Anda di halaman 1dari 4

Nama : Hery Sutarja

NIM :
Mata Kuliah : Pemerintahan Desa
Tugas : Mid Test
Semester : 1 (Ganjil)

Kopi Haka Desa Harjokuncaran

Desa Harjokuncaran, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, sebagian


besar masyarakatnya berpencaharian sebagai petani. Letak geografis desa
ini sangat cocok untuk lahan perkebunan kopi.

Bahkan, pusat penelitian kopi di Indonesia, ada di Desa Harjokuncaran,


yaitu PTPN IX dengan varietas kopi robusta, kopi arabika, dan kopi liberika.
Luas lahan tanaman kopi di Desa Harjokuncaran, kurang lebih 380 ha,
dengan produksi kopi lebih dari 500 ton per tahun. Adanya produksi kopi yang
melimpah, 5 kelompok tani di desa tersebut berinovasi untuk membuat produk
kopi dengan mempertahankan tradisi pengolahan kopi secara tradisional,
yang dikemas secara elegan dengan merk “KOPI HAKA”.

1. Inovasi

Pengemasan produk kopi yang dapat diterima pasar dan memiliki daya
tahan terhadap hasil pengelolaan tradisional kopi Harjokuncaran.

2. Proses

Secara teknis, kopi yang di olah secara tradisional tersebut dimulai dari
pasca panen, meliputi:

a. Pemetikan biji kopi dengan sistem M95BS3 (Merah 95% Bersih Sehat
Segar Seragam).
b. Proses Rambang, yaitu pemisahan biji yang berkualitas dengan biji
yang terserang penyakit dengan memasukkan biji merah ke dalam
wadah yang berisi air.

c. Fermentasi, yaitu proses pemeraman biji kopi merah ke dalam suatu


wadah dengan teori anaerob minimal 24 jam.

d. Pulping, yaitu proses pemisahan kulit cherry dengan bean kopi dengan
menggunakan alat.

e. Penjemuran, yaitu proses pengeringan biji kopi.

f. Tumbuk, yaitu proses pemecahan kulit cangkang secara tradisional.

g. Sortasi, yaitu proses pemilahan antara biji kopi yang baik dan biji yang
defect.

h. Sangrai, yaitu proses penggorengan kopi secara tradisional dengan


menggunakan alat yang terbuat dari tanah liat.

i. Pengemasan

3. Hasil

Meskipun “KOPI HAKA” diolah secara tradisional, tetapi cita rasanya tidak
kalah dengan pengolahan secara modern menggunakan mesin. Dengan
adanya produk kopi ini, dapat mengangkat harga kopi petani lokal, dan dapat
mengangkat nama baik Desa Harjokuncaran, maupun Kecamatan
Sumbermanjing Wetan.

4. Pembelajaran

Persaingan pasar dan peningkatan ekonomi petani kopi diatasi dengan


pengelolaan yang tepat, salah satunya meningkatkan kualitas kemasan.

Pendapat saya terkait hal ini :


Desa Harjokuncaran memiliki inovasi dalam bidang perekonomian yaitu
menekankan para petani disana untuk menanam bibit kopi sebagai mata
pencaharian utamanya karena area tersebut cocok untuk menanam kopi.
Maka dari itu, hal tersebut cocok untuk dibentuk inovasi agar menambah
sumber ekonomi di Desa Harjokuncaran.

Anda mungkin juga menyukai