C14cwh PDF
C14cwh PDF
ABSTRACT
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
AKTIVITAS ANTIMIKROB DAN KARAKTERISASI
NANOSILVER EKSTRASELULER Veronaea sp. KT19
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan pada
Departemen Teknologi Hasil Perairan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi :Aktivitas Antimikrob dan Karakterisasi N anosilver Ekstraseluler
Veronaea sp. KT19
Nama : Cholila Widya Hapsari
NIM : C34090011
Program studi : Teknologi HasH Perairan
Disetujui oleh
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini adalah
antibakteri nanosilver, dengan judul Aktivitas Antimikrob dan Karakterisasi
Nanosilver Ekstraseluler Veronaea sp. KT19.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak, terutama kepada:
1 Ibu Dr Kustiariyah Tarman, SPi, MSi selaku dosen pembimbing 1
skripsi, atas bimbingan dan segala pembelajaran yang telah diberikan.
2 Ibu Popi Asri Kurniatin, SSiApt, MSi selaku pembimbing 2 skripsi, atas
pengarahan dan segala bimbingan.
3 Ibu Dr Ir Iriani Setyaningsih, MS selaku penguji, atas saran, kritik dan
arahan yang telah diberikan.
4 Ayah Sunan Hadi, ibu Cholifah, mbak Dessy Ika Wardani dan mbak
Masyitah Nur Ramdhani yang selalu mendukung, mendoakan dan
melimpahkan segala kasih sayangnya.
5 Mas Amir Mahmud yang senantiasa mendukung, mendoakan dan
mengingatkan.
6 THP 46 yang telah mengukir banyak cerita dan kenangan selama kuliah
di departemen THP.
7 Teman seperjuangan laboratorium mikrobiologi (Dhani, Puspita, Rita,
Wenny, Arga dan Fitri) yang telah membantu selama penelitian
berlangsung.
8 Keluarga besar THP (THP 45, THP 47 dan THP 48) yang telah
membantu dalam segala hal.
9 Tim basket FPIK yang telah memberikan pengalaman dan cerita.
10 Teman “Pondok Jaika” yang selalu membantu dalam segala hal.
11 Keluarga Ikatan Mahasiswa Jember di Bogor (IMJB) yang senantiasa
mendukung dan membantu dalam segala hal, baik suka maupun duka.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Bahan
Bahan yang digunakan adalah kapang Veronaea sp. KT19. Bahan yang
digunakan untuk kultivasi dan sintesis nanosilver adalah Potato Dextrose Agar
(PDA), Potato Dextrose Broth (PDB), akuades, etil asetat, kapas, kertas saring
dan AgNO3. Bahan yang digunakan untuk pengujian antimikrob meliputi media
Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), Mueller Hinton Agar (MHA),
Escherichia coli,Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa dan Candida maltosa.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, pinset,
gunting, pisau, pipet tetes, mikro pipet, gelas ukur, alumunium foil, sudip, labu
Erlenmeyer 500 mL dan 300 mL,corong, timbangan analitik (Sartorius TE212-L),
kertas saring, kapas, ose, lemari pendingin, rak tabung reaksi, tabung reaksi,
shaker, vacuum rotary evaporator, vortex, inkubator (Thermolyne type 4200
Incubator), autoklaf (Yamato SM 52 Autoclave), spektrofotometer UV-VIS (UV-
1700 PharmaSpec UV- Visible Spectrophotometer (SHIMADZU) dan UV Vis
(RS 2500) dan particle size analyzer (PSA,VASCO).
Kultivasi
Penentuan kurva
pertumbuhan
Penyaringan
Kompone
n bioaktif
Karakterisasi Pengujian antimikrob
Pengujian
Antimikrob
25 g miselia
Penyaringan
Miselia Nanosilver
Evaporasi
25 g miselia
Penyaringan
Miselia Filtrat
Penyaringan
Miselia Nanosilver
Evaporasi
pH media kultur
0.6 5.0
0.5
4.0
0.4
3.0
0.3
0.2 2.0
0.1 1.0
0 0.0
0 3 6 9 12 15 18 21
Periode kultivasi (hari)
Komponen bioaktif yang terdapat pada kapang Veronaea sp. KT19 diambil
melalui ekstraksi media kultur dengan menggunakan pelarut etil asetat. Hasil
ekstraksi komponen bioaktif dapat dilihat pada Gambar 5.
Bacillus
subtilis 4,5 ± 2,1 9,5 ± 0,7 13 ± 2,8 1,0 ± 1,4 1,5 ± 2,1 5 ± 1,4
Hasil pengujian antibakteri ekstrak kapang Veronaea sp. KT19 hari ke-6
menunjukkan bahwa Veronaea sp. KT19 mampu menghambat bakteri Gram-
positif dan Gram-negatif yaitu Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Hasil yang
sama ditunjukkan oleh ekstrak hari ke-12 bahwa Veronaea sp. KT19 mampu
menghambat kedua bakteri tersebut. Tabel 1 menunjukkan bahwa diameter zona
hambat yang terbentuk pada Escherichia coli lebih besar dibandingkan Bacillus
subtilis. Hal tersebut disebabkan karena Escherichia coli yang merupakan
kelompok bakteri Gram-negatif memiliki dinding sel lebih tipis dibandingkan
dengan Bacillus subtilis yang tergolong bakteri Gram-positif. Pelczar dan Chan
(2010) menyatakan bahwa perbedaan struktur dinding sel tersebut yang
menyebabkan kedua bakteri tersebut akan memberikan respon terhadap ekstrak
antibakteri yang diberikan. Pengujian aktivitas antibakteri pada hari ke-6
menunjukkan zona hambat yang lebih besar dibandingkan hari ke-12. Hal tersebut
menandakan bahwa komponen bioaktif berupa antibakteri saat hari ke-6 kultivasi
lebih banyak dibandingkan hari ke-12 masa kultivasi. Jawetz et al. (1996)
menyatakan bahwa adanya perbedaan zona hambat yang terbentuk dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pH lingkungan, komposisi media,
stabilitas senyawa antimikrob, jumlah (kepadatan) inokulum, lama inkubasi dan
aktivitas metabolik mikroorganisme.
kapang ini terjadi karena adanya peranan senyawa nitrat reduktase bebas dan
anthraquinon secara ekstraseluler. Mekanisme reduksi biosintesis nanosilver oleh
Fusarium oxysporum dapat dilihat pada Gambar 9.
Karakteristik Nanosilver
Spektrum UV-Vis
0.5 0.04
0.4
0.03
absorbansi
absorbansi
0.3
0.02
0.2
0.1 0.01
0 0
350 400 450 500 550 600 350 400 450 500 550 600
panjang gelombang panjang gelombang
24 jam 48 jam 72 jam jam 24 jam 48 jam 72
(a) (b)
Gambar 10 Spektrum UV-Vis filtrat nanosilver ekstraseluler (a) hari ke-6 dan (b)
hari ke-12
Gambar 10 (a) dan 10 (b) menunjukkan bahwa nanosilver sudah terbentuk.
Hal tersebut dikarenakan adanya pengurangan ion secara ekstraseluler dan
dilepaskan ke larutan (Duran et al. 2005). Prabakaran et al. (2012) menyatakan
bahwa puncak penyerapan yang kuat terbentuk pada panjang gelombang 200-400.
Absorbansi pada panjang gelombang tersebut menunjukkan adanya nanosilver
yang terbentuk. Puncak penyerapan yang terbentuk pada beberapa panjang
gelombang menandakan bahwa surface plasmone resonance yang kuat berada di
panjang gelombang tersebut. El-Rafie et al. (2010) mensintesis nanopartikel silver
menggunakan kapang Fusarium solani dan nanosilver yang terbentuk
menunjukkan puncak penyerapan pada panjang gelombang 420 nm. Ramteke et
al. (2013) membuat nanosilver yang terbentuk dari ekstrak daun tulsi (Ocimum
sanctum) dan menunjukkan puncak penyerapan pada panjang gelombang 450 nm.
Penelitian Ray et al. (2011) menunjukkan bahwa puncak penyerapan terbentuk
pada panjang gelombang 440 nm. Perbedaan puncak absorbansi yang terbentuk
dapat dipengaruhi oleh komposisi media yang terdapat pada kedua larutan
tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moghaddam (2010) bahwa komposisi
media kultur dapat mempengaruhi optimasi pembentukan nanopartikel silver
sehingga mempengaruhi ukuran partikel yang disintesis.
Perlakuan B6 terang dan B6 gelap diamati selama 12 hari (288 jam).
Spektrum spektroskopi UV-Vis nanosilver dari perlakuan B6 terang dan B6 gelap
dapat dilihat pada Gambar 11.
(a)
13
(b)
Gambar 11 Spektrum UV-Vis nanosilver miselium (a) hari ke-6 kondisi gelap dan
(b) hari ke-6 kondisi terang.
. Gambar 11 (a) dan 11 (b) menunjukkan puncak penyerapan pada panjang
gelombang 262 nm dan 263,5 nm. Nilai absorbansi tertinggi B6 gelap adalah pada
jam ke-288 (akhir pengamatan) dan B6 terang pada jam ke-120. Bhainsa dan
D‟souza (2006) menyatakan bahwa adanya puncak penyerapan yang terbentuk
pada panjang gelombang rendah menandakan adanya residu ikatan amida,
triptofan dan tirosin pada protein. Hal tersebut menunjukkan komponen protein
menjadi komponen utama dalam bioreduksi nanopartikel. Protein ini yang
menentukan struktur enzim dan enzim tersebut digunakan untuk bioreduksi
nanopartikel.
Sintesis nanosilver miselium ekstraseluler hari ke-12 dilakukan selama
288 jam dan diamati menggunakan spektroskopi UV-vis setiap 24 jam.
Pengamatan nanosilver ekstraseluler selama 288 jam dapat dilihat pada Gambar
12.
(a)
(b)
Gambar 12 Spektrum UV-Vis nanosilver miselium (a) hari ke-12 kondisi gelap
dan (b) hari ke-12 kondisi terang.
14
Ukuran Partikel
(a) (b)
Gambar 13 Sebaran partikel nanosilver ekstraseluler filtrat (a) hari ke-6 dan (b)
hari ke-12.
(a) (b)
Gambar 14 Sebaran partikel nanosilver ekstraseluler miselium (a) hari ke-6
kondisi gelap dan (b) hari ke-6 kondisi terang
15
(a) (b)
Gambar 15 Sebaran partikel nanosilver ekstraseluler miselium (a) hari ke-12
kondisi gelap dan (b) hari ke-12 kondisi terang
Gambar 13-15 menunjukkan sebaran ukuran partikel nanosilver yang
terbentuk pada setiap perlakuan. Jumlah partikel yang terbentuk memiliki ukuran
yang berbeda. Perbedaan jumlah partikel yang terbentuk pada setiap perlakuan
dipengaruhi oleh perbedaan optimasi yang dilakukan. Moghaddam (2010)
menyatakan bahwa perbedaan optimasi yang dilakukan dapat mempengaruhi
komposisi kimia, bentuk dan ukuran nanopartikel silver yang disintesis.
Ukuran partikel nanosilver diketahui melalui uji PSA. Metode
penghitungan sebaran partikel nanosilver yang digunakan pada PSA ini adalah
metode cumulants. Metode cumulants merupakan suatu metode analisa data yang
digunakan pada alat yang menggunakan Dynamic Light Scaterring (Frisken
2001). Ukuran partikel yang sudah dianalisa, akan tertera pada software yang
telah disambungkan pada alat PSA. Sebaran ukuran partikel nanosilver dapat
dilihat pada Tabel 2.
8
7
6
5
4
3
2
1
0
A6 A12 B6 gelap B6 terang B12 gelap B12 terang
perlakuan
dibandingkan dengan silver dalam ukuran lebih besar (Maneerung et al. 2008).
Winarno dan Fernandez (2010) menyatakan bahwa ukuran partikel yang kecil
dapat meningkatkan reaktivitasnya. Ada beberapa mekanisme nanosilver sebagai
antibakteri yaitu dengan mempengaruhi sintesis dinding sel, mengganggu fungsi
membran sel, menghambat sintesis protein dan menghambat sintesis nukleat.
Kesimpulan
Ekstrak kapang Veronaea sp. KT 19 pada hari ke-6 dan ke-12 kultivasi
memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan B. subtilis. Aktivitas tertinggi
ditunjukkan oleh ekstrak hari ke-6 dengan zona hambat pada E. coli sebesar
15,5±0,7 mm dan B. subtilis sebesar 13±2,8 mm. Nanosilver yang terbentuk
terdeteksi pada panjang gelombang 450 nm, 400 nm, 262 nm, 263,5 nm, 256,5 nm
dan 262,5 nm. Rata-rata ukuran partikel terkecil didapatkan pada sintesis
nanosilver menggunakan filtrat hari ke-6 yaitu sebesar 32,25 nm. Aktivitas
antimikrob nanosilver ekstraseluler terhadap 5 mikroorganisme uji menunjukkan
aktivitas lemah terhadap B. subtilis dan S.aureus, aktivitas sedang terhadap E.
coli, P. aeruginosa dan C. maltosa.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bhainsa KC, D‟souza SF. 2006. Extracelluler biosynthesis of silver nanoparticles
using the fungus Aspergillus fumigatus. Colloids and Surfaces B:
Biointerfaces 47:160-164.
Davis WW, Stout TR. 1971. Disc plate method of microbiological antibiotic
assay. Journal of Microbiology 22(4):659-665.
Duran N, Marcato PD, Alves OL, Souza GIHD, Esposito. 2005. Mechanistic
aspect of biosynthesis of silver nanoparticles by several Fusarium
oxysporum strains. Journal of Nanobiotechnology 3:8.
El-Rafie MH, Mohamed AA, Shaheen ThI, Hebeish A. 2010. Antimicrobial effect
of silver nanoparticles produced by fungal process on cotton fabrics.
Carbohydrat Polymers 80:779-782.
18
Frisken BJ. 2001. Revisiting the method of cumulants for the analysis of dynamic
light scattering data. Applied Optics 40(24):4087-4091.
Gandjar I, Sjamsuridzal W, Oetari A. 2006. Mikologi Dasar dan Terapan. Jakarta
(ID): Yayasan Obor Indonesia.
Hawksworth DL. 1991. The fungal dimension biodiversity: magnitude,
significance, and conservation. Mycological Research 95(6):641-655.
Jawetz E, Melnick J, Adelberg E. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20.
Nugroho E, Maulany RF, penerjemah. Jakarta (ID): EGC. Terjemahan dari:
Medical Microbiology.
Kora AJ, Sashidhar RB, Arunachalam. 2010. Gum kondagagu (Cochlospermum
gossypium): A template for the green synthesis and stabilization of silver
nanoparticles with antibacterial application. Carbohydrat Polymers 82:670-
679.
Kusmiyati, Agustini NWS. 2007. Uji aktifitas senyawa antibakteri dari mikroalga
Porphyridium cruentum. Biodiversitas 8(1):48-53.
Maneerung T, Tokura S, Rujiravanit R. Impregnation of silver nanoparticles into
bacterial cellulose for antimicrobial wound dressing. Carbohydrates
Polymers 72:43-51.
Minaeian S, Shahverdi AR, Nohi AS, Shahverdi HR. 2008. Extracellular
biosynthesis of silver nanoparticles by some bacteria. Journal Science
Islamic Azad University 17(66):1-4.
Moghaddam KM. 2010. An introduction to microbial metal nanoparticle
preparation method. The Journal of Young Investigators 19:19.
Mohanraj VJ, Chen Y. 2006. Nanoparticles – A review. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research 5(1):561-573.
Narayanan KB, Sakhtivel. 2011. Heterogeneous catalytic reduction of
anthropogenic pollutant, 4-nitrophenol by silver-bionanocomposite using
Cylindrocladium floridanum. Bioresource Technology 102:10737-10740.
Pelczar MJ, Chan ECS. 2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Hadioetomo RS,
Imas T, Tjitrosomo, Angka SL. penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit
Universitas Indonesia. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Prabakaran M, Subha K, Thennarasu V, Merinal S. 2012. Biosynthesis of silver
nanoparticles using Sphaerulina albispiculata and evaluation of
antibacterial activity. European Journal of Experimental Biology 2(1):297-
303.
Prabhu S, Poulose EK. 2012. Silver nanoparticles: mechanism of antimicrobial
action, synthesis, medical applications, and toxicity effects. International
Nano Letters 2(32):1-10.
Prakash RT, Thiagarajan. 2012. Syntheses and characterization of silver
nanoparticles using Penicillium sp. isolated from soil. International Journal
of Advanced Scientific and Technical Research 1:137-149.
Pratama R. 2012. Pemanfaatan metabolit ekstraseluler Lactobacillus delbrueckii
subsp. bulgaricus dalam pembentukan nanopartikel perak [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Ramezania F, Ramezanib M, Talebiz S. Mechanistic aspects of biosynthesis of
nanoparticles by several microbes. Nanocon 10:10-14.
19
LAMPIRAN
21