“DIGUYUR HUJAN DERAS, LUWU TIMUR DILANDA BANJIR DAN LONSOR”
Kasus: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur imbau warga antisipasi banjir dan longsor. Intensitas hujan kerap mengguyur wilayah Luwu Timur dikhawatirkan mendatangkan bencana. Pantauan BPBD Luwu Timur, Jalan Poros Trans Sulawesi di Desa Kasintuwu, Kecamatan Mangkutana dan wilayah Desa Maliwowo, Kecamatan Angkona rawan terjadi longsor. Hujan deras mengguyur hampir seluruh Luwu Timur sejak Rabu Malam, hingga kamis dini hari. Ada sekitar beberapa titik di wilayah kecamatan terendam banjir dan lonsor, termasuk desa Maliwowo. Sampai subuh, hujan yang mengguyur kawasan Luwu Timur rabu malam sampai kamis dini hari (11/10/2017) membuat sebagian besar Luwu Timur terendam banjir. Sejumlah sekolah dan jalan utama di kawasan kecamatan Burau, Wotu, Angkona, Tomoni Timur, Tomoni dan Mangkutana ikut terendam dan menyebabkan kelumpuhan aktivitas sekolah seperti di SD 101 Lauwo, SD Gianyar dan dijalan menimbulkan kemacetan dijalur poros Desa Maliwowo dan Desa Pancakarsa. Dampak dan Solusi: Akibat dari banjir tersebut karena pengalihan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan yang bernilai ekonomi dimata masyarakat. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui fungsi utama dari hutan yaitu sebagai penyerap ataupun pengendali air yang mengalir ke desa-desa yang ada di Luwu Timur. Dampak dari pengalihan fungsi hutan yaitu air yang ada pada dataran tinggi tidak memiliki daya serap yang tinggi layaknya seperti hutan. Perkebunan itu sendiri hanya menyerap unsur hara atau mineral tanah yang kekuatan untuk menyerap air itu rendah. Solusinya yaitu pemberian izin untuk mengolah hutan itu dipermudah karena kebanyakan dari masyarakat malas untuk mengelola hutan karena biaya untuk perizinannya itu mahal dibanding dengan perkebunan yang cara mengelolahnya itu tidak memerlukan izin.