Anda di halaman 1dari 60

i

ASKEP

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang
diantaranya adalah kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar
belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual, individu sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah.
Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan
sistem sebagai sumber masalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
ternyata ada hubungan negative antara kenakalan remaja dengan
keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian
sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan
fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau
kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu
luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja
untuk melakukan perilaku menyimpang.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-
coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya
akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-
kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering
disebut sebagai kenakalan remaja.
Berhubungan seks atau bercinta sebelum menikah, bagi sebagian
orang merupakan tindakan yang dilarang, karena bertentangan dengan nilai
agama dan norma kesopanan. Namun, diluar alasan itu, berhubungan seks
juga tidak dibenarkan karena berisiko terhadap kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan bahwa
prevalensi perokok pada penduduk usia atas 10 tahun sebesar 28,8 persen.
Namun yang memprihatinkan, prevalensi merokok pada remaja (10-18
tahun) sejak tahun 2013 terus meningkat. Berdasarkan Riskesdas 2013
tercatat sebesar 7,2 persen, lalu meningkat menjadi 8,8 persen dalam

1
Riskesdas 2016. Persentase itu melonjak menjadi 9,1 persen pada Riskesdas
2018.
Perubahan dinamika remaja perkembangan individu ( remaja )
berlangsung terus menurus dan tidak dapat di ulang kembali . masa remaja
merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang
baik diakibatkan sikap mereka yang selalu menco-coba pada hal yang baru
. pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian
organ-organ seksualnya secara fisik , pada masa remaja pula mulai
pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga
perilaku atau tingkah lakunya banyak yang di pengaruhi oleh hormon
tersebut.
Namun yang menjadi perhatian kita adalah pergaulan remaja pada
zaman sekarang ini sudah sampai pada taraf menghawatirkan . media masa
baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal-hal yang
menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan akhlak generasi muda pada
masa sekarang ini. Bukan masalah akhlak saja , akibat dari itu juga
menimbulkan rendahnya kualitas belajar siswa ketika mengalami gangguan
pada masa-masa remaja.
Masalah yang didapatkan yaitu kenakalan remaja meliputi merokok
pergaulan bebas dan minuman berakohol .
Solusi dan pemecahan masalah yaitu melakukan edukasi tentang
Kenakalan Remaja , dan pembentukan kader PMR (Palang Merah Remaja )
pembentukan struktur organisasi untuk UKS .
Profil Madrasah Tsanawiyah Taqwa Ilah Semarang berlokasi di
Jalan Tunggu Raya No.10 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota
Semarang kepala madrasah Rofiur Rutab , M.SI dibantu oleh wakil kepala
sekolah dengan struktur dibawahnya antara lain bidang atau urusan
kurikulum , kesiswaan , humas , sarana dan prasarana dan koordinator BK
atau BP , di samping kepala urusan tata usaha , kepala perpustakan, dan
laboratorium.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
Mengatahui Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
Mengetahui Intervensi Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH

2
b. Mengetahui Implementasi Keperawatan Kelompok Khusus Pada
anak usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA
ILAH Mengetahui Evaluasi Keperawatan Kelompok Khusus Pada
anak usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA
ILAH

C. MANFAAT
Setelah kita mempelajari makalah yang saya buat ini kita dapat
berbuat apa yang sebenarnya yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang remaja. Dan juga dapat mengaplikasikannya pada
kehidupan dijenjang selanjutnya

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Anak Usia Sekolah


1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak
dikutip dari Suprajitno (2004), anak sekolah adalah anak yang
memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar
dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak
usia sekolah adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk
anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan
9 tahun.
2. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Suprajitno (2004) akhir masa kanak-kanak memiliki
beberapa ciri antara lain:
a. Label yang di gunakan oleh orang tua
1) Usia yang menyulitkan dimana suatu masa ketika anak
tidak mau lagi menuruti perintah dan ketika anak lebih
dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh orang tua dan
anggota keluarga lain.
2) Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak
memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan
3) Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi
pertengkaran antara keluarga dan suasana rumah yang tidak
menyenangkan bagi semua anggota keluarga.
b. Label yang digunakan pendidik/guru
1) Usia sekolah dasar adalah suatu masa ketika anak
diharapkan memperoleh dasar pengetahuan yang dianggap
penting untuk keberhasilan penyesuaian diri.
2) Periode kritis dalam berprestasi merupakan suatu masa
ketika anak mencapai sukses, tidak sukses atau sangat
sukses.
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
1) Usia berkelompok merupakan suatu masa ketika perhatian
utama tertuju pada keinginan diterima oleh teman sebaya
sebagai anggota kelompok.
2) Usia penyesuaian diri adalah suatu masa ketika anak ingin
menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh
kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku.
3) Usia kreatif merupakan suatu masa ketika akan ditentukan
apakah anak akan menjadi konfimis.

4
4) Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya
keinginan bermain karena luasnya minat dan kegiatan
untuk bermain.
3. Perkembangan Usia Sekolah (Suprajitno, 2004)
a. Perkembangan biologis
Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi
badan dan meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan.
Pada usia ini pembentukan jaringan lemak lebih cepat
perkembangannya dari pada otot.
b. Perkembangan psikososial
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam
tahap industri inferior. Dalam tahap ini anak mampu melakukan
dam menguasai ketrampilan yang bersifat teknologi dan sosial.
Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi,
kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan
lingkungan dan teman sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan
yang didapat, stimulus dan keterlibatan orang lain).
c. Temperamen
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor
terpenting dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini
temperamen sering muncul sehingga peran orang tua dan guru
sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan
orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.
4. Perkembangan kognitif

Menurut Peaget usia ini berada dalam tahap operasional konkret


yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan
simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai
meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda,
situasi dan pengalaman yang dijumpai.
5. Perkembangan moral

Pada masa akhir kanak-kanak perkembangan moralnya


dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konvensional.
Pada tahap ini anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang
berlaku, menerima peraturan.
6. Perkembangan spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatu adalah konkret
atau nyata dari pada belajar tentang agama. Mereka lebih tertarik
terhadap surga dan mereka sehingga cenderung akan melakukan atau
mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.

5
7. Perkembangan bahasa

Pembicaraan yang dilakukan dalam hidup ini lebih terkendali


dan terseleksi karena anak menggunakan pembicaraan sebagai
komunikasi.

8. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok
yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman
dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok.
9. Perkembangan seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dan teman-


temannya, mengembangkan minat-minat sesuai dengan dirinya.
10. Perkembangan konsep diri

Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu


hubungan dengan orang tua, saudara dan sanak keluarga lainnya.
Saat ini anak-anak membentuk konsep diri yang ideal.

11. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah


a. Diare : dapat diartikan sebagai penyakit yang ditandai dengan
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali perhari
dan disertai denagn perubahan konsistensi tinja menjadi cair.
(Suratmaja,2007)
b. ISPA : ISPA adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun
bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus,
maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru
(Alsagaf, 2009).
c. Masalah gigi dan mulut: masalah kesehatan gigi dan mulut penting
dalam pembangunan kesehatan,salah satunya disebabkan oleh
rentannya kelompok anak usia sekolaah dari gangguan kesehatan
gigi
12. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah Melalui TRIAS UKS
a. Pendidikan Kesehatan : Melakukan penkes untuk
mempengaruhi orang lain untuk berperilaku hidup sehat
b. Pelayanan kesehatan
c. Pembinaan Lingkungan Kehidupan sekolah sehat : Pemeriksaan
fisik , kebersihan halaman sekolah, memperhatikan pengaturan
pencahayaan, menciptakan suasana hubungan kekeluargaan
yang akrab.

6
B. Konsep Kenakalan Remaja
1. Pengertian
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hokum pidana yang dilakukan oleh remaja.Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
a. Kartono,ilmuan sosiologi
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di
sebabkan oleh satu bentuk pengabaian social.
b. Santrock
“kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
remaja yang tidak dapat di terima secara social hingga terjadi
tindakan criminal.

2. Etiologi
Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan
terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.

Faktor eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu
perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga
pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Pengaruh Kawan Sepermainan atau teman sebaya

7
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah
merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan,
makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi
mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas.
Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak
pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak
orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan
bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi
bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga
kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu
tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah
kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan
kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti
juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak
akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun
orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi
frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan
melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang,
dan lain sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar.
Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal
daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun
itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana
dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi
baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya
pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian
seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para
remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan
kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan
kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak
sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah
bagi orangtuanya.
3. Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan
salah satu tugas orangtua kepada anak. Ketika anak telah berusia
17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak
mulai akan memilih perguruan tinggi.
4. Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan
sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain
itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa
kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan
untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan.

8
Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak
akan menimbulkan masalah.
5. Uang Saku
Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat
dihindarkan. Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar
kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan
dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah. Yaitu:
1. Anak menjadi boros
2. Anak tidak menghargai uang, dan
3. Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun
uang gampang.
6. Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat
yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar
jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat
umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal
istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka,
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk
mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi
informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15
tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus
sekolah karena hamil.
3. Patofisiologi
Gdg Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian
menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses
wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap
pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing
mempunyai kelebihan dankekurangan. Demikian pula dengan masa
remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling
rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering
menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja
sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan
menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-
besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru
menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan
semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si
remaja.

9
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka
semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.
Kesalahan-kesalahan yang

4. Manifestasi Klinis

a. anak-anak tidak disukai oleh taman-temannya sehingga anak


tersebut menyendiri.
b. Anak-anak yang saring menghindarkan diri dari tanggung jawab
di rumah atau sekolah.
c. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka
mengalami masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari
permasalahannya.
d. Anak-anak yang suka berbohong.
e. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
f. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati
batas yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
g. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya
disekolah atau dirumah.
5. Klasifikasi
a. Kenakalan remaja di sekolah
Misal :
1) Tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
2) Meninggalkan sekolah pada saat jam pelajaran.
3) Membawa senjata tajam ketika sekolah.
b. Kenakalan remaja di luar sekolah(masyarakat)
Misal :
1) Ikut balapan tiar antar geng.
2) Ikut tawuran antar geng.
3) Minum minuman keras.
4) Mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti narkoba dan lain
sebagainya.

10
c. Kenakalan remaja di lingkungan keluarga
Misal :
1) Tidak mendengarkan nasehat orang tua.
2) Tidak mentaati perintah orang tua.
3) Melanggar norma yang telah di sepakati bersama keluarga.

6. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengkajian Sosial : data angket, wawancara,observasi
2) Pengkajian epidemiologi : data angket, wawancara, observasi
3) Pengkajian Perilaku dan Lingukunga : data angket,wawancara,
observasi
4) Pengkajian Edukasi dan Organisasi : data angket,
wawancara, observasi.

b. Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensi Kesehatan Komunitas
2) Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

Diagnosa Keperawatan A B C D E F H I J K L ∑

Defisiensi kesehatan
komunitas b.d ketidak
cukupan sumber daya
(kurang pengetahuan)
(00215)
Perilaku Cenderung Beresiko
b.d kurangnya pengetahuan
(00188)

11
c. Intervensi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Keperawatan
Tangg
al
Defisiensi kesehatan 1. Tujuan jangka panjang Prevensi primer:
komunitas b.d Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan (5510)
ketidakcukupan sumber keperawatan selama 2 minggu a. Melakukan pengkajian Meteseh.
daya (kurang siswa mendukung gerakan b. Melakukan penyuluhan ke siswa
pengetahuan) perilaku hidup bersih dengan tentang penyakit menular dan
(00215) kriteria hasil penyakit tidak menular.
a. Menurunnya angka c. Melakukan penyuluhan ke siswa
kenakalan remaja pada usia d. tentang sebab terjadinya
sekolah kenakalan remaja
2. Tujuan jangka menengah
Setelah dilakukan tindakan Prevensi Sekunder
keperawatan selama 2 minggu Skrining Kesehatan (6520)
komunitas menunjukkan a. Melakukan pemeriksaan fisik ke
peningkatan perilaku hidup siswa
bersih dan sehat dengan
kriteria: Prevensi tersier :
a. Siswa mengetahui tentang Dukungan kelompok (5430)
bahaya merokok, a. Melakukan penyuluhan kepada
pergaulan bebas dalam siswa
kenakalan remaja
b. Siswa
mengurangi resiko
kenakalan remaja dengan
hidup bersih dan sehat.
c. Siswa dapat mengetahui
mencegah kenakalan
remaja dapat dengan cara
hidup bersih dan sehat.

3. Tujuan jangka pendek


Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 minggu
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 minggu
pengetahuan komunitas tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat dengan kriteria
hasil:

12
a. Siswa
mengetahui tentang
kenakalan remaja

Perilaku Cenderung 1. Tujuan jangka panjang Prevensi primer:


Beresiko b.d kurangnya Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan (5510)
pengetahuan (00188) keperawatan selama 2 minggu a. Melakukan pengkajian
siswa mendukung gerakan b. Melakukan penyuluhan ke siswa
perilaku hidup bersih dengan tentang bahaya merokok.
kriteria hasil: c. Melakukan penyuluhan ke siswa
a. Berkurang nya perilaku tentang mencuci tangan yang baik
penyebab timbulnya dan benar.
kenakalan remaja
2. Tujuan jangka menengah Prevensi Sekunder
Setelah dilakukan tindakan Skrining Kesehatan (6520)
keperawatan selama 2 minggu a. Melakukan pemeriksaan fisik ke
komunitas menunjukan siswa
peningkatan hidup bersih dan
sehat dengan kriteria hasil: Prevensi tersier :
a. Siswa Dukungan kelompok (5430)
mengetahui bahaya a. Melakukan penyuluhan kepada
merokok. siswa
b. Siswa mengetahui bahaya
tidak menjaga kebersihan
toilet/jamban.

3. Tujuan jangka pendek


Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 2 minggu
pengetahuan komunitas tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat dengan kriteria
hasil:
a. Siswa mencuci tangan
yang baik dan benar.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS

A. Hasil pengkajian keperawatan komunitas


1. Pengkajian Sosial
a. Data Angket

Diagram 1
Proporsi penghasilan rata – rata orangtua siswa tingkat 3 MTS
Taqwa Illah Kelurahan Meteseh Bulan Januari 2019 (n = 55)

Penghasilan orang tua setiap bulan

Tidak tetap
49% 51%
Tetap

Diagram 1 menunjukkan penghasilan tetap orang tua siswa tingkat


3 MTS Taqwa Illah dengan penghasilan tetap setiap bulan
sebanyak 49% dan penghasilan tidak tetap sebanyak 51%.

14
Diagram 2
Proporsi siswa tingkat yang tinggal serumah dengan orang tua di MTS
Taqwa Illah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Tinggal serumah dengan orang tua

22%
YA
TIDAK
78%

Diagram 2 menunjukkan siswa yang tinggal serumah dengan orang


tua sebanyak 78% mengatakan “iya” dan 22% siswa mengatakan
tidak tinggal serumah dengan orang tua

Diagram 3
Proporsi pekerjaan bapak siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan januari 2019 (n=55)

Pekerjaan bapak anda

2%
PNS
30%
40% WIRASWATA
SWATAS
LAINNYA
28%

Diagram 3 menunjukkan pekerjaan ayah paling banyak 40%


bekerja lain dan 2% bekerja sebagai PNS

15
Diagram 4
Proporsi pekerjaan ibu siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)

Pekerjaan ibu anda

0%
PNS
33%
WIRASWATA
47%
SWATAS
LAINNYA
20%

Diagram menunjukkan pekerjaan ibu 47% sebagai pekerja lainnya dan 0%


sebagai PNS

Diagram 5
Proporsi pendidikan terakhir bapak siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Pendidikan terahir bapak

SD
5%4%
4% 28% SMP
SMA
D3
37%
22% S1
LAINNYA

Diagram 5 menunjukkan pendidikan terahir ayah sebanyak 37%


berpendidikan terahir SMA dan 4% berpendidikan terahir lainnya.

16
Diagram 6
proporsi rata-rata orang tua siswa tingkat 3 yang berpendidikan
terakhir pada ibu siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)

Pendidikan terahir Ibu

SD
2%
4%
2%
SMP
29%
SMA
37%
D3
S1
26%
LAINNYA

Diagram 6 menunjukkan pendidikan terahir ibu sebanyak 37%


berpendidikan terahir SMA dan 2% berpendidikan terahir D3

b. Data Wawancara
a) Kesiswaan menyampaikan ,” ada 55 siswa yang mengisi angket
terkait dengan penghasilan , pekerjaan dan tingkat pendidikan
orang tua “.
b) Kesiswaan menyampaikan ,” bahwa rata-rata orang tua
ssmempunyai penghasilan .”
c) Kesiswaan menyampaikan, “ sebagian siswa tinggal bersama
orang tua dan sebagian siswa tidak tinggal bersama orang tua .”

2. Pengkajian Epidemiologi
a. Data Angket
- Pola Aktivitas

17
Diagram 7
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah saat ini ada masalah dengan
teman sekolah , sehingga terganggu di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

apakah saat ini ada masalah dengan teman


sekolah anda, sehingga anda terganggu

Tidak
49% 51%
Ya

Diagram 7 menunjukkan sebanyak 51% tidak mempunyai masalah


dengan teman di sekolah dan 49% siswa mempunyai masalah dengan
teman disekolah

Diagram 8
Proporsi rata-rata siswa yang mengikuti organisasi di sekolah MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n-55)

Organisasi yang di ikuti di Sekolah


0%

6%

32% OSIS
PRAMUKA
PMR

62% ROHIS

Diagram 8 menunjukkan sebanyak 62% siwa mengikuti organisasi


pramuka di sekolah dan 0% siswa mengikuti organisasi rohis.

18
Diagram 9
Proporsi rata-rata siswa yang sering menggunakan HP sehingga
asik sendiri di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)

Sring menggunakan HP hingga asik sendiri

42% YA

58% TIDAK

Diagram 9 menunjukkan 58% siwa lebih asik sendiri menggunakan


HP dan 42% siswa tidak menggunakan hp

Diagram 10
Proporsi rata-rata siswa yang menggunakan akses media sosial
melalui internet di MTS Taqwa Ilah

akses media sosial melalui internet

6%

Facebook
19% 34%
WA
Twitter
2%
instagram
Email
39%

Diagram 10 menunjukkan 39% siswa mengakses media social


menggunakan WA dan 2% menggunakan twitter

19
Diagram 11
Proporsi rata-rata siswa mencari berbagai informasi berkaitan dengan
kesehatan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh nbulan Januari
2019 (n=55)

Mencari berbagai informasi berkaitan


dengan kesehatan

YA
53% 47%
TIDAK

Diagram 11 menunjukkan 47% siswa mencari informasi informasi


berkaitan dengan kesehatan dan 53% siswa tidak mencari informasi
berkaitan dengan kesehatan

Diagram 12
Proporsi rata-rata siswa sumber untuk mencari informasi kesehatan di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

sumber untuk mencari informasi kesehatan

Media Cetak
0%10%
18% Televisi, Radio
16% Intenet
6%
hp
6%
petugas kesehatan
guru
44%
keluarga

Diagram 12 menunjukkan 44% siswa mencari ibformasi kesehatan


dengan HP dan 0% siswa mencari informasi kesehatan dengan media
cetak

20
Duagram 13
Proporsi rata-rata siswa dalam 6 bulan terakhir , adakah memperoleh
informasi kesehatan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)

Dalam 6 Bulan Terahir, Adakah Anda


Memperoleh Informasi Kesehatan

kesehatan reproduksi
16% 19% seks pranikah
4%
7% HIV AIDS
tidak ada
54%
lain-lain

Diagram 12 menunjukkan adakah siswa 6 bulan terahir ini memperoleh


informasi kesehatan 54% siswa tidak memperoleh informasi kesehatan
dan 4% siswa memperoleh kesehatan seks pranikah

- Perilaku Berisiko

Diagram 14
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah waktu dihabiskan bersama
teman-teman anda di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)

Apakah Waktu Anda Habiskan Bersama Teman-


teman Anda

35%
YA
TIDAK
65%

Diagram 13 menunjukkan apakah waktu siswa di habiskan dengan teman-


temannya 65% siswa menjawab YA dan 35% siswa menjawab TIDAK

21
Diagram 15
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa seing
menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga di MTS Taqwa
Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Apakah Anda Sering Menghabiskan


Waktu Di Rumah Bersama Keluarga

29%
YA
TIDAK
71%

Dagram 14 menunjukkan apakah siswa sering menghabiskan waktu


di rumah bersama keluarga 71% siswa menjawab YA dan 29%
siswa menjawab TIDAK

Diagram 16
Proporsi rata-rata siswa yang pernah mempunyai pacar di MTS
Taqwa Ilah Kleuurahan Meteseh bulan Januari 2019 ( n-55)

Apakah Anda Pernah Mempunyai Pacar

36%
YA
TIDAK
64%

Diagram 15 menunjukkan apakah siswa pernah mempunyai pacar


64% siswa menjawab YA dan 36% siswa menjawab TIDAK

22
Diagram 17
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa memiliki pacar di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Apakah Sekarang Ini Anda Memiliki Pacar

YA
51% 49%
TIDAK

Diagram 16 menunjukkan apakah saat ini siswa memiliki pacar 51% siswa
menjawab YA dan 49% siswa menjawab TIDAK

Diagram 18
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah keluarga mengetahui bahwa
siswa saat ini memiliki pacar di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)

Apakah Keluarga Mengetahui Anda Saat Ini


Memiliki Pacar

39% YA

61% TIDAK

Diagram 17 menunjukkan apakah keluarga mengetahui siswa saat ini


meiliki pacar 61% siswa menjawab TIDAK dan 39% siswa menjawab
YA

23
Diagram 19
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 dalam seminggu berapa kali siswa
bertemu dengan pacar di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)

Dalam Seminggu Berapa Kali Anda Bertemu


Dengan Pacar

42% >10 kali


58% <10 kali

Diagram 18 menunjukkan dalam seminggu berapa kali siswa bertemu


dengan pacar 58% siswa menjawab >10 kali dan 42% siswa menjawab <10
kali

Diagram 20
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 Apakah siswa pernah berciuman lips to
lips, berpelukan, bersentuhan organ intim dengan pacar

Apakah Anda Pernah Berciuman Lips To Lips,


Berpelukan, Bersentuhan Organ Intim Dengan
Pacar Anda

5%
YA
TIDAK

95%

Diagram 19 menunjukkan apakah siswa pernah berciuman lips to lips,


berpelukan, bersentuhan organ intem dengan pacarnya 95% siswa
menjawab TIDAK dan 5% siswa menjawab YA

24
Diagram 21
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa pernah melakukan hubungan
seksual dengan pacar di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)

Apakah anda pernah melakukan


hubungan seksual dengan pacar anda

2%
pernah
tidak pernah

98%

Diagram 20 menunjukkan apakah siswa pernah melakukan hubungan


seksusal dengan pacar 98% siswa menjawab TIDAK PERNAH dan 2%
siswa menjawab PENAH

Diagram 22
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa memiliki kebiasaan merokok
di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Apakah Anda Memiliki Kebiasaan Merokok

43% YA

57% TIDAK

Diagram 21 menunjukkan apakah siswa memiliki kebiasaan merokok 57%


siswa menjawab TIDAK dan 43% siswa menjawab YA

25
Diagram 23
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 kebiasaan siswa meminum alkohol di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Apakah Anda Memiliki Kebiasaan Meminum


Alkohol

11%
YA
TIDAK

89%

Diagram 22 menunjukkan apakah siswa memiliki kebiasaan meminum


alkohol 89% siswa menjawab TIDAK dan 11% siswa menjawab YA

Diagram 24
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 teman-teman disekitar siswa yang
memiliki kebiasaan merokok dan minum-minuman berakohol di MTS
Taqa Ilah Kelurahan Meteseh bulan januari 2019 (n=55)

Apakah Teman-teman Di Sekitar Anda Memiliki


Kebiasaan Merokok Dan Minum-minuman
Beralkohol

44% YA
56% TIDAK

Diagram 24 menunjukan bahwa sebanyak 44% memiliki kebiasaan


merokok dan minum-minuman berakohol , dan 56% tidak memiliki
kebiasaan merokok dan minum-minuman berakohol

26
Diagram 25
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang pernah menonton video porno di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Apakah Anda Pernah Menonton Video Porno

31%
YA
TIDAK
69%

Diagram 25 menunjukkan apakah siswa pernah menonton video porno


69% siswa menjawab TIDAK dan 31% siswa menjawab YA

b. Data Wawancara
a) Siswa mengatakan, “kenakalan remaja tidak patut ditiru. Siswa
mengatakan sering mendapat perlakuan tidak baik dengan
temannnya walaupun hanya becanda. Siswa mengatakan pernah
mendapatkan tindakan tidak menyenangkan walaupun itu hanya
saling ejek-ejekan tapi tidak pernah dimasukkan dihati”.
b) Siswa mengatakan,” tidak pernah terlibat tawuran dengan antar
siswa lain”.
c) Siswa mengatakan “iya, saya merokok “ . Siswa mengatakan
“saya merokok sejak kelas 3 mi. Siswa mengatakan (awalnya
saya diberi teman rokok, sestelah itu saya tau rasanya enak dan
saya kecanduan untuk merokok), dengan uang saku yang
diberikan oleh orang tua saya.
d) Siswa mengatakan,”bahwa dilingkungannya banyak dijumpai
seseorang yang mengkonsumsi minuman keras”.
e) Siswa mengatakan,”bahwa seks pra nikah yang terjadi pada
remaja semakin meningkat karena disekelilingnya banyak siswa
yang berpacaran dini”.
f) Siswa mengatakan “iya, saya dekat dengan kedua orang tua saya
dan adek saya”.
c. Data Observasi

27
3. Pendidikan dan penilaian ekologi
a. Data Angket
- Pengetahuan tentang Seks Pra Nikah (boleh dijawab lebih dari
satu)

Diagram 26
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 melakukan hubungan seksual pra nikah di
MTS Taqwa Ilah bulan Januari 2019 (n=55)

25
Melakukan yang dimaksud
20 dengan seks pra nikah
AXIS TITLE

15

10
Melakukan hubungan seksual
tanpa ada ikatan pernikahan
5

0
Apakah yang dimaksud dengan seks pra nikah
Hubungan seksual yang
AXIS TITLE
dilakukan tanpa melalui
proses pernikahan resmi
Diangram 26 menunjukkan 20% (20 0rang) tidak tahu dan 6% (6 orang)
melakukan hubungan seksual tanpa nikah

Diagram 27
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 pengaruh dari media elektronik di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

30
25 Dorongan seks yang kuat
AXIS TITLE

20
15 Pergaulan bebas
10
5
Minimnya pengetahuan
0
kesehatan reproduksi
Apakah penyebab remaja melakukan hubungan
seksual sebelum menikah Maraknya peredaran VCD
AXIS TITLE porno

Diangram 27 menunjukkan 28% (28 orang) mengatkan tidak tahu 4% (4


orang) pengaruh dari media elektronik

28
Diagram 28
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan informasi seks di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

30
Pengaruh lingkungan
25 pergaulan
20 Akibat perubahan hormonal
AXIS TITLE

15
Kurang informasi tentang
10 seks

5 Orang tua yang tertutup

0
Situasi yang mendukung
Sebutkan beberapa faktor yang anda ketahui
penyebab remaja jatuh ke dalam berbagai
persoalan seks Tidak tahu
AXIS TITLE

Diangram 28 menunjukkan 24 % (24 orang) mengatakan tidak tahu dan


1% (1 orang) mengatakan kurang informasi tentang seks

Diagram 29
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 menunjukan pengaruh lingkungan di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=550)

35
Umur ideal perkawinan
30
HIV/AIDS dan penyakit kelamin
25 lainnya
AXIS TITLE

20 Aborsi

15
Menstruasi
10
Perubahan – perubahan yang
5 terjadi masa remaja

0 Kehamilan
Anda pernah membahas atau menanyakan dengan
keluarga mengenai masalah kesehatan reproduksi Tidak pernah
AXIS TITLE

Diangram 29 menunjukkan 31 %(31 orang ) dan (1% orang aborsi )

29
Diagram 30
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 menghindari pergaulan bebas dan
meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

30
Menghindari pergaulan
25 bebas

20 Meningkatkan pengetahuan
AXIS TITLE

kesehatan reproduksi
15 Berhati – hati dalam memilih
teman
10
Meningkatkan ibadah
5
Perhatian dan pemantauan
0 dari orang tua
Bagaimana cara seseorang menghindari seks di
luar nikah Tidak tahu
AXIS TITLE

Diagram 30 menunjukkan 24% (24 orang ) menghindari pergaulan bebas


dan 2 % ( 2 orang ) meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi

Diagram 31
Proporsi rata-rata tingkat 3 yang meningkatkan ibadah kepada tuhan di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

25
Meningkatkan ibadah kepada
20 Tuhan
Mendengarkan nasehat orang
AXIS TITLE

15 tua
Menghindari berduaan
10 ditempat yang sepi
Menghindari sentuhan yang
5 sifatnya dapat merangsang
Bersikap rasional dan wajar
0
apabila jatuh cinta
Apakah yang anda ketahui dalam menghindari
seks terhadap lawan jenis (pacar) anda Tidak tahu
AXIS TITLE

Diangram 31 menujukkan 23% (23 orang ) tidak tahu dan 8 % ( 8 orang )


meningkatkan ibadah kepada tuhan

30
Diagram 32
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih rendah diri di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Semarang bulan Januari 2019 (n=55)

35

30

25
Perasaan takut
AXIS TITLE

20 Depresi

15 Rendah diri
Cemas
10
Merasa Berdosa
5 Tidak tahu
0
Apakah dampak psikologis dari perilaku seks pra nikah
AXIS TITLE

Diangram 32 menunjukkan 33 % ( 33 orang ) tidak tahu dan 3 % ( 3 orang)


rendah diri

Diagram 33
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 menunjukan tentang kehamilan yang
tidak di inginkan dan melakukan aborsi di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan Januarri 2019 (n=55)

25
Kehamilan tidak diinginkan

20
Belum siap untuk
15 menghadapi kehamilan dan
AXIS TITLE

pernikahan

10 Menjadi orang tua pada


masa remaja

5 Terpaksa menikah dini

0
Resiko apakah yang dihadapi remaja akibat Aborsi
perilaku seks pra nikah
AXIS TITLE

Diagram 33 menunjukkan 22 % ( 22 orang ) kehamilan tidak diinginkan


dan 7 % ( 7 orang ) aborsi

31
Diagram 34
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 tentang putus sekolah karena hamil dan
orang dikucilkan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)

25
Dikucilkan
20
Putus sekolah karna hamil
AXIS TITLE

15
Perubahan peran menjadi
10 seorang ibu
Dianggap wanita tidak
5 bermoral
Tekanan masyarakat yang
0 mencela keadaan tersebut
Dampak sosial yang timbul akibat melakukan
hubungan seksual pra nikah Tidak tahu
AXIS TITLE

Diangram 34 menunjukkan 21 % ( 21 orang ) putus sekolah karna hamil dan


8 % ( 8 orang dikucilan )

Diagram 35
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih kehamilan yang tidaak di
inginkan dan kemandulan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)

25
Kehamilan yang tidak
20 diinginkan
Penyakit menular seksual
AXIS TITLE

15
Kemandulan
10
Rasa sakit yang kronis
5

HIV/AIDS
0
Dampak fisik apakah yang timbul akibat hubungan
seks pra nikah Tidak tahu
AXIS TITLE

- Sikap tentang seks pranikah

32
Diagram 36
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 mengenai seks boleh dilakukan
remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus untuk pasangannya
(pacarnya) di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)

Seks Boleh Dilakukan Remaja Sebagai Ekspresi


Cinta Yang Tulus Untuk Pasangannya (Pacarnya)?

Setuju
11%

Setuju

Tidak setuju Tidak setuju


89%

Diangram 36 menunjukkan 89 % ( 89 siswa ) mengatakan tidak


setuju dan 11 % ( 11 siswa) mengatakan setuju

Diagram 37
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang mengatakan seks merupakan
bagian dari cinta yang tidak perlu dibatasi oleh ikatan perkawinan
di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Seks Merupakan Bagian Dari Cinta Yang Tidak


Perlu Dibatasi Oleh Ikatan Perkawinan

20%

Setuju

80% Tidak setuju

Dianggram 37 menunjukkan 80 % (80 siswa ) Tidak setuju dan


20 % (20% ) menunjukkan setuju

33
Diagram 38
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 mengenai remaja boleh melakukan
hubungan seks di luar nikah jika telah beranjak dewasa dan mengetahui
risikonya di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019
(n=55)

Remaja Boleh Melakukan Hubungan Seks Diluar


Nikah Jika Dia Telah Beranjak Dewasa Dan
Mengetahui Risikonya

16%
Setuju

84% Tidak setuju

Dianggram 38 menunjukkan 84 % ( 84 siswa ) Tidak setuju dan 16 %


( 16 siswa ) menunjukkan tidak setuju

Diagram 39
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan seseorang yang boleh
berhubungan seks jika orang tersebut dan pasangannya telah resmi menikah
di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Seseorang Boleh Berhubungan Seks Jika Orang


Tersebut Dan Pasangannya Telah Resmi
Menikah.

47% Setuju
53%
Tidak setuju

Dianggram 39 menunjukkan 53 % ( 53 siswa ) setuju dan 47 % ( 47


siswa ) menunjukkan tidak setuju

34
Diagram 40
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang berganti-ganti pasangan dalam
hubungan seks boleh saja karena bukan merupakan hal yang tabu lagi di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Berganti – ganti pasangan dalam hubungan seks


boleh saja karena bukan merupakan hal yang
tabu lagi

15%

Setuju

85% Tidak setuju

Dianggram 40 menunjukkan 85 % ( 85 siswa ) Tidak setuju dan 15 % ( 15


siswa) setuju

Diagram 41
Proporsi rata-ratasiswa tingkat 3 terkait dengan perlu tidaknya menghalangi
teman yang aktif dalam seksual di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)

Tidak Perlu Menghalangi Teman Yang Aktif


Dalam Seksual.

13%

Setuju
Tidak setuju
87%

Dianggram 41 menunjukkan 87 % ( 87 siswa ) tidak setuju dan 13 % ( 13


siswa ) menunjukkan setuju

35
Diagram 42
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan bertanya / berkonsultasi
dengan teman sebaya merupakan tidakan yang tepat dalam mengatasi
masalah kesehatan reproduksi di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)

Bertanya/Berkonsultasi Dengan Teman Sebaya


Merupakan Tindakan Yang Tepat Dalam
Mengatasi Masalah Kesehatan Reproduksi.

45%
55% Setuju
Tidak setuju

Dianggram 42 menunjukkan 55 % ( 55 siswa ) tidak setuju dan 45 % ( 45


siswa ) menunjjukan setuju

Diagram 43
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih sebagai remaja menjaga
keperawananya sangatlah penting di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)

Sebagai Remaja Menjaga Keperawanannya


Sangatlah Penting.

44%
56% Setuju
Tidak setuju

Dianggram 43 menunjukkan 56 % ( 56 siswa ) setuju dan 44 % ( 44%


siswa ) tidak setuju

36
Diagram 44
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 dengan orang tua harus meningkatkan
perhatian dan pemantauan terhadap pergaulan di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)

Orang Tua Harus Lebih Meningkatkan Perhatian


Dan Pemantuan Terhadap Pergaulan Ada.

29%

Setuju
71% Tidak setuju

Dianggram 44 menunjukkan 71 % ( 71 siswa ) setuju dan 29% ( 29 siswa )


tidak setuju

Diagram 45
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih terkait seorang remaja harus
lebih bersikap terbuka dan mau bercerita kepada orang tua mengenai
seksualitas di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019
(n=55)

Seorang Remaja Harus Lebih Bersikap Terbuka


Dan Mau Bercerita Kepada Orang Tua Mengenai
Seksualitas.

44%
Setuju
56%
Tidak setuju

Dianggram 46 menunjukkan 56 % ( 56 siswa ) setuju dan 44%


( 44 siswa) tidak setuju

37
Diagram 46
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan dari pada menanggung
malu , dianggap kampungan karena masih perawan , maka boleh melakukan
hubungan seks di luar nikah di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)

Dari Pada Harus Menanggung Malu, Dianggap


“Kampungan” Karena Masih Perawan, Maka
Boleh Melakukan Hubungan Seks Di Luar Nikah.

18%
Setuju
82% Tidak setuju

Dianggram 47 menunjukkan 82 % ( 82 siswa ) tidak setuju dan 18 % ( 18


siswa ) setuju

Diagram 47
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan seseorang yang melakukan
hubungan seksual di luar nikah adalah orang yang berbuat suatu kesalahan
melanggar norma di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)

Seseorang Yang Melakukan Hubungan Seksual


Di Luar Nikah Adalah Orang Yang Telah Berbuat
Suatu Kesalahan Melanggar Norma – Norma Di
Masyarakat.

49% 51% Setuju


Tidak setuju

Dianggram 48 menunjukkan 51 % (51 siswa ) tidak setuju dan


49% (49 siswa ) setuju

38
Diagram 48
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang melakukan hubungan seksual saat
masih remaja, tidak mengakibatkan kehamilan di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Meteseh bulan Januari 20199 (n=55)

Melakukan Hubungan Seksual Saat Masih


Remaja, Tidak Mengakibatkan Kehamilan.

16%

Setuju

84% Tidak setuju

Diaggram 49 menunjukkan 84% (84 siswa ) tidak setuju dan 16 % ( 16


siswa ) setuju

Diagram 49
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih remaja harus mengetahui
tempat pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh

Remaja Harus Mengetahui Tempat Pelayanan


Informasi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja

Tidak setuju
40% Setuju Setuju
60%
Tidak setuju

Dianggram 49 menunjukkan 60 % ( 60 siswa ) setuju dan 40 % (


40 siswa ) tidak setuju

39
b. Data Wawancara
a) Siswa mengatakan , “Siswa mengatakan “menurut
saya tidak baik karena bisa menyebabkan penyakit
HIV”
b) Siswa mengatakan ,” Seseorang boleh berhubungan
seks jika orang tersebut dan pasangannya telah
resmi menikah.
c) Siswa mengatakan ,” Sebagai remaja menjaga
keperawanannya sangatlah penting.

4. Pengkajian Administrasi dan Kebijakan


a. Data Wawancara
a) Bu T mengatakan ,”bahwa di UKS sekolah hanya
memiliki obat-obatan saja,sedangkan kalau ada
sakit yang serius murid langsung di bawa ke
puskesmas meteseh depan sekolah”.
b) Bu T mengatakan ,” disekolah sudah ada materi
tentang sistem reproduksi,pergaulan remaja dan
kenakalan remaja akan tetapi dikarenakan pergaulan
murid yang terlalu bebas jadi sulit untuk dirubah”.
c) Bu T mengatakan ,” belum ada keterlibatan siswa di
dalam pengelolaan UKS karena tempat dan fasilitas
nya belum mendukung UKS disekolah”.
d) Bu T mengatakan ,”belum ada karena tempat dan
fasilitasnya belum mendukung”.
e) Bu T mengatakan ,”disekolah tidak ada pelatihan
mengenai PMR karena disekolah belum memadai
tentang fasilitas kesehatan disekolah”.

40
b. Data Observasi

41
42
43
B. Analisa Data
Hari/Tanggal Data Fokus Diagnosa Nama/
Keperawatan TTD
Selasa , Defisiensi kesehatan
7 Januari 2019 a. Belum adanya Ruang UKS yang komunitas b.d ketidak
memadai cukupan sumber daya
b. Belum terbentuknya kader sebaya (kurang pengetahuan)
(00215)
DATA WAWANCARA
a. Kesiswaan mengatakan bahwa belum
ada ruang untuk UKS
b. Siswa mengatakan bahwa jika ada
teman yang sakit langsung di bawa ke
ruang guru dan jika parah langsung di
bawa ke Puskesmas .

DATA OBSERVASI
a. Hasil observasi menunjukkan bahwa
kenakalan remaja didapatkan dari
pergaulan bebas
b. Tidak adanya Ruang UKS di sekolah
c. Belum terbentuk kader sebaya
d. Belum adanya struktur organisasi
PMR

Selasa, DATA ANGKET: Perilaku Cenderung


8 januari 2019 a) Sebanyak 44% siswa disekolah Beresiko b.d kurangnya
memiliki kebiasaan merokok dan pengetahuan (00188)
meminum minuman beralkohol.
b) Sebanyak 2% siswa pernah
melakukan hubungan seksual dengan
pacarnya
c) Sebanyak 40% siswa belum
mengetahui tempat untuk konseling
kesehatan reproduksi remaja
d) Sebanyak 84% Melakukan hubungan
seksual saat masih remaja, tidak
mengakibatkan kehamilan.
e) Sebanyak 51% Seseorang yang
melakukan hubungan seksual di luar

44
nikah adalah orang yang telah
berbuat suatu kesalahan melanggar
norma – norma di masyarakat.
f) Hasil menunjukan sebanyak 82%
siswa memilih Dari pada harus
menanggung malu, dianggap
“kampungan” karena masih perawan,
maka boleh melakukan hubungan
seks di luar nikah.
g) Sebanyak 44% siswa menujukan
Sebagai remaja menjaga
keperawanannya sangatlah penting.

DATA WAWANCARA
a) Kesiswaan menyampaikan bahwa
siswa MTS TAQWA ILAH merokok
dan mengkonsumsi minuman alkohol
b) Kepala sekolah menyampaikan bawa
banyak siswa yang sering membolos
dan berperilaku kurang baik

DATA OBSERVASI
a) Hasil observasi menunjukkan bahwa
beberapa siswa merokok di dalam
dan dilingkungan sekolah tanpa rasa
takut sedikitpun

45
C. Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensi Kesehatan Komunitas
2) Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan

Diagnosa A B C D E F H I J K L ∑
Keperawatan
Defisiensi 4 4 4 4 4 3 1 2 2 2 4
kesehatan
komunitas b.d
ketidak cukupan
sumber daya
(kurang
pengetahuan)
(00215)
Perilaku 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4
Cenderung
Beresiko b.d
kurangnya
pengetahuan
(00188)

46
d. Intervensi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Nama/TTD
Tanggal Keperawatan Keperawatan
Defisiensi 1. Tujuan jangka panjang Prevensi primer:
kesehatan Setelah dilakukan tindakan Pengembangan Program
komunitas keperawatan selama 2 minggu (8700)
b.d siswa mendukung gerakan perilaku 1. Jaring kader pendidik
ketidakcukup yang baik dengan kriteria hasil sebaya di MTS Taqwa
an sumber a. Menurunnya angka kenakalan Ilah Kelurahan Meteseh
daya (kurang remaja pada usia sekolah 2. Bentuk Kader Pendidik
pengetahuan) sebaya di MTS Taqwa
(00215) 2. Tujuan jangka menengah Illah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 minggu Pendidikan kesehatan
komunitas menunjukkan (5510)
peningkatan perilaku baik dan tidak a. Melakukan pengkajian
menyimpang dengan kriteria: Meteseh.
a. Siswa mengetahui tentang b. Melakukan penyuluhan
bahaya merokok, pergaulan ke siswa
bebas dalam kenakalan remaja c. tentang kenakalan remaja
d. Melakukan penyuluhan
ke siswa
b. Siswa e. tentang sebab terjadinya
mengurangi resiko kenakalan kenakalan remaja
remaja f. melakukan penyuluhan
c. Siswa dapat mengetahui tentang Palang Merah
mencegah kenakalan remaja Remaja
dapat dengan cara berprilaku
yang baik dan bergaul dengan
orang yang tidak menyimpang Prevensi Sekunder
d. Tujuan jangka pendek Skrining Kesehatan (6520)
e. Siswa dapat mengetahui a. Melakukan pemeriksaan
tentang palang merah remaja fisik ke siswa

Setelah dilakukan tindakan Prevensi tersier :


keperawatan selama 2 minggu Setelah Dukungan kelompok (5430)
dilakukan tindakan keperawatan a. Melakukan penyuluhan
selama 2 minggu pengetahuan kepada siswa
komunitas tentang perilaku hidup
bersih dan sehat meningkat dengan
kriteria hasil:

47
a. Siswa
mengetahui tentang kenakalan
remaja

Perilaku 1. Tujuan jangka panjang Prevensi primer:


Cenderung Setelah dilakukan tindakanPendidikan kesehatan
Beresiko b.d keperawatan selama 2 minggu (5510)
kurangnya siswa d. Melakukan pengkajian
pengetahuan mendukung gerakan perilaku hidup e. Melakukan penyuluhan ke
(00188) bersih dengan kriteria hasil: siswa
tentang bahaya merokok.
a. Berkurang nya perilaku f. Melakukan penyuluhan ke
penyebab timbulnya kenakalan siswa tentang berhenti
remaja merokok

2. Tujuan jangka menengah Prevensi Sekunder


Setelah dilakukan tindakan Skrining Kesehatan (6520)
keperawatan selama 2 minggu b. Melakukan pemeriksaan
komunitas menunjukan fisik ke siswa
peningkatan hidup bersih dan sehat
dengan kriteria hasil: Prevensi tersier :
a. Siswa Dukungan kelompok (5430)
mengetahui bahaya merokok. b. Melakukan penyuluhan
b. Siswa mengetahui bahaya tidak kepada siswa
menjaga kebersihan
toilet/jamban.
c. Siswa mengetahui tentang
kenakalan remaja

3. Tujuan jangka pendek


Setelah dilakukan tindakan
perawatan selama 2 minggu
pengetahuan komunitas tentang
perilaku hidup bersih dan sehat
meningkat dengan kriteria hasil:
a. Siswa berprilaku baik
b. Siswa tidak merokok
c. Siswa tidak melakukan hal
yang menyimpang

48
49
50
51
52
53
54
55
BAB IV
PEMBAHASAN

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak


lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan
dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan
dankekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap
sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi
pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah
masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua
hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu
membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi
pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang
mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun
sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat
para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka
semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-
kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut
sebagai kenakalan remaja. Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah

HAL-HAL YANG BISA MENGATASI KENAKALAN REMAJA


1. Kegagalan yang mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa
dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladana.
2. Adanya motifasi dari keluarga , guru , teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Kemauan orang tua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis , komunikatif , dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua
member arahan dengan siapa dan dikomunitas mana remaja harus bergaul.

56
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

PEMELIHARA LINGKUNGAN KEHIDUPAN SEKOLAH


Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah bertujuan agar lingkungan
kehidupan sekolah dapat terjamin pemeliharaannya, yang diawali dengan
lingkungan kehidupan sekolah yang bersih dan sehat. Sehingga tidak mudah
terkena wabah penyakit.. Dalam kelompok kami melakukan penelitian di MTS
TAQWA ILAH METESEH mendapatkan data bahwa kebanyakan siswa kelas 5
mengalami ISPA dikarenakan cuaca yang berubah-ubah dan sekolah dalam proses
pembangun. Kelompok kami melakukan kegiatan pengecekan tumuh kembang
anak yang berujuan untuk mengetahui tumbuh kembang setiap siswa dan
melakukan pengisian quiesioner untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan
seberapa pengetahuan anak tentang PHBS itu sendiri. Dalam terwujudnya sekolah
sehat kami juga mengadakan pelatihan dokter kecil yang bertujuan untuk
kaderisasi kesehatan sekolah.Pelaksaan pelatihan dokter kecil sendiri dalam
arahan dari Pembina UKS puskesmas Rowosari yang dalam tanggung jawab
dr.illa.

57
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13
tahun sampai dengan 18 tahun.
Masalah yang didapatkan yaitu kenakalan remaja meliputi merokok
pergaulan bebas dan minuman berakohol .
Solusi dan pemecahan masalah yaitu melakukan edukasi tentang Kenakalan
Remaja , dan pembentukan kader PMR (Palang Merah Remaja ) pembentukan
struktur organisasi untuk UKS .

B. SARAN
Agar remaja dapat mengetahui pentingnya masa pertumbuhan pada remaja
dan bagaimana cara mengatasi kenakalan pada remaja pada masa kini.
Setelah di kukuhkannya UKS diharapkan UKS sapat berfungsi sebagai
wadah untuk membentuk perilaku hidup sehat , menghasilkan derajat kesehatan
yang optimal ,meningkatkan kesehatan para siswa , menurunkan jumlah para
siswa yang sakit di sekolah , meningkatkan kesadaran terhadap pengaruh buruk
rokok , narkotika ,alkohol, dan obat lain yang berbahaya .

58
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan MedicalBedah Edisi 8


volume 2. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat .Jakarta :
DirektoratBina Gizi Masyarakat.
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI :
Jakarta.
Masngudin HMS, adalah peneliti pada Puslitbang UKS, Badan Latbang Sosial
Departemen Sosial RI.
Meadow, Sir Roy dan Simen. 2006. Lectus Notes: Pediatrika. Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama
Price A, Sylvia, dkk, 2012. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar. 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta
Suriadi,Yuliani R. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak, Jakarta : CV Sagung
Seto
Soegijanto, S. 2002. Ilmu Penyakit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta:
Salemba medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC

59

Anda mungkin juga menyukai