Anda di halaman 1dari 13

Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

INSTALASI ESP (ELECTRIC SUBMERSIBLE


PUMP) SISTEM TANDEM PADA
SUMUR MINYAK DENGAN
VARIABLE SPEED DRIVE
Hari Sucipto1, Sigit Setya Wiwaha2 , Imron Ridzki3
1,2,3
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang

Abstrak
Ketika tekanan dari suatu sumur minyak tidak terlalu besar untuk
melakukan Semburan Alami (Natural Flow), maka Pengangkatan
Buatan (Artificial Lift) merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menggantikannya. Pengangkatan buatan biasanya
dengan menggunakan ESP (Electric Submersible Pump). Pompa minyak
ESP di perminyakan dilengkapi dengan komponen VSD (Variable
Speed Drive) untuk mengatur kecepatan motor sebagai softstarter dan
pengatur rate minyak serta sebagai proteksi motor pompa. Untuk
konstruksi ESP dengan sistem tandem motor diinstalasi pada sumur
dengan karakteristik dan kedalaman tertentu yang berbeda dari ESP
motor tunggal. Namun pompa submersible ditandem dengan cara
menambah jumlah stages pompa sesuai kedalaman sumur dengan cara
dikopel, motor listrik submersible dapat dikopel secara mekanik maupun
secara elektrik pada satu poros antara upper motor dan center motor.
Kata-kata Kunci : Electric Submersible Pump (ESP), Variable Speed
Drive (VSD), Sistem Tandem

Abstract
When the pressure of an oil well is not too large to do Natural Flow,
Artificial Lift is one of the methods that can be used to replace it,
artificial lift usually using ESP (Electric Submersible Pump). ESP oil
pump in petroleum is equipped with VSD (Variable Speed Drive)
component to adjust motor speed as softstarter and oil rate regulator
and as pump motor protection. For ESP construction with a motor
tandem system installed on wells with different characteristics and
depths that are different from ESP single motors. However, submersible
pumps are augmented by increasing the number of pump stages
according to the depth of the well by coupling, submersible electric
51
Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

motors can be mechanically coupled and electrically on a spindle


between upper motor and center motor.
Keywords: Electric Submersible Pump (ESP), Variable Speed Drive
(VSD), Tandem System.
1. PENDAHULUAN
Produksi minyak dari suatu sumur dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu metode Semburan Alami (Natural Flow) dan
Pengangkatan Buatan (Artificial Lift). Pada metode semburan
alami, tekanan pada reservoir masih memiliki kemampuan untuk
mengalirkan fluida reservoir ke permukaan, oleh karena tekanan
reservoir yang tinggi. Pengangkatan buatan digunakan apabila
tekanan reservoir sudah tidak mampu lagi berproduksi secara
sembur alam. Salah satu metode pengangkatan buatan adalah
menggunakan ESP (Electric Submersible Pump), tetapi masih ada
cara lain yang dapat digunakan seperti gas lifting, sucker road
pumping, jet pump, dan progressive cavity pump [1], [5].
Untuk metode pengangkatan buatan dengan menggunakan
ESP (Electric Submersible Pump) diperlukan instalasi tenaga
listrik yang handal. Karena lokasi pertambangan yang cukup
ekstrem, dimana tingkat keamanan dari suhu yang tinggi serta gas
beracun yang bersifat eksplosif dan tekanan aliran sumur yang
juga tinggi yang juga dapat merusak komponen atau peralatan
produksi. Maka dari itu instalasi tenaga listrik dan proteksi motor
ESP pada pertambangan minyak berbeda dengan standar instalasi
motor pada umumnya yaitu menggunakan acuan standar
internasional IEC, IEEE/ANSI, NEC, dan NEMA [2].
Tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui instalasi ESP (Electric Submersible
Pump) Sistem Tandem sesuai dengan prinsip kerja sistem
yang inginkan.
2. Dapat menentukan komponen listrik meliputi VSD (Variable
Speed Drive), Step Up Transformer, Kabel Power ESP dan
Pengaman Pemutus Sirkit.
3. Untuk mengetahui operasi batas aman ESP (Electric
Submersible Pump).

52
Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

4. Dapat menseting kecepatan dan pengaman motor ESP


menggunakan VSD.
Pompa minyak atau ESP di perminyakan dilengkapi dengan
komponen VSD (Variable Speed Drive) yang sebagaimana fungsi
VSD yaitu untuk mengatur kecepatan motor [3]. Komponen VSD
selain digunakan sebagai softstarter motor pompa, difungsikan
sebagai proteksi motor dan pengatur jumlah minyak agar
produksi rata-rata minyak yang ingin dicapai tetap optimal. Maka
dari itu harus diperlukan komponen yang handal sebagai
penunjang kinerja ESP dan juga melakukan perawatan alat agar
dapat bekerja optimal demi berlangsungnya proses produksi
meliputi penggunaan kabel listrik yang sudah sesuai standard
ANSI-IEEE Std 576-1998 dengan kemampuan 5 kV pada suhu
sumur lebih dari 200 oF [2], [7].
Pemilihan unit variable speed drive (VSD) berdasarkan pada
standar spesifikasi VSD dan fungsi perangkat listrik disesuaikan
dengan beban electric submersible pump (ESP) [6].
Hal lain yang penting diperhatikan adalah mengoperasikan
unit ESP (Electric Submersible Pump) dan VSD pada batas aman
dengan pertimbangan hasil kerja pada sumur Mudi B25 dapat
lebih di optimalkan lagi, penentuan nilai pengaman pemutus sirkit
yang digunakan harus berfungsi melindungi peralatan listrik agar
tidak bekerja melebihi arus maksimum oleh sebab itu pengaman
disetting dibawah arus pengaman maksimum yang disesuaikan
dengan batas setting proteksi motor pompa yaitu tidak kurang dari
setting minimum arus 80% dari standar dan tidak lebih dari
setting arus maksimum 115% dari standar NEMA MG-1 [2].

2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Electric Submersible Pump (ESP)
Pada beberapa sumur minyak dapat terjadi semburan secara
alami karena kantung (reservoir) masih memiliki kemampuan
untuk mengalirkan fluida ke permukaan karena tekanan reservoir
yang tinggi. Pengangkatan buatan digunakan apabila tekanan
reservoir sudah tidak mampu lagi berproduksi secara semburan
alami. Salah satu metode pengangkatan buatan adalah
menggunakan Electric Submergible Pump (ESP)[1].
53
Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

Electric Submergible Pump (ESP) adalah pompa yang


dimasukkan ke dalam lubang sumur yang digunakan untuk
menaikan cairan minyak (artificial lift) dan digerakkan oleh
motor listrik [8]. ESP berupa rangkaian pompa sentrifugal yang
terdiri dari beberapa unit yang dipergunakan untuk mengangkat
fluida dari dalam sumur ke permukaan. Peralatan ESP terdiri dari
pompa sentrifugal, protektor, gas separator, dan motor listrik.
Unit ini ditenggelamkan di dalam cairan, disambung dengan
tubing dan motornya dihubungkan dengan kabel ke permukaan
yaitu switchboard dan transformator.

Gambar 1. Konstruksi peralatan Electric Submersible Pump (ESP)

2.2 Prinsip Kerja Electric Submersible Pump (ESP) Sistem


Tandem (bertingkat)
Pompa-pompa submersible yang digunakan dalam instalasi
Electric Submersible Pump (ESP) adalah pompa sentrifugal
54
Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

multistage (bertingkat) yang dioperasikan dalam posisi vertikal


[5]. Meskipun dari tahun ke tahun kontruksi pompa submersible
semakin berkembang dan memiliki banyak fitur, namun
sebenarnya memiliki prinsip kerja dasar yang sama. Cairan atau
liquid diputar oleh impeller dengan kecepatan rotasi yang tinggi
sehingga mengalami gaya sentrifugal, kemudian cairan tersebut
terangkat di dalam diffuser di mana konversi energi kinetik
menjadi energi tekanan berlangsung. Untuk konstruksi pompa
dengan sistem tandem motor juga memiliki prinsip kerja yang
sama dengan pompa submersible lainnya dan di install pada
sumur dengan karakteristik dan kedalaman tertentu yang berbeda
dengan pompa submersible single motor. Namun pompa
submersible ditandem dengan cara menambah jumlah stages
pompa sesuai kedalaman sumur dengan cara di kopel dan untuk
motor listrik submersible juga dikopel secara mekanik dan
elektrik pada satu poros antara upper motor dan center motor.
3. METODE
Lapangan minyak PETROCHINA East Java, Mudi B JOB P-
PEJ terdiri dari 12 sumur minyak yang dipompa dengan
menggunakan ESP. ESP yang terpasang pada Lapangan Mudi B
JOB P-PEJ terdiri dari 6 unit ESP dengan kapasitas 320 HP, 5
unit ESP dengan kapasitas 160 HP, dan 1 unit ESP dengan
kapasitas 400 HP. Data-data yang digunakan diperoleh melalui
observasi langsung maupun wawancara. Data yang dibutuhkan
dalam pekerjaan ini diantaranya single line diagram JOB P-PEJ,
spesifikasi peralatan ESP, dan spesifikasi generator pada JOB P-
PEJ. Dari data-data tersebut berfungsi untuk mengetahui
bagaimana konstruksi instalasi electric submersible pump (ESP)
mulai dari peralatan di permukaan (surface) sampai peralatan
bawah permukaan (subsurface).
Mengimplementasikan dan menganalisis data yang diperoleh
untuk perhitungan proteksi atau pengaman dan mengetahui
setting pengaman dan pengaturan kontrol kecepatan motor
induksi electric submersible pump (ESP) menggunakan variable
speed drive (VSD).

55
Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

MULAI

Observasi Data ke
JOB P-PEJ

Menentukan
Kapasitas Produksi
Sumur

A
A

Memilih Tipe Pompa

Menghitung Pembebanan Pengaturan Rating


& Tekanan Pompa Pengaman Sirkit

Memilih Motor ESP


Pengaturan
Overload &
Menghitung & Memilih Protektor Undeload Motor
Thrust Bearing ESP

Menentukan
Kesimpulan
Ukuran Kabel

Menghitung Tegangan Permukaan &


Daya Trafo serta Switchboard
Selesai
Operasi Kerja ESP

Pengaturan Kecepatan
Motor ESP

Pengaturan Tap
Trafo

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

56
Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Perhitungan dan Pemilihan Peralatan Dukung Untuk
ESP
Dalam memilih komponen untuk ESP yang harus
dilakukan yaitu pemilihan pompa yang digunakan pada salah satu
sumur minyak sesuai aturan standar. Data untuk Sumur Mudi
B#25 dengan motor pompa terpasang adalah ESP motor dengan
menggunakan UT dan CT didapatkan data 160 HP; 1267 V; 79,6
A; 60 Hz (Maret 2015).
 Water-Cut ( WC ) = 96,8 %
 Laju Alir Minyak (Qo) = 133 BOPD
 Laju Alir total (Ql) = 4.074 BWPD
 Water Specific Gravity (SGw) = 0,904
 Oil Specific Gravity (SGo) = 0,076
 API Gravity = 35,2 °
 Fluid Level (FL) = 1147 ft
 Casing Pressure (CP) = 125 Psi
 Kedalaman Sumur = 9686 ft
 Pump Seting Depth (PSD) = 8638 ft

4.2 Perhitungan dan Pemilihan Kabel ESP


Perhitungan kemampuan hantar arus dan temperature
power kabel AWG yang akan dipakai pada electric submersible
pump (ESP); Dengan acuan standart internasional IEC [2]:
KHA = 125% x In = 125% x 79,5 = 99,3 A
Tc = (a x I2) + Twell
= (0,008 x 79,52) + 245
= 295,5oF (Redalead 1#AWG – Round Cable)

Maka kabel motor ESP yang digunakan pada MUDI PAD


B#25 sesuai tabel AWG#1, dengan rating tegangan 5 kV 400 oF,
Tipe Round, Isolasi jenis EPDM (ethylene prophylene diene
methylene). Jacket jenis Braid, pada aplikasi sumur kondisi
rendah gas untuk kabel dari sumur ke permukaan, drop tegangan
yang terjadi pada setiap panjang kabel 1000 ft dihitung dengan
rumus berikut [2]:
ΔV / 1000 ft = V (grafik tabel) x (1 + 0,00214 x (Tc – 77)
57
Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

= 18 x (1 + 0,00214 x (295,5 – 77)


= 26,41 V / 1000 ft
( )( )
ΔV =
( )( )
= = 230, 84 V
4.3 Perhitungan dan Pemilihan Step Up Transformer
Tegangan suplai (Vs) yang dibutuhkan yaitu untuk sistem
tandem 2 stages:
Vs = (Vm x 2) + ΔV
= (1267 x 2) + 230,84
= 2764, 84 V
Besar daya (kVA) permukaan (surface) yaitu:
S =
=
= 383, 28 kVA
Maka dalam penentuan dasar kapasitas transformator.
Sesuai dengan standar IEC 76-1 (1976) yaitu:
Kapasitas Transformator = 80% x daya trafo
= 80% X 383,28 kVA
= 306,62 kVA
Maka dipilih transformator untuk unit ESP di Mudi PAD
#B25 sebesar 400 kVA dengan tegangan 480 / 1100-3811 Volts.

4.4 Perhitungan dan Pemilihan VSD


Sesuai pada Standard Spesifikasi Speedstar 2000 Variable
Speed Drive (VSD) dan dari hasil perhitungan daya 388,28 kVA
Maka dipilih VSD spesifikasi NEMA 1 – 6 Pulse dengan daya
390 kVA, 480 Volts, 469 Amps [3], [7].
Dari data yang digunakan pada perhitungan ini adalah
sebagai berikut:
q1= 4207 bpd
f1 = 44 Hz
Dari data diatas maka nilai q2 jika diansumsikan frekuensi
yang digunakan sebesar f2 = 60 Hz adalah sebagai berikut:
=

58
Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

=
q2 =
q2 = 5736 bpd

Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa


rate maksimum yang dapat dihasilkan pada sumur mudi B25
sebesar 5736 bpd. Setting pada variable speed drive (VSD):
V(60Hz) = V(44Hz)( ) = 336 ( ) = 458 V

4.5 Tapping Transformator


Untuk menentukan besar pengaman yaitu dengan
mengetahui perhitungan arus yang melalui unit VSD dengan
perhitungan dari data sebagai berikut:
Kabel yang digunakan : Redalead AWG#1 8558 ft
Temperature sumur : 245 oF
Amps Motor : 79,5 A
Tegangan Motor : 2534 V
Temperature Kab : 295,5 oF
Vdrop : 230,84 V
Vsupply Motor : 2764 V
Maka tap pada trafo yang dipilih 3C/Y – 2858 V
Ratio trafo (a) =
=
= 0,168
Dengan nilai ratio trafo 0,168 maka dapat diketahui nilai dari
tegangan output dengan input tegangan 458 V.
a =
Vs =
Vs =
= 2727 V
Nilai tegangan keluaran yang dihasilkan dari tap
transformator 3C/Y menghasilkan tegangan sebesar 2727 V. Nilai
tersebut masih belum memenuhi nilai tegangan yang dibutuhkan

59
Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

maka tap pada transformator yang dipilih yaitu 3D/Y – 2937 V.


Maka nilai tegangan keluaran:
Ratio trafo (a) =
=
= 0,163
a =
Vs =
Vs =
= 2809 V
Nilai ini sudah memenuhi kebutuhan tegangan motor dan
mengatasi jatuh tegangan sebesar 230,84 volt.

4.6 Setting Pengaman Pada VSD


Dengan diketahui arus nominal pada variable speed drive
(VSD) 390 kVA dengan arus nominal sebesar 469 A, maka
pemilihan proteksi sesuai dengan NEC yaitu [1]:
I pengaman maksimum = 250% x In
= 250% x 469 A
= 1172,5 A
Dengan pertimbangan bahwa arus hubung singkat yang
dapat terjadi sebesar:
Isc =
=
= 2,1 kA
Setelah perhitungan arus pengaman maksimum sebesar
1172,5 A, maka dipilih pengaman MCCB Tipe D pada Unit VSD
390 kVA dengan MCCB NS1000N dengan range seting 400-
1000A dan pengaman di seting dibawah nilai arus pengaman
maksimum.
4.7 Pemilihan Kabel Instalasi Permukaan
Setelah diketahui arus primer pada transformator sebesar
487,73 A, maka dihitung kabel pada instalasi peralatan
permukaan yaitu:

60
Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

In =
=
= 136,2 A
KHA = 125% x In
= 125% x 136,2 A
= 170,24 A
Maka dipilih penghantar kabel tipe american wire gauge
2(#3 AWG) untuk peralatan pada permukaan.

4.8 Overload Setting dan Underload Setting Motor ESP


Untuk penentuan seting pengaman beban lebih (overload)
motor ESP pada VSD, proteksi beban lebih pada motor
seharusnya disetel untuk trip pada 115% dari arus beban sistem
NEMA MG-1 yaitu:
Overload = 115% x In
= 115% x 79,5A
= 91,42 A
Jadi untuk seting overload pada motor ESP disetel pada nilai
maksimum arus sebesar 91 A.
Sedangkan untuk penentuan seting underload motor ESP
pada VSD diketahui dari data running ampere ESP disumur Mudi
B25 46,4 A. maka seting underload menurut NEMA MG-1 motor
ESP yaitu;
Underload = 80% x Run Amp = 80% x 46,5A = 37,2 A
Jadi untuk seting underload pada motor ESP di set pada nilai
minimum arus sebesar 37 A dari arus operasi kerja motor ESP.
Tabel 1. Perbandingan Kabel Power
Kabel Power
Data Perusahaan Data Perhitungan
Kabel ESP #1 AWG #1 AWG
Kabel Instalasi 2(#6 AWG) 2(#3 AWG)
Tabel 2. Perbandingan Step-up Transformer
Kabel Power
Data Perusahaan Data Perhitungan
Daya 400 kVA 400 kVA
Tegangan 480/1100-3811 V 480/1100-3811 V

61
Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

Tabel 3. Perbandingan Setting Speed Electric Submersible Pump


Kabel Power
Data Perusahaan Data Perhitungan
Frekuensi (Hz) 44 60
Rate Minyak (bpd) 4207 5736

Tabel 4. Perbandingan Tapping Transformator


Kabel Power
Data Perusahaan Data Perhitungan
Tap 3C / Y 3D /Y
Tegangan 2858 2937

Tabel 5. Perbandingan Seting Overload dan Underload


Kabel Power
Data Perusahaan Data Perhitungan
Overload (Amp) 87 99
Underload (Amp) 39 37

5. PENUTUP
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini
adalah:
1) Instalasi ESP (Electric Submersible Pump) Sistem Tandem
sesuai dengan prinsip kerja sistem yang diinginkan meliputi
penggunaan kabel listrik yang digunakan sudah sesuai
standard ANSI-IEEE Std 576-1998 dengan kemampuan 5kV
pada suhu sumur lebih dari 200 oF.
2) Step-up transformator yang digunakan di Mudi B25 sudah
memenuhi standar sesuai dengan standar IEC 76-1 (1976)
yaitu kapasitas transformator tidak dibebani lebih dari 80%.
3) Pemilihan variable speed drive (VSD) telah berdasarkan pada
standar spesifikasi VSD dan fungsi komponen yang
disesuaikan dengan beban electric submersible pump (ESP).
4) Mengoperasikan pada batas aman suatu unit ESP (Electric
Submersible Pump) dengan pertimbangan pada sumur Mudi
B25 rate yang dihasilkan dapat lebih dioptimalkan lagi yaitu
dengan menambah kecepatan motor dengan cara menaikkan
nilai dari frekuensi berdasarkan hukum affinity.

62
Hari Sucipto dkk, Instalasi ESP, Hal 51-63

5) Pemilihan tap 3C/Y-2858V pada transformator belum sesuai


untuk mensuplai tegangan motor maka diganti dengan tap
3D/Y-2937V.
6) Nilai pengaman pemutus sirkit yang digunakan pada VSD
tersebut masih aman karena tidak melebihi 250% NEC 430.52
dari arus maksimum dan pengaman disetel dibawah arus
pengaman maksimum.
7) Setting proteksi motor pompa perusahaan masih aman karena
tidak kurang dari setting minimum arus 80% dari standard dan
tidak lebih dari setting arus maksimum 115% dari standar
NEMA MG-1.
Adapun saran adalah sebagai berikut:
1) Pengaturan frekuensi tidak diijinkan disetel melebihi frekuensi
maksimum.
2) Untuk pemindahan tap trafo perlu perhatikan angka
transformasinya.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Amao, Matthew. 2014. Electrical Submersible Pump
Systems. Artifical Lift Methods and Surface Operations PGE
482.
[2] ANSI--IEEE Std. 576-1989. IEEE recommended practice for
installation, termination, and testing of insulated power
cable as used in the petroleum and chemical industry
[3] Barnes, Malcolm. 2003. Variable Speed Drives and Power
Electronics. London: Newnes
[4] Barrow, Chris. 2010. National Electrical Code Motor
Calculations, Article 430. PDH Enterprises, LLC
[5] Petrowiki. 2012. Electric Submersible Pumps.
http://petrowiki.org/Electrical_submersible_pumps
[6] REDA, Schlumberger. 2002. Artificial Lift Technical
Service Manual (TSM) / Technical and Engineering
Information
[7] SPEEDSTAR2000, Schlumberger. 1998. Operation
Manual Variable Speed Drive

63

Anda mungkin juga menyukai