OLEH :
KELOMPOK 4 :
Dosen Pembimbing:
Reflita,S.Kp.M.Kes
D III KEPERAWATAN PADANG
TA 2017/1018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Profesi Keperawatan” dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat
bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas
bantuan serta dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf apabila makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat
diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca maupun kami.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………2
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian profesi …………………………………………………………….....3
B. Ciri-ciri dan karakteristik profesi………………………………………………....4
C. Kode etik profesi …………………………………………………………….…...6
D. Keperawatan sebagai profesi …………………….……………………………....7
E. Proses propesionalisasi keperawatan…........…………………………..................12
F. Fungsi propesionalisasi keperawatan……………………………………………..12
G. Azaz-Azaz propesionalisasi keperawatan...............................................................13
H. Mamfaat penggunaan propesionalisasi keperawatan..............................................13
I. Langkah penting dalam proses propesionalisasi.......................................................14
J. Kode etik keperawatan..............................................................................................17
K. Tanggung jawab perawat.........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan. Sebagai profesi,
tentunya pelayanan yang diberikan harus professional, sehingga perawat/ners harus memiliki
kompetensi dan memenuhi standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan
moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu.
Tetapi bila kita lihat realita yang ada, dunia keperawatan di Indonesia sangat memprihatinkan.
Fenomena “gray area” pada berbagai jenis dan jenjang keperawatan yang ada maupun dengan
profesi kesehatan lainnya masih sulit dihindari.
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu
dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi
tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan kontribusi yang unik terhadap
bentuk layanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang 4ember4i, berkelanjutan, koordinatif, dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi, menekankan kepada bentuk pelayanan
4ember4ional yang sesuai dengan standar dengan memperhatikan kaidah etik dan moral.
Sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang
bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut.
Keperawatan sebagai suatu profesi, di Indonesia disepakati pada Seminar Nasional
keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh kelompok kerja keperawatan Konsorsium
Ilmu Kesehatan Direktorat Pendidikan Tinggi. Berdasarkan kesepakatan tersebut pada tahun
1985 dibuka Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada Program ini dasar-dasar keilmuan keperawatan dibekali kepada mahasiswa sehingga setiap
lulusan diharapkan mempunyai landasan keilmuan yang kokoh dalam 4ember
pelayanankeperawatan. Sesuai dengan hakekat profesi khususnya yang terkait dengan
pendidikan dimana untuk dapat memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang berkualitas
4
dan pengembangan ilmu keperawatan diperlukan pendidikan keperawatan pada jenjang magister
keperawatan.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi profesi
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik profesi?
3. Untuk mengetahui kode etik profesi
4. Untuk mengetahui keperawatan sebagai profesi?
5. Untuk mengetahui kode etik keperawatan?
6. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
1. Menurut Chinn Yacobs (dalam A.Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan khusus dalam
beberapa bidang ilmu, melaksanakan peran yang bermutu di masyarakat.
Melaksanakan cara-cara peraturan yang telah disepakati anggota profesi.
2. Menurut Oemar Hamalik
Profesi adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa orang akan mengabdikan
dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan karena orang tersebut terpanggil untuk
menjabat pekerjaan itu.
3. Menurut Schein EH (1962)
Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat
khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat.
4. Menurut Hughes (1963)
Profesi merupakan mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain
serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya.
5. Wilensky (1964)
Profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani (alturism).
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang bermakna
Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi
sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.
6
Menurut Martinis Yamin (2009: 13) profesional memiliki bermacam definisi, yang pertama
“profesional” khusus dalam bidang olahraga dan seni. Definisi lain, menurut sosiolog memiliki
konotasisimbolikberisinilai.
Volmer dalam Martinis Yamin (2009: 13) profesi menujuk pada kepada suatu model yang
abstrak dari sekelompok pekerjaan yang telah mencapai status profesi penuh.
Jadi, profesi merupakan pekerjaan yang memiliki status penuh bukan hanya terbatas pada
pekerjaan di bidang olahraga dan seni saja.
1. Abraham Flexner
Karakteristik profesi menurut Abraham Flexner, yaitu :
a. Aktivitas yang bersifat intelektual
b. Berdasarkan ilmu dan pengetahuan
c. Digunakan untuk tujuan praktik pelayanan
d. Dapat dipelajari
e. Terorganisir secara internal
f. Altruistic (mementingkan orang lain)
7
f. Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif (fakta)
g. Mempunyai otonomi dalam menentukan tindakan dan mempunyai wewenang
atau kebebasan dalam menentukan kegiatannya tidak dikontrol oleh profesi lain.
h. Memiliki standar etika dan standar praktik profesional dalam perilaku kegiatan
praktik profesional harus menerapkan nilai-nilai baik dan benar serta
menggunakan ketentuan berperilaku yang disepakati oleh profesi.
i. Mempunyai wadah yang berbentuk organisasi kegiatan profesional
3. Greenwood
1) Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai dengan kaidah ilmu
dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik keperawatan
8
2) Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang mapan
demikian tenaga tersebut dapat :
a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
d. Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah sesuai dengan
pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk peningkatan keperawatan.
Situasi keperawatan di indonesia saat ini dikaitkan dengan definisi , ciri dan kriteria profesi
adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan di indonesia telah memiliki paham ilmu pohon ilmu (Body of Knowledge)
dan telah diakui secara undang-undang oleh pemerintah Indonesia melalui UU No. 23 Th.1992
tentang kesehatan.
2. Di indonesia telah ada institusi pendidikan jenjeng perguruan tinggi yakni AKPER / DIII
keperawatan , DIV keperawatan , fakultas ilmu kesehatan keperawatan (SI) , program pasca
sarjana keperawatan (S2)
3. Keperawatan di indonesia telah memiliki kode etik keperawatan , standar profesi , standar
praktek keperawatan , standar pendidikan keperawatan , standar asuhan keperawatan
9
4. Keperawatan di indonesia telah mempunyai legislasi keperawatan (sedang di proses menjadi
undang-undang
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, keran profesi
memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya, berikut adalah
karateristik profesi secara umum:
1. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional dapat
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan
yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik
2. Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan
yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi
4. Ujian kompetensi:Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
5. Pelatihan institusional :Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum
menjadi anggota penuh organisasi.Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7.Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
10
8. Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Kode etik :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
i. Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati,
atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi
j. Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi
terhadap kesehatan masyarakat
k. Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
11
Keperawatan suatu bentuk pelayanan profesional yang sepenuhnya terintegrasi kedalam
pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan kesehatan ,berbentuk pelayanan psiko-sosial-spiritua
yang komprehensif didasarkan pada ilmu dan keperawatan ditunjukkan pada individu, keluarga,
dan komunitas baik sakit maupun sehat mencakup seluruh aspek kehidupan.
Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya, secara bertahap
mulai berkembang. Pengertian perawat dan keperawatan itu sendiri diartikan oleh pakar
keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk rumusan, seperti oleh Florence
Nightingale, Goodrich, Imogene King, Virginia Henderson, dan sebagainya.
Masih banyak di kalangan masyarakat kita bahwa profesi perawat bila di rumah sakit adalah
'pembantu dokter'. Seorang perawat banyak diartikan serta dipersepsikan sebagai seseorang yang
hanya menuruti kata dokter dan bisa di suruh-suruh seenaknya. Semua itu jelas salah total. Dan
asumsi yang masih banyak di masyarakat ini memang harus dikikis habis. Perawat itu bukan
pembantu dokter melainkan sebuah profesi yang sebenarnya setingkat dengan dokter. Bila dokter
adalah dalam hal medisnya sedangkan perawat dengan profesi perawat tentunya bertugas dan
berperan di bidang keperawatan itu sendiri.
Keperawatan bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah profesi karena memiliki beberapa
hal. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai berikut :
a. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu pengetahuan
keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu keperawatan klinik,
ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan komunitas , cabang ilmu penunjang.
12
b. Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi salah satunya
mempunyai kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan pada tiap negara berbeda-
beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang
dimilikinya, dan di negara Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang telah
ditetapkan pada musyawarah nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.
c. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat sebagai profesi
karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan keperawatan telah dikembangkan
dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai dari jenjang D III
Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.
Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai sebuah profesi
karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap
dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
13
Otonomi. Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk
mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan
standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes
No.1239 Tahun 2001 ).
14
4.Nursing organization
Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan
aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan
nama internasional Council Of Nurse (ICN)
5. akuntabilitas tindakan
15
1.Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan
dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2.Memberikan ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
3.Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang
16
Manfaat untuk institusi (Rumah Sakit)
1 .Banyak pengunjung (masuk/keluar pasien) sehingga keuntungan yang di peroleh akan
meningkat.
2. Citra Rumah Sakit akan bertambah baik di mata masyarakat.
Keperawaran Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang ditujukan untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia secara bertahap dan terus menerus. Keperawatan
Indonesia berupaya mengembangkan dirinya dalam seluruh bidang keperawatan, mencakup
bidang pelayanan, pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini dilakukan dalam rangka
mewujudkan profesionalisme.
Proses profesionalisme pada dasarnya adalah proses pengakuan, yaitu pengakuan terhadap
sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat (Nursalam, 2001).
Langkah-langkah menuju profesionalisasi keperawatan telah dilakukan sejak adanya lokakarya
17
keperawatan nasional pada bulan Januari 1983, bahwa pelayanan keperawatan adalah pelayanan
professional yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan. Walaupun sudah 23 tahun
keperawatan Indonesia menyatakan sebagai tenaga professional namun kenyataannya
keperawatan secara keseluruhan terutama pelayanan /asuhan keperawatan hingga saat ini masih
belum banyak berubah dan hampir belum beranjak dari posisinya sebagai suatu bentuk
pelayanan penunjang medik. Pelaksanaan perawatan pasien di dasarkan pada penerapan
keterampilan prosedural dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang merupakan kelanjutan
tindakan medik. Berdasarkan hal ini di rumah sakit hanya terdapat catatan atau rekam medik
(medical record) dan tidak dikenal adanya catatan/ rekam keperawatan (nursing record). Tidak
ada tindakan mandiri seorang perawat serta tindakan-tindakan perawat yang lebih bersifat
pekerjaan penugasan dari dokter menimbulkan sikap dan pandangan tentang lingkup tugas dan
tanggung jawab seorang perawat sebagai “pembantu dokter”.
Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan yang diajarkan
kurang menyentuh problem klinis, sikap professional keperawatan tidak ditumbuhkembangkan
dan keterampilan professional keperawatan tidak ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup baik
bila mampu melaksanakan prosedur-prosedur tindakan menunjang pelayanan medik semata.
Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat
diterima, suatu kenyataan yang harus kita terima dengan lapang dada dan secara jujur mengakui
inilah keperawatan Indonesia saat ini dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.
Gerakan pengembangan keperawatan akan terus berlangsung dengan arah yang benar dan
baik menuju terwujudnya profesi keperawatan yang dibutuhkan dan dihargai oleh masyarakat.
Pengembangan tersebut merupakan tuntutan sehubungan dengan Undang-Undang N0 20/2003
pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Demikian pula Undang-Undang no 23 tahun 1992
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan yang
mengatur antara lain bahwa “pemulihan kesehatan dan penyembuhan penyakit harus
18
dilaksanakan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan oleh tenaga yang memiliki
kewenangan dan ijzin untuk itu.”
Langkah yang paling awal dan penting dilakukan dalam proses profesionalisme
keperawatan di Indonesia adalah menata pendidikan keperawatan sebagai pendidikan
professional, sehingga peserta didik mendapat pendidkan dan pengalaman belajar sesuai dengan
yang dituntut profesi keperawatan. Seperti kataMiller (1985) “gaining a body of knowladge in a
University setting and a science orientation at the graduate level in nursing”. Pendidikan
keperawatan sebagai institusi yang mengembangkan dan menciptakan tenaga keperawatan
memiliki peran yang sangat besar dalam proses profesionalisasi keperawatan, Karena pendidikan
keperawatan mampu memberikan bentuk dan corak tenaga keperawatan dari lulusannya, tingkat
kemampuan dan sekaligus mampu untuk memfasilitasi pembentukan komonitas keperawatan
dalam memberikan suara dan sumbangsih bagi profesi dan dan masyarakat (Ma’arif, 1999).
System Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini ditujukan untuk
menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masa depan,
khususnya terwujudnya keperawatan sebagai suatu profesi dalam segala aspeknya. Pendidikan
tinggi keperawatan harus dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan fungsi pokoknya yaitu
fungsi pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
keperawatan. Salah satu upaya penataan pendidikan keperawatan diarahkan kepada
mengembangan lahan praktik keperawatan disertai pembinaan masyarakat professional
keperawatan (professional community) dengan cara pelaksanaan pengalaman belajar klinik
(PBK) dan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang berbasis kompetensi bukan penunjang
pelayanan medik.
Menurut hemat penulis, sains keperawatan yang sebenarnya bukan hanya penguasaan materi
secara konseptual tetapi lebih ditekankan pada kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan
teori pada tatanan klinis, sehingga pengalaman belajar klinik atau lapangan merupakan proses
transformasi mahasiswa menjadi seorang perawat professional. Tentunya strategi tersebut harus
didukung oleh pembimbing klinik yang mampu mengelola program bimbingan dan tanggap
19
terhadap situasi klinik sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yang mampu
menampilkan sikap/ tingkah laku serta penerapan keterampilan professional.
Kode etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus dijadikan pedoman
atau prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi dengan pasien agar perilaku perawat berada
pada koridor kebenaran.
Kode etik keperawatan di Indonesia ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (DPP PPNI) pada tanggal 29 November 1989 . Kode etik kemudian di revisi
dan ditetapkan melalui Musyawarah Nasional Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
VIII di Balikpapan pada tanggal 27-30 Mei 2010.
3) perawat wajid merahasiakan segala sesuatu uang diketahui yang berhubungan dangan
pasien
20
c. Perawat dan masyarakat
Perawat dan masyarakat mengemban tanggung jawab bersaman untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
1) Perawat menjaga hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan
lian.
2) Perawat harus melindungi klien dari tenaga kesehatan yang tidak baik dalam memberikan
pelayanan.
21
Meningkatkan kesehatan, mencengah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan
mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut perawat harus meyakini :
b. Praktik keperawatan di titik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan dan HAM.
Perawat memiliki peran penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan guna mencapai kemampuan sesuai dangan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat memgembangkan pengetahuan yang dimiliki secara aktif.
Perawat dapat berperan aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat’
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
keseahatan guna untuk meningkatkan keseahatan bagi masyarakat. Keperawatan ternyata sudah
ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini profesi keperawatan berkembang dengan pesat.
Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,
dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Tidak asing
lagi, pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas pelayanan
keperawatan. Karenanya perawat harus terus meningkatkan potensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga
kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional. Selain itu, sebagai calon
perawat kita sebaiknya mempelajari bagaimana sejarah perkembangan dunia keperawatan yang
ada, sehingga kita lebih mengenal bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal itu kita bisa
belajar menghargai profesi yang kita jalani.
23
Daftar Pustaka
Budiono,Budi Pertami Sumirah. Tahun 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
medika.
24