Anda di halaman 1dari 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN


AKTIVITAS FISIK LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA TOMAHALU
HALMAHERA UTARA TAHUN 2015

Stela Involata Dehe1), Adisti A. Rumayar1), Febi K. Kolibu1)


1)
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Individually, effecs of the aging process can cause problems such as physically, mentally
biological and economic social. The Increasingly elderly person can cause a decrease in social roles.
This resulted also in terms of interference with their daily lives so as to increase the dependency that
requires the help of others. This study aims to identify the role of the family relationship with the
fulfillment of physical activity of the elderly. This study is a descriptive analysis using all the
population of the sample with the number of respondents 46 people. Retrieving data using
questionnaires with interviews method, analysis of the relationship using Chi Square test with a
confidence level of 95% and α = 0.05. The results showed that analysis of the relationship between
the role of the family in the fulfillment of physical activity of elderly shows p value = 0.181. The
conclusion of this study, there was no correlation between thr role of the family in the fulfillment of
physical activity of the elderly in the village of Tomahalu, District of North Halmahera. Suggestions
from this study, the family is expected to pay attention, take care, keep helping the elderly in physical
activity.

Key words : Role of family, Physical Activity, Elderly

ABSTRAK

Secara individual pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik
secara fisik, biologis mental maupun sosial ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang akan
menyebabkan penurunan peran sosial. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal
mencakupi kebutuhan hidup sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang membutuhkan
bantuan orang lain, Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan peran keluarga dengan
pemenuhan aktivitas fisik lansia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
menggunakan semua populasi dari Sampel dengan jumlah responden 46 orang. Pengambilan data
menggunakan kuesioner dengan metode wawancara, Analisis hubungan menggunakan uji chi square
dengan tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis
hubungan antara peran keluarga dengan pemenuhan aktivitas fisik lansia menunjukkan nilai p value =
0,181. Kesimpulan dari penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara peran keluarga dengan
pemenuhan aktivitas fisik lansia di Desa Tomahalu Halmahera Utara. Saran dari penelitian
ini,keluarga diharapkan dapat memperhatikan, merawat, menjagam embantu para lansia dalam
melakukan aktivitas fisik.

Kata Kunci : Peran keluarga, Aktivitas Fisik, Lansia

234
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN 4,75%, tahun 2015 sebesar 5,53%, tahun


Salah satu hasil pembangunan 2020 sebesar 6,58%. Pada proyeksi umur
kesehatan di Indonesia adalah di Indonesia pada tahun 2010 sebesar
meningkatnya angka harapan hidup. 1043,3%, tahun 2015 yaitu sebesar
Dilihat dari sisi ini pembangunan 1162,3%, tahun 2020 yaitu sebesar
kesehatan di Indonesia sudah cukup 1278,8%. Pada saat ini jumlah lansia
berhasil, karena angka harapan hidup di (lanjut usia) di Desa Tomahalu Kecamatan
Indonesia telah meningkat secara Tobelo Selatan Kabupaten Halmahera
bermakna. Namun, di sisi lain dengan Utara berjumlah 46 Orang Lanjut Usia.
meningkatnya angka harapan hidup ini (Bappenas,2010).
membawa beban bagi masyarakat, karena
Keluarga merupakan Support
polulasi penduduk usia lanjut (lansia)
System utama bagi lanjut usia dalam
meningkat. Hal ini berarti kelompok risiko
mempertahankan kesehatannya. peranan
dalam masyarakat kita menjadi lebih tinggi
keluarga dalam perawatan lanjut usia
lagi. (Notoatmodjo, 2011).
antara lain merawat dan menjaga lanjut
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 usia, mempertahankan dan meningkatkan
tentang kesejahteraan Lanjut Usia adalah status mental, mengantisipasi perubahan
seseorang yang telah mencapai usia 60 sosial ekonomi serta memberikan motivasi
tahun ke atas. Secara geografis, distribusi dan memfasilitasi kebutuhan lanjut usia.
penduduk lansia.meningkatnya jumlah (Maryam,dkk,2008).
penduduk usia lanjut dan makin
Keluarga mempunyai peran
panjangnya usia harapan hidup sebagai
masing-masing yaitu Ayah sebagai
akibat yang telah dicapai dalam
pemimpin keluarga, pencari nafkah,
pembangunan selama ini, maka mereka
pendidik, pelindung/pengayom, dan
yang memiliki pengalaman, keahlian dan
pemberi rasa aman kepada anggota
kearifan perluh diberikan kesempatan
keluarga. Ibu sebagai pengurus rumah
untuk berperan dalam pembangunan.
tangga, pengasuh, pendidik anak-anak,
Meningkatnya jumlah penduduk pelindung keluarga, dan juga sebagai
lansia di Indonesia menimbulkan berbagai pencari nafkah tambahan keluarga. Anak
permasalahan baik individu, keluarga dan berperan sebagai pelaku psikososial sesuai
masyarakat. Dari peningkatan jumlah dengan perkembangan fisik, mental, sosial,
lansia ada beberapa aspek yang muncul dan spiritual. Memasuki usia tua berarti
permasalahan seperti aspek kesehatan, mengalami kemunduran, misalnya
fisik, psikologis dan social ekonomi. kemunduran fisik yang ditandai dengan
Kondisi pendidikan kelompok usia lanjut kulit yang mengendur, rambut memutih,
masih sangat memprihatinkan bahwa 60% gigi mulai ompong, pendengaran kurang
dari penduduk lansia tidak pernah jelas, penglihatan semakin memburuk,
memperoleh pendidikan yang formal, gerakan lambat dan bentuk tubuh yang
(Depkes,2008). tidak proporsional (Nugroho, 2012).

Proyeksi usia penduduk Indonesia Penuaan yang optimal akan tetap


yaitu 60 tahun ke atas pada provinsi aktif dan tidak mengalami penyusutan
Maluku Utara tahun 2010 yaitu sebesar dalam kehidupan sehari-hari. Adapun

235
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

macam-macam aktivitas sehari-hari adalah hubungan antara peran karang werdha


aktivitas fisik, aktivitas fisik merupakan dengan kualitas hidup lansia Karakteristik
pergerakan anggota tubuh yang responden juga tidak terdapat hubungan
menyebabkan pengeluaran tenaga dimana dengan tingkat kualitas hidupnya. di desa
sangat penting bagi kesehatan rejoagung ploso jombang jumlah
mental.Perubahan ekonomi diawali ketika responden penelitian sebanyak 98
masa pensiun. (Azizah, 2011). responden.

Lanjut usia (lansia) didefinisikan Dalam profil data administrasi


sebagai orang telah tua yang menunjukkan pemerintah Desa Tomahalu, jumlah
ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan penduduk tahun 2014 tercatat sebanyak
kulit, dan hilangnya gigi. Dalam 274 kepala keluarga (KK) dengan jumlah
masyarakat tidak bisa lagi melaksanakan penduduk 1165 jiwa yang terdiri dari 574
fungsi peran orang dewasa, seperti pria laki-laki dan perempuan 591 jiwa, dan
yang tidak lagi terikat dalam kegiatan khususnya lansia pada tahun 2015
ekonomi produktif, dan untuk wanita tidak berjumlah 46 responden dari 1165 jiwa
dapat memenuhi tugas rumah tangga. jumlah penduduk diantaranya 21 laki-laki
Reaksi setelah orang memasuki masa dan perempuan 25 orang responden.
pensiun lebih tergantung dari model
Aktivitas fisik yang dilakukan
kepribadiannya. Perubahan-perubahan
lansia di Desa Tomahalu yaitu mandi
yang terjadi pada usia lanjut
sendiri, menyapu halaman rumah,
pada umumnya mengarah pada
memasak, pergi kebun, berjalanan-jalan di
kemunduruan kesehatan fisik dan
sekitar rumah, masalah kesehatan seperti
psikis yang akhirnya akan berpengaruh
kebersihan diri yang tidak diperhatikan
juga pada aktivitas ekonomi dan sosial
lagi karena lansia juga mengalami
mereka. (Stanley dan Beare, 2007).
kecelakaan pada saat lansia mengalami
Secara umum akan berpengaruh aktivitas fisik yang tidak terlalu berat
pada aktivitas kehidupan sehari-hari. Dari tetapi ada juga lansia menggunakan
penelitian yang terdahulu yang dilakukan tongkat untuk berjalan, mencari nafkah
oleh Kristyaningsih (2011), menyatakan untuk keluarga yang masih tinggal
bahwa ada hubungan Keluarga dengan bersama, lansia juga sering melakukan
Tingkat Depresi pada Lansia di Desa pekerjaan rumah tanpa bantuan dari orang
Langsar Laok Kecamatan Saronggi lain seperti memasak, mencuci, menyapu.
Kabupaten Sumenep. Jenis penelitian Banyak keluarga yang kurang paham
deskriptif analitik dengan desain cross tentang hidup sehat lansia. Berdasarkan
sectional dan jumlah responden penelitian uraian tersebut penulis tertarik melakukan
sebanyak 96. Penelitian lain yang penelitian mengenai ”Hubungan antara
dilakukan oleh Ayuningtyas, menyatakan peran keluarga dengan pemenuhan
bahwa terdapat hubungan peran keluarga aktivitas fisik lansia di Desa Tomahalu
dan karang werdha dengan kualitas hidup Halmahera Utara.
lanjut usia (lansia). Tidak terdapat

METODE

236
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik Halmahera Utara yang berjumlah 46


mengunakan pendekatan Cross Sectional. orang. Data peneliti menggunakan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa instrumen sebagai pedoman pengumpulan
Tomahalu Kabupaten Halmahera Utara data berupa kuesioner.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh lansia yang ada di Desa Tomahalu

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Responden


Berdasarkan Umur Tabel 3. Distribusi Responden
Umur n % Berdasarkan Pendidikan
60-74 Tahun 27 58,7 Pendidikan n %
75-85 Tahun 19 41,3 Tidak Sekolah 2 4,3
> 86 Tahun 0 0,0 SD 40 87,0
Total 46 100 SLTP 0 0,0
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden SLTA 0 0,0
paling banyak berumur 60-74 tahun yaitu D3 4 8,7
sebanyak 27 responden (58,7%), S1 0 0,0
sedangkan responden paling sedikit S2 0 0,0
berumur 75-85 tahun yaitu sebanyak 19 Total 46 100
responden (41,3%). Tabel 3 menunjukkan bahwa responden
Tabel 2. Distribusi Responden paling banyak memiliki Pendidikan SD
Berdasarkan Jenis Kelamin yaitu sebanyak 40 responden (87,0%),
Jenis Kelamin n % sedangkan responden paling sedikit
Laki-laki 20 45,7 memiliki Pendidikan yaitu sebanyak 2
Perempuan 26 54,3 responden (4,3%).
Total 46 100 Tabel 4. Distribusi Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden Pekerjaan n %
paling banyak memiliki Jenis Kelamin IRT 26 56,5
yaitu sebanyak 25 responden (54,3%), Petani 15 32,6
sedangkan responden paling sedikit Wiraswasta 0 0,0
memiliki Jenis Kelamin yaitu sebanyak 21 Buruh 0 0,0
Pensiunan 5 10,9
responden (45,7%).
Total 46 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden


paling banyak memiliki Pekerjaan IRT
yaitu sebanyak 26 responden (56,5%),
sedangkan responden paling sedikit
memiliki Pekerjaan yaitu sebanyak 5
responden (10,9%).

237
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan


Pendapatan Pemenuhan Aktivitas Fisik Lansia
Tabel 7. n
Distribusi % Responden
Pendapatan
Berdasarkan Pemenuhan
35 76,1 Aktivitas
Rp 500.000
Fisik 11 23,9
Rp 1.500.000
Pemenuhan Aktivitas Fisik n %
0 0,0
Rp 2.000.000 Baik 33 71,7
46 100
Total Kurang Baik 13 28,3

Tabel 5 menunjukkan bahwa responden paling Total 46 100


Tabel 7 menunjukkan bahwa responden
banyak memiliki pendapatan Rp 500.000 yaitu
paling banyak memiliki Aktivitas Fisik
sebanyak 35 responden (76,1%), sedangkan
paling Baik yaitu sebanyak 33 responden
responden paling sedikit memiliki pendapatan Rp
(71,7%), sedangkan responden paling
1.500.000 yaitu sebanyak 11 responden (23,9%). sedikit memiliki Aktivitas Fisik Kurang
Baik yaitu sebanyak 13 responden (28,3%).
Peran Keluarga
Hubungan antara Peran Keluarga
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan
Peran Keluarga
dengan Pemenuhan Aktivitas Fisik
Lansia n %
Peran Keluarga Tabel 8. Hubungan antara Peran Keluarga
Baik dengan pemenuhan 29
Aktivitas63,0
Fisik Lansia
17 Aktivitas
Pemenuhan 37,0
Cukup Baik
Fisik
Peran 46 100 p
Total Kurang n %
Keluarga Baik value*
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden Baik
paling banyak memiliki Peran Keluarga n % n %
Baik yaitu sebanyak 29 responden Baik 23 50,0 6 13,0 29 63,0
(63,0%), sedangkan responden paling Cukup
10 21,7 7 15,2 17 37,0 0,181
Baik
sedikit memiliki Peran Keluarga Cukup Total 33 71,7 13 28,3 46 100
Baik yaitu sebanyak 17 responden *uji chi square
(37,0%). Tabel 8 menunjukkan hasil nilai
probabilitas (p value) antara peran
keluarga dengan pemenuhan aktivitas fisik
lansia sebesar 0,181. Nilai probabilitas (p
value) 0,181 > 0,05 (tingkat kemaknaan),
maka dapat dinyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara peran keluarga
dengan pemenuhan aktivitas fisik lansia di
Desa Tomahalu Kabupaten Halmahera
Utara.

238
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan tingkat usia data penting, keluarga mengajak lansia dalam
sebelumnya pada tabel 4 bahwa sebagian acara-acara keluarga, keluarga
besar dari responden yang membantu memberikan dorongan untuk tetap hidup
lansia dalam hal pemenuhan aktivitas fisik bersih dan sehat, keluarga membantu
pada rentang usia 60-74 tahun sebanyak 27 lansia untuk menangani kesulitan
responden (58,7%). beraktivitas sebanyak 29 responden
Berdasarkan jenis kelamin dari (63,0%). asumsi peneliti bahwa lansia
data sebelumnya pada tabel 5 paling sangat mengharapkan peran dari keluarga
banyak berjenis kelamin perempuan yaitu untuk memenuhi segala kebutuhannya.
sebanyak 25 responden (54,3%). Tingkat Dimana lansia telah mengalami proses
pendidikan responden berdasarkan data penurunan fungsi organ tubuh. Karena
sebelumnya pada tabel 6 bahwa tingkat lansia tidak hanya butuh perhatian saja
pendidikan lansia yaitu pada tingkat tetapi lansia juga membutuhkan peran dari
pendidikan SD sebanyak 40 responden keluarga. Semakin baik peran keluarga
(87,0%). Menurut asumsi peneliti bahwa semakin baik pula pemenuhan aktivitas
rendahnya tingkat pendidikan pada lansia fisik lansia. Dimana keluarga mempunyai
maka semakin kurang tingkat pengetahuan fungsi sosialisasi,ekonomi, dan fungsi
lansia baik dalam hal memperhatikan perawatan keluarga.
kondisi kesehatan lansia dan lain Pemenuhan Aktivitas Fisik Lansia
sebagainnya.
Berdasarkan tingkat pekerjaan data Berdasarkan data pada tabel 10
sebelumnya pada tabel 7 bahwa sebagian bahwa sebagian besar responden
besar responden adalah IRT sebanyak 25 pemenuhan aktivitas fisik lansia memiliki
responden (56,5%). aktivitas fisik paling baik karena
tingkat pendapatan berdasarkan data berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang
sebelumnya pada tabel 8 bahwa sebagian diberikan pada lansia yaitu lansia
besar responden mempunyai penghasilan mengerjakan pekerjaan rumah seperti
Rp 500.000 sebanyak 35 responden menyapu, mengambil baju dari lemari,
(76,1%) penghasilan sangat berpengaruh memakai pakaian, melepaskan pakaian
pada pemenuhan aktivitas fisik lansia. sendiri, mengancing baju/mengikat
pakaian sendiri, lansia dapat berjalan
sendiri ke kamar mandi, lansia dapat
Peran Keluarga
Berdasarkan data pada tabel 9 mengambil makanan sendiri dan
bahwa sebagian besar peran keluarga menyuapinya sendiri, lansia mandi sendiri
mempunyai peran yang baik berdasarkan sepenuhnya, lansia memasak sendiri,
dengan pertanyaan-pertanyaan yang lansia sering berjalan-jalan sendiri keluar
diberikan kepada keluarga yaitu keluarga rumah, lansia sering jalan cepat yaitu
sering mengajak lansia berkomunikasi, sebanyak 33 responden (71,7%). Hal ini
keluarga bersikap sabar dan bijaksana menunjukkan bahwa peran keluarga pada
terhadap prilaku lansia, keluarga sering lansia dalam pemenuhan aktivitas fisik
meminta nasihat lansia dalam peristiwa lansia sangat baik dalam memperhatikan
kondisi lansia.

239
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

Peran Keluarga dengan Pemenuhan hubungan antara peran keluarga dengan


Aktivitas Fisik Lansia pemenuhan aktifitas fisik lansia. Hal ini
disebabkan karena nilai probabilitas (p
Keluarga pada umumnya adalah
value) lebih dari tingkat kemaknaan
sistem pendukung yang paling penting
(α=0,05). Penelitian yang dilakukan oleh
untuk lansia, Lebih jauh lagi keluarga
Kristianingsih (2011) menyatakan bahwa
memberikan konteks sosial saat terjadinya
tidak ada hubungan dengan tingkat depresi
penyakit dan bagaimana penyakit tersebut
pada lansia di Desa Langsar Laok
diatasi. Konsekuensinya keluarga
kecamatan Saronggi kabupaten Sumedep.
bertindak sebagai suatu unit utama dalam
Penelitian lain yang dilakukan oleh
pelayanan perawatan kesehatan. Hal yang
Ayuningtyas (2011) menyatakan tidak
sangat mengagumkan adalah sekecil
terdapat hubungan antara peran keluarga
apapun jumlah aktivitas fisik yang
dengan kualitas hidup lansia di panti
dilakukan terutama di luar rumah, dapat
werdah di Desa Rejoagung ploso jombang.
meningkatkan sikap, mengurangi stres dan
kesepian, menjadikan tidur lebih baik, dan Usia lanjut adalah suatu proses
mencegah perasaan depresi. Latihan sangat yang tidak dapat dihindari oleh kita semua,
bermanfaan baik bagi lansia yang sehat dengan bertambahnya usia secara
maupun untuk mereka yang mengalami perlahan-lahan akan mmengalami
masalah fisik atau mental yang kronis. kemunduran terutama dikemampuan fisik
Latihan dan aktivitas fisik secara teratur yang dapat mengakibatkan penurunan
dapat menunda proses penuaan, dan pada peran sosialnya. Kondisi tersebut
dihubungkan dengan perasaan sejahterah, dapat disebabkan karena adanya berbagai
memperpanjang usia, dan peningkatan perubahan yang terjadi tidak adanya peran
fungsi kardiopulmonal. efektif dari keluarganya.

Hubungan antara peran keluarga denga Salah satu tugas keluarga dengan
pemenuhan aktivitas fisik lansia lansia ialah keluarga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan biologis imperative
Berdasarkan hasil pengolahan data
(saling menguatkan), budaya dan aspirasi
menggunakan uji chi square menghasilkan
serta nilai-nilai keluarga.
nilai probabilitas (p value ) sebesar 0,181
yang menyatakan bahwa tidak terdapat

KESIMPULAN 2. Tidak terdapat hubungan antara


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Pemenuhan aktivitas fisik di Desa
dilakukan diambil kesimpulan sebagai Tomahalu Halmahera Utara.
berikut: 3. Tidak terdapat hubungan antara peran
1. Tidak terdapat hubungan antara Peran keluarga dengan pemenuhan aktivitas
keluarga dengan lansia di Desa fisik lansia di Desa Tomahalu
Tomahalu Halmahera Utara. Halmahera Utara.

240
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

SARAN Bandiyah, 2009. Lanjut Usia Dan


Berdasarkan kesimpulan yang telah Keperawatan Gerontik. Nuha
diuraikan diatas, maka saran yang didapat Medika, Yogjakarta.
diberikan sebagai berikut : Bappenas,2010.ProyeksipendudukIndonesi
1. Kepada keluarga kiranya dapat a.http://www.bappenas.go.id/files/4
memperhatikan, menjaga, merawat, 513/9148/4109 /diakses
dan memberikan motivasi kepada 06 april 2016
lansia dan meningkatkan pemahaman Darmojo dan Martono, 2006. Buku Ajar
kepada keluarga yang khususnya untuk Geriantri (Ilmu Kesehatan Usia
memperhatikan kesehatan para lansia. Lanjut), edisi 4. FKUI. Jakarta
2. Pemenuhan aktivitas fisik lansia Darmojo dan Martono, 2004. Buku ajar
diharapkan dapat membantu lansia gerontik (Ilmu Kesehatan Usia
untuk menjaga kesehatan dan selalu Lanjut).FKUI, Jakarta.
beraktivitas di luar rumah untuk Depkes RI, 1998).Panduan Asuhan
membantu tubuh tetap sehat terhindar Keperawatan Keluarga. Jakarta
dari penyakit. Depkes RI, (2003). Batasan Umur Pada
3. Menghimbau kepada puskesmas desa Lansia
tomahalu agar lebih meningkatkan Depkes,2008). Pedoman pembinaan
derajat pelayanan kesehatan terhadap kesehatan usia lanjut bagi petugas
lansia dan melakukan penyuluhan kesehatan. Jakarta.
kepada lansia maupun masyarakat Dewi Kristyaningsih, 2011 Hubungan
tentang pentingnya kesehatan untuk Antara Dukungan Keluarga
mencegah timbulnya suatu penyakit. dengan Tingkat Depresi pada
Lansia. http://www.jurnal
DAFTAR PUSTAKA keperawatan volume 01/januari
Ambardini 2009. Aktivitas Fisik Pada 2011-desember2011.com/doc,
Lanjut Usia. diakses 10 ferbuari 2016.pdf
Yogjakarta.Universitas negeri Friedman, (2002). Keperawatan Keluarga.
yogjakarta. Lembaga Pengabdian edisi 4. EGC. Jakarta.
Kepada Masyarakat Goode, William , 2002. Sosiologi
Andarmoyo, 2012. Keperawatan keluarga, Keluarga. Terjemahan. Bumi
Konsep, Teori, Proses dan Praktek Aksara. Jakarta.
Keperawatan. Graha Ilmu. Haviland, William, 1985. Antropologi Jilid
Yogyakarta. 2. Terjemahan R.G. Soekadijo.
Ayuningtyas, 2011. Hubungan antara Erlangga. Jakarta.
Peran Keluarga dan karang Kuntjoro, 2002. Peran Keluarga dalam
werdha dengan kualitas hidup Memberikan Perawatan. edisi 2.
lansia. http://www.scribd.com/doc, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
diakses 13 ferbuari 2016.pdf. Kuntjoro, 2008. Peran Keluarga dalam
Azizah, 2011 . Keperawatan Lanjut Usia. Memberikan Perawatan. Buku
Graha Ilmu. Yogjakarta. Kedokteran EGC, Jakarta.
Bailon dan Maglaya, 1987. Keperawatan Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi,
kesehatan keluarga. Jakarta. EGC. Batubara, (2008). Mengenal usia

241
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 4 NOVEMBER 2016 ISSN 2302 - 2493

lanjut dan perawatannya. Selemba Potter dan Perry, (2005). Buku ajar
Medika, Jakarta. fundamental keperawatan, konsep,
Muhlisin, 2012. Keperawatan Keluarga, proses dan praktek. Jakarta. EGC.
Gosyen Publishing, Yogyakarta. Stanley dan Beare, 2006. Buku Ajar
Mickey & Stanley, 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, edisi 2.
Keperawatan Gerontik. Jakarta. Jakarta. EGC.
EGC. Stanley dan Beare, 2007. Buku Ajar
Noorkasiani, Tamber, 2009. Kesehatan Keperawatan Gerontik., Jakarta.
Usia Lanjut Dengan Pendekatan EGC.
Asuhan Keperawatan. Salemba Suprajitno, 2004. Asuhan Keperawatan
Medika. Jakarta. Keluarga Aplikasi Dalam Praktek.
Notoatmodjo, S, 2011. Kesehatan Jakarta. EGC.
Masyarakat Ilmu dan seni, Jakarta, Tamber, dan Noorkasiani, (2009).
Rineke Cipta. Kesehatan Usia Lanjut Dengan
Notoatmodjo, S, 2012. Metologi Pendekatan
Penelitian Kesehatan, Jakarta, Asuhan Keperawatan. Salemba
Rineke, Cipta. Medika. Jakarta.
Notoatmodjo, S, 2011. Promosi Kesehatan Tinkham dan Voorhies, (1984). Buku
dan Ilmu Perilaku. . Jakarta, Keperawatan Kesehatan,
Rineke Cipta. Perkembangan Dan Proses. Nuha
Nugroho, (2000). Keperawatan Medika. Yogjakarta.
Gerontologi. edisi 2. Jakarta. Tinkham dan Voorhies 1984. Pedoman
EGC. Keperawatan Kesehatan
Nugroho, (2008). Keperawatan Perkembangan, Dan Proses. Bumi
Gerontologi. edisi 3. Jakarta. Aksara. Jakarta.
EGC. UU No. 13 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2
Nugroho.H, . 2012. Keperawatan gerontik tentang Kesejahteraan Lanjut
geriatric. Buku Kedokteran, Usia.
Jakarta. Waston, Roger, (2003). Perawatan Pada
Nursalam, 2011. Manajemen Lanisa. EGC. Jakarta
Keperawatan. Jakarta: Salemba Zaidin, 2009. buku pengantar
Medika. Jakarta. keperawatan keluarga. Buku
Padila, 2013. Keperawatan Gerontik, Kedokteran EGC, Jakarta.
Nuha Medika. Yogjakarta.

242

Anda mungkin juga menyukai