HASIL PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan1. Kekayaan
alam di sekitar manusia begitu banyak memiliki manfaat dan belum sepenuhnya
mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya
berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan yang secara turun
bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek
Brokoli (Brassica oleracea Var italica) adalah salah satu tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dan merupakan tanaman sayuran yang termasuk suku
berwarna hijau gelap atau hijau kebiru-biruan3. Brokoli berasal dari daerah Laut
Tengah dan sudah dibudidayakan sejak masa Yunani Kuno, sayuran ini masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1970-an dan banyak dikonsumsi sebagai sayuran segar
karena kaya akan vitamin dan mineral. Tanaman ini diketahui berkhasiat untuk
mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker, selain itu brokoli masih
hipertensi, dan diabetes melitus. Brokoli juga dapat mencegah migrain, maag dan
dapat meningkatkan kekuatan otak dan juga digunakan sebagai antibiotik karena
pemberian jus brokoli dapat menurunkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL)
serum darah pada tikus putih (Rattus norvegicus) pada tiga perlakuan yaitu dosis
2,52 g/Kg BB, 5,04 g/Kg BB, dan 7,56 g/Kg BB. Dosis yang efektif dalam
menurunkan kadar LDL serum darah tikus yaitu dosis 7,56 g/KgBB. Pemberian
jus brokoli berkhasiat untuk menurunkan LDL seperti Serat, asam lemak,
Berdasarkan penelitian selanjutnya yang dilakukan yang oleh Devi Windiarti 2014
dimana kubis putih (Brassica oleracea L. var. capitata) merupakan tanaman yang
satu famili dengan brokoli dapat menurunkan kadar kolesterol pada dosis 0,0185
g/200 g BB, 0,0370 g/200 g BB, dan 0,074 g/200 g BB. Dosis yang paling efektif
secara berlebihan dalam darah. Kelebihan kolesterol inilah yang dapat memacu
0,5%, dan berdasarkan gejala yang belum diketahui atau belum terdiagnosis
dokter tertinggi Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta,
Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%)8.
dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat
membentuk dinding sel. Kolesterol juga terdapat dalam lemak, kuning telur dan
disamping diet adalah keturunan, umur, jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol,
dan gaya hidup yang mendorong untuk selalu mengkonsumsi makan cepat saji
yang tinggi akan lemak namun minim akan serat dapat meningkatkan kadar
bersifat buruk atau merugikan (bad cholesterol) karena kadar kolesterol yang
pada kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) adalah jenis kolesterol yang
kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah
penebalan pada dinding pembuluh darah12. Salah satu golongan obat yang dapat
LDL, VLDL, dan trigliserida, sedangkan HDL dinaikkan sedikit11. Statin dapat
A (HMG-CoA)13.
pemberian ekstrak etanol brokoli terhadap penurunan kolesterol total darah tikus
putih jantan (Rattus norvegicus L.) dan pada dosis berapakah ekstrak etanol
brokoli efektif menurunkan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh ekstrak etanol brokoli terhadap
penurunan kolesterol total darah tikus putih jantan dan untuk menentukan dosis
yang efektif menurunkan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan. Dengan
dan sesudah pemberian ekstrak etanol brokoli. Hewan uji yang digunakan
sebanyak 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I
diberikan ekstrak etanol brokoli dengan dosis 300 mg/Kg BB, 600 mg/Kg BB dan
900 mg/Kg BB secara oral. Tikus akan diberi pakan tinggi kolesterol berupa
kuning telur puyuh, kuning telur bebek dan lemak kambing. Untuk pengukuran
Acak Kelompok (RAK). Data hasil pengamatan yang diperoleh akan dianalisis
dengan uji statistik Analisis Sidik Ragam (Uji-F). Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah antara dosis ekstrak brokoli yang digunakan memberikan hasil
yang berbeda secara signifikan atau tidak dalam menurunkan kadar kolesterol
tikus putih, jika terdapat perbedaan yang signifikan, maka dilakukan dengan
pengujian lanjut sesuai dengan Koefisien Keragaman (KK) data yang diperoleh.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian yang dikonsumsi dari jenis ini adalah massa bunganya yang berwarna
hijau14. Adapun klasifikasi, nama daerah, morfologi dan kandungan kimia dari
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Brassicales
Genus : Brassica
Sulawesi : Brokoli
Jawa : Brokoli
Kalimantan : Brokoli
Sumatera : Brokoli
Bali : Brokoli
Maluku : Brokoli15
7
Brokoli (Gambar 2.1) memiliki tangkai daun agak panjang dan helai daun
berlekuk-lekuk panjang. Tangkai bunga brokoli lebih panjang dan lebih besar
dibandingkan dengan bunga kubis. Massa bunga brokoli tersusun secara kompak
membentuk bulatan berwarna hijau tua, atau hijau kebiru-biruan, dengan diameter
memanjang menjadi tangkai bunga yang penuh dengan kuntum bunga, tiap bunga
terdiri atas 4 helai kelopak bunga (calyx), empat helai daun mahkota bunga
(corolla), enam benang sari yang komposisinya empat memanjang dan dua
pendek. Bakal buah terdiri atas dua ruang, dan setiap ruang berisi bakal biji.
Biji brokoli memiliki bentuk dan warna yang hampir sama, yaitu bulat
Akar yang baru tumbuh berukuran 0,5 mm, tetapi setelah berumur 1-2 bulan
bunga brokoli dilakukan setelah umurnya mencapai 60-90 hari sejak ditanam,
sebelum bunganya mekar, dan sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika
kromium, beta karoten, dan glutation5. Selain itu brokoli mengandung senyawa
glutation15.
A. Flavonoid
Flavonoid (Gambar 2.2) merupakan salah satu kelas yang banyak tersebar
dari senyawa fenolat. Golongan ini memberikan warna pada buah dan bunga.
9
senyawa C6-C3-C6 dimana C6 diganti dengan cincin benzene dan C3 adalah rantai
alifatik. Ada 7 tipe flavonoid yaitu flavon, flavonol, khalkon, xanton, isoflavon,
dan biflavon16.
Flavonoid memiliki efek biologis dalam sistem sel mamalia yang berperan
dalamnya dapat mengurangi resiko kanker, penyakit jantung, dan stroke pada
terdapat dalam tanaman dan merupakan senyawa yang paling aktif dibandingkan
juga telah terbukti memiliki aktivitas sebagai anti peradangan, karena langsung
quercetin sebagai anti tumor juga luar biasa. Selain itu, quercetin juga memiliki
asma18.
LDL, flavonoid juga menaikkan densitas dari reseptor LDL di liver dan mengikat
trigliserida dan meningkatkan HDL. Selain itu menurut studi yang dilakukan oleh
Casaschi 2004 dan Ogawa 2005 dalam flavonoid bekerja menurunkan kadar
B. Beta karoten
berwarna kuning orange, atau merah orange yang terjadi secara alamiah dalam
tumbuhan yang berfotosintesis, ganggang, beberapa jenis jamur dan bakteri. Beta
karoten adalah senyawa poliena isoprenoid yang tidak larut dalam air, mudah
reaksi radikal bebas dan dapat berikatan dengan permukaan hidrofobik. Beberapa
katarak.
dengan baik dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air. Sifat ini penting
11
terutama dalam pemisahan karotenoid dari bahan lain. sifat fisika dan kimia beta
karoten adalah:
C. Vitamin C
dengan rumus bangun C6H8O6, dalam bentuk kristal tidak berwarna dengan titik
cair 190-192°C. Asam askorbat mengandung tidak kurang dari 99,0% C 6H8O6.
Pemerian dari Vitamin C adalah serbuk atau hablur putih atau agak kuning, tidak
berbau, rasa asam, oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam
mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut
sebagai antiskorbut.
oleh mudah terlepasnya atom-atom hidrogen pada gugus hidroksil yang terikat
pada atom C2 dan atom C3 (atom-atom C pada ikatan rangkap). Akibat pengaruh
oksigen, zat-zat pengoksidasi lemah, atau oleh pengaruh enzim asam askorbat
reduktor akan menghasilkan asam askorbat kembali. Oksidasi secara timbal balik
ini juga terjadi di dalam tubuh. Asam askorbat memiliki sifat mudah teroksidasi,
D. Serat
asam empedu, kation dan mungkin juga elektron. Beberapa jenis serat seperti
lignin, pektin, dan hemisellulosa dapat berikatan dengan enzim atau nutrien di
Baik serat larut (pektin, gum dan β-glukon) maupun serat tak larut (lignin)
dapat mempengaruhi absorbsi lemak dengan mengikat asam lemak, kolesterol dan
garam empedu di saluran cerna. Asam lemak dan kolesterol yang terikat dengan
serat tidak dapat membentuk micelle yang sangat dibutuhkan untuk penyerapan
lemak agar dapat melewati unstirred water layer masuk ke enterosit, akibatnya
lemak yang berikatan dengan serat tidak bisa diserap dan akan terus ke usus besar
untuk dieksresikan melalui feses atau didegradasi oleh bakteri usus membentuk
asam empedu sekunder yang diserap di usus besar dan ditransportasikan ke hati,
sekitra 95% yang kembali melalui vena porta ke hati (sirkulasi enterohepatik) dan
5% dieksresikan ke feses.
terbentuk. Garam empedu yang telah terikat serat ini tidak dapat direabsorbsi dan
13
terus ke usus besar untuk dibuang melalui feses atau didegradasi oleh flora usus
eksresi garam empedu dan kolesterol melalui feses maka garam empedu yang
yang masuk ke hati dan berkurangnya absorbsi kolesterol akan menurunkan kadar
kolesterol sel hati, hal ini akan meningkatkan pengambilan kolesterol dari darah
yang akan dipakai untuk sintesis garam empedu yang baru, akibatnya akan
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
1. Maserasi
2. Perkolasi
ekstrak (perkolat).
1. Refluks
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
2. Digesti
3. Sokletasi
4. Infludasi
selama 30 menit.
15
5. Dekoktasi
selama 30 menit15.
Kolesterol (Gambar 2.4) berasal dari bahasa Yunani yaitu chole yang
berarti empedu dan stereos yang berarti padat. Kolesterol adalah zat alamiah
dengan sifat fisik serupa lemak tetapi berumus steroida, seperti banyaknya
senyawa alamiah lainnya9. Steroid adalah lipid yang memiliki struktur kimia
sapi, babi, kambing, ayam dan ikan, serta daging unggas dan telur karena
kolesterol ini merupakan bagian normal dari sel binatang. Kolesterol hanya
terdapat pada sel binatang, dan tidak terdapat dari tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh
tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein,
2.3.1 Lipid
dalam lipid25. Lipid dalam makanan manusia yang utama adalah triagliserol,
sterol, dan membran fosfolipid yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Proses
Lipid adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan, baik secara aktual
maupun potensial, dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yaitu relatif
tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar seperti eter, kloroform, dan
benzena29.
Lipid adalah unsur makanan penting tidak hanya karena nilai energinya
yang tinggi tetapi juga karena vitamin yang larut dalam lemak dan asam lemak
esensial yang dikandung dalam lemak makanan alam. Dalam tubuh, lemak
berfungsi sebagai sumber energi efisien secara langsung dan secara potensial, bila
disimpan dalam jaringan adiposa, lipid berfungsi sebagai penyekat panas dalam
jaringan subkutan dan sekeliling organ-organ tertentu, dan lipid nonpolar bekerja
merupakan unsur sel yang penting, terdapat dalam kedua membrane sel dan
mitokondria dalam sitoplasma, dan juga berfungsi sebagai alat pengangkut lipid
dalam darah29.
2. Lipid campuran: ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan selain
alkohol dan asam lemak. Contohnya fosfolipid, glikolipid, lipid campuran lain
3. Derived lipid: termasuk asam lemak (jenuh dan tidak jenuh) gliserol, steroid,
alkohol disamping gliserol dan sterol, aldehida lemak, dan benda keton29.
Lemak adalah substansi yang tampak seperti lilin dan tidak larut dalam air.
Lemak yang terdapat dalam zat makanan umumnya terdiri dari gabungan tiga
gugus asam lemak dengan gliserol dan dikenal sebagai trigliserida. Lemak dalam
Lemak jenuh pada temperatur kamar berbentuk padat. Lemak dari binatang
adalah sumber dari lemak jenuh, lemak jenis ini juga terdapat dalam susu,
seperti minyak kelapa dan minyak palem. Semua makanan yang digoreng
tinggi. Kebanyakan asam lemak dalam lemak jenuh adalah asam lemak jenuh
minyak olive dan canola. Minyak tersebut berbentuk cair pada temperatur
Kandungan lemak tidak jenuh majemuk yang dominan adalah asam lemak
Kolesterol merupakan steroid hewani yang terdapat paling luas dan banyak
dijumpai dalam hampir semua jaringan hewan. Batu kandung empedu dan kuning
telur merupakan sumber yang kaya akan senyawa ini. Kolesterol merupakan zat
antara yang diperlukan dalam biosintesis hormon steroid, namun tidak harus
berasal dari makanan, karena dapat disintesis dari asetil koenzim A. Kadar
kolesterol plasma menurun oleh hormon tiroid dan esterogen. Kedua hormon ini
meningkatkan kadar HDL plasma. Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah
dimana kolesterol dan lipid-lipid lain menyalut dinding dalam pembuluh darah
hormon steroid, namun tidak harus berasal dari makanan, karena dapat disintesis
dari asetil koenzim A. Koenzim A adalah suatu senyawa yang sangat penting yang
beberapa tahap, berikut ini merupakan jalur biosintesis kolesterol (Gambar 2.5):
4. Pembentukan mevalonate
5. Pembetukan Squalene
6. Pembentukan kolesterol
perubahan pada inti steroid dan rantai samping. Gugus metil dikeluarkan sehingga
rangkap antara C8 dan C9 berpindah pada posisi antara C8 dan C7. Demosterol
dibentuk pada titik ini dengan pergeseran lebih lanjut dalam ikatan rangkap dalam
20
cincin B untuk mengambil posisi antara C5 dan C6 seperti pada kolesterol. Setelah
kolesterol29.
berbentuk ester dengan asam lemak yang berada pada kelompok hidroksi karbon
nomor 3. Sekitar 2/3 dari total kolesterol plasma dinamakan kolesterol yang
pada membran sel. Kolesterol ini disintesis di semua sel tubuh, kecuali pada
21
eritrosit. Sintesis terbanyak pada sel hepar dan mukosa usus halus. Esterifikasi
kolesterol dengan asam lemak terjadi di hepar dan usus halus. Produksi endogen
dari kolesterol memerlukan asetil KoA, asam amino, karbohidrat dan asam lemak.
Pembentukan kolesterol dari asetil KoA dikatalisis oleh enzim HMG KoA
diangkut ke dalam hati untuk diubah menjadi asam empedu. Peran utama
PJK. Pada orang dengan kadar kolesterol plasma yang jelas meningkat
Timbunan kolesterol terjadi pada dinding intima arteri yang akan difagosit
oleh makrofag di otot polos pada lapisan media dinding arteri, kemudian menjadi
bentuk proliferasi sebagai foam cell, yang nampak sebagai plak lipid yang besar.
Plak ini meluas ke lumen arteri. Jika plak kolesterol rusak akan tampak jaringan
kolagen, adhesi trombosit dan berkembang menjadi trombus. Jika sumbatan ini
terjadi pada arteri koroner dapat menyebabkan infark miokardial. Infark miokard
serta trombosit serebri dapat diakibatkan oleh infiltrasi kolesterol dan sel
22
Scavenger (sel yang menyerap dan membuang produk iritan) yang penuh berisi
foam cell (sel busa) ke dalam dinding pembuluh darah, sehingga dinding
Kolesterol tidak dapat bergerak sendiri di dalam tubuh karena tidak larut
dalam air, oleh karena itu, kolesterol diangkut sebagai bagian struktur yang
1. Kilomikron.
(postprandial) mereda 8-10 jam sesudah makan. Adanya kilomikron dalam plasma
perifer. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh LPL menghasilkan asam lemak bebas
untuk disimpan dalam jaringan adiposa dan bahan oksidasi di jantung dan oto
skelet. Sebagian VLDL remnant akan diubah menjadi diubah menjadi LDL,
hipertrigliserida (delta shift). Karena asam lemak bebas dan gliserol dapat
jumlah VLDL. Efek aterogenik VLDL belum begitu jelas, tetapi hipertrigliserida
mungkin merupakan tanda bahwa kadar HDL kolesterol rendah dan sering
(20%) dan relatif lebih banyak mengandung apoprotein B dan E. IDL adalah zat
perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL, tidak terdapat
dalam kadar yang besar kecuali bila terjadi hambatan konversi lebih lanjut. Bila
terdapat dalam jumlah banyak IDL akan terlihat sebagai kekeruhan pada plasma
24
adanya IDL35.
(70% total). Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol
endocytosis di hati dan sel lain. Ester kolesterol dari inti LDL dihidrolisis
menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis sel membran dan hormon steroid.
Selain lewat proses endositosis sel juga mendapat kolesterol dari sintesis de novo
lewat enzim HMG-CoA reduktase. Produksi enzim ini dan reseptor LDL diatur
sel35.
berdasarkan kandungan Apo A-I dan Apo A-II nya. Metabolisme HDL kompleks
dan terdapat petunjuk bahwa Apo A-I merupakan inverse predictor untuk resiko
penyakit jantung koroner yang lebih baik daripada kadar HDL. Kadar HDL kira-
kira sama pada pria dan wanita sampai pubertas, kemudian menurun pada pria
sampai 20% lebih rendah daripada kadar pada wanita. Kadar HDL menurun pada
kegemukan, perokok, pasien diabetes yang tidak terkontrol dan pada pemakai
kadar HDL relatif, menetap sesudah dewasa (kira-kira 45 mg/dL pada pria dan 54
dengan HDL35.
≥ 60 Tinggi
lingkungan35.
dan sedang yang bercirikan bengkak lokal pada lapisan dalam (intima) dan
dan lipid dalam darah, faktor keturunan, umur, obesitas, hipertensi, aktivitas fisik
“demand dan supply” atau kebutuhan dan penyediaan oksigen otot jantung,
dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyedian yang menurun, atau
oksigen antara lain, tahanan pembuluh darah koroner yang meningkat, yang salah
lain sebagainya40.
riwayat aterosklerosis prematur dalam keluarga dan dengan adanya faktor risiko
1. Asam fibrat
1967. Derivat asam fibrat yang masih digunakan saat ini adalah gemfibrozil,
28
fenofibrat dan benzafibrat. Mekanisme kerja (Gambar 2.8) obat ini yaitu
kadar HDL sedikit meningkat. Semua derivat asam fibrat diabsorbsi lewat usus
secara cepat dan lengkap (>90%), terutama bila diberikan secara bersama
makanan. Efek samping dari obat ini yaitu gangguan saluran cerna (mual,
irama jantung35.
Derivat resin tergolong obat yang aman, karena tidak diabsorbsi di saluran
cerna, serta relatif aman untuk anak-anak. Resin (Gambar 2.9) menurunkan kadar
29
kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu
sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi steroid yang bersifat asam dalam tinja
meningkat. Penurunan kadar asam empedu ini oleh pemberian resin akan
diabsorbsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja35.
(Gambar 2.10) sintesis kolesterol dalam hati, dengan menghambat enzim HMG
CoA reduktase. Akibat penurunan sintesis kolesterol ini, makan SREBP (Sterol
Regulatory Element Binding Protein) yang terdapat pada membran akan dipecah
30
berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor
LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih
besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL juga menurun, sedangkan HDL
Efek samping obat ini yaitu potensial berbahaya miopati dan rabdomiolisis. Serta
4. Asam nikotinat
yang luas, tetapi penggunaan dalam klinik terbatas karena efek samping yang
kompleks yang hingga kini digunakan secara luas di Amerika untuk pengobatan
dislipidemia35.
sehingga kadar LDL menurun. Selain itu asam nikotinat juga meningkatkan
aktivitas LPL yang akan menurunkan kilomikron dan TG VLDL26. Efek samping
niasin yang paling menonjol adalah kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas
5. Probukol
dan HDL tanpa perubahan kadar TG. Walaupun probukol larut lemak, obat ini
diabsorpsi terbatas lewat saluran cerna (<10%), tetapi kadar darah yang tinggi
dapat dicapai bila obat ini diberikan bersama makanan. Waktu paruh eliminasi
6. Obat lainnya
a. Neomisin sulfat
kolesterol dengan cara mirip resin yaitu membentuk kompleks tidak larut dalam
pemberian 2 g/hari dalam dosis terbagi menurunkan LDL dan kolesterol total
b. Beta sitosterol
Beta sterol adalah gabungan sterol tanaman yang tidak diabsorbsi saluran
amat sensitif dengan penambahan kolesterol dari luar (makanan)33. Serat nabati
merupakan salah golongan obat ini yaitu polisakarida yang tidak dapat dicerna
oleh flora usus dan tidak diserap seperti selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin dan
jenis gom. Banyak terdapat sebagai dinding sel dari jenis gandum, sayuran dan
Tanpa asam ini resorpsi kolesterol (dan lipida lainnya) sangat berkurang, hingga
2.5 Simvastatin
Statin saat ini merupakan hipolipidemik yang paling efektif dan aman.
Obat ini terutama efektif untuk menurunkan kolesterol. Pada dosis tinggi statin
Lipoprotein (LDL) dan kolesterol total dalam 2-4 minggu. Kadar Very Low
tersendiri atau dikombinasi dengan damar. Pada umumnya, efeknya sudah nyata
kuat, tetapi lebih lemah dari pada atorvastatin. Dosis dari 10 mg simvastatin
tidak larut dalam air, n-heksana, dan asam klorida; larut dalam kloroform, dimetil
terhadap infeksi dan sangat cerdas. Tikus putih tidak begitu bersifat fotofobik
sekitarnya. Ada dua sifat yang membedakan tikus putih dari hewan percobaan
yang lain, yaitu bahwa tikus putih tidak dapat muntah karena struktur anatomi
putih dapat tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini lebih besar
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Rodentia
Familia : Muridae
Genus : Rattus
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Batang pengaduk
3. Blender
4. Cawan porselin
5. Corong
8. Jarum oral
15. Spoit 3 mL
1. Aquades
2. Aluminium foil
3. Amonia
5. Etanol 96%
6. Etanol 70%
7. FeCl3 1%
8. FeCl3 10%
9. Hewan uji
11. Kloroform
18. Magnesium
23. Tissue
E
Klp I
R
Klp II
M
TIKUS KRITERIA RANDOMISASI Klp III
INKLUSI I
Klp IV
N
A B C
Klp V A
D E
- 14 0 1 14 21 28
Keterangan
C = Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 25 ekor
ekstrak tanaman dengan dosis 300 mg/Kg BB, kelompok 3 diberikan ekstrak
tanaman dengan dosis 600 mg/Kg BB, kelompok 4 diberikan ekstrak tanaman
D = Pada hari ke-0 tikus diukur kadar kolesterol awal, lalu dilakukan
pemberian pakan lemak kolesterol tinggi dengan komposisi pakan standar (80%),
39
lemak kambing (10%), kuning telur bebek (5%), dan kuning telur puyuh (5%)
selama 14 hari. Setelah itu pengukuran kadar kolesterol pada hari ke-15.
1. Kelompok 1. Pada hari ke-15 mulai diberikan Na CMC 0,5% secara per oral
setiap hari selama 14 hari sebagai kontrol negatif. Setelah itu pengukuran
darah pada hari ke-21 dan ke-28, sebelum pengukuran darah tikus dipuasakan
2. Kelompok II. Pada hari ke 15 mulai diberikan suspensi simvastatin secara per
oral setiap hari selama 14 hari sebagai kontrol positif. Setelah itu pengukuran
3. Kelompok III. Pada hari ke 15 mulai diberikan ekstrak etanol brokoli dengan
dosis 300 mg/Kg BB secara per oral setiap hari selama 14 hari sebagai
kelompok perlakuan. Setelah itu pengukuran darah pada hari ke 21 dan ke 28,
4. Kelompok IV. Pada hari ke 15 mulai diberikan ekstrak etanol brokoli dengan
dosis 600 mg/Kg BB secara per oral setiap hari selama 14 hari sebagai
kelompok perlakuan. Setelah itu pengukuran darah pada hari ke 21 dan ke 28,
dosis 900 mg/Kg BB secara per oral setiap hari selama 14 hari sebagai
kelompok perlakuan. Setelah itu pengukuran darah pada hari ke 21 dan ke 28,
STIFA Pelita Mas Palu dan Laboratorium Kimia Farmasi Prodi Farmasi FMIPA
Universitas Tadulako (UNTAD) Palu, mulai bulan Februari 2015 sampai dengan
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
norvegicus L.) galur Wistar dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi :
a. Berumur ± 3 bulan
2. Kriteria eksklusi
italica) dalam bentuk serbuk, diperoleh dari Balai UPT Materia Medica Batu,
dilakukan dengan cara merendam serbuk brokoli sebanyak 750 g dalam wadah
dipisahkan dengan cara disaring. Seluruh filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan
kental. Filtrat kental selanjutnya dikeringkan diatas penangas air hingga diperoleh
1. Alkaloid
atas dari masing-masing filtrat diambil dan diuji dengan pereaksi Meyer, Wagner,
adanya alkaloid.45.
2. Flavonoid
3. Saponin
menit, lalu ditambahkan 2 tetes HCl 1 N. Bila busa yang terbentuk tetap stabil ± 7
4. Tanin
beberapa tetes feri klorida 1%. Terbentuknya warna coklat kehijauan atau biru
5. Polifenol
dipanaskan dengan air dalam penangas air hingga mendidih, menyaring dalam
keadaan panas dan setelah dingin ditambahkan dengan larutan besi (III) klorida
10%, jika terjadi perubahan warna biru tua, biru kehitaman atau hitam kehijauan
g lemak kambing (10%) dan 50 g kuning telur puyuh (5%) dan 50 g kuning telur
bebek (5%) dalam 800 g pakan standar (80%). Sebelum dicampur dengan pakan
43
standar, lemak kambing dipanaskan dahulu hingga mencair, dan kuning telur
diambil dari telur yang telah direbus. Jumlah pakan kolesterol yang diberikan
dalam penelitian ini adalah simvastatin 10 mg. Dosis simvastatin pada manusia
dewasa adalah 10 mg per hari, jika dikonversi pada tikus dengan berat 200 g
adalah 0,018 mg, maka dosis simvastatin untuk tikus adalah 0,18 mg/200 g BB43.
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus L.) jantan
yang memiliki tubuh yang sehat, lincah, dengan berat badan 150 gram sampai 200
masing- masing kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Tikus diadaptasikan
normal dengan siklus 12 jam siang dan 12 jam malam dan diberikan pakan standar
serta minum.
dan air minum ad libitium. Kelompok II merupakan kontrol positif (K+) yang
diberi pakan tinggi kolesterol dan simvastatin dengan dosis 0,18 mg/200 g BB.
44
yang sama jumlahnya dan ekstrak tanaman secara oral dengan dosis berturut-
turut 300 mg/Kg BB dan 600 mg/Kg BB dan 900 mg/Kg BB setiap hari secara
oral.
selama ± 12 jam dan tetap diberi minum. Semua hewan uji kemudian diperiksa
kadar kolesterol totalnya sebelum diberi pakan lemak kolestrol tinggi dengan
komposisi pakan (80%), lemak kambing (10%), kuning telur bebek (5%), dan
kuning telur puyuh (5%) selama 14 hari. Setelah diberi pakan lemak kolesterol
tinggi, kadar kolesterol total darah diperiksa kembali, apabila kadar kolesterol
semua hewan uji diberi sediaan peroral, untuk kontrol negatif (K-) diberi suspensi
Na CMC 0,5%, untuk kelompok perlakuan (KP) diberi ekstrak brokoli dengan
dosis masing-masing 300 mg/Kg BB dan 600 mg/Kg BB dan 900 mg/Kg BB,
Pengambilan sampel darah melalui vena ekor tikus, yaitu ekor tikus
dibersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70%. Setelah itu darah diambil
dengan menyayat ekor tikus dan diteteskan pada strip kolesterol yang telah
terpasang pada alat ukur kolesterol, namun sebelumnya alat Easy Touch ® telah
dipasang dengan chip untuk pengukuran kadar kolesterol. Setelah darah sudah
45
diteteskan pada strip, maka kadar kolesterol darah secara otomatis akan terukur
Sidik Ragam (Uji-F) pada taraf kepercayaan 95%. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara dosis ekstrak brokoli
yang digunakan atau tidak, dalam menurunkan kadar kolesterol pada tikus putih,
jika terdapat perbedaan yang signifikan, maka dilakukan uji lanjut sesuai dengan
BAB IV
putih jantan yang diberi pakan lemak kolesterol tinggi dengan komposisi pakan
(80%), lemak kambing (10%), kuning telur bebek (5%), dan kuning telur puyuh
(5%) selama 14 hari dan manentukan dosis ekstrak etanol brokoli yang efektif
sebagai antihiperkolesterolemia.
dilakukan di UPT Materia Medica Batu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
simplisia kering brokoli sebanyak 750 gram dengan pengulangan 3 kali. Ekstrak
kental yang diperoleh dari hasil maserasi simplisia brokoli yaitu 42 gram dengan
ekstrak brokoli (Brassica oleracea Var italica) pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus) yang diberi pakan lemak kolesterol tinggi, terlebih dahulu dilakukan
dan polifenol. Hasil uji fitokimia seperti tersaji pada Tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil uji pendahuluan ekstrak etanol brokoli (Brassica oleracea
Var italica)
No Kandungan Pereaksi Hasil pengamatan Ket
kimia
1 Alkaloid HCl 2N, Dragendorf, (+)
Meyer dan Wagner Endapan warna jingga
kolesterol total pada hewan uji dilakukan pada hari ke-7 dan ke-14. Hasil
Tabel 4.2 Data pengukuran kadar kolesterol total darah tikus sebelum dan
setelah perlakuan dengan pemberian ekstrak brokoli (Brassica
oleracea Var italica)
Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah
Kelompok Hewan Bobot
(mg/dL)
Perlakuan Uji Badan
T0 T1 T2 T3
1 287 172 267 182 150
2 311 136 270 185 143
Kontrol (+) 3 313 158 281 192 139
Simvastatin 4 194 183 262 179 144
5 242 163 263 181 156
Jumlah 812 1343 919 732
Rata-rata 162,4 268,6 183,8 146,4
1 292 170 269 227 192
Ekstrak Dosis 2 260 199 284 245 200
300 mg/Kg BB 3 239 188 261 221 189
4 322 183 249 204 188
5 287 199 231 194 176
Jumlah 939 1294 1091 945
Rata-rata 187,8 258,8 218,2 189
1 237 169 256 211 183
Ekstrak Dosis 2 253 179 273 226 186
600 mg/kg BB 3 269 172 280 227 190
4 206 199 269 219 171
5 268 175 278 226 195
Jumlah 894 1356 1109 926
Rata-rata 178,8 271,2 221,8 185,2
1 235 170 289 225 162
Ekstrak Dosis 2 246 183 273 223 142
900 mg/kg BB 3 245 164 268 206 148
4 172 172 272 218 150
5 259 160 244 194 117
Jumlah 849 1346 1066 719
Rata-rata 169,8 269,2 213,2 143,8
1 182 162 261 220 195
2 269 180 292 235 210
Kontrol (-) 3 280 177 273 230 212
Na CMC 0,5% 4 327 160 263 228 199
5 259 131 267 240 215
Jumlah 810 1356 1153 1031
Rata-rata 162 271,2 230,6 206,2
Keterangan :
T0 : Kadar kolesterol total darah awal
T1 : Kadar kolesterol total darah setelah induksi pakan
T2 : Kadar kolesterol total darah pada hari ke-7
T3 : Kadar kolesterol total darah pada hari ke-14
Hasil pengukuran kadar kolesterol total darah tikus putih jantan yang
(Brassica oleracea Var italica) yang dibandingkan dengan kadar kolesterol total
darah tikus setelah pemberian ekstrak brokoli pada hari ke-7, maka diperoleh data
49
selisih penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan dapat dilihat pada
Tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Data selisih penurunan kadar kolesterol total darah setelah
perlakuan dengan pemberian ekstrak brokoli (Brassica oleracea
Var italica) pada hari ke-7
Kelompok Kelompok Pengulangan Jumlah Rerata
Perlakuan 1 2 3 4 5 (∑Yi) (yi)
Kontrol () Na
41 57 43 35 27 203 40,6
CMC 0,5%
Dosis 300
42 39 40 45 37 203 40,6
mg/Kg BB
Dosis 600
45 47 53 50 52 247 49,4
mg/Kg BB
Dosis 900
64 50 62 54 50 280 56
mg/Kg BB
Kontrol (+)
85 85 89 83 82 424 84,4
Simvastatin
Jumlah 277 278 287 267 248 1357 271
160
140
120
KONTROL POSITIF
100
KONTROL NEGATIF
80 DOSIS 300 mg/Kg BB
60 DOSIS 600 mg/Kg BB
20
0
P1 P2 P3 P4 P5
Gambar 4.1 Grafik Selisih Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Hari ke-7
50
Tabel 4.4 Data selisih penurunan kadar kolesterol total darah setelah
perlakuan dengan pemberian ekstrak brokoli (Brassica oleracea
Var italica) pada hari ke-14
Kelompok Kelompok Pengulangan Jumlah Rerata
Perlakuan 1 2 3 4 5 (∑Yi) (yi)
Kontrol () Na
66 82 61 64 52 325 65
CMC 0,5%
Dosis 300
77 84 72 61 55 349 69,8
mg/Kg BB
Dosis 600
73 87 90 98 83 431 86,2
mg/Kg BB
Dosis 900
127 131 120 122 127 627 125,4
mg/Kg BB
Kontrol (+)
117 127 142 118 107 611 122,2
Simvastatin
Jumlah 460 511 485 463 424 2343 468,6
160
140
120
KONTROL POSITIF
100
KONTROL NEGATIF
80 DOSIS 300 mg/Kg BB
60 DOSIS 600 mg/Kg BB
DOSIS 900 mg/Kg BB
40
20
0
P1 P2 P3 P4 P5
Gambar 4.2 Grafik Selisih Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Hari ke-14
51
4.2 Pembahasan
Brokoli yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Balai UPT
Materia Medica Batu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam bentuk
maserasi, keuntungan maserasi yaitu hasil esktraksi yang diperoleh akan lebih
senyawa komponen atau senyawa metabolit dari tumbuhan yaitu pelarut etanol
96%, karena etanol merupakan pelarut ideal yang sering digunakan dan
dengan berat molekul rendah seperti saponin dan flavonoid, selain itu etanol
merupakan pelarut semipolar yang dapat melarutkan senyawa yang bersifat polar,
semipolar maupun nonpolar. Pemilihan kadar 96%, karena kadar airnya lebih
seluruhnya. Ekstrak kental yang diperoleh dari hasil maserasi serbuk brokoli
kimia yang terkandung dalam ekstrak brokoli. Berdasarkan hasil uji penapisan
fitokimia (tabel 4.1) diperoleh bahwa ekstrak brokoli (Brassica oleracea Var
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
galur wistar yang diperoleh dari Dinas Pemerintahan dan Kehutanan Kabupaten
Bantul. Dipilih tikus putih jantan galur wistar karena metabolisme kolesterol pada
tikus wistar mirip dengan metabolisme kolesterol pada manusia. LDL dan HDL
pada tikus putih dan manusia memiliki fungsi yang sama yaitu untuk
memproduksi steroid dan apolipoprotein yang sama10. Ukuran badan tikus putih
juga menjadikan tikus lebih mudah dipegang, dikendalikan atau diambil darahnya.
uji yang terlebih dahulu kadar kolesterolnya dinaikkan melebihi batas normalnya.
Untuk menaikkan kadar kolesterol pada hewan uji dilakukan dengan cara
memberikan pakan lemak kolesterol tinggi yang terdiri dari Lemak kambing 10%,
kuning telur bebek 5%, dan kuning telur puyuh 5% yang kemudian dicampurkan
dengan pakan standar sebanyak 80%. Pemilihan kuning telur untuk menaikkan
kadar kolesterol tikus, karena kuning telur merupakan sumber utama kolesterol
dari telur dengan kandungan kolesterol sekitar 250 mg/telur, dan lemak hewan
menekan aktivitas reseptor lipoprotein densitas rendah dalam sel-sel hati yang
menurunkan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan dengan menggunakan
ekstrak brokoli dengan variasi dosis 300 mg/Kg BB, 600 mg/Kg BB, dan 900
pemberian pakan lemak kolesterol tinggi. Setelah itu diberikan pelakuan pada
dilakukan pada hari ke 7 dan pada hari ke 14 setelah perlakuan. Pengukuran kadar
kolesterol dilakukan dengan cara mengambil darah pada vena ekor tikus yang
kadar kolesterol total pada tikus putih dilakukan dengan uji statistik Analisis Sidik
bahwa Fhitung (44,32) > Ftabel (3,01) pada taraf kepercayaan 95%, dan pada hari ke
14 diperoleh Fhitung (50,07) > dari Ftabel (3,01) pada taraf kepercayaan 95%. Dari
hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
dosis ekstrak etanol brokoli terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus putih
pada hari ke 7 dan hari ke 14. Kemudian dilakukan uji lanjut untuk mengetahui
dosis yang efektif diantara ketiga dosis ekstrak etanol brokoli pada hari ke 7 dan
Keseragaman (KK) pada hari ke-7 adalah 2,26% dan pada hari ke 14 adalah
1,92%, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) karena nilai KK yang diperoleh kurang dari 5% sesuai dengan kondisi
heterogen.
Berdasarkan hasil uji BNJ, pemberian ekstrak etanol brokoli pada dosis
300 mg/kg BB pada hari ke 7 memberikan hasil berbeda nyata terhadap kontrol
positif, tetapi menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap kontrol negatif.
54
Pada hari ke 14 juga memberikan hasil berbeda nyata terhadap kontrol positif,
tetapi menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap kontrol negatif. Pada dosis
600 mg/Kg BB pada hari ke 7 menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap kontrol
positif, tetapi menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap kontrol negatif.
Pada hari ke 14 memberikan hasil berbeda nyata terhadap kontrol positif dan
kontrol negatif, serta berbeda nyata pada dosis 300 mg/Kg BB dan 900 mg/Kg
BB. Pada dosis 900 mg/Kg BB pada hari ke 7 menunjukkan hasil berbeda nyata
terhadap kontrol positif dan kontrol negatif serta dosis lainnya. Pada hari ke 14
menunjukkan hasil berbeda nyata terhadap kontrol negative dan dosis lainnya.
oleracea Var italica) pada dosis 900 mg/Kg BB terbukti dapat memberikan efek
dalam menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih, karena dosis tersebut
telah memberikan efek yang sama dengan kontrol positif sebagai pembanding
tubuh. Selain mereduksi LDL, flavonoid juga menaikkan densitas dari reseptor
yang dapat mereduksi trigliserida dan meningkatkan HDL. Selain itu flavonoid
bekerja menurunkan kadar kolesterol dari dalam darah dengan menghambat kerja
Kandungan senyawa lain yang terdapat dalam brokoli yaitu tanin dan
saponin. Tanin memiliki kemampuan dalam mengikat asam empedu di usus dan
55
dibuang melalui feses. Hal ini dapat menurunkan total kolesterol darah, selain itu
reabsorpsi kolesterol. Selain itu, saponin juga dapat berikatan dengan asam
memiliki surfaktan ysng dapat berikatan dengan kolesterol dan asam empedu
ternyata juga memiliki reseptor yang sama, sehingga dapat terjadi kompetisi
reseptor kolesterol pada sel. Selain itu, saponin juga dapat mempengaruhi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
(Brassica oleracea Var italica) terhadap kadar kolesterol pada tikus putih (Rattus
variasi dosis 300 mg/Kg BB, 600 mg/Kg BB dan 900 mg/Kg BB secara
2. Ekstrak etanol brokoli (Brassica oleracea Var italica) yang efektif dalam
5.2 Saran
fraksi dan isolat brokoli (Brassica oleracea Var italica) untuk mengetahui
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi dosis yang lebih
tinggi agar dapat diketahui dosis maksimum yang efektif dari ekstrak
DAFTAR PUSTAKA
6. Windiarti Devi. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Krop Kubis Putih
(Brassica oleracea L. var. capitata) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus
Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Wistar Hiperlipidemia. [Skripsi].
7. Ariantari N.P, Sagung C.Y, dan Dewa A.S. 2010. Uji Aktivitas Penurunan
Kolesterol Produk Madu Herbal Yang Beredar Di Pasaran Pada Tikus Putih
Diet Lemak Tinggi. [Jurnal Kimia] Vol.4 No.1. Universitas Udayana. Bukit
Jimbaran. Hal: 15-19
10. Bachmid N, Meiske S.S, Julius S.P. 2015. Uji Aktivitas Antikolesterol Ekstrak
Etanol Daun Patikan Emas (Euphorbia prunifolia Jacq) Pada Tikus Putih
Wistar Yang Hiperkolesterolemia. [Junal MIPA UNSRAT] Vol. 4 No. 1.
Universitas Samratulangi. Manado. Hal: 29,32.
58
11. Tjay, Tan H., Kirana Rahardja, 2002. Obat-bat penting : Khasiat,
Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Edisi kelima. PT Elexmedia
Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. Hal: 571, 573, 578, 579
14. Wasonowati Catur. 2009. Kajian Saat Pemberian Pupuk Dasar Nitrogen dan
Umur bibit Pada Tanaman Brokoli (Brassica Oleraceae var. Italica Planck).
[Jurnal Agroviro] Vol. 2 No.1. Universitas Tronojoyo. Madura. Hal: 14-22
15. Jusuf N K. 2012. Pengaruh Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica Oleraceae var.
Italica Planck) Terhadap Penghambatan Penuaan Kulit Dini (PHOTOAGING):
Kajian pada Ekspresi Matriks Metalloproteinase-1 dan Prokolagen Tipe 1
Secara in vitro pada Fibroblas Kulit Manusia. [Skripsi]. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
16. Mustarichie Resmi, Ida, Levita Jutti. 2011. Teori dan Implementasi Penelitian
Untuk Pengobatan. Buku Metode Penelitian Tanaman Obat. Hal 19-20.
17. Harborne, J.B., and Mabry, T.J., 1975, The Flavonoid, Academic Press, New
York.
19. Ranti, Gabriela Clementine, Fatimawali dan Frenly Wehantouw. 2013. Uji
Efektivitas Ekstrak Flavonoid dan Steroid dari Gedi Merah (Abelmoschus
manihot) Sebagai Anti Obesitas dan Hipolipidemik pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar. [Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT]. Vol. 2 No. 02. Hal: 37.
20. Susilowati. 2008. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Karotenoid dari Cabai
Merah (Capsicum annuum linn .). [Skripsi]. Jurusan Kimia Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN): Malang. Hal: 7-10
21. Widiyawanto Eko. 2007. Optimasi Karotenoid Pada Metil Ester Kasar (Grude
Methyl Ester) Minyak Sawit Dengan Menggunakan Metode Kromatografi
Kolom Adsorpsi. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Hal: 7-9
59
22. Silalahi Ruth., 2010. Karakteristik Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Dan Fraksi Bunga Tumbuhan Brokoli
(Brassica Oleracea L. var botytis L.). [Skripsi]. Fakultas Farmasi Universitas
Sumatra Utara. Hal: 5-6,8-9,10-12.
23. Tala, Zaimah Z. 2009. Manfaat Serat Bagi Kesehatan. Departemen Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara. Hal: 8.
24. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta. Hal: 9.
25. Fatmawati Emi. 2008. Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto
(Androgrophis paniculata Ness.) Terhadap Kadar Kolesterol, LDL (Low
Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) dan Trigliserida Darah
Tikus (Rattus norvegicus) Diabetes. [Skripsi]. Universitas Islam Negeri.
Malang.
26. Solomons, T.W. Graham. Fundamentals Of Organic Chemistry. Edisi II. John
wiley and Son Inc.
29. Mayes, Peter A., Daryl K.G., Victor W.R., David W.M., JR. 1990. Biokimia:
Harper’s Review of Biochemistry. Edisi 20. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Hal: 278-280.
30. Iman Soeharto. 2001. Kolesterol dan Lemak Jahat, Kolesterol dan Lemak
Baik dan Proses Terjadinya Serangan Jantung Dan Stroke. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. Hal: 84, 85.
31. Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Edisi II.
Erlangga: Jakarta. Hal: 439.
32. Anonim. 2005. Bhiochemistry: Higher Secondary- Second Year. Tamil Nadu
Text Book Corporation. Hal: 110-111.
33. Priskila Maria. 2008. Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih (Allium
sativum, Linn.) terhadap Penurunan Rasio antara Kolesterol Total dengan
Kolesterol HDL pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang
Hiperkolesterolemik. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Hal: 21-23.
60
36. Blumi, Benjamin M., James M. McKenney dan Mark J. Czikary. 2000.
Pharmaceutical Care Services and Result in Project ImPACT: Hyperlipidemia.
[Journal of the American Pharmaceutical Association]. Vol. 40, No. 2. Hal:
157.
37. Ayuningtyas E.D, Arifah S.W. 2012. Profil Kadar Trigliserid Darah Tikus
Hiperkolesterolemi Oleh Ekstrak Etanol Jamur Lingzhi (Ganoderma
Licidum). [Jurnal Medika Planta] Vol.2 No.1. Universitas Muhammadiyah.
Surakarta. Hal: 26-35.
38. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2006. Pharmaceutical Care
Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut.
Departemen Desehatan. Hal: 15
41. Mycek, M.J., Richard A.H. dan Pamela C.C. 2001. Farmakologi: Ulasan
Bergambar. Edisi 2. Widya Medika. Jakarta.
43. Ermawati Elly Fauziah. 2010. Efek Antipiretik Ekstrak Daun Pare
(momordica charantia l.) Pada Tikus Putih Jantan. [Skripsi]. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
44. Orviyanti, Gerin. 2012. Perbedaan Pengaruh Yoghurt Susu, Jus Kacang Merah
dan Yoghurt Kacang Merah Terhadap Kadar Kolesterol HDL Serum Pada
Tikus Dislipidemia.[Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Hal: 22.
61
48. Gani, Nanang, Lidya I.M. dan Mariska M.P. 2013. Profil Lipida Plasma
Tikus Wistar yang Hiperkolesterolemia pada Pemberian Gedi Merah
(Abelmoschus manihot L.). [Jurnal]. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
49. Sundari, Ida. 2010. Identifikasi Senyawa Dalam Ekstrak Etanol Biji Buah
Merah (Pandanus conoideus Lamk.). [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Hal: 8.
50. Rusli dan M. Nur Salim. 2007. Pengaruh Lemak Sapi Dan Minyak Kelapa
Terhadap Kadar Kolesterol Ldl Darah Ayam Buras (Gallus gallus ). [Jurnal].
Vol. 1 No. 1. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Hal: 8.
LAMPIRAN 1
Simplisia
Dipekatkan
dengan rotavapor
kemudian
diuapkan
LAMPIRAN 2
Analisis Data
Interpretasi
Pembahasan
Kesimpulan
64
LAMPIRAN 3
= 5,6%
= 60 mg
2,5 mL
= 24 mg/mL
= 2,5 mL
292 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,65 mL
260 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,25 mL
239 g
= x 2,5 mL
200 g
= 2,98 mL
322 g
= x 2,5 mL
200 g
= 4,02 mL
287 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,58 mL
= 120 mg
2,5 mL
= 48 mg/mL
Untuk 100 ml = 48 mg/mL × 100 ml
= 2,5 mL
237 g
= x 2,5 mL
200 g
= 2,96 mL
67
253 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,16 mL
269 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,36 mL
206 g
= x 2,5 mL
200 g
= 2,57 mL
268 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,35 mL
= 180 mg
2,5 mL
= 72 mg/mL
68
ad 100 mL.
= 2,5 mL
235 g
= x 2,5 mL
200 g
= 2,93 mL
246 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,07 mL
245 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,06 mL
172 g
= x 2,5 mL
200 g
= 2,15 mL
259 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,23 mL
100 mL.
Volume pemberian = 2,5mL untuk tikus dengan berat badan 200 gram.
182 g
= x 2,5 mL
200 g
= 2,27 mL
269 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,36 mL
70
280 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,5 mL
327 g
= x 2,5 mL
200 g
= 4,08 mL
259 g
= x 2,5 mL
200 g
= 3,23 mL
= 0,9 mg/ Kg BB
Dosis ×BB
Stok =
½ volume maksimal
0,9 mg/kg BB × 0,2 Kg
=
½ ×5 mL
0,18 mg
=
2,5 mL
= 0,072 mg/ mL
Untuk 100 mL = 0,072 mg / mL × 100 mL
= 7,2 mg / 100 mL
71
1,29
3. Bobot rata-rata 1 tablet = = 0,129 gram = 129 mg
10
7,2 mg ×129 mg
=
10 mg
= 92,88 mg
= 3,5 mL
= 3,87 mL
72
= 3,87 mL
= 2,37 mL
= 3,12 mL
73
LAMPIRAN 4
Perhitungan
Ti y2
FK =
rxt
13572
=
5×5
1841449
=
25
= 73657,96
JK total = T (Yij)2 – FK
= (412 + 572 + 432 + …..+ 892 + 832 + 822) – 73657,96
75
= 7441,04
Jumlah Kuadrat Perlakuan
TP21
JK perlakuan = FK
t
401603
= 73657,96
5
= 6662,64
369175
= 73657,96
5
= 177,04
= 51
= 4
DB kelompok = Banyak kelompok 1
= 51
= 4
DB Galat = DB total DB perlakuan DB kelompok
= 24 4 4
= 16
Sumber Derajat Jumlah Kuadran F tabel
F hitung
Keseragaman Bebas Kuadran Tengah 1% 5%
Perlakuan 4 6662,64 1665,66
Kelompok 4 177,04 44,26 44,32**
3,01 4,77
Galat 16 601,36 37,58 1,17
Total 24 7441,04
Keterangan ** = Berbeda sangat nyata
Berdasarkan data tabel diatas, diperoleh F hitung (44,32) > F tabel (3,01).
Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa variasi dosis ekstrak
etanol brokoli berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan kadar kolesterol total
tikus.
KTG
Sӯ = √
r
37,58
= √
5
= √7,51
= 2,74
Wα = Qα (p.v) Sӯ
= 4,34 (2,74)
= 11,89
Wα = Qα (p.v) Sy
= 5,49 (2,74)
= 15,04
Kontrol () Na
66 82 61 64 52 325 65
CMC 0,5%
Dosis 300 mg/Kg
77 84 72 61 55 349 69,8
BB
Dosis 600 mg/Kg
73 87 90 98 83 431 86,2
BB
Dosis 900 mg/Kg
127 131 120 122 127 627 125,4
BB
Kontrol (+)
117 127 142 118 107 611 122,2
Simvastatin
Jumlah 460 511 485 463 424 2343 468,6
Perhitungan
Ti y2
FK =
rxt
23432
=
5×5
5489649
=
25
= 219585,96
JK total = T (Yij)2 – FK
= (662 + 822 + 612 + …..+ 1422 + 1182 + 1072) – 219585,96
79
= 238065 219585,96
= 18479,04
Jumlah Kuadrat Perlakuan
TP21
JK perlakuan = FK
t
1179637
= 219585,96
5
= 16341,44
1102091
= 219585,96
5
= 832,24
Berdasarkan data tabel diatas, diperoleh F hitung (50,07) > F tabel (3,01).
Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa variasi dosis ekstrak
etanol brokoli berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan kadar kolesterol total
tikus.
KTG
Sӯ = √
r
81,58
= √
5
= √16,31
= 4,03
Wα = Qα (p.v) Sӯ
= 4,34 (4,03)
= 17,49
Wα = Qα (p.v) Sy
= 5,49 (4,03)
= 22,12
LAMPIRAN 5
Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada beberapa
LAMPIRAN 6
Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia (Laurence and
Bacharach)
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN