Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS JURNAL

1. JURNAL NASIONAL
Judul Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi terhadap Peningkatan Tekanan
Darah Wanita di Puskesmas Wonogiri
Pengarang Tanti A. Sujono, Alfiana Milawati, Arif R. Hakim
Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Juni 2013
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh pemakaian kontrasepsi hormonal
(suntik dan pil) terhadap peningkatan tekanan darah wanita
akseptor KB di Puskesmas Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
Sample Sampel secara purposive sampling terhadap akseptor KB yang
datang ke
Puskesmas Wonogiri I dan II untuk melakukan KB. Data
dikumpulkan dari 29 akseptor KB suntik, 22 akseptor KB pil, dan
34 akseptor KB IUD (kontrasepsi nonhormonal sebagai kontrol).
Metode Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental
(observasional) dengan desain cross sectional.
Hasil Pada penelitian ini total populasi, yaitu 105 akseptor, namun
hanya 85 akseptor yang memenuhi kriteria inklusi dan diambil
sebagai subjek penelitian. Sebanyak 29 akseptor untuk pengguna
kontrasepsi suntik, 22 untuk akseptor KB pil dan 34 untuk
akseptor KB IUD.
Hasil perhitungan Rasio Prevalensi (RP>1), hal ini menunjukkan
bahwa kontrasepsi hormonal KB suntik dan KB pil sebagai faktor
resiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada akseptor KB
hormonal berturut- turut sebesar 2,93 dan 3,61 kali dibanding
kontrasepsi IUD (nonhormonal). Hal ini menunjukkan bahwa KB
hormonal yang mengandung kombinasi estrogen dan progesteron
menyebabkan peningkatan tekanan darah walaupun masih dalam
rentang tekanan darah yang normal (<140 mmHg). Kelompok
subjek yang menggunakan kontrasepsi suntik mengalami
peningkatan tekanan darah sebesar 14,1 mmHg sementara pada

1
kontrasepsi oral sebesar 14,0 mmHg.

2
Judul Hubungan Antara Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik
DMPA dengan Peningkatan Berat Badan di Puskesmas Lapai
Kota Padang
Pengarang Dhania Pratiwi, Syahredi, Erkadius
Penerbit Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)
Jurnal
Tujuan Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan kontrasepsi
hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan
Sample 40 akseptor
Metode Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan
rancangan cross sectional.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah data rekam
medis akseptor KB suntik DMPA yang digunakan di Puskesmas
Lapai dan form observasi. Data sekunder dari rekam medis
akseptor KB di puskesmas dikumpulkan dengan cara mencatat
seluruh pengguna KB suntik DMPA berdasarkan kriteria
inklusi,lalu dicatat data peningkatan berat badan dari rekam
medik akseptor KB tersebut dalam lembar observasi.
Analisis data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui
gambaran peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik
DMPA dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara
penggunaan KB suntik DMPA dengan peningkatan berat badan.
Analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan paired-
sample T-test dengan tingkat kemaknaan p<0.05.
Hasil Hasil penelitian menunjukkan 23 akseptor (57.50%) mengalami
peningkatan berat badan. Sebagian besar rata-rata peningkatan
berat badan dalam satu tahun adalah >0 – 1 kg (47.8% akseptor).
Rata-rata berat badan sebelum dan setelah penggunaan
kontrasepsi DMPA adalah 54.4 kg dan 58.1 kg. Terdapat
hubungan yang bermakna antara penggunaan kontrasepsi
hormonal suntik DMPA dengan peningkatan berat badan

3
(p=0.000 < 0.05)

Judul Efek Samping Akseptor KB Suntik Depo Medroksi Progesterone


Acetat (DMPA) Setelah 2 Tahun Pemakaian
Pengarang Tri Budi Rahayu (STIKES Guna Bangsa Yogyakarta)

4
Nova Wijanarko (Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta)
Sumber : Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 01 Januari
2017
Tujuan untuk mengetahui gambaran efek samping akseptor KB suntik
Depo Medroksi Progesterone Acetat (DMPA) setelah 2 tahun
pemakaian.
Sample Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak
sederhana
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 responden
Metode Penelitian deskriptif korelasional, dengan menggunakan
pendekatan cross-sectional dimana tiap subyek penelitian hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subyek pada saat pemeriksaan.
Hasil Sebagian besar responden mengalami gangguan menstruasi berupa
amenorea yaitu sebanyak 39 responden (52,7%), dan mengalami
peningkatan berat badan yaitu sebanyak 43 responden (58,1%)

5
Judul Lama Pemakaian KB Suntik dan Densitas Tulang
Pengarang Esti Mustika Peni, Wandi, Tatarini Ika Pipitcahyani
Sumber : Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), volume 1,
no. 1, Mei 2015: 34-41, ISSN 2460-0334
Tujuan Mengetahui hubungan lama pemakaian KB suntik DMPA dengan
densitas tulang di RW 3 Lesanpuro wilayah kerja Puskesmas
Gribig Kota Malang.
Sample Jumlah sampel sebanyak 39 orang. Menggunakan teknik random
sampling.
Metode Desain penelitian ini adalah analitik korelasional yaitu
menganalisis hubungan antara variabel lama penggunaan KB
suntik DMPA dengan densitas tulang menggunakan pendekatan
potong silang (cross sectional) yaitu variabel independen dan
dependen diambil dalam waktu yang bersamaan.
Hasil Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama penggunaan
KB suntik DMPA dengan densitas tulang. Penggunaan DMPA akan
mengakibatkan osteopenia atau penurunan densitas mineral tulang
bila digunakan dalam jangka panjang yakni lebih dari dua tahun.
Sehingga akseptor jangka panjang akan mengalami osteoporosis
lebih cepat. Hal ini dikarenakan mekanisme DMPA menekan
ovulasi mengakibatkan gangguan siklus haid bahkan amenorea
sehingga estrogen menurun produksinya. Hormon estrogen yang
sangat rendah akan meningkatkan kerja osteoklas sehingga
remodelling tidak seimbang dan lebih banyak ke proses resorpsi
tulang sehingga ancaman terjadinya osteoporosis atau bahkan
osteopenia.

6
Judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Ibu Terhadap
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) DI
Puskesmas Tuminting Kota Manado
Pengarang Ayu Putri K Marikar, Rina Kundre, Yolanda Bataha
Sumber : e-Journal Keperawatan (eKp) Volume 3 Nomor 2
Oktober 2015
Tujuan Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan
minat ibu terhadap penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR) di Puskesmas Tuminting Kota Manado
Sample Popolasi adalah ibu yang menggunakan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR), Sampel pada penelitian ini berjumlah 84 orang
Metode Metode dalam penelitian yaitu Cross Sectional
Hasil Hasil Penelitian uji statistik uji Chi Square pada tingkat
kemaknaan 95% (α=0,05), menunjukkan bahwa ada hubungan
antara usia dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value =
0,034, ekonomi dengan penggunaan AKDR dengan nilai p value =
0,026, sedangkan pendidikan tidak ada hubungan dengan
penggunaan AKDR dengan nilai p value= 0,294. Kesimpulan
dalam penelitian ini ada hubungan antara usia dan ekonomi dengan
penggunaan AKDR dengan nilai p value < α=0,05 dan tidak ada
hubungan antara pendidikan dengan penggunaan AKDR dengan
nilai p value > α=0,05.

7
2. JURNAL INTERNASIONAL
Judul Effect of a mobile phone-based intervention on post-abortion
contraception: a randomized controlled trial in Cambodia.
(Efek dari intervensi berbasis ponsel pada kontrasepsi pasca aborsi:
uji coba terkontrol secara acak di Kamboja)
Pengarang Chris Smith, Thoai D Ngo, Judy Gold, Phil Edwards, Uk Vannak,
Ly Sokhey, Kazuyo Machiyama, Emma Slaymaker Ruby Warnock,
Ona McCarthya & Caroline Freea
Department of Population Health, London School of Hygiene &
Tropical Medicine, Keppel Street, London, WC1E 7HT, England.
Innovations for Poverty Action, New Haven, United States of
America.
Independent consultant, London, England.
Marie Stopes International, Phnom Penh, Cambodia.
Correspondence to Chris Smith
(email: christopher.smith@lshtm.ac.uk).
Sumber : Bull World Health Organ 2015;93:842–850A
Tujuan To assess the effect of a mobile phone-based intervention
(mHealth) on post-abortion contraception use by women in
Cambodia
(Untuk menilai efek dari intervensi berbasis ponsel (mHealth) pada
penggunaan kontrasepsi pasca aborsi oleh wanita di Kamboja)
Sample 500 responden dibagi menjadi 2 kelompok (intervensi : 249,
kontrol : 251)
Metode Penelitian Teknologi Mobile untuk Peningkatan Keluarga
Berencana (MOTIF) melibatkan perempuan yang mencari layanan
aborsi yang aman di empat klinik Marie Stopes International di
Kamboja. kelompok intervensi diberikan perlakuan berupa
peringatan berbasis telepon seluler, yang terdiri dari enam pesan
suara interaktif otomatis dengan dukungan telepon konselor,
sebagaimana diperlukan, sedangkan 251 wanita dialokasikan untuk

8
kelompok kontrol yang menerima perawatan standar. Hasil utama
adalah penggunaan metode kontrasepsi yang efektif yang
dilaporkan sendiri, 4 dan
12 bulan setelah aborsi.
Hasil Menambahkan intervensi berbasis telepon seluler ke layanan
perawatan aborsi di Kamboja memiliki efek jangka pendek pada
penggunaan keseluruhan kontrasepsi yang efektif, sementara
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang berlangsung
selama periode penelitian

9
Judul Chronic Diseases And Use Of Contraception Among Women At
Risk Of Unintended Pregnancy
(Penyakit Kronis dan Penggunaan Kontrasepsi Diantara
Perempuan yang Berisiko Kehamilan Tidak Disengaja)
Pengarang Ghasi S. Phillips-Bell, ScD, William Sappenfield, MD, Cheryl L.
Robbins, PhD, and Leticia Hernandez, PhD
Journal Of Women’s Health
Volume 25, Number 12, 2016
Tujuan Women with chronic diseases are at increased risk of having
unintended pregnancies. Little is known whether chronic diseases
are associated with increased likelihood of effective/highly
effective contraceptive use.
(Wanita dengan penyakit kronis memiliki risiko tinggi mengalami
kehamilan yang tidak diinginkan. Sedikit yang diketahui apakah
penyakit kronis dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan
penggunaan kontrasepsi yang efektif / sangat efektif.)
Sample 7368 wanita di Florida yang berusia 18-44 tahun yang menanggapi
survei BRFSS (Behavioral Risk Factor Surveillance System)
2008–2010.
Metode Desain penelitian ini adalah Stratified Random Sampling,
menggunakan analisis chi-square untuk menguji perbedaan
distribusi karakteristik.
Hasil Penggunaan kontrasepsi efektif / sangat efektif yang dilaporkan
lebih tinggi daripada tidak digunakan atau penggunaan metode
yang kurang efektif di antara semua wanita yang berisiko
kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi dapat meningkat, terutama
di antara wanita dengan penyakit kronis.

10
Judul Comparison of Two Different Injectable Contraception
Methods : Depo-medroxy Progesterone Acetate (DMPA)
and Cyclofem

(Perbandingan Dua Metode Kontrasepsi Suntik yang


berbeda : Depo-medroxy Progesterone dan Cycloferm
Pengarang Firoozeh Veisi; M.D. , Maryam Zangeneh; M.D
Journal of Family and Reproductive Health
(jfrh.tums.ac.ir Vol. 7, No. 3, September 2013)
Tujuan To compare side effects between users of two kinds of injectable
contraceptives (Depo- medroxy progesterone acetate and
Cyclofem after using for six months).
(Untuk membandingkan efek samping antara dua jenis kontrasepsi
suntik (Depomedroxy progesterone acetate dan Cyclofem setelah 6
bulan pemakaian)
Sample sample size in each group was 125 people, The inclusion criteria
were women aged 18-40 years and no contraindication for using of
Cyclofem and DMPA.
(Terdapat 125 sample pada masing – masing kelompok. Kriteria
inklusinya yaitu wanita berumur 18 – 40 tahun yang menggunakan
cyclofem dan DMPA tanpa kontraindikasi)
Metode This cross-sectional descriptive study was conducted at Samen-
Alaemeh Clinic, Kermanshah, Iran and High Risk Pregnancy
Research Center, Imam Reza Hospital, Kermanshah University of
Medical Sciences, Kermanshah, Iran from July 2009 to September
2010. The procedure ensured that the number of individuals
allocated to each study group was equal. Participants were visited
by a psychologist at the selected center
(Penelitian deskriptif cross-sectional ini dilakukan di Klinik
Samen-Alaemeh, Kermanshah, Iran dan Pusat Penelitian
Kehamilan Berisiko Tinggi, Rumah Sakit Imam Reza, Universitas

11
Ilmu Kedokteran Kermanshah, Kermanshah, Iran dari Juli 2009
hingga September 2010. Prosedur memastikan sample pada masing
– masing kelompok. Peserta dikunjungi oleh seorang psikolog)
Hasil Cyclofem and DMPA may be used as highly effective, safe and
convenient methods for long term reversible contraception. The main
disadvantage of both methods is menstrual irregularity. Weight gain
and bone pain in DMPA users, while headache and breast
tenderness in Cyclofem users were also observed as the most
important side effects. We recommend using more fiber in diet to
prevent weight gain. We also suggest women with migraine not to
use Cyclofem. Proper consultation by a trained expert reduces the
high frequency of discontinuation.
(Cycloferm dan DMPA dapat digunakan sebagai metode yang
sangat efektif, aman, dan nyaman untuk kontrasepsi reversibel
jangka panjanag. Kerugian utama dari kedua metode adalah
ketidakteraturan menstruasi. Berat badan dan nyeri tulang pada
pengguna DMPA, sementara sakit kepala dan nyeri payudara pada
pengguna cycloferm juga diamati sebagai efek samping yang
paling penting. Kami merekomendasikan menggunakan lebih
banyak serat dalam diet untuk mencegah penambahan berat badan.
Kami juga menyarankan wanita dengan migrain untuk tidak
menggunakan cycloferm).

12
Judul Immune Response in Women during Exercise in the Heat: A
Spotlight on Oral Contraception

Respon Kekebalan Tubuh pada Wanita Selama Latihan atau


Berolahraga dalam Kondisi Panas: (Study pada Kontrasepsi Oral
atau KB Pil)

Pengarang Brianna Larsen, Amanda J. Cox, Karlee Quinn, Rhiannon Fisher 5


and Clare Minahan. Journal of Sports Science and Medicine
(2018) 17, 229-236 http://www.jssm.org
Tujuan Penelitian ini membandingkan respon imun dan stres dari
pengguna kontrasepsi oral (Women OC; n = 9) untuk normal-
menstruasi perempuan (WomenNM; n = 9) saat istirahat dan
selama berolahraga dalam suhu sedang (TEMP; 22 ° C) dan
kondisi panas (HEAT; 35 ° C).

Sample Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 18 wanita yang


menggunakan kontrasepsi oral atau KB pil dan yang aktif secara
rekreasi (melakukan 300- 500 menit / minggu latihan intensitas
sedang). Yang terdiri dari 9 wanita menstruasi (yaitu setiap 25-32
hari) selama >12 bulan (WomenNM), sementara 9 wanita lainnya
mengambil dosis monophasic OC dosis rendah selama> 12 bulan
(WomenOC). WomenOC melanjutkan penggunaan OC mereka di
seluruh periode percobaan.
Metode Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. WomenNM
diuji dalam fase folik siklus mereka (hari 2-6) ketika estrogen
endogen rendah (Charkoudian dan Johnson, 2000), sementara
WomenOC berada
diuji selama fase aktif pil OC (hari 2-21; ketika estrogen eksogen
diberikan). Sebagai wanita OC telah menekan konsentrasi hormon
endogen (Burrows and Peters, 2007), fase ini dipilih untuk
mengisolasi efek (jika ada) dari hormon sintetis yang disediakan

13
oleh pil OC (Cherney et al., 2007). Folikel fase diidentifikasi oleh
laporan diri (para peserta diberitahu peneliti pada awal menstruasi)
dan dikonfirmasi melalui konsentrasi darah dari hormon seks
wanita (lihat Hasil). Peserta menyelesaikan tiga tes latihan, yang
pertama di antaranya adalah tes bersepeda tambahan untuk
menentukan keletihan beban kerja untuk dua uji coba berikutnya
(berdasarkan laktat ambang 1 [LT1]). Dua dari 3 tahap uji coba
bersepeda kemudian dilakukan di lingkungan yang beriklim
sedang (TEMP; 22 ° C) dan yang lainnya di bawah kondisi suhu
panas (HEAT; 35 ° C). Suhu kamar dan kelembaban relatif diukur
terus menerus di seluruh percobaan (Vantage Vue, Davis
Instruments, Hayward, USA). Penambahan tes bersepeda
dilakukan 4 minggu sebelum siklus 3-tahap uji coba, dan uji coba
sepeda 3-tahap kemudian dipisahkan 48 jam untuk memastikan
waktu pemulihan yang memadai. Tes latihan dilakukan pada waktu
yang sama setiap pagi (antara 5: 00-9: 00 pagi), dan perintah uji
coba untuk uji coba sepeda 3 tahap diacak. Para peserta
diinstruksikan untuk tidak mengkonsumsi alkohol, kafein, dan
olahraga berat dalam 24 jam sebelum pengujian
Hasil Tidak ada perbedaan respon imun dan stres terhadap pengguna
kontrasepsi oral baik sebelum maupun sesudah istirahat dan
selama berolahraga (p> 0,05). Namun, kecenderungan untuk
konsentrasi CRP saat istirahat yang lebih tinggi diamati di
WomenOC relatif terhadap WomenNM (1,102 ± 1,182 dan 0,326 ±
0,228, masing-masing, p = 0,07). Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini menunjukkan fungsi immunoendokrin serupa di
WomenOC dan WomenNM baik saat istirahat maupun setelah
berolahraga di lingkungan yang beriklim beriklim sedang (TEMP;
22 ° C) maupun panas (HEAT; 35 ° C).

14
Judul Effects of the copper intrauterine device versus injectable
progestin contraception on pregnancy rates and method
discontinuation among women attending termination of
pregnancy services in South Africa: a pragmatic randomized
controlled trial.

(Efek dari alat kontrasepsi intrauterin dibandingkan kontrasepsi


progestin suntik pada tingkat kehamilan dan penghentian metode
di antara wanita yang menghadiri penghentian layanan kehamilan
di Afrika Selatan: uji coba terkontrol acak pragmatis)

Pengarang G. Justus Hofmeyr, Mandisa Singata-Madliki, Theresa A. Lawrie,


Eduardo Bergel and Marleen Temmerman.

Hofmeyr et al. Reproductive Health (2016) 13:42

Tujuan Mengetahui efektifitas IUD dan IPC (injectable progestin

Contraception) dalam menunda kehamilan.

Sample 2.493 peserta secara acak (IUD = 1,247, IPC = 1,246)

Metode Randomised controlled trial,

Wanita yang datang ke klinik ingin menunda kehamilan yang


memenuhi kriteria inklusi dan meminta kontrasepsi jangka
panjang. Perempuan memenuhi syarat jika mereka ingin
melanjutkan kontrasepsi untuk setidaknya satu tahun, berusia ≥
16 tahun, tidak memiliki bukti infeksi panggul aktif pada riwayat
dan pemeriksaan klinis, tidak memiliki kontraindikasi untuk IPC
atau penggunaan IUD, siap untuk menggunakan salah satu
metode kontrasepsi, memahami formulir informasi pasien, dan
bersedia menandatangani informed consent.
Hasil Kehamilan terjadi secara signifikan lebih jarang di antara wanita
yang dialokasikan untuk IUD daripada IPC: 56/971 (5,8%)
dibandingkan 83/992 (8,4%)

15
Judul Contraception and Breastfeeding at 4 Months
Postpartum Among Women Intending to Breastfeed
(Kontrasepsi dan Menyusui pada 4 Bulan Pascapersalinan
Di kalangan Para Wanita Yang Berniat Menyusui)
Pengarang Alison N. Goulding, Kathryn Wouk, And Alison M. Stuebe
Breastfeeding Medicine, Volume XX, Number XX, 2017
Mary Ann Liebert, Inc.
DOI: 10.1089/Bfm.2017.0064
Tujuan To estimate the association between postpartum contraception
and breastfeeding among women
intending to breastfeed
(Untuk memperkirakan hubungan antara kontrasepsi
pascapersalinan dan menyusui di kalangan wanita yang berniat
menyusui)
Sample The sample of this study among 1,349 women of U.S. mothers
2005–2007 with prenatal intention to breastfeed at least 4
months who reported contraception use 3 months postpartum.
(Sampel dalam penelitian ini sebanyak 1.349 ibu AS dari tahun
2005-2007 wanita yang menyusui setidaknya 4 bulan yang
melaporkan penggunaan kontrasepsi pascapersalinan selama 3
bulan)
Metode We analyzed data from the Infant Feeding Practices Study II, a
prospective cohort study. We used multivariable logistic
regression to estimate odds and predicted probabilities of
breastfeeding by contraceptive category. We considered prenatal
breastfeeding intention, age, race, education, income, marital
status, region, depressive symptoms, parity, and timing of return
to work as potential confounders, using standard statistical
methods to determine model covariates.
(Kami menganalisis data dari Studi Praktik Pemberian Makan
Bayi II, jenis penelitian ini adalah kohort (prospektif), kami

16
menggunakan regresi logistik multivariabel untuk
memperkirakan peluang dan prediksi probabilitas menyusui
berdasarkan kategori kontrasepsi. Faktor lain yang dapat kami
pertimbangkan adalah intensitas menyusui, usia, ras,
pendidikan, pendapatan, status perkawinan, wilayah, gejala
depresi, paritas, dan waktu kembali bekerja sebagai faktor
pengganggu, menggunakan metode statistik standar untuk
menentukan model kovariat.
Hasil Our study found that, in a cohort of women intending to
breastfeed at least 4 months, women using POPs were more
likely, and women using CHCs were less likely, to achieve their
prenatal breastfeeding intentions. Given the importance of
contraception and breastfeeding for both individual mother-
infant dyads and for population health, further research is
needed to evaluate timing of CHC initiation and unplanned
weaning. These studies should ideally collect prospective
longitudinal data on infant feeding, infant growth, and
contraceptive use. As research continues to explore this topic,
evolving information should be shared with women so that they
can select the contraceptive that best aligns with their family
planning and breastfeeding goals.
(penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok wanita yang
berniat untuk menyusui selama 4 bulan, sebagian besar
menggunakan pil oral progestin (POP) dan yang menggunakan
kontrasepsi kombinasi hormonal (CHC) lebih sedikit.
Mengingat pentingnya penggunaan alat kontrasepsi
pascapersalinan dan menyusui antara ibu dan bayinya dan untuk
kesehatan penduduk, penelitian selanjutnya perlu untuk
mengevaluasi penggunaan kontrasepsi kombinasi hormonal dan
hubunganya dengan penyapihan. Penelitian ini seharusnya
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan

17
data mengenai pemberian makan pada bayi, pertumbuhan bayi,
dan penggunaan kontrasepsi. Karena penelitian ini terus
menyelidiki mengenai topik ini, informasi penting perlu
diberitahukan pada wanita agar mereka dapat menentukan
penggunaan alat kontrasepsi yang sesuai dengan perencaan
keluarga dan menyusui).

18

Anda mungkin juga menyukai