PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan jumlah penderita lebih dari 20 juta jiwa. Prevalensi gagal jantung terus
meningkat dengan sejalannnya pertambahan usia dengan 610% pada usia diatas
pada tahun 2008, yang mewakili dari 31% kematian didunia. Penyakit gagal
oksigen dan nutrisi (Brunner & suddarth, 2013). Sedangkan menurut Price &
Wilson 2007, CHF adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa
klinis yang muncul pada pasien dengan GJK adalah dyspnea, takikardi, kelelahan,
intoleransi aktifitas, retensi cairan, penurunan kadar oksigen darah arteri, edema
paru, edema perifer, ketidaknyamanan, dan gangguan pola tidur (Yancy et al.,
2013).
gagal jantung yang menjalani terapi pengobatan yang lama dan sering keluar
masuk rumah sakit akan berdampak terhadap kecemasan yang dirasakan oleh
pasien terhadap penyakit yang dialaminya. Salah satu dampak yang dialami
merupakan reaksi psikologis terhadap dampak dari penyakit gagal jantung yang
jantung merupakan organ terpenting, dan ketika jantung mulai rusak maka
kesehatan akan terancam. Hal ini yang menyebabkan pasien gagal jantung akan
merasakan kecemasan, depresi, dan putus asa akan penyakit yang dideritanya
(Black, 2009).
cenderung cemas dan gelisah karena sulit bernafas. Sedangkan menurut Sani,
penyakitnya tidak bisa sembuh, cemas dan takut akan kematian Pemberian
rawatan berulang dan pengobatan yang lama dapat menyebabkan gangguan pada
aspek psikologis atau stressor psikososial yang memicu adanya emosi negatif
seperti kecemasan, depresi, rasa putus asa, rasa kawatir, dan rasa takut akan
kematian (Sarafino & Smith, 2011). Pasien dengan penyakit jantung yang
berat gejala fisik yang dialaminya dan lebih lama proses penyembuhan
untuk membantu klien membentuk koping terhadap stres. Perilaku koping yang
benar dari pasien dapat mengatasi atau mengurangi kecemasan pasien itu sendiri.
Teori psikoalaitis klasik menyatakan bahwa pada saat individu menghadapi situasi
yang dianggapnya mengancam, maka secara umum ia akan memiliki reaksi yang
biasanya berupa kecemasan. Kecemasan sebagai syarat bagi ego untuk melakukan
tingkat pendidikan, tingkat ekonomi serta dukungan keluarga (Stuart & Sunden,
faktor yang bisa mempengaruhi kecemasan pada pasien GJK adalah status
Raya di ruang Sakura yang merupakan ruangan perawatan untuk penyakit jantung
dan pembuluh darah. Dalam wawancara yang dilakukan terhadap enam orang, tiga
pemeriksaan lebih lanjut dari dokter, sedangkan tiga orang yang lain menyatakan
merasa cemas karena merasa sesak, kelelahan dan keterbatasan aktivitas yang
dialami.
B. Rumusan Masalah
pada pasien gangguan jantung kongestif di ruang Sakura RSUD dr. Doris
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
jantung kongestif di ruang Sakura RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kongestif.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi perawat
lebih maksimal.
c. Bagi Peneliti