Anda di halaman 1dari 19

Sumatera Utara

Suku bangsa
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis
dengan Batak, Nias, Siladang[27], Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir
timur Sumatera Utara, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari
Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau
Toba, banyak dihuni oleh Suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku
Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera
Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang
dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari
etnis Jawa dan Tionghoa. Ada juga etnis India (terutama Tamil) dan Arab yang beradu nasib
di Sumatera Utara.
Berdasarkan Sensus tahun 2010, mayoritas penduduk Sumatera Utara adalah Batak, sudah
termasuk semua sub suku Batak.
Kemudian Jawa, Nias, Melayu, Tionghoa, Minang, Aceh, Banjar, India, dan lain-lain.
Bahasa
Pada umumnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku
Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena kedekatannya dengan bahasa
Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli. Pesisir timur seperi wilayah Serdang
Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu
dialek "o" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten
Langkat masih menggunakan bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut Bahasa
Maya-maya. Mayarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai
pengantar sehari-hari.
Di Medan, orang Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia.
Orang India menuturkan bahasa Tamil dan bahasa Punjab disamping bahasa Indonesia. Di
pegunungan, masyarakat Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas empat logat
(Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku
Nias. Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli
Tengah, dan Natal menggunakan bahasa Pesisir.
Agama
Berdasarkan Sensus tahun 2015, mayoritas penduduk Sumatera Utara menganut
agama Islam yakni 63.91%, kemudian Kristen
Protestan 27.86%,Katolik 5.41%, Buddha 2.43 %, Hindu 0.35 %, Konghucu 0.02,
dan Parmalim 0.01%
Tarian
Tari Tradisional Khas Melayu- Deli
Suku Melayu mendiami sebagian besar daerah pesisir Sumatera Utara seperti di Kabupaten
Serdang Bedagai, Kota Medan, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Batubara. Suku Melayu
juga memiliki berbagai macam jenis kesenian yang memperkaya kebudayaan Sumatera
Utara.
1. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan salah satu dari sekian banyak tarian yang berkembang
di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli
Serdang). Tari ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan
yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai
dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan. Inilah salah satu cara masyarkat Melayu
Deli dalam mengajarkan tata cara pencarian jodoh kepada generasi muda. Sehingga Tari
Serampang Dua Belas menjadi kegemaran bagi generasi muda untuk mempelajari proses
yang akan dilalui nantinya jika ingin membangun rumah tangga.
2. Tari Persembahan

Tari persembahan atau sirih ini sering dilaksanakan pada saat menyambut atau menghormati
tamu- tamu penting, tarian ini biasa dilakukan oleh sepasang muda- mudi, dengan
menggunakan busana adat khas Melayu lengkap.
II. Tari Tradisional Khas Batak
Dalam bahasa Batak, tari disebut tortor. Suku Batak Toba berasal dari Kabupaten Samosir di
sekitar kawasan Danau Toba. Suku Batak memiliki tarian yang amat beragam dan juga
memiliki fungsinya masing-masing.
1. Tari Tor - tor

Tari tor- tor ini berasal dari Batak Toba, kata "Tor-tor" berasal dari suara hentakan kaki
penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang, sudah
tidak asing lagi bahwa tarian tor- tor tidak dapat dipisahkan dengan gordang sambilannya.
Tarian ini biasa ditampilkan saat ada ritual panen, kematian, dan penyembuhan. Tarian ini
dilakukan oleh sekelompok orang dengan gerakan tari yang riang gembira yang diadakan
pada saat pesta senang maupun duka. Disini saya akan membahas jenis- jenis tarian tor- tor,
yaitu :
Berikut jenis tari Tortor :

 Tari tor tor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat
pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan
dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari segala macam bahaya.
 Tari tor tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat
pengukuhan seorang raja. Tari ini memiliki kisah yang berasal dari 7 putri kayangan yangn
turun ke bumi dan mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan
datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
 Tari tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya
digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun
untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Tari Sigale - gale

Sigale- gale memiliki arti yaitu lemah gemulai, tarian ini di peragakan oleh patung yang
terbuat dari kayu yang menyerupai manusia dan memakai ulos, sigale- gale menceritakan
kisah anak laki- laki yang disayang oleh ayahnya, ayahnya adalah seorang raja, suatu hari
ayahnya menyuruh anaknya yang bernama "Manggale" untuk pergi berperang, dan pada
akhirnya anaknya tersebut tewas pada saat peperangan , sang raja pun sedih dan sangat
terpukul dengan kejadian itu, dan kesehatannya pun mulai memburuk, seorang penasehat
berkata agar dibuatka patung dari kayu dengan wajah yang menyerupai anaknya, saat patung
itu selesai, seorang tabib kerajaan pun meniupkan roh anak sang raja untuk dimasukkan
kedalam patung tersebut, kesehatan sang raja pun kembali saat melihat patung dengan wajah
yang mirip anaknya tersebut.
3. Tari Piso Surit

Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan seorang gadis sedang
menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan
digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang memanggil-manggil. Piso dalam bahasa
Batak Karo sebenarnya berarti pisau dan banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan
nama sejenis pisau khas orang karo. Sebenarnya Piso Surit adalah bunyi sejenis burung yang
suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang
memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam
bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti
"piso serit".

III. Tari Tradisional Nias


Nias merupakan suku yang mendiami kepulauan Nias, kini telah dibagi kedalam beberapa
kabupaten seperti Nias Utara, Nias Selatan, Nias Barat, dan Nias. Kesenian tradisional Nias
telah menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
1. Tari Fataele

Tari fatael ini tidak bisah dipisahkan dengan tradisi lompat batu Nias, karena lahirnya
berbarengan dengan tradisi homo batu. Banyak turis mancanegara datang ke Nias hanya ingin
melihat keeksotisan batu tersebut.
2. Tari Moyo atau Tari Elang

Tari moyo atau tarian elang juga merupakan tarian yang biasa digunakan untuk penyambutan
tamu agung yang dilakukan secara adat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh gadis-gadis Nias
yang melakukan gerakan layaknya burung elang.
3. Tari Maena
Tari Maena seringkali menjadi pertunjukan hiburan ketika suku Nias menyelenggarakan
pesta pernikahan adat. Dalam upacara pernikahan adat, pertunjukan tari Maena
diselenggarakan ketika mempelai lelaki tiba di rumah mempelai wanita. Tarian ini ditarikan
oleh keluarga dari pihak mempelai lelaki untuk memuji kecantikan mempelai wanita dan
kebaikan keluarga pihak wanita. Setelah mempelai lelaki, keluarga dari mempelai wanita pun
menyambut kedatangan keluarga pihak lelaki dengan menyelenggarakan tari Maena. Tarian
ini menjadi simbol untuk memuji mempelai lelaki beserta keluarganya. Sesekali, Tari Maena
menjadi tari penyambutan tamu kehormatan yang berkunjung ke Pulau Nias.
Sumatera Selatan

1. Rumah Adat

Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan rumah panggung, untuk
tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas berjenjang lima dengan bermakna Lima
Emas, yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman dan subur, kemudian makmur
dan sejahtera. Pintu Gerbang Emas harus ada pada setiap RUmah Limas.

Rumah Limas
2. Pakaian Adat

Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung bersusun dengan baju
yang khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain songket pada bagian tengah badan.

Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu bermahkota, kalung susun,
pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua memakai kain songket yang melingkar
pada bagian tengah badan serta berkain songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara
pernikahan.
Pakaian Adat
3. Tari-tarian Daerah Sumatera Selatan

a. Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebasaran adat.
b. Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
c. Tari Menyadap Karet, tari menggambarkan canda-ria muda-mudi Sumatera Selatan
selagi menyadap karet, yang tak jarang menuntunmereka ke jenjang perkawinan. Tari yang
diperkaya dengan unsur gerak tradisi ini berkenan sebagai tari pergaulan yang menimbulkan
suasana gembira.

Tari Tanggai
4. Senjata Tradisional

Senjata tradisional yang terkenal di Sumatera Selatan adalah keris. Keris situ ada yang
berlekuk 7, 9 atau 13, yaitu dengan jumlah ganjil.
Selain keris ada pula senjata lainnya seperti tombak, pedang, dan badik. Tombak Sumatera
Selatan yang bermata tiga dinamakan trisula.

Senjata tradisional Sumatera Selatan – Tombak Trisula


5. Suku

Suku dan marga yang terdapat di Sumatera Selatan adalah: Komering, Palembang, Pasemah,
Semenda, Ranau Kisan, Ogan, Lematang, Rajang, Rawas, Kubu, dan lain-lain.

6. Bahasa Daerah : Kubu, Palembang, Rejang Lebong, dan lain-lain.

7. Lagu Daerah : Kabile-bile, Tari Tanggai, Dek Sangke.


Sumatera Barat

1. Rumah Adat

Rumah adata Sumatera Barat dinamakan Rumah Gadang. Rumah Gadang di Sumatera Barat
adalah untuk tempat tinggal. Rumah tersebut dapat dikenali dari tonjolan atapnya yang
mencuat ke atas yang bermakna menjurus kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tonjolan itu
dinamakan gojoang yang banyaknya sekitar 4-7 buah. Rumah Gadang mempunyai 2-3
lumbung padi antara lain Si Bayo-bayo yang artinya persedian padi bagi keluarga dari
rantau. Si Tinjau Lauik, padinya untuk diberikan kepada yang tidak mampu dan Si
Tangguang Litak, padinya khusus bagi yang punya rumah.

2. Pakaian Adat

Kaum pria dari Sumatera Barat memakai tutup kepala yang disebut saluak. Memakai baju
model teluk belanga yang berlengan agak pendek dan melebar ke ujung. Selembar kain
menyelempang di bahu dan sebilah keris terselip di depan perut. Ia juga memakai celana
panjang dengan kain songket melingkar di tengah badan. Sedangkan wanitanya memakai
tutup kepala bergonjang yang disebut tangkuluak tanduak, baju kurung dengan kain songket
menyelempang di bahu dan berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting,
kalung bersusun dan gelang pada kedua belah tangan, pakaian ini berdasarkan adat
Minangkabau.

3. Tari-tarian Daerah Sumatera Barat

a. Tari Piriang, sebuah tarian tradisional yang melambangkan suasana kegotongroyongan


rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam
harinya bersukaria bersama-sama.
b. Tari Payung, ditarikan oleh pasangan muda-mudi dengan payung tangan, sang pria selalu
melindungi kepala sang wanita, sebuah perlambang perlindungan lelaki terhadap wanita.
c. Tari Kiek Gadih Minang, merupakan tari kreasi yang mendasarkan garapannya pada unsur-
unsur gerak tari tradisi Minang. Tari kelompok ini menggambarkan kesibukkan gadis-gadis
Minang di waktu subuh selagi bersiap-siap menuju mesjid.
Tari Piriang
4. Senjata Tradisional

Senjata tradisional yang amat terkenal di Sumatera Barat adalah Karih yang merupakan
senjata tikam. Senjata tikam lainnya adalah belati, disamping tombak, ruduih yang disebut
juga golok atau ladiang. Tombaknya yang berujung tiga disebut piarit.

Karih Sumatera Barat


5. Suku

Suku dan marga yang terdapat didaerah Sumatera Barat adalah Mentawai, Minangkabau
(Jambak, Guci, Piliang, Caniago, Tanjung, Pisang, Sikumbang, Panyalai, dan Koto).

6. Bahasa Daerah : Minangkabau, Melayu, dan lain-lain.

7. Lagu Daerah : Kampuang nan Jauah di Mato, Ayam Den Lapeh, Dayuang Palinggam dll.

JAWA BARAT

1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Jawa Barat dinamakan Keraton Kasepuhan Cirebon yang di
depannya terdapat pintu gerbang. Keraton Kasepuhan Cirebon ini terdiri dari 4 ruangan.
Jinem atau pendopo untuk para pengawal/penjaga keselamatan Sultan. Pringgodani, tempat
Sultan memberi perintah kepada adipati. Prabayasa, tempat menerima tamu istimewa Sultan
dan Panembahan, ruang kerja dan istirahat Sultan.
Keraton Kasepuhan Cirebon
2. Pakaian Adat

Pakaian adat pria Jawa Barat berupa tutup kepala (destar), berjas dengan leher tertutup (jas
tutup). Ia juga memakai kalung, sebilah keris yang terselip di pinggang bagian depan serta
berkain batik.

Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya, kalung, dan berkain batik. Beberapa hiasan
kembang goyang menghiasi bagian atas kepalanya. Begitu pula rangkaian bunga melati yang
menghiasi rambut yang disanggul. Pakaian ini berdasarkan adat Sunda.

3. Tari-tarian Jawa Barat

a. Tari Topeng Kuncuran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat
seorang raja karena cintanya ditolak.
b. Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan
memukau.
c. Tari Rarasati. Dewi Rarasati sebagai selir Arjuna yang cantik dan lembut ternyata memiliki
jiwa keprajuritan. Kepandaiannya dalam memanah telah menyadarkan Srikandi dari
kesombongannya. Saripati gambaran tersebut kemudian diangkat dalam bentuk tari kelompok
dengan sumber gerak tari tradisi Cirebon.
d. Tari Jaipong, suatu bentuk tarian pergaulan Jawa Barat yang terkenal.
Tari Merak
4. Senjata Tradisional

Di Jawa Barat senjata tradisional yang terkenal adalah kujang. Pada mata kujang terdapat 1-5
buah lubang dan sarungnya terbuat dari kain hitam.

Senjata lainnya adalah keris kirompang, keris kidongkol, golok, bedok, panah bambu, panah
kayu dan tombak.

Kujang
5. Suku : Sunda, Badui, Betawi, Banten, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Sunda, Betawi
7. Lagu Daerah : Sintren, Cing Cangkeling, Bubuy Bulan.
MALUKU

1. Rumah Adat

Rumah adat Maluku dinamakan Baileo. Baileo dipakai untuk tempat pertemuan, musyawarah
dan upacara adat yang disebut Saniri Negeri. Rumah tersebut merupakan panggung dan
dikelilingi oleh serambi. Atapnya besar dan tinggi terbuat dari daun rumbia, sedangkan
dindingnya dari tangkai rumbai yang disebut.

Rumah Adat Maluku (Baileo)


2. Pakaian Adat

Prianya memakai pakaian adat berupa setelann jas berwarna merah dan hitam, baju dalam
yang berenda dan ikat pinggang. Sedangkan wanitanya memakai baju Cele, semacam kebaya
pendek, dan berkain yang disuji. Perhiasannya berupa anting anting, kalung dan cincin.
Pakaian ini berdasarkan adat Ambon.

3. Tarian tarian Daerah Maluku

a. Tari Lenso, merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan masyarakat Maluku.
b. Tari Cakalele, adalah tari perang yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.
c. Tari Cakaola, merupakan jenis tari pergaulan yang digarap berdasarkan unsur unsur gerak
tari tradisional Orlapei dan Saureka reka. Tari ini biasannya ditarikan untuk memeriahkan
pesta pesta atau dipertunjukkan dalam rangka manjamu tamu tamu terhormat.

Tari Cakalele
4. Senjata Tradisional

Senjata tradisional yang terkenal di Maluku adalah Parang Salawaku. Panjang parang 90-
100cm, sedangkan Salawaku (perisainya) dihiasi dengan motif motif yang melambangkan
keberanian.
Parang tersebut terbuat dari bahan besi yang keras dan ditempa oleh seorang pandai besi
khusus. Tangkai parang terbuat dari kayu keras, seperti kayu besi atau kayu gupasa.
Sedangkan Salawaku (perisainya) terbuat dari kayu yang keras pula. Selain untuk keperluan
perang, parang salawaku dipakai pula dalam menarika tari Cakalele.

Parang Salawaku
5. Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Maluku adalah : Rana, Alifuru, Togitil,
Furu Aru, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Togitil, Furu Aru, dan Ahfuru.

7. Lagu Daerah : Kole kole, Mande mande, Rasa Sayang Sayange.


KALIMANTAN

Rumah Adat:

 Rumah Panjang

Salah satu kebudayaan Kalimantan Barat yang akan langsung terlihat ketika Anda
berkunjung ke wilayah ini adalah rumah adatnya. Dimana bentuk dari rumah adat Kalimantan
Barat ini disebut dengan Istana Kesultanan Pontianak yang berbentuk rumah panggung.
Berbeda dengan rumah panggung lain yang umumnya pada bagian kolong rumah akan
dimanfaatkan sebagai kandang hewan ternak, pada rumah adat Kalimantan Barat ini bagian
kolong tidak akan dipergunakan sebab jenis tanahnya adalah rawa.
Pada bagian dalam dalam istana, akan terdapat singgasana sebagai tempat Sultan
mengadakan pertemuan dan upacara. Sedangkan pada bagian kiri kanan terdapat kamar-
kamar. Untuk material istana sendiri terbuat dari kayu besi keseluruhannya, dan atapnya
terbuat dari sirap kayu besi juga.

Pakaian adat:

 King Baba untuk Pria.


 King Bibinge untuk Perempuan.
@borneochannel.com
Selain dari tempat tinggalnya, Anda juga bisa melihat kebudayaan Kalimantan Barat dari
pakaian yang dikenakan oleh masyarakatnya. Ya meskipun untuk saat ini pakaian adat sudah
tidak banyak digunakan untuk kegiatan sehari-hari dan hanya dipergunakan dalam acara-
acara tertentu saja. Untuk pria, pakaian adat yang dikenakan berupa tut kepaa dengan hiasan
bulu burung enggang, rompi, celana panjang setinggi lutut, serta kain yang berfungsi untuk
ikat pinggang. Dan sebagai aksesoris menggunakan kalung manik.

Kemudian untuk wanita mengenakan kain yang menutupi bagian dada, juga kain yang
berfungsi untuk setagen dan kain tenun. Untuk aksesoris yang dikenakan yaitu bulu enggang,
kalung manik dan gelang yang dikenakan di lengan atas. Pakaian adat ini tak lain berasal dari
Dayak.

Tarian Tradisional:

 Tari Monang yang merupakan tari penolak penyakit


 Tari Zapin Tembung yang merupakan tari pergaulan masyarakat setempat.
 Tari Menoreh Getah yang merupakan gambaran kehidupan masyarakat pedesaan
Kalimantan.
 Dari Tandak Sambas yang merupakan tari pergaulan rakyat Kalimantan Barat.
 Tari Mandau yang merupakan wujud semangat juang suku Dayak untuk membela
hukum dan martabatnya.
@makalah-perpustakaan
Sebagai wujud kesenian daerah, tari menjadi sebuah pertunjukan apik yang juga sarat akan
makna. Dan layaknya daerah lain, Kalimantan Barat juga memiliki jenis tarian tradisional
lebih dari satu yang masing-masing memiliki makna dan tujuan tersendiri, seperti beberapa
contoh tarian yang sudah disebutkan di atas.

Senjata Tradisional:

 Sipet.
 Lonjo.
 Telawang.
 Mandau.
 Dohong.

Lonjo
Pada zaman dahulu kala, pertempuran dan peperangan menjadi sebuah hal yang hampir dapat
dijumpai setiap harinya. Oleh sebab itu tak heran jika masyarakatnya memiliki ilmu bela diri
yang hebat serta senjata untuk perbekalan perang. Nah kebudayaan Kalimantan Barat inipun
salah satunya dalam bentuk senjata tradisional, yaitu Mandau atau sejenis parang yang dihiasi
rambut manusia sebagai lambang keberanian pemiliknya dan perisainya yang dihiasi ukiran
warna merah dan hitam. Selain itu, masyarakat Kalimantan Barat juga sering menggunakan
perisai, sumpitan, sabit dan tombak sebagai senjata tradisional mereka.

Suku:

 Menyuke.
 Kayung.
 Sebaruk.
 Seberuang.
 Sekadau.
 Sum.
 Sungkung.
 Suruk.
 Taba.
 Taman.
 Telaga.

Yang menjadi penyebab mengapa Indonesia memiliki beragam kebudayaan, termasuk


kebudayaan Kalimantan Barat adalah banyaknya suku bangsa yang menetap di wilayah
Indonesia. Di wilayah Kalimantan Barat sendiri beberapa suku yang masih menetap antara
lain adalah suku Dayak (Ngaju, Apa Kayan, Murut, Kalimantan, Ot Danun dan lain-lain).
Suku Dayak pun membentuk suatu marga yang memiliki identitas khas.
Bahasa daerah:

 Indonesia.
 Melayu Pontianak.
 Senganan.
 Dayak.
 Tiochiu.
 Khek/Hakka.

Karena begitu banyaknya suku dan jumlah warga, tentu sebuah negara atau wilayah
membutuhkan alat atau media pemersatu. Dan media pemersatu terbaik adalah bahasa.
Umumnya, dalam sebuah wilayah memiliki bahasa daerah sendiri yang bukan hanya menjadi
pemersatu masyarakat sekitar namun juga menjadi ciri dari daerah tersebut. Nah untuk
kebudayaan Kalimantan Barat dalam bentuk bahasa daerah, antara lain adalah bahasa Dayak,
Ot Danun, Kayan dan lain-lain.

Lagu daerah:

 Cik Cik Periook.


 Aek Kapuas.
 Masjid Jami.
 Alon-Alon.
 Kapal Belon.
 Sungai Kapuas.
 Antare Kapuas – Landak.

Alat Musik Tradisional:

 Gong/Agukng.
 Tawaq.
 Sapek.
 Balikan/Kurating.
 Kangkuang.
 Keledik/Kedire.
 Entebong.
 Rabab/Rebab.
 Sollokanong.
 Terah Umat.

Bukan hanya dalam bentuk tarian, namun kesenian suatu daerah juga dapat ditampilkan
dalam bentuk lagu daerah. Untuk Kalimantan Barat sendiri memiliki Cik-cik Periok sebagai
lagu daerahnya. Nah untuk mengiringi pementasan lagu daerah ini tentu tak akan sempurna
jika tidak dibarengi dengan iringan musik yang dihasilkan oleh alat musik tradisionalnya
seperti Sapek dan Gong.

Sapek yaitu alat musik dari Kapuas hulu yang banyak dijumpai di kalangan masyarakat
Dayak Kayaan Mendapam kabupaten Kapuas Hulu. Cara memainkan alat musik ini adalah
dengan memetiknya. Kemudian untuk gong sendiri merupakan alat musik yang dimainkan
dengan cara dipukul. Bahan dasar dari alat musik yang memiliki nama lain Agukng,
Kollatung (Uut Danum) ini adalah kuningan. Menariknya, alat musik ini bahkan bisa
digunakan untuk mas kawin atau sebagai pembayaran hukum adat.

Tradisi:

 Robo-robo.

Satu tradisi yang begitu terkenal dari Kalimantan Barat adalah tradisi Robo-robo. Tradisi
yang diadakan setiap Rabu terakhir pada bulan Sapar (Hijriah) ini merupakan simbol
keberkahan. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, tradisi ini merupakan napak tilas
kedatangan Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Mataram (Martapura) ke Kerajaan
Menpawah di Pontianak. Rabo-rabo sendiri dimaksudkan sebagai peringatan serangakaian
kejadian penting bermula Haulan pada hari Senin malam Selasa akhir Syafar guna untuk
menenang wafatnya Opu Daeng Manambun.

Kerajinan tangan:

 Tikar Lampit.
 Ukir-ukiran.
 Perisai.
 Mandau.
 Kacang Uwoi.
 Takui Darok.
Untuk oleh-oleh sanak saudara yang ada di rumah, kebudayaan Kalimantan Barat berupa
kerajinan tangan bisa Anda berikan untuk mereka. Namun apa saja sih kerajinan tangan yang
bisa Anda dapatkan dari Kalimantan Barat? Salah satunya yaitu tikar lipat yang dibuat
menggunakan rotan. Ada pula anyaman dari bambu yang dibuat menjadi berbagai kerajinan
cantik seperti tas, keranjang, vas dan lain sebagainya.

Makanan khas:

 Asam Pedas.
 Bubur Pedas.
 Kerupok basah.
 Ale-ale.
 Pansoh.
 Mie Tiau.
 Nasi Ayam dan Mie Pangsit.

Satu lagi kebudayaan Kalimantan Barat yang juga menjadi daya tarik terbesar dari daerah ini
yaitu makanan khas. Anda bisa mencoba menikmati mie sagu khas Pontianak, mie kepiting,
kerupuk basah, kwe tiaw goreng, kwetiaw rebus, bubur pedas, asam pedas tempoyak, ale-ale,
sotong pangkong, pengkak, dan ikan salai.

Dari beberapa jenis makanan tersebut, beberapa diantaranya memang kurang pas untuk
dibawa sebagai oleh-oleh dan paling nikmat jika disantap di tempat. Namun untuk ikan selai,
Anda bisa menjadikannya sebagai oleh-oleh khas Kalimantan Barat yang begitu menarik.
Dimana ikan ini merupakan ikan yang telah diawetkan dengan cara di asap sehingga mampu
bertahan dalam suhu tinggi perjalanan dan dalam waktu yang panjang.

Anda mungkin juga menyukai