Anda di halaman 1dari 30

Pemahaman UU ITE

Oleh : Agus Priyanto, M.Kom


 Perkembangan teknologi informasi membawa
dampak yang signifikan terhadap kondisi
manusia dari berbagai bidang, antara lain politik,
ekonomi, sosial, pendidikan dan bidang-bidang
lainnya.
 Perkembangan teknologi informasi, memberikan
peluang terhadap perlanggaran hukum di ranah
teknologi informasi
 Cyber law, secara internasional digunakan untuk
istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi, yang
merupakan perwujudan dari konvergensi hukum
telekomunikasi, hukum media, dan hukum
informatika.
Latar belakang
 Indonesia meskipun dengan penetrasi Internet yang
rendah (8%), memiliki prestasi menakjubkan dalam
cyberfraud terutama pencurian kartu kredit (carding).
Menduduki urutan 2 setelah Ukraina (ClearCommerce).
 Indonesia menduduki peringkat 4 masalah pembajakan
software setelah China, Vietnam, dan Ukraina
(International Data Corp)
 Beberapa cracker Indonesia tertangkap di luar negeri,
singapore, jepang, amerika, dsb
 Beberapa kelompok cracker Indonesia ter-record cukup
aktif di situs zone-h.org dalam kegiatan pembobolan
(deface) situs
 Kejahatan dunia cyber hingga pertengahan 2006 mencapai
27.804 kasus (APJII)
 Sejak tahun 2003 hingga kini, angka kerugian akibat
kejahatan kartu kredit mencapai Rp 30 milyar per tahun.
 Layanan e-commerce di luar negeri banyak yang memblok
IP dan credit card Indonesia.

Cybercrime di Indonesia
Malaysia
 Computer Crime Act 1997
 Communication and Multimedia Act 1998
 Digital Signature Act 1997

Singapura
 The Electronic Act 1998
 Electronic Communication Privacy Act 1996

United States
 US Child Online Protection Act (COPA),
 US Child Pornography Protection Act, US Child
Internet Protection Act (CIPA),
 US New Laws and Rulemaking.

Benchmark UU ITE
 Pembangunan nasional sebagai suatu proses yang berkelanjutan
yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang
terjadi di masyarakat.
 Globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai
bagian dari masyarakat informasi dunia.
 Perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi yang demikian
pesat telah menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan
manusia dalam berbagai bidang
 Penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi harus terus
dikembangkan untuk menjaga, memelihara, dan memperkukuh
persatuan dan kesatuan nasional.
 pemanfaatan Teknologi Informasi berperan penting dalam
perdagangan dan pertumbuhan perekonomian nasional
 pemerintah perlu mendukung pengembangan Teknologi Informasi
melalui infrastruktur hukum dan pengaturannya sehingga
pemanfaatan Teknologi Informasi dilakukan secara aman untuk
mencegah penyalahgunaannya dengan memperhatikan nilai-nilai
agama dan sosial budaya masyarakat Indonesia
Dasar Pembentukan dan Penjelasan Undang
Undang--undang
Informasi dan Transaksi Elektronik
 UU ITE mulai dirancang pada bulan maret
2003 oleh kementerian Negara
komunikasi dan informasi (kominfo)
bekerja sama dengan Tim dari universitas
yang ada di Indonesia yaitu Universitas
Padjajaran (Unpad),Institut Teknologi
Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia
(UI).

Proses pembentukan Undang


Undang--undang
Informasi dan Transaksi Elektronik
 Undang-Undang Informasi dan transaksi elektronik (ITE)
nomor 11 tahun 2008 merupakan undang-undang yang
dikeluarkan oleh pemerintah, dengan mempertimbangkan
berbagai perkembangan pembangunan nasional
dimasyarakat, globalisasi informasi, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, persatuan dan
kesatuan bangsa, memajukan ekonomi masyarakat, dan
pencegahan penyalahgunaan teknologi informasi dan
komunikasi di dalam masyarakat.

Undang-Undang Informasi dan


Undang-
transaksi elektronik (ITE)
 Undang-Undang ini memiliki jangkauan yurisdiksi
tidak semata-mata untuk perbuatan hukum yang
berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh
warga negara Indonesia, tetapi juga berlaku
untuk perbuatan hukum yang dilakukan di luar
wilayah hukum (yurisdiksi) Indonesia baik oleh
warga negara Indonesia maupun warga negara
asing atau badan hukum Indonesia maupun
badan hukum asing yang memiliki akibat hukum
di Indonesia, mengingat pemanfaatan Teknologi
Informasi untuk Informasi Elektronik dan
Transaksi Elektronik dapat bersifat lintas
teritorial atau universal.

Undang-Undang Informasi dan


Undang-
transaksi elektronik (ITE)
Beberapa manfaat dari UU. No 11 Tahun 2008
tentang (ITE), diantaranya:
 Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat
yang melakukan transaksi secara elektronik.
 Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
 Sebagai salah satu upaya mencegah
terjadinya kejahatan berbasis teknologi
informasi
 Melindungi masyarakat pengguna jasa
dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Manfaat RUU ITE


Dengan adanya UU ITE ini, maka mempengaruhi hal-hal berikut:
 Transaksi dan sistem elektronik beserta perangkat
pendukungnyamendapat perlindungan hukum. Masyarakat harus
memaksimalkanmanfaat potensi ekonomi digital dan kesempatan
untuk menjadi penyelenggara Sertifikasi Elektronik dan Lembaga
Sertifikasi Keandalan.
 E-tourism mendapat perlindungan hukum. Masyarakat harus
memaksimalkan potensi pariwisata indonesia dengan
mempermudah layanan menggunakan ICT.
 Trafik internet Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk
kemajuan bangsa. Masyarakat harus memaksimalkan potensi
akses internet indonesia dengan konten sehat dan sesuai
konteks budaya Indonesia.
 Produk ekspor indonesia dapat diterima tepat waktu sama
dengan produk negara kompetitor. Masyarakat harus
memaksimalkan manfaat potensikreatif bangsa untuk bersaing
dengan bangsa lain

Pengaruh RUU ITE


 Informasi elektronik
 Dokumen elektronik
 Transaksi elektronik
 Tanda tangan elektronik
 Penyelenggaran sertifikasi elektronik
 Nama domain
 HaKI
 Perbuatan Dilarang dan Ketentuan
Pidana

Cakupan Materi
Informasi elektronik
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara,
gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange
(EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks,
telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.

Dari definisi Informasi Elektronik di atas memuat 3 makna:


1. Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data
elektronik
2. Informasi Elektronik memiliki wujud diantaranya tulisan,
suara, gambar.
3. Informasi Elektronik memiliki arti atau dapat dipahami.

Cakupan Materi
 Dokumen elektronik

setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan,


dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk
analog, digital, elektromangnetik, optikal, atau
sejenisnya yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui komputer atau system elektronik.

Setiap rekaman data atau informasi yang dapat dilihat, dibaca,


dan atau didengar yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa
bantuan suatu sarana, baik yang tertuang di atas kertas, benda
fisik apapun selain kertas, maupun yang terekam secara
elektronik, yang berupa tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto, huruf, tanda, angka, atau perforasi yang memiliki makna

Cakupan Materi
 Transaksi elektronik
Perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan computer,
jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Dalam melakukan transaksi elektronik, ada hal yang harus
diperhatikan:
1. Penyelenggara Transaksi elektronik dapat dilakukan dalam
lingkup publik maupun privat.
2. Transaksi elektronik yang dituangkan ke dalam kontrak
elektronik mengikat para pihak.
3. Para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus
menggunakan sistem elektronik yang di sepakati.
4. Penyelenggara agen elektronik harus menyediakan fitur yang
memungkinkan penggunanya melakukan perubahan informasi
yang masih dalam proses transaksi

Cakupan Materi
 Tanda tangan elektronik
tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan,
terasosiasi atau terikat dengan informasi elektronik lainnya yang
digunakan sebagai alat verifikasi dan autentifikasi.
Tanda tangan elektronik, sebagai alat bukti peristiwa hukum,
setidaknya memiliki dua fungsi:
1. Identitas diri penanda tangan
2. Sebagai tanda persetujuan hak dan kewajiban yang tercantum
didalamnya

Cakupan Materi
 Tanda tangan elektronik
Tanda Tangan Elektronik memiliki kekuatan hukum dan akibat hukum yang
sah selama memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik terkait hanya kepada Penanda
Tangan.
2. Data pembuatan Tanda Tangan Elektronik pada saat proses
penandatanganan elektronik hanya berada dalam kuasa Penanda Tangan.
3. Segala perubahan terhadap Tanda Tangan Elektronik yang terjadi setelah
waktu penandatanganan dapat diketahui.
4. Segala perubahan terhadap Informasi Elektronik yang terkait dengan
Tanda Tangan Elektronik tersebut setelah waktu penandatanganan dapat
diketahui.
5. Terdapat cara tertentu yang dipakai untuk mengidentifikasi siapa
Penandatangannya.
6. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan bahwa Penanda Tangan telah
memberikan persetujuan terhadap Informasi Elektronik yang terkait.

Cakupan Materi
 Penyelenggaran sertifikasi elektronik
Badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya
dalam memberikan dan mengaudit Sertifikasi Elektronik.
Peranan Penyelenggaran sertifikasi elektronik yang dimaksud diantaranya :
1. Menerbitkan Sertifikat Elektronik, tercantum pada Pasal 1, yaitu:
“Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang
memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan
status subjek hukum pada pihak dalam Transaksi Elektronik yang
dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.”
2. Memastikan keterkaitan antara tanda tangan elektronik dengan
pemiliknya sebagai subjek hukum yang bertanda tangan, hal ini terkait
dengan pasal 1 di atas, dan pasal 13 ayat 2, yaitu: “Penyelenggara
Sertifikasi Elektronik harus memastikan keterkaitan suatu Tanda Tangan
Elektronik dengan pemiliknya.”
3. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik memiliki kemampuan untuk dapat
memastikan keterkaitan antara tanda tangan elektronik dengan
informasi dan dokumen elektronik yang ditanda tangani, karena tanda
tangan elektronik terasosiasi dengan informasi elektronik yang ditanda
tangani.

Cakupan Materi
 Nama domain
Alamat internet dari penyelenggara Negara, orang, badan usaha,
dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi
melalui internet. Alamat ini berupa kode atau susunan karakter
yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam
internet.

 HaKI
Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang disusun
menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya
intelektual yang di dilindungi sebagai Hak Kekayaan Intelektual
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan (Pasal 25 UU ITE).

Cakupan Materi
 Masalah nama domain seperti kasus mustika-
ratu.com yang didaftarkan oleh bukan pemilik
Mustika Ratu, atau kasus typosquatter “kilkbca.com”
(perhatikan huruf “i” dan “l” bertukar tempat) yang
menyaru sebagai “klikbca.com”.
 Karakteristik Nama Domain yang dalam beberapa hal
berbeda dengan Merek menyebabkan sulitnya
Regulasi Merek digunakan untuk mengatasi masalah
Nama Domain.
 Secara umum terdapat perbedaan konsep mengenai
kaitan antara Nama Domain dengan Merek, Nama
Domain menganut asas first come first serve,
sedangkan Merek menganut asas first to file principle

Nama domain & HaKI


Beberapa jenis pelanggaran terkait nama
domain:
Cybersquatting adalah suatu tindakan
pendaftaran nama domain yang dilakukan oleh
orang yang tidak berhak (tidak memiliki
legitimate interest).
Cybersquatter adalah orang yang melakukan
tindakan pendaftaran tersebut.

Biasanya mereka yang melakukan pendaftaran


memiliki niat untuk menjual nama domain
yang sudah dimiliki tersebut dengan harga
jauh lebih tinggi daripada harga seharusnya
 Nama domain & HaKI
Pada undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik atau yang lebih dikenal dengan UU ITE telah
dimuat 3 pasal (pasal 23, pasal 24, pasal 25) yang memuat Nama
domain, hak kekayaan intelektual serta perlindungan atas hak-hak
pribadi.

Cakupan Materi
 Data Pribadi
Penggunaan tiap informasi melalui media elektronik yang
menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas
persetujuan orang yang bersangkutam, kecuali ditentukan lain
oleh Perundangan-undangan.

Cakupan Materi
 Perbuatan Dilarang dan Ketentuan
Pidana
Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII
(pasal 27-37):
• Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
• Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan
Permusuhan)
• Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
• Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
• Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
• Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi
Rahasia)
• Pasal 33 (Virus, Membuat Sistem Tidak Bekerja)
• Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik(phising?))

Cakupan Materi
 Perbuatan Dilarang dan Ketentuan Pidana

1. Indecent Materials/Ilegal Content (Konten Ilegal). Sangsi: Pidana penjara paling


lama 6-12 tahun dan/atau denda antara RP. 1 M – Rp. 2 M (Pasal 45 UU ITE).
2. Ilegal Access (Akses Ilegal). Sangsi: Pidana penjara paling lama 6-8 tahun
dan/atau denda antara Rp. 600 juta – Rp. 700 juta (pasal 46 UU ITE).
3. Ilegal Intercedption (Penyadapan Ilegal). Sangsi: Pidana penjara paling lama 10
tahun dan/atau denda paling besar Rp. 800 jt (Pasal 47 UU ITE).
4. Data Interference (Gangguan Data). Sangsi: Pidana penjara max 8-10 Tahun
dan/atau denda antara Rp. 1 M – Rp. 5 M (pasal 48 UU ITE).
5. System Interference (Sistem Interference). Sanksi: pidana penjara paling lama 10
tahun dan/ atau denda paling besar RP. 10 M (pasal 49 UU ITE).
6. Missue of devices (Penyalahgunaan Perangkat). Sanksi: pidana penjara paling lama
10 tahun dan/atau denda paling besar Rp. 10 M (pasal 50 UU ITE).
7. Computer related fraud dan forgery (Penipuan dan Pemalsuan yang berkaitan
dengan komputer). Sanksi: Pidana penjara paling lama, 12 tahun dan/atau denda
paling besar 12 M (pasal 51 UU ITE).

Cakupan Materi
 UU ITE mempunyai kelebihan salah satunya dapat
mengantisipasi kemungkinan penyalahgunaan internet
yang merugikan contohny pembobolan situs-situs tertentu
milik pemerintah dan transaksi elektronik seperti bisnis
lewat internet juga dapat meminimalisir adanya
penyalahgunaan dan penipuan. Pada pasal 2, UU ITE
berlaku terhadap orang – orang yang tinggal di Indonesia
maupun diluar Indonesia ini dapat menghakimi dan
menjerat orang – orang yang melanggar hukum di luar
Indonesia.
 UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik) tidak hanya membahas situs porno atau
masalah asusila. Total ada 13 Bab dan 54 Pasal yang
mengupas secara mendetail bagaimana aturan hidup di
dunia maya dan transaksi yang terjadi didalamnya

Implementasi UU ITE
 pasal 27 ayat 3 tentang penghinaan dan pencemaran nama
baik lewat media massa. Pasal itu, seringkali digunakan
banyak pihak untuk menuntut secara pidana para
pengkritiknya melalui dunia maya.
 UU ITE dianggap banyak pihak membatasi hak kebebasan
berekspresi, mengeluarkan pendapat, dan menghambat
kreativitas dalam berinternet.
 Spamming, baik untuk email spamming maupun masalah
penjualan data pribadi oleh perbankan, asuransi, dsb
 Virus dan worm komputer (masih implisit di Pasal 33),
terutama untuk pengembangan dan penyebarannya
 Kemudian juga tentang kesiapan aparat dalam
implementasi UU ITE.

Kelemahan UU ITE
Pasal lainnya yang dianggap kerap menuai masalah adalah
 pasal 27 ayat 1
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan.”

 pasal 28 ayat 2
“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antargolongan (SARA)”

 pasal 31 ayat 3
“Kecuali intersepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
intersepsi yang dilakukan dalam rangka penegakan hukum atas
permintaan kepolisian, kejaksaan, dan/atau institusi penegak hukum
lainnya yang ditetapkan berdasarkan undang-undang”

Kelemahan UU ITE
 ID-SIRTII lahir pada tahun 2007 Nomor26/PER/M.KOMINFO/5/2007
tentang Pengamanan Pemanfaatan Jarinan Telekomunikasi berbasis
Protokol Internet Tugas dari ID-SIRTII
 Id-SIRTII/CC memiliki tugas pokok melakukan sosialisasi dengan pihak
terkait tentang IT security (keamanan sistem informasi), melakukan
pemantauan dini, pendeteksian dini, peringatan dini terhadap ancaman
terhadap jaringan telekomunikasi dari dalam maupun luar negeri
khususnya dalam tindakan pengamanan pemanfaatan jaringan,
membuat/menjalankan/mengembangkan dan database log file serta
statistik keamanan Internet di Indonesia.
 Id-SIRTII/CC memberikan bantuan asistensi/pendampingan untuk
meningkatkan sistem pengamanan dan keamanan di instansi/lembaga
strategis (critical infrastructure) di Indonesia
 ID-SIRTII adalah benteng pertahanan pertama dalam menghadapi
serangan di dunia maya. Serangan itu bisa berupa Ddos, spam,
hacking,carding bahkan botnet.

ID-SIRTII/CC (Indonesia Security Incident Response


ID-
Team on Internet Infrastructure/Coordination Center)
 Berilah contoh-contoh pelanggaran ITE
yang ada temui dimasyarakat dan berikan
solusi pemecahan masalahnya.

 Dibuat dalam power point min 5 slide


dikerjakan dalam kelompok(5)

Tugas Terstruktur
Thank You

Anda mungkin juga menyukai