Anda di halaman 1dari 2

PAKET SATUAN KETERAMPILAN

NO. 01/NPL/SM.III/2005

1. KOMPETENSI : NAVIGASI ELEKTRONIK

2. SUB KOMPETENSI : RDF

3. SATUAN PELAJARAN : PENENTUAN ARAH, HOMING, PENENTUAN


POSISI KAPAL
4. TIK : SISWA DAPAT MENENTUKAN ARAH DAN
POSISI KAPAL
5. BAHAN : BUKU BACAAN

6. URAIAN POKOK – POKOK MATERI SATUAN PELAJARAN

1. Penentuan Arah

a. Setel function Selector pada posisi AUTO apabila signalnya kuat maka sudah cukup
untuk menentukan arah, penunjukan arah akan berputar untuk menunjukkan arah
datangnya signal.
b. Untuk membaca arah baringan dari signal yang datang terhadap arah haluan kapal,
letakkan angka “0” pas pada haluan kapal (garis layar) dengan cara memutar “Kompas
Knop”, untuk mendapatkan baringan pedoman dari signal yang datang, baca terlebih
dahulu arah yang terdapat pada mawar pedoman di kapal, kemudian atur piring
pedoman pada RDF sehingga skalanya sama dengan mawar pedoman.
c. Apabila signal tidak cukup kuat untuk mendapatkan arah secara AUTO (ADF), putar
function selector ke posisi MAN untuk mengoperasikan secara manual.
d. Menghitung baringan sejati
 Apabila anka nol pada skala angka piringan baringan tepat pada garis layar,
maka baringan yang diperoleh adalah baringan RDF (BR), untuk mendapatkan
baringan sejati dapat dipergunakan rumus : BS = BR + HS
 Apabila skala piringan baringan sama dengan arah pada skala pada mawar
pedoman (BP) untuk mendapatkan baringan sejati dapat digunakan rumus :
BS = BP + ST

2. Homing

Metode bernavigasi dengancara mengarahkan kapal segaris dengan arah datangnya


gelombang elektromagnetik dari stasion pemancar dikenal dengan istilah Homing,
sedangkan metode navigasi menuju ketitik yang dituju jauh dari stasion darat disebut
Reverse-Homing, Biasanya homing dilakukan dengan pengukuran arah secara berulang
– ulang. Dalam penentuan arah secara otomatis, homing dapat dilakukan dengan mudah
yaitu dengan cara mengarahkan kapal sesuai dengan arah baringan pedoman atau garis
layar pada mawar pedoman atau di RDF sama dengan arah baringan terhadap stasion
pemancar, sedangkan reverse-homing arah yang dituju adalah berlawanan dengan garis
layar.
3. Penentuan Posisi Kapal

Penentuan posisi kapal menggunakan satu stasion pantai, dalam hal ini kapal berlayar
dengan haluan dan kecepatan tetap, stasion dibaring adalah satu buah (staion A),
adapun langkah kerjanya sebagai berikut :
 Baring benda A denga RDF, tulis hasil baringan dan waktu membaringnya (ti)
 Selang waktu tertentu baring kembali benda A tulis hasil baringannya (b) dan
waktuny (t2)
 Hitung selisih waktu (b) dan waktunya (t2)
 Hitung jarak (d) dengan rumus : D = V x (t2-t1)
 Rubah baringan menjadi baringan sejati (a dan b) dengan rumus :
BR = BP + HS.
 Gambar garis baringan sejati (a dan b) melalui titik A di garis peta.
 Tarik titik garis haluan (C) melalui titik P akan dapat titi Q
 Melalui titik Q tarik garis yang sejajar garis a, garis tersebut berpotongan pada
titi Q’ di garis b
 Titik Q’ adalah posisi kapal.

Penentuan posisi dengan mengunakan dua stasion pantai.


 Siapkan peta navigasi dan pilih dua stasion yang sudah diketahui misalnya
A dan B, lakukan baringan terhadap stasion A dan B dalam waktu yang bersamaan.
Rubah baringan tersebut menjadi baringan sejati misal BS A =280 dan BS B = 320
 Gambar garis baringan tersebut di peta melalui titik garis yang berlawanan
arah dengan arah 280 (garis a’ yang sejajar dengan garis a) demikian pula melalui B
dibuat yang berlawanan dengan 320 (garis b’ yang sejajar dengan garis b).
 Perotongan kedua garis tersebut a’ dan b’ adalah posisi kapal

7. LANGKAH KERJA DAN PENUGASAN


A. Bacalah dengan seksama
B. Buatlah gambar masing – masing penentuan posisi kapal dengan RDF
C. Jawab pertanyaan – pertanyan yang di ajukan (bila ada)
8. DAFTAR PUSTAKA.

Anda mungkin juga menyukai