Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“ Perawat Sebagai Profesi ”

OLEH :

KELOMPOK 4 :

Eru Dwi Putra (173110241)

Harsa Ridhani (173110247)

Laras Sukma Hawali (173110251)

Mentari Prima Oktaviani (173110254)

Pelia Peltresia (173110260)

Raisatul Mahmudah (173110263)

Zakiatu Annisa (173110273)

Dosen Pembimbing:

Reflita,S.Kp.M.Kes
D III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TA 2017/1018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Profesi Keperawatan” dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada hambatan, namun berkat
bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan dari dosen pembimbing. Sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas
bantuan serta dukungan dan doa nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan
dapat mengetahui tentang profesi keperawatan. Kami mohon maaf apabila makalah ini
mempunyai banyak kekurangan, karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat
diharapkan oleh kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini
bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Padang, 5 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………2
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian profesi …………………………………………………………….....3
B. Ciri-ciri dan karakteristik profesi………………………………………………....4
C. Kode etik profesi …………………………………………………………….…...6
D. Keperawatan sebagai profesi …………………….……………………………....7
E. Proses propesionalisasi keperawatan…........…………………………..................12
F. Fungsi propesionalisasi keperawatan……………………………………………..12
G. Azaz-Azaz propesionalisasi keperawatan...............................................................13
H. Mamfaat penggunaan propesionalisasi keperawatan..............................................13
I. Langkah penting dalam proses propesionalisasi.......................................................14
J. Kode etik keperawatan..............................................................................................17
K. Tanggung jawab perawat.........................................................................................19

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….....20
3.2 Saran………………………………………………………………………………...20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan. Sebagai profesi,
tentunya pelayanan yang diberikan harus professional, sehingga perawat/ners harus memiliki
kompetensi dan memenuhi standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan
moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu.
Tetapi bila kita lihat realita yang ada, dunia keperawatan di Indonesia sangat memprihatinkan.
Fenomena “gray area” pada berbagai jenis dan jenjang keperawatan yang ada maupun dengan
profesi kesehatan lainnya masih sulit dihindari.
Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu
dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi
tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan kontribusi yang unik terhadap
bentuk layanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang 4ember4i, berkelanjutan, koordinatif, dan
advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi, menekankan kepada bentuk pelayanan
4ember4ional yang sesuai dengan standar dengan memperhatikan kaidah etik dan moral.
Sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang
bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara
tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki
asosiasi profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut.
Keperawatan sebagai suatu profesi, di Indonesia disepakati pada Seminar Nasional
keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh kelompok kerja keperawatan Konsorsium
Ilmu Kesehatan Direktorat Pendidikan Tinggi. Berdasarkan kesepakatan tersebut pada tahun
1985 dibuka Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Pada Program ini dasar-dasar keilmuan keperawatan dibekali kepada mahasiswa sehingga setiap
lulusan diharapkan mempunyai landasan keilmuan yang kokoh dalam 4ember
pelayanankeperawatan. Sesuai dengan hakekat profesi khususnya yang terkait dengan
pendidikan dimana untuk dapat memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang berkualitas

4
dan pengembangan ilmu keperawatan diperlukan pendidikan keperawatan pada jenjang magister
keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan profesi?
2. Bagaimana ciri-ciri dan karakteristik profesi?
3. Bagaimana kode etik profesi?
4. Bagaimana keperawatan sebagai profesi?
5. Bagaimana kode etik keperawatan?
6. Bagaimana tanggung jawab perawat?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi profesi
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan karakteristik profesi?
3. Untuk mengetahui kode etik profesi
4. Untuk mengetahui keperawatan sebagai profesi?
5. Untuk mengetahui kode etik keperawatan?
6. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi
1. Menurut Chinn Yacobs (dalam A.Aziz Alimul Hidayat, 2007).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pengetahuan khusus dalam
beberapa bidang ilmu, melaksanakan peran yang bermutu di masyarakat.
Melaksanakan cara-cara peraturan yang telah disepakati anggota profesi.
2. Menurut Oemar Hamalik
Profesi adalah suatu pernyataan atau janji terbuka, bahwa orang akan mengabdikan
dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan karena orang tersebut terpanggil untuk
menjabat pekerjaan itu.
3. Menurut Schein EH (1962)
Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yang sangat
khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat.
4. Menurut Hughes (1963)
Profesi merupakan mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain
serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya.
5. Wilensky (1964)
Profesi berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani (alturism).

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang bermakna
Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi
sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

6
Menurut Martinis Yamin (2009: 13) profesional memiliki bermacam definisi, yang pertama
“profesional” khusus dalam bidang olahraga dan seni. Definisi lain, menurut sosiolog memiliki
konotasisimbolikberisinilai.
Volmer dalam Martinis Yamin (2009: 13) profesi menujuk pada kepada suatu model yang
abstrak dari sekelompok pekerjaan yang telah mencapai status profesi penuh.
Jadi, profesi merupakan pekerjaan yang memiliki status penuh bukan hanya terbatas pada
pekerjaan di bidang olahraga dan seni saja.

B. Karakteristik dan ciri-ciri profesi

1. Abraham Flexner
Karakteristik profesi menurut Abraham Flexner, yaitu :
a. Aktivitas yang bersifat intelektual
b. Berdasarkan ilmu dan pengetahuan
c. Digunakan untuk tujuan praktik pelayanan
d. Dapat dipelajari
e. Terorganisir secara internal
f. Altruistic (mementingkan orang lain)

2. Schein & Kommers

Karakteristik profesi menurut Schein & Kommers, yaitu :


a. Pekerjaan dilakukan secara menetap seumur hidup
b. Pekerjaan yang dilakukan dengan motivasi yang kuat untuk melakukan pekerjaan
itu dan tidak mendapat kepuasan bila tidak tidak melakukan pekerjaan itu.
Pekerjaan ini merupakan panggilan jiwa.
c. Memiliki keterampilan khusus yang menyangkut ilmu dan seni
d. Keputusan berdasarkan prinsip dan teori dalam kegiatan profesional selalu
membuat keputusan untuk menanggapi dan merencanakan sesuatu.
e. Berorientasi pada pelayanan dan berperilaku kegiatan profesional itu harus selalu
diarahkan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan manusia dan
melaksanakan fungsi kehidupan.

7
f. Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif (fakta)
g. Mempunyai otonomi dalam menentukan tindakan dan mempunyai wewenang
atau kebebasan dalam menentukan kegiatannya tidak dikontrol oleh profesi lain.
h. Memiliki standar etika dan standar praktik profesional dalam perilaku kegiatan
praktik profesional harus menerapkan nilai-nilai baik dan benar serta
menggunakan ketentuan berperilaku yang disepakati oleh profesi.
i. Mempunyai wadah yang berbentuk organisasi kegiatan profesional

3. Greenwood

Karakteristik profesi menurut Greenwood adalah sebagai berikut :


a. Pelayanan berdasarkan “Body of knowledge”
b. Kemampuan memberikan pelayanan khas pada orang lain.
c. Pendidikan standar dan berdasarkan pendidikan tinggi.
d. Adanya pengawasan atau control terhadap praktiknya dengan menggunakan
standar praktik.
e. Tanggung jawab dan tanggung gugat anggota untuk tindakan :
1) Legal (sesuai hukum)
2) Per grup
3) Pegawai
4) Konsumen/masyarakat/penerima pelayanan

4. Karakteristik lain dari ciri-ciri profesi

a. Teori yang sistematis.


b. Otoritas kewenangan.
c. Sanksi kewenangan.
d. Kode etik (pedoman moral profesi)
e. Kultural (tata nilai)

5. Ciri-ciri keperawatan sebagai profesi (prof Mc. Rifin Husin)

1) Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai dengan kaidah ilmu
dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik keperawatan

8
2) Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang mapan
demikian tenaga tersebut dapat :

a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan

3. Pengelolaan keperawatan oleh tenaga keperawatan (NERS) sesuai dengan kaidah-kaidah


suatu profesi dalam bidang kesehatan

a. Sistem pelayanan / asuhan keperawatan

b. Pendidikan keperawatan / pelatihan keperawatan yang berjenjang berlanjut

c. Perumusan standar keperawatan asuhan keperawatan , pendidikan keperawatan


registrasi / legislasi.

d. Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah sesuai dengan
pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk peningkatan keperawatan.

Analisa keperawatan di Indonesia

Situasi keperawatan di indonesia saat ini dikaitkan dengan definisi , ciri dan kriteria profesi
adalah sebagai berikut :

1. Keperawatan di indonesia telah memiliki paham ilmu pohon ilmu (Body of Knowledge)
dan telah diakui secara undang-undang oleh pemerintah Indonesia melalui UU No. 23 Th.1992
tentang kesehatan.

2. Di indonesia telah ada institusi pendidikan jenjeng perguruan tinggi yakni AKPER / DIII
keperawatan , DIV keperawatan , fakultas ilmu kesehatan keperawatan (SI) , program pasca
sarjana keperawatan (S2)

3. Keperawatan di indonesia telah memiliki kode etik keperawatan , standar profesi , standar
praktek keperawatan , standar pendidikan keperawatan , standar asuhan keperawatan

9
4. Keperawatan di indonesia telah mempunyai legislasi keperawatan (sedang di proses menjadi
undang-undang

5. Keperawatan di indonesia telah mempunyai organisasi profesi keperawatan yakni persatuan


perawat nasional indonesia (PPNI)

6. Telah memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dengan menggunakan pendekatan


proses keperawatan

7. Telah melaksanakan riset keperawatan

Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, keran profesi
memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya, berikut adalah
karateristik profesi secara umum:
1. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional dapat
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan
yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik
2. Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para
anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi
tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan
yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi
4. Ujian kompetensi:Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan
untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
5. Pelatihan institusional :Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti
pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum
menjadi anggota penuh organisasi.Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya
mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7.Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis
mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

10
8. Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan
prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.

C. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Kode etik :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
i. Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati,
atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi
j. Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi
terhadap kesehatan masyarakat
k. Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai
pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.

D. Keperawatan sebagai profesi

Profesi keperawatan telah menyelenggarakan program pendidikan keprofesian bertujuan


menghasilkan “perawat” yang bertanggungjawab mempunyai kemampuan dan kewenangan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam segala aspek dengan selalu berpedoman pada kode
etik keperawatan dalam memberikan setiap pelayanan keperawatan kepada pasien.

11
Keperawatan suatu bentuk pelayanan profesional yang sepenuhnya terintegrasi kedalam
pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan kesehatan ,berbentuk pelayanan psiko-sosial-spiritua
yang komprehensif didasarkan pada ilmu dan keperawatan ditunjukkan pada individu, keluarga,
dan komunitas baik sakit maupun sehat mencakup seluruh aspek kehidupan.

Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya, secara bertahap
mulai berkembang. Pengertian perawat dan keperawatan itu sendiri diartikan oleh pakar
keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk rumusan, seperti oleh Florence
Nightingale, Goodrich, Imogene King, Virginia Henderson, dan sebagainya.

Masih banyak di kalangan masyarakat kita bahwa profesi perawat bila di rumah sakit adalah
'pembantu dokter'. Seorang perawat banyak diartikan serta dipersepsikan sebagai seseorang yang
hanya menuruti kata dokter dan bisa di suruh-suruh seenaknya. Semua itu jelas salah total. Dan
asumsi yang masih banyak di masyarakat ini memang harus dikikis habis. Perawat itu bukan
pembantu dokter melainkan sebuah profesi yang sebenarnya setingkat dengan dokter. Bila dokter
adalah dalam hal medisnya sedangkan perawat dengan profesi perawat tentunya bertugas dan
berperan di bidang keperawatan itu sendiri.

Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan ini, maka


keperawatan dan juga profesi perawat dapat dikatakan sebagai profesi yang sejajar dengan
profesi dokter, apoteker, dokter gigi, radiologi, dan lain-lain. Maka untuk itulah dikatakan bahwa
perawat adalah sebuah profesi.

Keperawatan bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah profesi karena memiliki beberapa
hal. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai berikut :

a. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing). Landasan ilmu pengetahuan
keperawatan yang dimaksud itu adalah diantaranya cabang ilmu keperawatan klinik,
ilmu keperawatan dasar, cabang ilmu keperawatan komunitas , cabang ilmu penunjang.

12
b. Mempunyai kode etik profesi. Satu hal bahwa keperawatan adalah profesi salah satunya
mempunyai kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan pada tiap negara berbeda-
beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang
dimilikinya, dan di negara Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang telah
ditetapkan pada musyawarah nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.

c. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi. Perawat sebagai profesi
karena Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan keperawatan telah dikembangkan
dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai dari jenjang D III
Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.

d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi.


Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional.
Oleh karena itu sistem pemberian asuhan keperawatan (askep) dikembangkan sebagai
bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan / askep yang dikembangkan
bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada
standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.

e. Mempunyai perhimpunan Organisasi Profesi. Perawat dikatakan sebagai profesi karena


keperawatan memiliki organisasi profesi sendiri yaitu PPNI. Profesi perawat diakui
karena memang keperawatan harus memiliki organisasi profesi yakni yang disebut
dengan PPNI. organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya
pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam
upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi
keperawatan di Indonesia.

Pemberlakuan Kode etik keperawatan. Profesi perawat dikatakan sebagai sebuah profesi
karena dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap
dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.

13
Otonomi. Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk
mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan
standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes
No.1239 Tahun 2001 ).

Klasifikasi keperawatan sebagai profesi adalah :


1.Scientific Nursing (Landasan ilmu pengetahuan), Mempunyai cabang ilmu yang terdiri dari :
a.Ilmu keperawatan dasar
b.Ilmu keperawatan klinik
c. Ilmu keperawatan komunitas
d.Ilmu keperawatan penunjang
2.Code of etik
Kode keperawatan pada tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama
yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya. Dalam hal ini terdapat 5 tanggung jawab
perawat, yaitu :
a.Perawat dan klien
b.Perawat dan praktik
c.Perawat dan masyarakat
d.Perawat dan teman sejawat
e.Perawat dan profesi
3.Lingkup dan wewenang / otonomi. Lingkup dan wewenang praktek keperawatan berdasarkan
standar praktek keperawatan yang bersifat dinamis antara lain terdiri dari
a.Falsafah keperawatan
b.Tujuan askep
c.Pegkajian keperawatan
d.Diagnosa keperawatan
e.Perencanaan keperawatan
f.Intervensi keperawatan
g.Evaluasi
h.Catatan asuhan keperawatan

14
4.Nursing organization
Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan
aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di dunia dengan
nama internasional Council Of Nurse (ICN)

Ciri-ciri Keperawatan Sebagai Suatu Profesi

1. Keperawatan merupakan profesi yang berrazarkan kemanusiaan. Keperawatan meyakini


bahwa manusiasebagai penerima pelayanan yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-
spiritual.

2.Keperawatan sebagai suatu bidangkeprofesian yang dilandasi oleh kelompok


ilmu/pengetahuan berbagai metode keperawatan dan dilandasi etika keprofesian.

3. Seorang perwat professional dalam melaksanakan asuhan keperawatan harus berdasarkan


standar yang ditetapkan oleh profesi dengan menjalani pendidikan /latihan yang lama.

Menurut Flaheti (dalam Asmadi,2008), cirri keperawatan adalah :

1. Pendidikan umum dan khusus

2. Pengakuan terhadap kode etik

3. Dedikasi terhadappenguasaan keahlian

4. keterlibatan penuh dalam profesi

5. akuntabilitas tindakan

E. Proses profesionalisasi keperawatan.


Proses profesionalisasi keperawatan bertujuan untuk memperoleh hasil asuhan keperawatan
yang bermutu, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan pelaksanaannya yang dilakukan
secara sistematis,dinamis,dan berkelanjutan.

F. Fungsi Profesionalisasi keperawatan


Proses profesionalisasi keperawatanberfungsi sebagai berikut:

15
1.Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan
dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2.Memberikan ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
3.Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang

G.Azas - Azas Profesionalisasi Keperawatan


1.Keterbukaan,kebersamaan,dan kemitraan.
2.Manfaat,semua kebutuhan /tindakan yang harus diambil harus bermanfaat bagi
kepentingan pasie,tenaga keperawatandan institusi.
3.Interdeperdensi,tersapat saling bertegantungan antara tenaga keperawatan dalam
merawat pasien.
4.Saling menguntungkan,masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini perawat, klien
dan institusi memperoleh kepuasan.

H. Manfaat Penggunaan Profesionalisasi Keperawatan

Manfaat untuk pasien :


1.Mendapatkan pelayanan keperawatan yang bermutu efektif dan efisien.
2.Pasien bebas mengemukakan pendapat/kebutuhannya demi mempercepat
kesemenabuhan.
3.Melalui proses sistimatik, proses kesembuhan dapat dipercaya dan pasien mendapat
kepuasan dari pelayanan yang diberikan
Manfaat untuk tenaga keperawatan :
1 Kemampuan intelektual dan teknis tenaga keperawatan dapat berkembang sehingga
kemampuan perawat baik dalam berpikir kritisanalitis maupun keterampilan teknis juga
meningkat.
2. Meningkatkan kemandirian tenaga keperawatan.
3. Kepuasan yang dirasakan pasien akan semakin meningkat citra perawat di mata
masyarakat

16
Manfaat untuk institusi (Rumah Sakit)
1 .Banyak pengunjung (masuk/keluar pasien) sehingga keuntungan yang di peroleh akan
meningkat.
2. Citra Rumah Sakit akan bertambah baik di mata masyarakat.

Manfaat bagi masyarakat :


1. Masyarakat mendapat layanan yang berkualitas.

I. Langkah penting dalam proses profesionalisme.


Perubahan yang terjadi saat ini berjalan sangat cepat dan penuh ketidakpastian, termasuk
kondisi kesehatan global yang sangat dinamik dan menuntut kelenturan dan penyesuaian secara
terus menerus dan menyeluruh. Perubahan tersebut terkait dengan masalah kesehatan yang
makin komplek, perkembangan sains dan teknologi, pergeseran pada system pelayanan
kesehatan, proses transisi dari masyarakat agrikultural (tradisional) menjadi masyarakat
industrial (maju). Tuntutan keprofesian dan perubahan paradigma sehat serta merujuk pada
kesepakatan pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 dan disusul dengan APEC tahun 2010
untuk Asia Pasifik dan 2020 untuk sedunia. Fenomina di atas merupakan pendorong bagi
pemerintah untuk mampu menyiapkan tenaga keperawatan yang berkwalitas (professional ) serta
mampu berkompetisi dalam memenuhi standar global.

Keperawaran Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses mewujudkan
keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka panjang ditujukan untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia secara bertahap dan terus menerus. Keperawatan
Indonesia berupaya mengembangkan dirinya dalam seluruh bidang keperawatan, mencakup
bidang pelayanan, pendidikan dan kehidupan profesi, hal ini dilakukan dalam rangka
mewujudkan profesionalisme.

Proses profesionalisme pada dasarnya adalah proses pengakuan, yaitu pengakuan terhadap
sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat (Nursalam, 2001).
Langkah-langkah menuju profesionalisasi keperawatan telah dilakukan sejak adanya lokakarya

17
keperawatan nasional pada bulan Januari 1983, bahwa pelayanan keperawatan adalah pelayanan
professional yang merupakan bagian integral pelayanan kesehatan. Walaupun sudah 23 tahun
keperawatan Indonesia menyatakan sebagai tenaga professional namun kenyataannya
keperawatan secara keseluruhan terutama pelayanan /asuhan keperawatan hingga saat ini masih
belum banyak berubah dan hampir belum beranjak dari posisinya sebagai suatu bentuk
pelayanan penunjang medik. Pelaksanaan perawatan pasien di dasarkan pada penerapan
keterampilan prosedural dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang merupakan kelanjutan
tindakan medik. Berdasarkan hal ini di rumah sakit hanya terdapat catatan atau rekam medik
(medical record) dan tidak dikenal adanya catatan/ rekam keperawatan (nursing record). Tidak
ada tindakan mandiri seorang perawat serta tindakan-tindakan perawat yang lebih bersifat
pekerjaan penugasan dari dokter menimbulkan sikap dan pandangan tentang lingkup tugas dan
tanggung jawab seorang perawat sebagai “pembantu dokter”.

Di samping itu ilmu keperawatan dan metode-metode ilmiah keperawatan yang diajarkan
kurang menyentuh problem klinis, sikap professional keperawatan tidak ditumbuhkembangkan
dan keterampilan professional keperawatan tidak ditata dengan benar, lulusan dinilai cukup baik
bila mampu melaksanakan prosedur-prosedur tindakan menunjang pelayanan medik semata.
Keadaan ini berlangsung lama hingga menjadi kebiasaan yang oleh pihak-pihak tertentu dapat
diterima, suatu kenyataan yang harus kita terima dengan lapang dada dan secara jujur mengakui
inilah keperawatan Indonesia saat ini dan tidak akan tetap demikian di masa yang akan datang.

Gerakan pengembangan keperawatan akan terus berlangsung dengan arah yang benar dan
baik menuju terwujudnya profesi keperawatan yang dibutuhkan dan dihargai oleh masyarakat.
Pengembangan tersebut merupakan tuntutan sehubungan dengan Undang-Undang N0 20/2003
pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian diri, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Demikian pula Undang-Undang no 23 tahun 1992
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan yang
mengatur antara lain bahwa “pemulihan kesehatan dan penyembuhan penyakit harus

18
dilaksanakan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan oleh tenaga yang memiliki
kewenangan dan ijzin untuk itu.”

Langkah yang paling awal dan penting dilakukan dalam proses profesionalisme
keperawatan di Indonesia adalah menata pendidikan keperawatan sebagai pendidikan
professional, sehingga peserta didik mendapat pendidkan dan pengalaman belajar sesuai dengan
yang dituntut profesi keperawatan. Seperti kataMiller (1985) “gaining a body of knowladge in a
University setting and a science orientation at the graduate level in nursing”. Pendidikan
keperawatan sebagai institusi yang mengembangkan dan menciptakan tenaga keperawatan
memiliki peran yang sangat besar dalam proses profesionalisasi keperawatan, Karena pendidikan
keperawatan mampu memberikan bentuk dan corak tenaga keperawatan dari lulusannya, tingkat
kemampuan dan sekaligus mampu untuk memfasilitasi pembentukan komonitas keperawatan
dalam memberikan suara dan sumbangsih bagi profesi dan dan masyarakat (Ma’arif, 1999).

System Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dikembangkan saat ini ditujukan untuk
menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan pembangunan kesehatan di masa depan,
khususnya terwujudnya keperawatan sebagai suatu profesi dalam segala aspeknya. Pendidikan
tinggi keperawatan harus dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan fungsi pokoknya yaitu
fungsi pendidikan, fungsi riset ilmiah, dan fungsi pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
keperawatan. Salah satu upaya penataan pendidikan keperawatan diarahkan kepada
mengembangan lahan praktik keperawatan disertai pembinaan masyarakat professional
keperawatan (professional community) dengan cara pelaksanaan pengalaman belajar klinik
(PBK) dan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) yang berbasis kompetensi bukan penunjang
pelayanan medik.

Menurut hemat penulis, sains keperawatan yang sebenarnya bukan hanya penguasaan materi
secara konseptual tetapi lebih ditekankan pada kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan
teori pada tatanan klinis, sehingga pengalaman belajar klinik atau lapangan merupakan proses
transformasi mahasiswa menjadi seorang perawat professional. Tentunya strategi tersebut harus
didukung oleh pembimbing klinik yang mampu mengelola program bimbingan dan tanggap

19
terhadap situasi klinik sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik yang mampu
menampilkan sikap/ tingkah laku serta penerapan keterampilan professional.

J. Kode Etik Keperawatan

Kode etik keperawatan adalah asas atau moral tertulis yang harus dijadikan pedoman
atau prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi dengan pasien agar perilaku perawat berada
pada koridor kebenaran.

Kode etik keperawatan di Indonesia ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (DPP PPNI) pada tanggal 29 November 1989 . Kode etik kemudian di revisi
dan ditetapkan melalui Musyawarah Nasional Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
VIII di Balikpapan pada tanggal 27-30 Mei 2010.

Kode etik terhadap perawat terdiri atas sebagai berikut :

1. Kode Etik Keperawatan Indonesia (Munas PPNI VIII, Balikpapan)

a. Perawat adalah klien

1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat


manusia,tidak terpengaruh oleh status ekonomi dan unsur SARA.

2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana


lingkungan yang menghormati niali-nilai budaya,adat,dan agama pasien.

3) perawat wajid merahasiakan segala sesuatu uang diketahui yang berhubungan dangan
pasien

b. Perawat dan Praktik

1) Perawat memelihara dan menimgkatkan konpetensi dibidang keperawatan melaui belajar


terus menerus.

2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatanyang tinggi disertai kejujuran


profesional

20
c. Perawat dan masyarakat

Perawat dan masyarakat mengemban tanggung jawab bersaman untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat Dan Teman Sejawat

1) Perawat menjaga hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan
lian.

2) Perawat harus melindungi klien dari tenaga kesehatan yang tidak baik dalam memberikan
pelayanan.

e. Perawat dan Profesi

1) Perawat mempunyai peran utama dalam menetukan standar pendidikandan pelayanan


keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatanpelayanan dan pendidikan keperawatan.

2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan

2. Kode Etik Keperawatan Persatuan Perawat Amerika (American Nurses Association,


ANA)

a. Perawat memberikan layanan dengan penuh hormat

b. Perawat melindungi hak privasi klien

c. Perawat melindungi klien dan masyarakat

d. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawat

e. Perawat menjaga kompetensi keperawatan

K. Tanggung Jawab Perawat

1. Tanggung Jawab Utama Perawat

21
Meningkatkan kesehatan, mencengah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan, dan
mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut perawat harus meyakini :

a. Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai berbagai tempat sama

b. Praktik keperawatan di titik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan dan HAM.

2. Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakanasuha keperawatansesuai dengan


kebutuhan manusia. Dalam menjalankan tugas perawat perlu meningkatkan kondisi kesehatan
lingkungan dengan menghargai nilai yang ada dalam masyarakat, adat istiadat, kebiasaan, dan
kepercayaan individu, keluarga serta masyarakat yang menjadi pasien. Dan perawat harus
menjaga rahasia pasien.

3. Perawat dan Pelaksanaan Praktik Keperawatan

Perawat memiliki peran penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan guna mencapai kemampuan sesuai dangan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat memgembangkan pengetahuan yang dimiliki secara aktif.

4. Perawat dan Lingkungan Masyarakat

Perawat dapat berperan aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat’

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
keseahatan guna untuk meningkatkan keseahatan bagi masyarakat. Keperawatan ternyata sudah
ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini profesi keperawatan berkembang dengan pesat.
Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,
dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Tidak asing
lagi, pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas pelayanan
keperawatan. Karenanya perawat harus terus meningkatkan potensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.

3.2 Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga
kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional. Selain itu, sebagai calon
perawat kita sebaiknya mempelajari bagaimana sejarah perkembangan dunia keperawatan yang
ada, sehingga kita lebih mengenal bagaimana profesi keperawatan dan melalui hal itu kita bisa
belajar menghargai profesi yang kita jalani.

23
Daftar Pustaka

Budiono,Budi Pertami Sumirah. Tahun 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi
medika.

Psikologimania. (2016). Pengertian profesi[online]. Tersedia: http://www.e-jurnal.com


/2013/12/pengertian-profesi.html

http://gustiner.com/8-prinsip-etika-dalam-keperawatan/[11 marat 2013]

24

Anda mungkin juga menyukai