PENDAHULUAN
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah dalam karya tulis ini
adalah sebagai berikut.
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan masalah dalam karya tulis ini adalah untuk :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengantar
2
6. Double oxalate
2.2 Jenis-jenis Anti Koagulan
1. EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
Garam Kalium atau Natrium dari Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA).
Garam-garam tersebut mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk yang bukan
ion sehingga pembekuan dapat dicegah. EDTA tidak berpengaruh terhadap besar dan
bentuk dari eritrosit dan leukosit. Selain itu EDTA juga dapat mencegah
penggumpalan trombosit, sehingga sangat baik sebagai antikoagulan untuk
pemeriksaan trombosit. Antikoagulan EDTA sangat luas pemakaiannya, dapat
digunakan untuk kebanyakan pemeriksaan hematologi. Dengan antikoagulan EDTA,
sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibanding dengan antikoagulan lain.
EDTA cair (laruatan EDTA 10 %) lebih sering digunakan. Pada penggunaan EDTA
kering, wadah yang berisi darah dan EDTA harus digoyang(homogenkan) selama 1-2
menit karena EDTA kering lambat larut. Penggunaan EDTA kurang atau lebih dari
ketentuan seharusnya dihindari. Penggunaan EDTA yang kurang dari ketentuan dapat
menyebabkan darah membeku, sedangkan penggunaan yang lebih dari ketentuan
dapat menyebabkan eritrosit mengkerut sehingga nilai hematokrit rendah dari nilai
yang sebenarnya. Saat ini sudah tersedia, tabungdarah/tabung hampa udara
3
(vacutainer tube) yang berisi EDTA. Tabung EDTA bertutup lavender (Ungu) atau
pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.
Penentuan kadar Hb
Penentuan Hematokrit
Penentuan Laju Endap Darah (LED)
Penentuan Resisitensi osmotik darah
Penentuan golongan darah
Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit
Pembuatan apusan darah
4
2. Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)
Natrium Sitrat (Trisodium Citrat) yang digunakan berbentuk larutan 3,2 %
dan 3,8%. Antikogulan ini mencegah pembekuan dengan cara mengikat ion kalsium.
Antikoagulan Natrium Sitrat bersifat isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik
sehingga dapat juga digunakan untuk transfusi darah. Antikoagulan ini biasa
digunakan dalam bentuk larutan dan paling sering dipakai untuk pemeriksaan laju
endap darah dengan pendinginannya 1 volume Natrium sitrat 3,8% : 4 volume
darah. Prinsip kerja natrium sitrat 3,8%, yaitu dengan cara mengikat ion kalsium
dalam darah dan mempertahankan kapabilitas fungsi trombosit (bufer Natrium sitrat
bisa meningkatkan stabilitas faktor V & VIII). Natrium Sitrat 3,8% dibuat dengan
cara melarutkan 3,8 gram Natrium Sitrat Dihidrat dalam 100 ml aquadest.
Banyaknya Natrium Sitrat yang Digunakan :
Larutan Natrium Sitrat 3,2 % digunakan untuk pemeriksaan soal-soal
proses pembekuan darah (Koagulasi) dan agregasi trombosit, Volume:
1 volume antikoagulan : 9 volume darah
Larutan Natrium Sitrat 3,8 % digunakan pemeriksaan Laju Endap
Darah dan Eritrosit Sedimen Rate (ESR), Volumenya : 1 volume
antikoagulan : 4 volume darah
Saat ini sudah tersedia Tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube)
yang berisi Natrium sitrat. Tabung sitrat 3,2% bertutup biru terang dan tabung sitrat
3,8% bertutup hitam.
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Natrium Citrat:
Penentuan Laju Endap Darah
Eritrosit Sedimen Rate (ESR)
Pemeriksaan soal-soal proses pembekuan darah
Agregasi Trombosit
Penentuan golongan darah
Transfusi darah
5
Keuntungan menggunakan antikoagulan natrium citrate :
Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah Lithium heparin karena
antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Saat ini telah tersedia tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube)
yang berisi heparin. Tabung heparin bertutup Hijau muda (Lithium heparin) dan
Hijau (Lithium heparin dengan gel)
6
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Heparin :
Penentuan hemoglobin
Penentuan hematokrit
Penentuan resistensi osmotic
Penghitungan sel-sel darah
Penentuan golongan darah
Transfusi darah
4.
Seperti halnya heparin, antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan
pengobatan tromboemboli. Untuk pencegahan, umumnya obat ini digunakan dalam
jangka panjang.Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan
heparin, tetapi terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif.
Antikoagulan oral diindikasikan untuk penyakit dengan kecenderungan timbulnya
tromboemboli, antara lain infark miokard, penyakit jantung rematik, serangan
iskemia selintas, trombosis vena, emboli paru.
Mekanisme kerja antikoagulan oral dengan cara mencegah reduksi oksidasi
vitamin K sehingga aktivitas vitamin K sebagai kofaktor pembekuan darah menjadi
terganggu. Contoh Obat: Natrium Warfarin (oral,IV) , Dikumarol, Clopidogrel.
7
5. Natrium Oxalat
Natrum Oxalat bekerja dengan menikat ion Ca, sehingga terbentuk Ca Oxalat
yang mengendap. Na oxalat yang digunakan berbentuk larutan 0.1 N. Banyaknya Na-
Oxalat yang digunakan:
Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT) : 1 volume darah: 9
volume darah
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Na-Oxalat
Pemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT)
6. Double Oxalat
Double Oxalat atau sering disebut juga Balance Oxalat Mixture atau
antikoagulan dari Heller dan Paul. Antikoagulan ini mengandung kalium oxalat dan
ammonium oxalat dengan perbandingan 2:3. Kalium oxalat menyebebkan eritrosit
mengkerut, sedangkan ammonium oxalat menyebabkan eritrosit mengembang.
Campuran kedua garam tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan perubahan
volume eritrosit.
Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan:
Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah
Double oxalat cair 2%: 0.1 ml Double oxalat/ 1 ml darah
Double oxalat digunakan dalam bentuk kering. Sebelum ditambahkan darah, double
oxalat cair yang dimasukkan kedalam tabung penampung darah harus di keringkan
terlebih dahulu pada suhu yang kurang 600C, menghindari perubahan menjadi
Karbonat (Sifat antikoagulannya hilang).
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Double Oxalat:
Penentuan hemoglobin
Penentuan hematokrit
8
Penentuan Laju Endap Darah (LED)
Penentuak resistensi eritrosit
Penentuan golongan darah
BAB III
PENUTUP
9
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
10