ASKEP
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang
diantaranya adalah kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar
belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu
pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan
individual, individu sebagai satuan pengamatan sekaligus sumber masalah.
Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan
sistem sebagai sumber masalah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
ternyata ada hubungan negative antara kenakalan remaja dengan
keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian
sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan
fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau
kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu
luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja
untuk melakukan perilaku menyimpang.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para
ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-
coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya
akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-
kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering
disebut sebagai kenakalan remaja.
Berhubungan seks atau bercinta sebelum menikah, bagi sebagian
orang merupakan tindakan yang dilarang, karena bertentangan dengan nilai
agama dan norma kesopanan. Namun, diluar alasan itu, berhubungan seks
juga tidak dibenarkan karena berisiko terhadap kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan bahwa
prevalensi perokok pada penduduk usia atas 10 tahun sebesar 28,8 persen.
Namun yang memprihatinkan, prevalensi merokok pada remaja (10-18
tahun) sejak tahun 2013 terus meningkat. Berdasarkan Riskesdas 2013
tercatat sebesar 7,2 persen, lalu meningkat menjadi 8,8 persen dalam
1
Riskesdas 2016. Persentase itu melonjak menjadi 9,1 persen pada Riskesdas
2018.
Perubahan dinamika remaja perkembangan individu ( remaja )
berlangsung terus menurus dan tidak dapat di ulang kembali . masa remaja
merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang
baik diakibatkan sikap mereka yang selalu menco-coba pada hal yang baru
. pada perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian
organ-organ seksualnya secara fisik , pada masa remaja pula mulai
pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga
perilaku atau tingkah lakunya banyak yang di pengaruhi oleh hormon
tersebut.
Namun yang menjadi perhatian kita adalah pergaulan remaja pada
zaman sekarang ini sudah sampai pada taraf menghawatirkan . media masa
baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal-hal yang
menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan akhlak generasi muda pada
masa sekarang ini. Bukan masalah akhlak saja , akibat dari itu juga
menimbulkan rendahnya kualitas belajar siswa ketika mengalami gangguan
pada masa-masa remaja.
Masalah yang didapatkan yaitu kenakalan remaja meliputi merokok
pergaulan bebas dan minuman berakohol .
Solusi dan pemecahan masalah yaitu melakukan edukasi tentang
Kenakalan Remaja , dan pembentukan kader PMR (Palang Merah Remaja )
pembentukan struktur organisasi untuk UKS .
Profil Madrasah Tsanawiyah Taqwa Ilah Semarang berlokasi di
Jalan Tunggu Raya No.10 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota
Semarang kepala madrasah Rofiur Rutab , M.SI dibantu oleh wakil kepala
sekolah dengan struktur dibawahnya antara lain bidang atau urusan
kurikulum , kesiswaan , humas , sarana dan prasarana dan koordinator BK
atau BP , di samping kepala urusan tata usaha , kepala perpustakan, dan
laboratorium.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
Mengatahui Diagnosa Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
Mengetahui Intervensi Keperawatan Kelompok Khusus Pada anak
usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA ILAH
2
b. Mengetahui Implementasi Keperawatan Kelompok Khusus Pada
anak usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA
ILAH Mengetahui Evaluasi Keperawatan Kelompok Khusus Pada
anak usia sekolah dengan Kenakalan Remaja di MTS TAQWA
ILAH
C. MANFAAT
Setelah kita mempelajari makalah yang saya buat ini kita dapat
berbuat apa yang sebenarnya yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh seorang remaja. Dan juga dapat mengaplikasikannya pada
kehidupan dijenjang selanjutnya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
4) Usia bermain merupakan suatu masa ketika besarnya
keinginan bermain karena luasnya minat dan kegiatan
untuk bermain.
3. Perkembangan Usia Sekolah (Suprajitno, 2004)
a. Perkembangan biologis
Saat usia dasar pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi
badan dan meningkat 2 sampai 3 kg per tahun untuk berat badan.
Pada usia ini pembentukan jaringan lemak lebih cepat
perkembangannya dari pada otot.
b. Perkembangan psikososial
Menurut Ericson perkembangan psikososialnya berada dalam
tahap industri inferior. Dalam tahap ini anak mampu melakukan
dam menguasai ketrampilan yang bersifat teknologi dan sosial.
Tahap ini sangat dipegang faktor instrinsik (motivasi,
kemampuan, tanggung jawab untuk memiliki, interaksi dengan
lingkungan dan teman sebaya) dan faktor ekstrinsik (penghargaan
yang didapat, stimulus dan keterlibatan orang lain).
c. Temperamen
Sifat temperamen yang dialami sebelumnya merupakan faktor
terpenting dalam perilaku pada masa ini. Pada usia ini
temperamen sering muncul sehingga peran orang tua dan guru
sangat besar untuk mengendalikannya, yang perlu diperhatikan
orang tua adalah menjadi figur dalam sehari.
4. Perkembangan kognitif
5
7. Perkembangan bahasa
8. Perkembangan sosial
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok
yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman
dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai
anggota kelompok.
9. Perkembangan seksual
6
B. Konsep Kenakalan Remaja
1. Pengertian
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hokum pidana yang dilakukan oleh remaja.Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli :
a. Kartono,ilmuan sosiologi
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah
juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di
sebabkan oleh satu bentuk pengabaian social.
b. Santrock
“kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
remaja yang tidak dapat di terima secara social hingga terjadi
tindakan criminal.
2. Etiologi
Perilaku 'nakal' remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya
identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal
mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan
terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telah
mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
Faktor eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu
perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga
pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa
menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Pengaruh Kawan Sepermainan atau teman sebaya
7
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah
merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan,
makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi
mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas.
Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak
pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak
orang terpandang lainnya. Di jaman sekarang, pengaruh kawan
bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi
bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga
kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu
tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah
kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan
kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti
juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak
akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun
orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi
frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan
melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang,
dan lain sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar.
Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai segumpal
daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun
itupun akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana
dibungkus dengan selembar kertas, kertas itu pun akan wangi
baunya. Perumpamaan ini menunjukkan sedemikian besarnya
pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian
seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para
remaja hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan
kesempatan anaknya bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan
kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak
sesuai, anak di kemudian hari akan banyak menimbulkan masalah
bagi orangtuanya.
3. Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan
salah satu tugas orangtua kepada anak. Ketika anak telah berusia
17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak
mulai akan memilih perguruan tinggi.
4. Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan
sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain
itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa
kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan
untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan.
8
Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak
akan menimbulkan masalah.
5. Uang Saku
Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat
dihindarkan. Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar
kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan
dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah. Yaitu:
1. Anak menjadi boros
2. Anak tidak menghargai uang, dan
3. Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun
uang gampang.
6. Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat
yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar
jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat
umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal
istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka,
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk
mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi
informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15
tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus
sekolah karena hamil.
3. Patofisiologi
Gdg Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian
menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses
wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap
pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing
mempunyai kelebihan dankekurangan. Demikian pula dengan masa
remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling
rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering
menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja
sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam
hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan
menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-
besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru
menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan
semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si
remaja.
9
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang
mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka
semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.
Kesalahan-kesalahan yang
4. Manifestasi Klinis
10
c. Kenakalan remaja di lingkungan keluarga
Misal :
1) Tidak mendengarkan nasehat orang tua.
2) Tidak mentaati perintah orang tua.
3) Melanggar norma yang telah di sepakati bersama keluarga.
6. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengkajian Sosial : data angket, wawancara,observasi
2) Pengkajian epidemiologi : data angket, wawancara, observasi
3) Pengkajian Perilaku dan Lingukunga : data angket,wawancara,
observasi
4) Pengkajian Edukasi dan Organisasi : data angket,
wawancara, observasi.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensi Kesehatan Komunitas
2) Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
Diagnosa Keperawatan A B C D E F H I J K L ∑
Defisiensi kesehatan
komunitas b.d ketidak
cukupan sumber daya
(kurang pengetahuan)
(00215)
Perilaku Cenderung Beresiko
b.d kurangnya pengetahuan
(00188)
11
c. Intervensi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Keperawatan
Tangg
al
Defisiensi kesehatan 1. Tujuan jangka panjang Prevensi primer:
komunitas b.d Setelah dilakukan tindakan Pendidikan kesehatan (5510)
ketidakcukupan sumber keperawatan selama 2 minggu a. Melakukan pengkajian Meteseh.
daya (kurang siswa mendukung gerakan b. Melakukan penyuluhan ke siswa
pengetahuan) perilaku hidup bersih dengan tentang penyakit menular dan
(00215) kriteria hasil penyakit tidak menular.
a. Menurunnya angka c. Melakukan penyuluhan ke siswa
kenakalan remaja pada usia d. tentang sebab terjadinya
sekolah kenakalan remaja
2. Tujuan jangka menengah
Setelah dilakukan tindakan Prevensi Sekunder
keperawatan selama 2 minggu Skrining Kesehatan (6520)
komunitas menunjukkan a. Melakukan pemeriksaan fisik ke
peningkatan perilaku hidup siswa
bersih dan sehat dengan
kriteria: Prevensi tersier :
a. Siswa mengetahui tentang Dukungan kelompok (5430)
bahaya merokok, a. Melakukan penyuluhan kepada
pergaulan bebas dalam siswa
kenakalan remaja
b. Siswa
mengurangi resiko
kenakalan remaja dengan
hidup bersih dan sehat.
c. Siswa dapat mengetahui
mencegah kenakalan
remaja dapat dengan cara
hidup bersih dan sehat.
12
a. Siswa
mengetahui tentang
kenakalan remaja
13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK KHUSUS
Diagram 1
Proporsi penghasilan rata – rata orangtua siswa tingkat 3 MTS
Taqwa Illah Kelurahan Meteseh Bulan Januari 2019 (n = 55)
Tidak tetap
49% 51%
Tetap
14
Diagram 2
Proporsi siswa tingkat yang tinggal serumah dengan orang tua di MTS
Taqwa Illah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
22%
YA
TIDAK
78%
Diagram 3
Proporsi pekerjaan bapak siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan januari 2019 (n=55)
2%
PNS
30%
40% WIRASWATA
SWATAS
LAINNYA
28%
15
Diagram 4
Proporsi pekerjaan ibu siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)
0%
PNS
33%
WIRASWATA
47%
SWATAS
LAINNYA
20%
Diagram 5
Proporsi pendidikan terakhir bapak siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
SD
5%4%
4% 28% SMP
SMA
D3
37%
22% S1
LAINNYA
16
Diagram 6
proporsi rata-rata orang tua siswa tingkat 3 yang berpendidikan
terakhir pada ibu siswa di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)
SD
2%
4%
2%
SMP
29%
SMA
37%
D3
S1
26%
LAINNYA
b. Data Wawancara
a) Kesiswaan menyampaikan ,” ada 55 siswa yang mengisi angket
terkait dengan penghasilan , pekerjaan dan tingkat pendidikan
orang tua “.
b) Kesiswaan menyampaikan ,” bahwa rata-rata orang tua
ssmempunyai penghasilan .”
c) Kesiswaan menyampaikan, “ sebagian siswa tinggal bersama
orang tua dan sebagian siswa tidak tinggal bersama orang tua .”
2. Pengkajian Epidemiologi
a. Data Angket
- Pola Aktivitas
17
Diagram 7
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah saat ini ada masalah dengan
teman sekolah , sehingga terganggu di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
Tidak
49% 51%
Ya
Diagram 8
Proporsi rata-rata siswa yang mengikuti organisasi di sekolah MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n-55)
6%
32% OSIS
PRAMUKA
PMR
62% ROHIS
18
Diagram 9
Proporsi rata-rata siswa yang sering menggunakan HP sehingga
asik sendiri di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)
42% YA
58% TIDAK
Diagram 10
Proporsi rata-rata siswa yang menggunakan akses media sosial
melalui internet di MTS Taqwa Ilah
6%
Facebook
19% 34%
WA
Twitter
2%
instagram
Email
39%
19
Diagram 11
Proporsi rata-rata siswa mencari berbagai informasi berkaitan dengan
kesehatan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh nbulan Januari
2019 (n=55)
YA
53% 47%
TIDAK
Diagram 12
Proporsi rata-rata siswa sumber untuk mencari informasi kesehatan di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
Media Cetak
0%10%
18% Televisi, Radio
16% Intenet
6%
hp
6%
petugas kesehatan
guru
44%
keluarga
20
Duagram 13
Proporsi rata-rata siswa dalam 6 bulan terakhir , adakah memperoleh
informasi kesehatan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)
kesehatan reproduksi
16% 19% seks pranikah
4%
7% HIV AIDS
tidak ada
54%
lain-lain
- Perilaku Berisiko
Diagram 14
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah waktu dihabiskan bersama
teman-teman anda di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)
35%
YA
TIDAK
65%
21
Diagram 15
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa seing
menghabiskan waktu di rumah bersama keluarga di MTS Taqwa
Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
29%
YA
TIDAK
71%
Diagram 16
Proporsi rata-rata siswa yang pernah mempunyai pacar di MTS
Taqwa Ilah Kleuurahan Meteseh bulan Januari 2019 ( n-55)
36%
YA
TIDAK
64%
22
Diagram 17
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa memiliki pacar di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
YA
51% 49%
TIDAK
Diagram 16 menunjukkan apakah saat ini siswa memiliki pacar 51% siswa
menjawab YA dan 49% siswa menjawab TIDAK
Diagram 18
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah keluarga mengetahui bahwa
siswa saat ini memiliki pacar di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)
39% YA
61% TIDAK
23
Diagram 19
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 dalam seminggu berapa kali siswa
bertemu dengan pacar di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)
Diagram 20
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 Apakah siswa pernah berciuman lips to
lips, berpelukan, bersentuhan organ intim dengan pacar
5%
YA
TIDAK
95%
24
Diagram 21
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa pernah melakukan hubungan
seksual dengan pacar di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)
2%
pernah
tidak pernah
98%
Diagram 22
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 apakah siswa memiliki kebiasaan merokok
di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
43% YA
57% TIDAK
25
Diagram 23
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 kebiasaan siswa meminum alkohol di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
11%
YA
TIDAK
89%
Diagram 24
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 teman-teman disekitar siswa yang
memiliki kebiasaan merokok dan minum-minuman berakohol di MTS
Taqa Ilah Kelurahan Meteseh bulan januari 2019 (n=55)
44% YA
56% TIDAK
26
Diagram 25
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang pernah menonton video porno di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
31%
YA
TIDAK
69%
b. Data Wawancara
a) Siswa mengatakan, “kenakalan remaja tidak patut ditiru. Siswa
mengatakan sering mendapat perlakuan tidak baik dengan
temannnya walaupun hanya becanda. Siswa mengatakan pernah
mendapatkan tindakan tidak menyenangkan walaupun itu hanya
saling ejek-ejekan tapi tidak pernah dimasukkan dihati”.
b) Siswa mengatakan,” tidak pernah terlibat tawuran dengan antar
siswa lain”.
c) Siswa mengatakan “iya, saya merokok “ . Siswa mengatakan
“saya merokok sejak kelas 3 mi. Siswa mengatakan (awalnya
saya diberi teman rokok, sestelah itu saya tau rasanya enak dan
saya kecanduan untuk merokok), dengan uang saku yang
diberikan oleh orang tua saya.
d) Siswa mengatakan,”bahwa dilingkungannya banyak dijumpai
seseorang yang mengkonsumsi minuman keras”.
e) Siswa mengatakan,”bahwa seks pra nikah yang terjadi pada
remaja semakin meningkat karena disekelilingnya banyak siswa
yang berpacaran dini”.
f) Siswa mengatakan “iya, saya dekat dengan kedua orang tua saya
dan adek saya”.
c. Data Observasi
27
3. Pendidikan dan penilaian ekologi
a. Data Angket
- Pengetahuan tentang Seks Pra Nikah (boleh dijawab lebih dari
satu)
Diagram 26
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 melakukan hubungan seksual pra nikah di
MTS Taqwa Ilah bulan Januari 2019 (n=55)
25
Melakukan yang dimaksud
20 dengan seks pra nikah
AXIS TITLE
15
10
Melakukan hubungan seksual
tanpa ada ikatan pernikahan
5
0
Apakah yang dimaksud dengan seks pra nikah
Hubungan seksual yang
AXIS TITLE
dilakukan tanpa melalui
proses pernikahan resmi
Diangram 26 menunjukkan 20% (20 0rang) tidak tahu dan 6% (6 orang)
melakukan hubungan seksual tanpa nikah
Diagram 27
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 pengaruh dari media elektronik di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
30
25 Dorongan seks yang kuat
AXIS TITLE
20
15 Pergaulan bebas
10
5
Minimnya pengetahuan
0
kesehatan reproduksi
Apakah penyebab remaja melakukan hubungan
seksual sebelum menikah Maraknya peredaran VCD
AXIS TITLE porno
28
Diagram 28
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan informasi seks di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
30
Pengaruh lingkungan
25 pergaulan
20 Akibat perubahan hormonal
AXIS TITLE
15
Kurang informasi tentang
10 seks
0
Situasi yang mendukung
Sebutkan beberapa faktor yang anda ketahui
penyebab remaja jatuh ke dalam berbagai
persoalan seks Tidak tahu
AXIS TITLE
Diagram 29
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 menunjukan pengaruh lingkungan di MTS
Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=550)
35
Umur ideal perkawinan
30
HIV/AIDS dan penyakit kelamin
25 lainnya
AXIS TITLE
20 Aborsi
15
Menstruasi
10
Perubahan – perubahan yang
5 terjadi masa remaja
0 Kehamilan
Anda pernah membahas atau menanyakan dengan
keluarga mengenai masalah kesehatan reproduksi Tidak pernah
AXIS TITLE
29
Diagram 30
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 menghindari pergaulan bebas dan
meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
30
Menghindari pergaulan
25 bebas
20 Meningkatkan pengetahuan
AXIS TITLE
kesehatan reproduksi
15 Berhati – hati dalam memilih
teman
10
Meningkatkan ibadah
5
Perhatian dan pemantauan
0 dari orang tua
Bagaimana cara seseorang menghindari seks di
luar nikah Tidak tahu
AXIS TITLE
Diagram 31
Proporsi rata-rata tingkat 3 yang meningkatkan ibadah kepada tuhan di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
25
Meningkatkan ibadah kepada
20 Tuhan
Mendengarkan nasehat orang
AXIS TITLE
15 tua
Menghindari berduaan
10 ditempat yang sepi
Menghindari sentuhan yang
5 sifatnya dapat merangsang
Bersikap rasional dan wajar
0
apabila jatuh cinta
Apakah yang anda ketahui dalam menghindari
seks terhadap lawan jenis (pacar) anda Tidak tahu
AXIS TITLE
30
Diagram 32
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih rendah diri di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Semarang bulan Januari 2019 (n=55)
35
30
25
Perasaan takut
AXIS TITLE
20 Depresi
15 Rendah diri
Cemas
10
Merasa Berdosa
5 Tidak tahu
0
Apakah dampak psikologis dari perilaku seks pra nikah
AXIS TITLE
Diagram 33
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 menunjukan tentang kehamilan yang
tidak di inginkan dan melakukan aborsi di MTS Taqwa Ilah Kelurahan
Meteseh bulan Januarri 2019 (n=55)
25
Kehamilan tidak diinginkan
20
Belum siap untuk
15 menghadapi kehamilan dan
AXIS TITLE
pernikahan
0
Resiko apakah yang dihadapi remaja akibat Aborsi
perilaku seks pra nikah
AXIS TITLE
31
Diagram 34
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 tentang putus sekolah karena hamil dan
orang dikucilkan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)
25
Dikucilkan
20
Putus sekolah karna hamil
AXIS TITLE
15
Perubahan peran menjadi
10 seorang ibu
Dianggap wanita tidak
5 bermoral
Tekanan masyarakat yang
0 mencela keadaan tersebut
Dampak sosial yang timbul akibat melakukan
hubungan seksual pra nikah Tidak tahu
AXIS TITLE
Diagram 35
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih kehamilan yang tidaak di
inginkan dan kemandulan di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)
25
Kehamilan yang tidak
20 diinginkan
Penyakit menular seksual
AXIS TITLE
15
Kemandulan
10
Rasa sakit yang kronis
5
HIV/AIDS
0
Dampak fisik apakah yang timbul akibat hubungan
seks pra nikah Tidak tahu
AXIS TITLE
32
Diagram 36
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 mengenai seks boleh dilakukan
remaja sebagai ekspresi cinta yang tulus untuk pasangannya
(pacarnya) di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)
Setuju
11%
Setuju
Diagram 37
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang mengatakan seks merupakan
bagian dari cinta yang tidak perlu dibatasi oleh ikatan perkawinan
di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
20%
Setuju
33
Diagram 38
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 mengenai remaja boleh melakukan
hubungan seks di luar nikah jika telah beranjak dewasa dan mengetahui
risikonya di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019
(n=55)
16%
Setuju
Diagram 39
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan seseorang yang boleh
berhubungan seks jika orang tersebut dan pasangannya telah resmi menikah
di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
47% Setuju
53%
Tidak setuju
34
Diagram 40
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang berganti-ganti pasangan dalam
hubungan seks boleh saja karena bukan merupakan hal yang tabu lagi di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
15%
Setuju
Diagram 41
Proporsi rata-ratasiswa tingkat 3 terkait dengan perlu tidaknya menghalangi
teman yang aktif dalam seksual di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)
13%
Setuju
Tidak setuju
87%
35
Diagram 42
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan bertanya / berkonsultasi
dengan teman sebaya merupakan tidakan yang tepat dalam mengatasi
masalah kesehatan reproduksi di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)
45%
55% Setuju
Tidak setuju
Diagram 43
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih sebagai remaja menjaga
keperawananya sangatlah penting di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
bulan Januari 2019 (n=55)
44%
56% Setuju
Tidak setuju
36
Diagram 44
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 dengan orang tua harus meningkatkan
perhatian dan pemantauan terhadap pergaulan di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019 (n=55)
29%
Setuju
71% Tidak setuju
Diagram 45
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih terkait seorang remaja harus
lebih bersikap terbuka dan mau bercerita kepada orang tua mengenai
seksualitas di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari 2019
(n=55)
44%
Setuju
56%
Tidak setuju
37
Diagram 46
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan dari pada menanggung
malu , dianggap kampungan karena masih perawan , maka boleh melakukan
hubungan seks di luar nikah di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan
Januari 2019 (n=55)
18%
Setuju
82% Tidak setuju
Diagram 47
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 terkait dengan seseorang yang melakukan
hubungan seksual di luar nikah adalah orang yang berbuat suatu kesalahan
melanggar norma di MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh bulan Januari
2019 (n=55)
38
Diagram 48
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang melakukan hubungan seksual saat
masih remaja, tidak mengakibatkan kehamilan di MTS Taqwa Ilah
Kelurahan Meteseh bulan Januari 20199 (n=55)
16%
Setuju
Diagram 49
Proporsi rata-rata siswa tingkat 3 yang memilih remaja harus mengetahui
tempat pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja di
MTS Taqwa Ilah Kelurahan Meteseh
Tidak setuju
40% Setuju Setuju
60%
Tidak setuju
39
b. Data Wawancara
a) Siswa mengatakan , “Siswa mengatakan “menurut
saya tidak baik karena bisa menyebabkan penyakit
HIV”
b) Siswa mengatakan ,” Seseorang boleh berhubungan
seks jika orang tersebut dan pasangannya telah
resmi menikah.
c) Siswa mengatakan ,” Sebagai remaja menjaga
keperawanannya sangatlah penting.
40
b. Data Observasi
41
42
43
B. Analisa Data
Hari/Tanggal Data Fokus Diagnosa Nama/
Keperawatan TTD
Selasa , Defisiensi kesehatan
7 Januari 2019 a. Belum adanya Ruang UKS yang komunitas b.d ketidak
memadai cukupan sumber daya
b. Belum terbentuknya kader sebaya (kurang pengetahuan)
(00215)
DATA WAWANCARA
a. Kesiswaan mengatakan bahwa belum
ada ruang untuk UKS
b. Siswa mengatakan bahwa jika ada
teman yang sakit langsung di bawa ke
ruang guru dan jika parah langsung di
bawa ke Puskesmas .
DATA OBSERVASI
a. Hasil observasi menunjukkan bahwa
kenakalan remaja didapatkan dari
pergaulan bebas
b. Tidak adanya Ruang UKS di sekolah
c. Belum terbentuk kader sebaya
d. Belum adanya struktur organisasi
PMR
44
nikah adalah orang yang telah
berbuat suatu kesalahan melanggar
norma – norma di masyarakat.
f) Hasil menunjukan sebanyak 82%
siswa memilih Dari pada harus
menanggung malu, dianggap
“kampungan” karena masih perawan,
maka boleh melakukan hubungan
seks di luar nikah.
g) Sebanyak 44% siswa menujukan
Sebagai remaja menjaga
keperawanannya sangatlah penting.
DATA WAWANCARA
a) Kesiswaan menyampaikan bahwa
siswa MTS TAQWA ILAH merokok
dan mengkonsumsi minuman alkohol
b) Kepala sekolah menyampaikan bawa
banyak siswa yang sering membolos
dan berperilaku kurang baik
DATA OBSERVASI
a) Hasil observasi menunjukkan bahwa
beberapa siswa merokok di dalam
dan dilingkungan sekolah tanpa rasa
takut sedikitpun
45
C. Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensi Kesehatan Komunitas
2) Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
Diagnosa A B C D E F H I J K L ∑
Keperawatan
Defisiensi 4 4 4 4 4 3 1 2 2 2 4
kesehatan
komunitas b.d
ketidak cukupan
sumber daya
(kurang
pengetahuan)
(00215)
Perilaku 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4
Cenderung
Beresiko b.d
kurangnya
pengetahuan
(00188)
46
d. Intervensi Keperawatan
Hari/ Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Nama/TTD
Tanggal Keperawatan Keperawatan
Defisiensi 1. Tujuan jangka panjang Prevensi primer:
kesehatan Setelah dilakukan tindakan Pengembangan Program
komunitas keperawatan selama 2 minggu (8700)
b.d siswa mendukung gerakan perilaku 1. Jaring kader pendidik
ketidakcukup yang baik dengan kriteria hasil sebaya di MTS Taqwa
an sumber a. Menurunnya angka kenakalan Ilah Kelurahan Meteseh
daya (kurang remaja pada usia sekolah 2. Bentuk Kader Pendidik
pengetahuan) sebaya di MTS Taqwa
(00215) 2. Tujuan jangka menengah Illah
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 minggu Pendidikan kesehatan
komunitas menunjukkan (5510)
peningkatan perilaku baik dan tidak a. Melakukan pengkajian
menyimpang dengan kriteria: Meteseh.
a. Siswa mengetahui tentang b. Melakukan penyuluhan
bahaya merokok, pergaulan ke siswa
bebas dalam kenakalan remaja c. tentang kenakalan remaja
d. Melakukan penyuluhan
ke siswa
b. Siswa e. tentang sebab terjadinya
mengurangi resiko kenakalan kenakalan remaja
remaja f. melakukan penyuluhan
c. Siswa dapat mengetahui tentang Palang Merah
mencegah kenakalan remaja Remaja
dapat dengan cara berprilaku
yang baik dan bergaul dengan
orang yang tidak menyimpang Prevensi Sekunder
d. Tujuan jangka pendek Skrining Kesehatan (6520)
e. Siswa dapat mengetahui a. Melakukan pemeriksaan
tentang palang merah remaja fisik ke siswa
47
a. Siswa
mengetahui tentang kenakalan
remaja
48
49
50
51
52
53
54
55
BAB IV
PEMBAHASAN
56
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak terpengaruh jika ternyata teman
sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
57
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13
tahun sampai dengan 18 tahun.
Masalah yang didapatkan yaitu kenakalan remaja meliputi merokok
pergaulan bebas dan minuman berakohol .
Solusi dan pemecahan masalah yaitu melakukan edukasi tentang Kenakalan
Remaja , dan pembentukan kader PMR (Palang Merah Remaja ) pembentukan
struktur organisasi untuk UKS .
B. SARAN
Agar remaja dapat mengetahui pentingnya masa pertumbuhan pada remaja
dan bagaimana cara mengatasi kenakalan pada remaja pada masa kini.
Setelah di kukuhkannya UKS diharapkan UKS sapat berfungsi sebagai
wadah untuk membentuk perilaku hidup sehat , menghasilkan derajat kesehatan
yang optimal ,meningkatkan kesehatan para siswa , menurunkan jumlah para
siswa yang sakit di sekolah , meningkatkan kesadaran terhadap pengaruh buruk
rokok , narkotika ,alkohol, dan obat lain yang berbahaya .
58
DAFTAR PUSTAKA
59