tidak berfungsinya ginjal.
Selain itu penyakit yang muncul karena gaya hidup yang kurang sehat adalah batu
pada saluran kencing, yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan para audien dapat
mengerti dan memahami tentang hal yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal.

C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


1. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit para audien memahami
pengertian Urolitiasis atau batu ginjal.
2. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit para audien dapat mengetahui
faktor yang beresiko mengakibatkan batu ginjal.
3. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit para audien mengetahui tanda
dan gelaja pada batu ginjal.
4. Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit para audien dapat mengetahui
diet sehat untuk penderita batu ginjal.
D. Pelaksanaan Kegiatan
a. Pokok Bahasan
Uroltiasis (Batu Ginjal)

b. Sub Pokok bahasan


1. Pengertian Batu Ginjal
2. Faktor yang beresiko menderita batu ginjal

3. Tanda dan gejala pada batu ginjal

4. Diet sehat untuk penderita batu ginjal.

c. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

d. Media dan alat


1. Leaftlet

e. Waktu dan Tempat


 Hari/ Tanggal : Kamis, Juni 2016
 Jam :10.00 – 10.30 am
 Tempat : STIKES ngudi waluyo
E. Proses Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluh Sasaran
1. Pembukaan 3 menit - Memberi salam - Menjawab salam.
- Memperkenalkan diri - Menyimak
- Menjelaskan tujuan

2. Inti 17 menit Menjelaskan tentang : - Menyimak


1. Pengertian Batu Ginjal - Mendengarkan
2. Faktor yang beresiko - Mencatat bila perlu
menderita batu ginjal - Bertanya tentang
3.Tanda dan gelaja pada hal-hal yang
batu ginjal belum jelas.
4. Diet sehat untuk
penderita batu ginjal.

3. Penutup 10 menit - Menyimpulkan - Bertanya


- Melakukan evaluasi - Menjawab
dengan memberikan pertanyaan
pertanyaan pada audiens. - Menjawab salam
- Memberi salam
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Kelompok lansia pada posisi yang sudah direncanakan
- 60 % peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan
- Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
- Pre Planning telah disetujui
- Leaflet, telah tersedia
- peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2 . Evaluasi Proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
- Peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai
- peserta berperan aktif selama kegiatan berjalan
3 . Evaluasi Hasil
- minimal 60% yang mengikuti penyuluhan dapat memahami pengertian
urolitiasis
- minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat memahami faktor resiko
untuk urolitiasis
- minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 5 dari 7 tanda
dan gejala urolitiasis
- minimal 60 % yang mengikuti penyuluhan dapat menyebutkan 3 dari 4 diet
sehat untuk penderita urolitiasis
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih, sudah dikenal sejak zaman Babilonia
dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu
saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks
ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal
kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran
kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena
hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentuk di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal
dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.
Penyakit Urolithiasis di masyarakat luas pada umumnya dikenal dengan batu
ginjal. Penyakit ini akan menjadi kronik bila tidak mendapat pengobatan secara dini
yaitu terjadinya kerusakan ginjal yang akut ditandai dengan tidak berfungsinya ginjal.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan
aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-
keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).Secara epidemiologis terdapat
beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan
sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

B. Faktor Resiko
a). Faktor Intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
b). Faktor Ekstrinsik, meliputi:
1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu
saluran kemih.
5. Pekerjaa; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak
duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala adanya batu di saluran kencing:
1.nyeri/sakit pada perut bagian bawah.
2.air seni mengandung darah (berwarna merah).
3.mual dan muntah.
4.diare dan rasa tidak enak di perut.
5.merasa ingin kencing tetapi hanya sedikit air seni yang keluar atau bahkan tidak
keluar sama sekali.
6.ada batu yang keluar bersama air seni.
7.terjadi infeksi saluran kencing (ditandai dengan panas tinggi dan rasa sakit di
perut bagian bawah).

D. Diet Untuk Penderita Batu Ginjal


1. Batasi Makanan Yang mengandung Oksalat
Sebaiknya makanan yang mengandung oksalat perlu dibatasi bagi
Anda yang penderita batu ginjal, hal ini karena oksalat atau asam satuan
COO2 ini dapat mudah membentuk kristal yang menjadi terbentuknya batu
ginjal. atau jika ingin mengkonsumsinya tidak boleh lebih dari 50mg
perhari. Adapun makanan dan minuman yang banyak mengandung oksalat
antara lain.
a. strawberry
b. bayam
c. teh
d. biji-bijian
e. cokelat
f. gandum
2. Kurangi asupan kalsium
Umumnya tubuh hanya menyerap kalsium yang dibutuhkan, jika
kalsium pada tubuh berlebih, maka kelebihan tersebut akan di buang
bersama air seni melalui ginjal. ada baiknya mulai saat ini Anda bisa
membatasi asupan kalsium tidak lebih dari 800mg perhari. Beberapa
makanan yang banyak mengandung kalsium antara lain seperti sayuran
hijau, dan olahan susu.
3. Membatasi makanan yang mengandung vitamin C
Vitamin C memang sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun hal ini tidak
berlaku untuk penderita batu ginjal. Bagi penderita batu ginjal sebaiknya
dapat membatasi asupan vitamin C, sebab hasil dari metabolisme vitamin
C dapat membentuk oksalat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
jika oksalat tidak baik untuk penderita batu ginjal. Umumnya kandungan
vitamin C terdapat pada buah jeruk.
4. Kurangi Makanan Yang mengandung banyak garam
Makanan pantangan batu ginjal adalah makanan yang banyak
mengandung garam, hal ini karena garam dapat memicu batu ginjal
semakin membesar, sebaiknya Anda mulai sekarang membatasi garam
maksimal 3.500 mg perhari.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi
kedelapan). Jakarta : EGC.
Price, Sylvia Anderson, Ph.D., R.N (1995). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. (Edisi keempat). Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner &Suddarth, Editor Suzane, C. S., Brenda, G. B., Edisi 8, EGC,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai