Oleh :
Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Laporan Magang Industri di Perusahaan Umum (PERUM) Perikanan Indonesia
Unit Natuna.
Laporan Magang Industri yang berjudul “Teknik Penyimpanan Dengan
Menggunakan Metode Refrigerasi Pada Produk Ikan Beku Di Perusahaan Umum
(PERUM) Perikanan Indosenia Unit Natuna’’ Merupakan Laporan akhir mata
kuliah magang industri ini dikategorikan sebagai mata kuliah wajib Jurusan S1
Teknologi Hasil Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Dalam pembuatan Laporan Magang Industri ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang dirasa sangat bermanfaat, oleh karena itu kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Keluarga terutama bapak dan ibu atas doa yang telah diberikan.
2. Bapak Yogi Adri Firnanto selaku Manajer Perusahaan Umum (PERUM)
Perikanan Indonesia Unit Natuna, dan Bapak Robertto selaku Asisten
Manajer dan seluruh Karyawan yang ada di perusahaan.
3. Bapak Aidil Fadli Ilhamdy S.Pi., M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan dan saran sehingga proposal magang
industri penulis bisa menjadi lebih baik.
4. Bapak Azwin Apriandi, S.Pi., M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
5. Bapak Dr. Agung Dhamar Syakti, S.Pi., DEA selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.
6. Teman-teman Jurusan Teknologi Hasil Perikanan angkatan 2015 dan
kakak Senior Jurusan Teknologi Hasil Perikanan.
Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnan penulis Laporan Magang Industri ini. Harap Penulis, semoga hasil
praktek magang dapat memberikan manfaat untuk penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
LAMPIRAN ...............................................................................................................
DAFTAR TABEL
1. Ciri-ciri Ikan Segar yang Bermutu Tinggi maupun yang Bermutu Rendah
Secara Organoleptik........................................................................................4
DAFTAR GAMBAR
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh
pengetahuan serta keterampilan bagaimana teknik penyimpanan produk ikan beku
dengan metode refrigerasi serta menerapkan teori yang diperoleh di kuliah dalam
bentuk kerja nyata diperusahaan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan magang ini adalah agar memperoleh pengetahuan dan
gambaran teknik penyimpanan produk ikan beku dengan metode refrigerasi,
serta memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan
sebagai bekal bagi mahasiswa ketika terjun di dunia kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mata Cerah, bola mata menonjol, kornea Bola mata cekung, pupil putih
jernih susu, kornea keruh
Insang Warna merah cemerlang, tanpa Warna kusam dan berlendir
lendir
Lendir Lapisan lendir jernih, transaparan, Lendir berwarna kekuningan
mengikat cerah, belum ada sampai coklat tebal, warna cerah
perubahan warna hilang, pemutihan nyata
Daging dan Sayatan daging sangat cemerlang, Sayatan daging kusam, warna
perut berwarna asli, tidak ada pemerahan merah jelas sepanjang tulang
sepanjang tulang belakang, perut belakang, dinding perut
utuh, ginjal merah terang, dinding membubur dan bau busuk
perut dagingnya utuh, bau isi perut
segar
Bau Segar, bau rumput laut, baut Bau busuk
spesifik menurut jenis
Konsistensi Padat, elastis bila di tekan dengan Sangat lunak, bekas jari tidak
jari sulit menyobek daging dari mau hilang bila di tekan, mudah
tulang belakang, sekali menyobek daging dari
tulang belakang
(BSN 2006)
5
2.2 Pembekuan
Pembekuan adalah penyimpanan di bawah titik beku, jadi bahan disimpan
dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira -
17oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali
berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara -12oC
sampai -24oC. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai beberapa bulan,
bahkan kadang-kadang beberapa tahun, (Estiasih dan Ahmadi 2009).
Adapun beberapa pengertian Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan
pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya
paling tinggi sekitar -18oC, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu
lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet
karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Bahan pangan seperti
daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8
sampai 12 bulan, (Munzir 2009).
Pembekuan ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di dalam suhu rendah
(cold storage). Seperti pendinginan, pembekuan dimaksudkan untuk
mengawetkan sifat-sifat alami ikan. Pembekuan menggunakan suhu yang lebih
rendah, yaitu jauh di bawah titik beku ikan. Pembekuan mengubah hampir seluruh
kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi pada waktu ikan beku dilelehkan
kembali untuk digunakan, keadaan ikan harus kembali seperti sebelum dibekukan.
Ikan-ikan yang dibekukan untuk dikonsumsi mentah (sashimi) mutlak
memerlukan terpeliharanya sifat-sifat ikan segar yang dibekukan, agar ketika
dilelehkan tidak dapat dibedakan dari ikan segar, (Estiasih dan Ahmadi 2009).
Tubuh ikan sebagian besar (60-80%) terdiri atas cairan yang terdapat di dalam
sel, jaringan, dan ruangan-ruangan antar sel Sebagian besar dari cairan itu (+67%)
berupa free water dan selebihnya (+5%) berupa bound water. Bound water adalah
air yang terikat kuat secara kimia dengan substansi lain dari tubuh ikan, (Estiasih
dan Ahmadi 2009).
Pembekuan berarti mengubah kandungan cairan tersebut menjadi es. Ikan
mulai membeku pada suhu antara -0,6 C sampai -2 C, atau rata-rata pada -1 C.
Free water membeku terlebih dahulu kemudian disusul oleh bound water,
(Estiasih dan Ahmadi 2009).
6
Menurut Estiasih dan Ahmadi (2009) Proses tersebut terbagi atas 3 tahapan
yaitu:
1. Tahap pertama suhu menurun dengan cepat sampai 0oC yaitu titik beku
air.
2. Tahap kedua suhu turun perlahan-lahan untuk merubah air menjadi
kristal-kristal es. Tahap ini sering disebut periode ”thermal arrest”.
3. Tahap ketiga suhu kembali turun dengan cepat ketika kira-kira 55% air
telah menjadi es. Pada tahap ini sebagian besar atau hampir seluruh air
membeku.
Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal arrest ini pembekuan dibagi
menjadi 2 yaitu :
1. Pembekuan lambat (slow freezing), yaitu bila thermal arrest time lebih
dari 2 jam.
2. Pembekuan cepat (quick freezing), yaitu pembekuan dengan thermal
arrest time tidak lebih dari 2 jam.
Ikan yang telah dibekukan perlu disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk
mempertahankan kualitasnya. Biasanya ikan beku disimpan dalam cold storage,
yaitu sebuah ruangan penyimpanan yang dingin. Penyimpanan ini merupakan
tahap yang pokok dari cara pengawetan dan pembekuan. Suhu yang biasanya
direkomendasikan untuk cold storage umumnya -30oC hingga -60oC, tergantung
pada kebutuhan, (Sondoro 2011).
2.3 Refrigerasi
Refrigerasi adalah metode pengkondisian temperatur ruangan agar tetap berada
di bawah temperatur lingkungan. Karena temperatur mangan yang terkondisi
tersebut selalu berada di bawah temperatur lingkungan, maka ruangan akan
menjadi dingin, sehingga refrigerasi dapat juga disebut dengan metode
pendinginan. Metode pendinginan (refrigerasi) ini akan berhasil dengan
menggunakan bantuan zat refrigerant. Refrigerant akan bertindak sebagai media
penyerap dan pemindah panas dengan cara merubah fasanya. Refrigerant adalah
suatu zat yang mudah berubah fasanya dari cair menjadi uap dan sebaliknya
apabila kondisi tekanan dan temperaturnya diubah, (Dalimunthe 2004).
7
dikemas secara vakum atau dibungkus dengan plastik. Pada ikan beku, khilangan
bau dan tekstur tergantung pada cara penanganannya, (Hendrasty 2013).
Penyimpanan produk beku (cold storage) berkisar pada suhu -20oC sampai
30oC. Menurut (Murniyati dan Sunarman 2000) menyatakan bahwa suhu pada
cold storage dikendalikan dengan thermostat yaitu alat untuk menghentikan
pendinginan apabila suhu cold storage mencapai derajat tertentu, dan
menjalankan kembali jika suhu kembali naik sampai derajat tertentu dengan
selisih suhu tidak lebih dari 2oC.
BAB III
METODE PELAKSANAAN MAGANG
3.2 Materi
Aspek yang membantu dalam kegiatan magang yaitu karyawan, narasumber
literatur yang meliputi buku, skripsi, catatan, atau dokumen perusahaan yang
terkait dengan Teknik Penyimpanan dengan Metode Refrigerasi dan dokumentasi
berupa foto-foto serta bahan baku, bahan tambahan dan bahan pendukung pada
proses pembekuan Produk Ikan Beku.
Alat yang digunakan dalam kegitan magang yaitu alat tulis lengkap sebagai
sarana pengumpulan data, kamera, dan pakaian kerja lengkap.
ini membuat perusahaan sangat mudah untuk membekukan ikan tersebut. Pada
perusahaan ini memiliki 2 ruangan yang berisi alat ABF yang mencapai kapasitas
5 ton dalam 1 ruangan. Ruangan ABF ini digunakan secara bergantian dan
tergantung bahan baku yang masuk. Proses pembekuan ikan berlangsung selama
17-22 jam dengan suhu (-35℃) – (-40℃). Proses pembekuan ikan tersebut
menggunakan pan alumunium yang sudah berisi bahan baku dan disusun rapi ke
rak–rak pembekuan. Produk disusun rapi agar mudah melancarkan sirkulasi udara
atau udara pada ABF menyebar luas secara merata pada bahan baku dalam proses
pembekuan. Sistem kerja Air Blast Freezer (ABF) dengan hembusan udara
dingin, semakin cepat hembusan udara tersebut maka semakin cepat proses
pembekuannya. Tetapi bila kecepatannya lebih tinggi akan terjadi pengeringan
produk.
ikan utuh yang menggunakan 2 tempat yaitu diletakkan pada pan stainless dan ada
yang diletakkan pada atas fallet. Pada proses pembekuan tersebut menggunakan
alat Air Blast Freezer (ABF) yang kapasitasnya 5 ton. Diagram alir proses
pembekuan ikan selama pelaksanaan kegiatan magang di Perusahaan Umum
(PERUM) Perikanan Indonesia Unit Natuna dapat dilihat pada gambar 4.
Proses Penyortiran
Proses Penimbangan I
Proses Pencucian
Proses Penimbangan II
Proses Pembekuan
Proses Penyimpanan
refrigerant cair bertekanan tinggi ini siap untuk mengulangi siklusnya, yaitu
masuk dan disemprotkan ke dalam evaporator lewat katup ekspansi. Pada siklus
refrigerasi ini berkerja secara berulang-ulang.
4.7.1.1 Kompresor
Mesin refrigerasi di Perusahaan Umum (PERUM) Perikanan Indonesia Unit
Natuna menggunakan sifat kompresor semi hermatik yaitu kompresor yang
bagian rumah mesin dibangun menjadi satu dengan motor penggeraknya sebagai
tenaga penggerak. Kompresor adalah penggerak dari suatu sistem refrigerasi
mekanik, berfungsi untuk menggerakkan sistem refrigerasi agar dapat
mempertahankan suatu perbedaan tekanan antara sisi tekanan rendah dan ssi
tekanan tinggi dari sistem. Pada kompresor ini tidak membutuhkan penyekat
poros sehingga dapat mencegah terjadinya kebocoran gas refrigerasi.
Gambar 5. Kompresor
19
4.7.1.2 Kondensor
Kondensor adalah komponen penting dari refrigerasi yang bekerja menerima
uap dari uap refrigerant bertekanan tinggi yang panas dari kompresor dan
melarikan panas pengembunan dengan cara mendinginkan uap refrigeran tekanan
tinggi yang panas ke titik embunnya dengan cara melarikan panas sensibelnya.
Panas laten menyebabkan uap itu mengembun mejadi cairan.
Gambar 6. Kondensor
4.7.1.5 Evaporator
Evaporator berguna untuk menguapka cairan refrigeran, pada proses
penguapan refrigerant akan menyerap panas dari bahan/ruagan, sehingga ruangan
disekitar menjadi dingin. Di Perusahaan Umum (PERUM) Perikanan Indonesia
Unit Natuna menggunakan evaporator kering. Pada evaporator kering, cairan
refrigerant yang masuk kedalam evaporator sudah dalam keadaan campuran cair
dan uap, sehingga keluar dari evaporator dalam keadaan uap kering, karena
sebagian besar dari evaporator terisi uap maka penyerapan kalor tidak terlalu
besar. Namun, evaporator kering tidak memerlukan banyak refrigerant, disamping
itu jumlah minyak pelumas yang tertinggal dalam evaporator sangat kecil.
Evaporator yang digunakan oleh perusahaan ada 2 evaporator yaitu evaparator
bare yang digunakan dalam coldstorage dan evaporator sirip yang digunakan
dalam Air Blast Freezer (ABF). Pada evaporator bare merupakan pipa dikontuksi
melingkar atau spiral yang di beri rangka penguat dan di pasang pada dinding
ruang pendingin, sedangkan evaporator sirip merupakan pipa yang diberi plat
logam tipis atau sirip-sirip dan berfungsi untuk memperluas permukaan
evaporator sehingga dapat menyerap panas lebih banyak. Sirip-sirip ini harus
menempel erat pada evaporator. Proses pemindahaan panas dilakukan dengan
sistem secara tiupan.
5.1 Kesimpulan
Bahan baku di perusahaan di peroleh dari supplier yang berasal dari nelayan
Tarempa, Midai, Pulau Tiga, Ranai dan Serasan. Bahan baku yang datang langsung
dilakukan ke proses Penyortiran, Penimbangan I, Pencucian, Penimbangan II,
Penyusunan dalam pan, Pembekuan dan Penyimpanan. Dalam proses pembekuan
dan penyimpanan terdapat mesin refrigerasi yang digunakan untuk menjaga suhu
yang ada di dalam ruangan. Mesin refrigerasi tersebut memiliki prinsip sebagai
refrigerasi mekanik yang terdiri dari 4 fungsi yaitu: Evaporasi, Kompresi,
Kondensasi dan Ekspansi. Sesuai dengan fungsinya maka komponen sistem
refrigerasi mekanik terdiri dari : Evaporator, Kompresor, Kondensor dan Katub
ekspansi (katub pengontrol refrigerant). Adapun komponen tambahan yang
mempermudah untuk melancarkan suatu sistem refrigerasi. Komponen tambahan
yang terdapat pada mesin refrigerasi yaitu terdiri dari : Oil sparator, Filter and Drier
dana indikator (Gelas Panduga). Pada komponen tersebut mempunyai fungsinya
masing-masing.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas yang baik dari hasil produk perikanan beku di
Perusahaan Umum (PERUM) Perikanan Indonesia Unit Natuna yang harus
diperhatikan adalah :
a. Menjaga kerbersihan mesin refrigerasi secara rutin.
b. Pada ruangan pendinginan sebaiknya jangan berbentuk siku-siku, agar
sirkulasi udara pendingin menyebar luas secara merata pada ruangan.
c. Pemeriksaan mesin refrigerasi secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, R., 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Edisi Pertama. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Bahar, B., 2004. Memilih dan Menangani Produk Perikanan. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 150 hlm.
Badan Standardisasi Nasional (BSN)., 2006. Ikan segar – Bagian 1 : Spesifikasi. SNI
01-2729.1-2006. IC S 67.120.30.
Collette, B., S.K. Chang., W. Fox., J.M. Jorda., N. Miyabe., R. Nelson., dan Y. Uozumi.
2011. Euthynnus affinis. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2014.3
[Terhubung Berkala]. www.iucnredlist.org.
Dalimunthe, Indra, S., 2004. Pengantar Teknik Refrigerasi. Program studi Teknik
Kimia. Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Medan.
Dinas Kelautan dan Perikanan., 2011. Profil Kapal Perikanan Provinsi Kepulauan Riau
2001. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Estiasih, T., Ahmadi., 2009. Teknologi Pengolahan Pangan. Jakarta. Bumi Aksara.
Hal. 130-140.
Fellows, P.J., 1992. Food Processing Technology: Principle and Practice. Ellis
Horwood Limited, Sussex, England.
Hasan, S., Saptowidodo., 2008. Sistem Refrigerasi dan Tata Udara jilid 2. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Ilyas, S., 1993. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jilid II. Teknik Pembekuan Ikan.
CV Paripurna. Jakarta.
Munandar, A. Nurjanah, dan Nurimala, M., 2009. Kemunduran Mutu Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) pada Penyimpanan Suhu Rendah dengan Perlakuan Cara
Kematian dan Penyiangan. Jurnal Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan
Indonesia.12(2). Hal : 88-101.
NSW Government. 2008. Mackerel Tuna (Euthynnus affinis). Wild Fisheries research
Program: Status of Fisheries Resources in New South Wales. 9: 195-196.
Nurjanah, et al. 2011. Bahan Baku Hasil Perairan. IPB Press. Bogor.
Sanger, G. 2010. Mutu Kesegaran Ikan Tongkol selama Penyimpanan Dingin. Warta
WIPTEK.
Sikorski, Z.E. dan Pan, B.S. 1994. Preservation of Seafood Quality. Dalam : Shahidi,
Botta, J.R. (Eds). Seafood : Chemistry, Processing, Technology and Quality. Blackie
Academic and Professional, London.
Suzuki, T. 1981. Fish Krill Protein Procesing Technology. Aplied Science Publisher,
Ltd. London.
Winarni, T.F. Swastawati, Y.S. Darmanto, E. dan Dewi, N. 2003. Uji Mutu Terpadu
pada Beberapa Spesies Ikan dan Produk Perikanan di Indonesia. Laporan Akhir
Hibah Bersaing XI Perguruan Tinggi. Universitas Diponegoro. Semarang.
28
LAMPIRAN
29
Lampiran 1. Struktur Organisasi Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia Unit Natuna
Direksi
Unit-Unit
Unit-Unit Unit Natuna
Manager Unit
1 Sepatu bot 37
2 Meja stenless 10
3 Rak 10
4 Timbangan digital kecil 4
5 Timbangan digital besar 2
6 timbangan gantung 100kg 1
7 Ganco 5
8 Sekop 2
9 Pest killer lamp 4
10 Fiber box kuning 200
11 Fiber box biru 106
12 Keranjang Kecil (ukuran 10kg) 24
13 Keranjang sedang (ukuran 25kg) 58
14 Keranjang biru besar (ukuran 25kg) 12
15 Keranjang bolong biru besar (ukuran 40kg) 3
16 Troli 4
17 Wastafel 3
18 Alat pengering tangan 3
19 Pan aluminium 400
20 Wiper lantai 4
21 Pel lantai 3
22 Sapu 3
23 Toilet laki-laki 3
24 Toilet perempuan 3
25 Tangki penampung air (1500 L) 2
26 Tangki penampung air (500 L) 2
27 Mesin ice flake 2
28 Kompresor air 1
31
29 Palet plastic 74
30 Keranjang biru besar (ukuran 50kg)
31 Timbangan gantung 120kg 1
32 Tangki penampung air (3000L) 1
33 pallet truck (5000kg) 1
34 Pallet truck (3000kg) 1
32