Cybercrime di Indonesia
Malaysia
Computer Crime Act 1997
Communication and Multimedia Act 1998
Digital Signature Act 1997
Singapura
The Electronic Act 1998
Electronic Communication Privacy Act 1996
United States
US Child Online Protection Act (COPA),
US Child Pornography Protection Act, US Child
Internet Protection Act (CIPA),
US New Laws and Rulemaking.
Benchmark UU ITE
Pembangunan nasional sebagai suatu proses yang berkelanjutan
yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang
terjadi di masyarakat.
Globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat informasi dunia.
Perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian
pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan
manusia dalam berbagai bidang
Penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi harus terus
dikembangkan untuk menjaga, memelihara, dan memperkukuh
persatuan dan kesatuan nasional.
pemanfaatan Teknologi Informasi berperan penting dalam
perdagangan dan pertumbuhan perekonomian nasional
pemerintah perlu mendukung pengembangan Teknologi Informasi
melalui infrastruktur hukum dan pengaturannya sehingga
pemanfaatan Teknologi Informasi dilakukan secara aman untuk
mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilai-nilai
agama dan sosial budaya masyarakat Indonesia
Dasar Pembentukan dan Penjelasan Undang
Undang--undang
Informasi dan Transaksi Elektronik
UU ITE mulai dirancang pada bulan maret
2003 oleh kementerian Negara
komunikasi dan informasi (kominfo)
bekerja sama dengan Tim dari universitas
yang ada di Indonesia yaitu Universitas
Padjajaran (Unpad),Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia
(UI).
Cakupan Materi
Informasi elektronik
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange
(EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Cakupan Materi
Dokumen elektronik
Cakupan Materi
Transaksi elektronik
Perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan computer,
jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Dalam melakukan transaksi elektronik, ada hal yang harus
diperhatikan:
1. Penyelenggara Transaksi elektronik dapat dilakukan dalam
lingkup publik maupun privat.
2. Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak
elektronik mengikat para pihak.
3. Para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus
menggunakan sistem elektronik yang di sepakati.
4. Penyelenggara agen elektronik harus menyediakan fitur yang
memungkinkan penggunanya melakukan perubahan informasi
yang masih dalam proses transaksi
Cakupan Materi
Tanda tangan elektronik
tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan,
terasosiasi atau terikat dengan informasi elektronik lainnya yang
digunakan sebagai alat verifikasi dan autentifikasi.
Tanda tangan elektronik, sebagai alat bukti peristiwa hukum,
setidaknya memiliki dua fungsi:
1. Identitas diri penanda tangan
2. Sebagai tanda persetujuan hak dan kewajiban yang tercantum
didalamnya
Cakupan Materi
Tanda tangan elektronik
Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang
sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda
Tangan.
2. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan.
3. Segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah
waktu penandatanganan dapat diketahui.
4. Segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan
Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat
diketahui.
5. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa
Penandatangannya.
6. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah
memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.
Cakupan Materi
Penyelenggaran sertifikasi elektronik
Badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya
dalam memberikan dan mengaudit Sertifikasi Elektronik.
Peranan Penyelenggaran sertifikasi elektronik yang dimaksud diantaranya :
1. Menerbitkan Sertifikat Elektronik, tercantum pada Pasal 1, yaitu:
“Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan
status subjek hukum pada pihak dalam Transaksi Elektronik yang
dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.”
2. Memastikan keterkaitan antara tanda tangan elektronik dengan
pemiliknya sebagai subjek hukum yang bertanda tangan, hal ini terkait
dengan pasal 1 di atas, dan pasal 13 ayat 2, yaitu: “Penyelenggara
Sertifikasi Elektronik harus memastikan keterkaitan suatu Tanda Tangan
Elektronik dengan pemiliknya.”
3. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik memiliki kemampuan untuk dapat
memastikan keterkaitan antara tanda tangan elektronik dengan
informasi dan dokumen elektronik yang ditanda tangani, karena tanda
tangan elektronik terasosiasi dengan informasi elektronik yang ditanda
tangani.
Cakupan Materi
Nama domain
Alamat internet dari penyelenggara Negara, orang, badan usaha,
dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi
melalui internet. Alamat ini berupa kode atau susunan karakter
yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam
internet.
HaKI
Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang disusun
menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya
intelektual yang di dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 25 UU ITE).
Cakupan Materi
Masalah nama domain seperti kasus mustika-
ratu.com yang didaftarkan oleh bukan pemilik
Mustika Ratu, atau kasus typosquatter “kilkbca.com”
(perhatikan huruf “i” dan “l” bertukar tempat) yang
menyaru sebagai “klikbca.com”.
Karakteristik Nama Domain yang dalam beberapa hal
berbeda dengan Merek menyebabkan sulitnya
Regulasi Merek digunakan untuk mengatasi masalah
Nama Domain.
Secara umum terdapat perbedaan konsep mengenai
kaitan antara Nama Domain dengan Merek, Nama
Domain menganut asas first come first serve,
sedangkan Merek menganut asas first to file principle
Cakupan Materi
Data Pribadi
Penggunaan tiap informasi melalui media elektronik yang
menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas
persetujuan orang yang bersangkutam, kecuali ditentukan lain
oleh Perundangan-undangan.
Cakupan Materi
Perbuatan Dilarang dan Ketentuan
Pidana
Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII
(pasal 27-37):
• Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
• Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan
Permusuhan)
• Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
• Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
• Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
• Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi
Rahasia)
• Pasal 33 (Virus, Membuat Sistem Tidak Bekerja)
• Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik(phising?))
Cakupan Materi
Perbuatan Dilarang dan Ketentuan Pidana
Cakupan Materi
UU ITE mempunyai kelebihan salah satunya dapat
mengantisipasi kemungkinan penyalahgunaan internet
yang merugikan contohny pembobolan situs-situs tertentu
milik pemerintah dan transaksi elektronik seperti bisnis
lewat internet juga dapat meminimalisir adanya
penyalahgunaan dan penipuan. Pada pasal 2, UU ITE
berlaku terhadap orang – orang yang tinggal di Indonesia
maupun diluar Indonesia ini dapat menghakimi dan
menjerat orang – orang yang melanggar hukum di luar
Indonesia.
UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik) tidak hanya membahas situs porno atau
masalah asusila. Total ada 13 Bab dan 54 Pasal yang
mengupas secara mendetail bagaimana aturan hidup di
dunia maya dan transaksi yang terjadi didalamnya
Implementasi UU ITE
pasal 27 ayat 3 tentang penghinaan dan pencemaran nama
baik lewat media massa. Pasal itu, seringkali digunakan
banyak pihak untuk menuntut secara pidana para
pengkritiknya melalui dunia maya.
UU ITE dianggap banyak pihak membatasi hak kebebasan
berekspresi, mengeluarkan pendapat, dan menghambat
kreativitas dalam berinternet.
Spamming, baik untuk email spamming maupun masalah
penjualan data pribadi oleh perbankan, asuransi, dsb
Virus dan worm komputer (masih implisit di Pasal 33),
terutama untuk pengembangan dan penyebarannya
Kemudian juga tentang kesiapan aparat dalam
implementasi UU ITE.
Kelemahan UU ITE
Pasal lainnya yang dianggap kerap menuai masalah adalah
pasal 27 ayat 1
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.”
pasal 28 ayat 2
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA)”
pasal 31 ayat 3
“Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas
permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum
lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang”
Kelemahan UU ITE
ID-SIRTII lahir pada tahun 2007 Nomor26/PER/M.KOMINFO/5/2007
tentang Pengamanan Pemanfaatan Jarinan Telekomunikasi berbasis
Protokol Internet Tugas dari ID-SIRTII
Id-SIRTII/CC memiliki tugas pokok melakukan sosialisasi dengan pihak
terkait tentang IT security (keamanan sistem informasi), melakukan
pemantauan dini, pendeteksian dini, peringatan dini terhadap ancaman
terhadap jaringan telekomunikasi dari dalam maupun luar negeri
khususnya dalam tindakan pengamanan pemanfaatan jaringan,
membuat/menjalankan/mengembangkan dan database log file serta
statistik keamanan Internet di Indonesia.
Id-SIRTII/CC memberikan bantuan asistensi/pendampingan untuk
meningkatkan sistem pengamanan dan keamanan di instansi/lembaga
strategis (critical infrastructure) di Indonesia
ID-SIRTII adalah benteng pertahanan pertama dalam menghadapi
serangan di dunia maya. Serangan itu bisa berupa Ddos, spam,
hacking,carding bahkan botnet.
Tugas Terstruktur
Thank You