Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upayapemeliharaan
serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat,
bahagia,berdaya guna dan produktif.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang dialami
oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan
sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia
mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat menggangu
kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah
tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia bahagia
sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian lansia dan batasan lansia ?
2. Apakah yang dimaksud dengan proses menua ?
3. Bagaimanakah teori-teori proses menua ?
4. Apakah pengertian depresi ?
5. Apakah faktor predisposisi dan pencetus ?
6. Apakah tanda dan gejala depresi serta ciri-ciri depresi ?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan lansia dengan depresi ?
C. Tujuan
1. Untuk menetahui pengertian lansia dan batasan usia.
2. Untuk mengetahui dan mengerti proses menua.

1
3. Untuk mengetahui teori – teori proses menua.
4. Untuk mengetahui apa itu depresi
5. Untuk mengetahui faktor predisposisi dan faktor pencetus depresi
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala depresi.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan lansia dengan depresi.
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai lansia beserta bagian-bagian penting dan asuhan keperawatan
lansia dengan depresi. Dengan penyusunan makalah ini, juga diharapkan
dapat menjadi acuan untuk lebih mengetahui apa yang menjadi tujuan
penyusunan makalah ini.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah asuhan keperawatan lansia dengan depresi
penulis menggunakan metode study pustaka, pengetikan dan pengeditan serta
browsing internet.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Lansia


1. Pengertian lansia
Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age)
kelompok usia45-70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua
(old) antara 75-90thn usia dangat tua(very old) diatas 90 tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg
berumur 65 tahun keatas. Sebenarnya lanjut usia adalah suatu proses alami
yang tidakapat ditentukan oleh tuhan yang maha esa (wahyudi
nugroho,2000).
2. Batasan-batasan lansia
Batasan seseorang dikatakan Lanjut usia masih diperdebatkan oleh
para ahli karena banyak faktor fisik, psikis dan lingkungan yang saling
mempengaruhi sebagai indikator dalam pengelompokan usia lanjut. Proses
peneuan berdasarkan teori psikologis ditekankan pada perkembangan).
World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai
berikut :
a. Middle Aggge (45-59 tahun)
b. Erderly (60-74 tahun)
c. Old (75-90 tahun)
d. Very old (> 91 tahun)
Menurut Birren dan Renner dalam Johanna E.P (1991; 75) usia
biologis dabat diberi batasan sebagai suatu estimasi posisi seseorang
dalam hubungannya dengan potensi jangka hidupnya. Menurut
Eisdoefer dan Wilkie dalam Johanna, EP (1993, 75) mengatakan bahwa
usia biologis adalah proses genetik yang berhubungan waktu, tetapi
terlepas dari stres, trauma dan penyakit. Seseorang dikatakan muda
secara biologis apabila secara kronologis tua, tetapi organ-organ

3
tubuhnya, seperti jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, tetap
berfungsi seperti waktu muda.
Usia psikologis adalah kapasitas individu untuk adaptif dalam hal
ingatan, belajar, intelegnsi, keterampilan, perasaan, motivasi dan emosi.
Apabila hal ini masih baik dan stabil dapat dikatakan secara psikologis
ia masih dewasa.
Usia sosial menekankan peran dan kebiasaan seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain dan menjalankan perannya dengan
penuh tanggung jawab di mayarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tua :
a. Herediter
b. Nutrisi
c. Status Kesehatan
d. Pengalaman Hidup
e. Lingkungan
f. Stres
g. Proses penuaan
3. Proses menua
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak
terhindarkan dengan karakteristik menurunnya interaksi antara lansia
dengan orang lain di sekitarnya. Individu diberi kesempatan untuk
mempersiapkan dirinya menghadapi “ketidamampuan” dan bahkan
kematia (Cox, 1984).
a. Teori-teori Proses Penuan
1) Teori Biologi
a) Perubahahn biologi yang berasal dari dalam(intrinsik)/ Teori
Genetika
 Teori jam biologi (Biological clock theory), Proses menua
dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan dari dalam. Umur
seseorang seolah-olah distel seperti jam.

4
 Teori menua yang terprogram (program aging theory), sel
tubuh manusia hanya dapat membagi diri sebanyak 50 kali.
 Teori Mutasi (somatic mutatie theory), setiap sel pada saatnya
akan mengalami mutasi.
 The Error Theory, “Pemakaian dan rusak” kelebihan usaha dan
stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).
b) Perubahan biologik yang berasalah dari luar/ekstrinsik (Teori Non
Genetika).
 Teori radikal bebas, meningkatnya bahan-bahan radikal bebas
sebagai akibat pencemaran lingkungan akan menimbulkan
perubahan pada kromosom pigmen dan jaringan kolagen.
 Teori imunologi, perubahan jaringan getah bening
akanmengakivbatkan ketidakseimbangan sel T dan terjadi
penurunan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, akibatnya usia lanjut
mudah terkena infeksi.
2) Teori Psikologik
a) Maslow Hierareky Human Needs Theory
Teori Maslow mengungkapkan hirarki kebutuhan manusia yang
meliputi 5 hal (kebutuhan biologik, keamanan da kenyamanan ,
kasih sayang, harga diri, aktualisasi diri dan aktualisasi diri.
b) Jung’s Theory of invidualsm
Teori individualism yang dikemukakan Carl Jung (1960)
mengungkapkan perkembangan personality dari anak-anak,
remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan hingga dewasa tua
(lansia) yang dipengaruhi baik dari internal maupun eksternal.
c) Course of Human Life Theory
Chorlotte Buhler juga merupakan penganut teori psikologik
dengungkapkan bawa teori perkembangan dasar manusia yang
difokuskan pada identifikasi pencapaian tujuan hidup seseorang
dalam melalui fase-fase perkembangan.
d) Eight Stages of Life Theory

5
Teori “Eight Stages of Life” yang dikemukakan Erikson (1950)
adalah suatu teori perkembangan psikososial yang terbagi atas 8
tahap, yang mempunyai tugas dan peran yang perlu diselesaikan
dengan baik :
4. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai
komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa -dan tidak
bahagia, serta komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa
dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.
Depresi adalah suatu kesedihan atau perasaan duka yang
berkepanjangan dapat digunakan untuk menunjukan berbagai fenomena,
tanda, gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi penyakit/ klinik.(stuart
dan sundeer,1998)
Depresi merupakan gangguan alam perasaan yang berat dan
dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang
hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan.
a. Faktor predisposisi dan faktor pencetus
1) Faktor Predisposisi:
a) Faktor genetik dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan afektif
melalui riwayat keluarga atau keturunan.
b) Teori agresi menyerang kedalam,menunjukan bahwa depresi
terjadi karena perasaan marah yang dtujukan kpd diri sendiri.
c) Teori kehilangan obyek merujuk kepada perpisahan traumatik
individu dengan benda atau yang sangat berarti.
d) Teori organisasi keprbdian menguraikan bagaimana konsep dri
yang negatif dan harga diri rnudah mempengaruhi sistem
keyakinan dan penilaian seseorang terhadap stressor.
e) Model kognitif menyatakan bahwa deprsi merupakan masalah
kognitif yang di dominasi oleh evaluasi negatif seseorang
terhadap dari seseorang, dunia seseorang dan masa depn
seseorang.

6
f) Model ketidakberdayaan yang dipelajari menunjukan bahwa
bukan semata-mata trauma menyebabkan depresi tapi keyakinan
bahwa seseorang tidak mempnyai kendali terhadap hasil yang
penting dalam kehidupannya oleh karena itu ia mengulngi respon
yang adaptif.
g) Model perilaku berkembang dari kerangka teori belajar sosial
yang mengasumsi penyebab depresi terletak pada kurangnya
keinginan positif dalam berinteraksi dengan lingkngan.
h) Model biologi menguraikan perubahan kimia dalam tubuh terjadi
selma masa depresi. Termasuk defisiensi ketokolamin, disfungsi
endokrin,dan hiperskresi kortisol
2) Faktor Pencetus
a) Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang di bayangkan,
termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik,
kedudukan,atau harga diri. karena elemen aktual dan simbolik
melibatkan konsep kehilangan maka persepsi pasien merupakan
hal yg sangat penting
b) Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai
pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap
masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan
menyelesaikan masalah.
c) Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi
perkembangan depresi, trutama pada wanita.
d) Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau penyakit
fisik dan gangguan keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan
gangguan alam perasaan. Diantra obat-obatan termasuk tersebut
terdapat obat antihipertensi dan penyalahgunaan zat yang
menyebabkan kecanduan. Kebanyakan
e) melemahkan tubuh juga sering disrtai dengan depresi. Depresi yg
terdapat pada usia lanjut biasnya bresfat kompleks karena untuk

7
menegakan diagnosis sering melibtkan evaluasi dari kerusakan
otak orgnik dan depresi klinik.

5. Tanda Dan Gejala Depresi


Frank J.Bruno dalam Bukunya Mengatasi Depresi (1997) mengemukan
bahwa ada beberapa tanda dan gejala depresi, yakni:
a. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan
yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak memberikan kesenangan.
b. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat
sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika
kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah
makan.
c. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor
penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain
pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.
d. Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang
mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari
kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya.
Ya,kan? saya tidak mengalami depresi?.dilain pihak, seseorang lainnya
yang mengalami depresi mungkin akan gampang letih dan lemah.
e. Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk
mengatakan atau merasa,saya selalu merasah lelah atau saya capai. Ada
anggapan bahwa gejala itu disebabkan oleh faktor-faktor emosional,
bukan faktor biologis.
f. Keyakinan bahwa seseorang mempunyai hidup yang tidak berguna,
tidak efektif. orang itu tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran
seperti, saya menyia-nyiakan hidup saya, atau saya tidak bisa mencapai
banyak kemajuan, seringkali terjadi.
g. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan jernih dan untuk
memecahkan masalah secara efektif. Orang yang mengalami depresi
merasa kesulitan untuk menfokuskan perhatiannya pada sebuah

8
masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang sering
terjadi adalah, saya tidak bisa berkonsentrasi.
h. Perilaku merusak diri tidak langsung. contohnya: penyalahgunaan
alkohol/narkoba, nikotin, dan obat-obat lainnya. makan berlebihan,
terutama kalau seseorang mempunyai masalah kesehatan seperti
misalnya menjadi gemuk, diabetes, hypoglycemia, atau diabetes, bisa
juga diidentifikasi sebagai salah satu jenis perilaku merusak diri sendiri
secara tidak langsung.
i. Mempunyai pemikiran ingin bunuh diri. (tentu saja, bunuh diri yang
sebenarnya, merupakan perilaku merusak diri sendiri secara langsung.
Frank menambahkan bahwa tidak ada aturan yang pasti untuk setiap
orang. tetapi merupakan konvensi untuk menyatakan bahwa kalau lima
atau lebih dari tanda-tanda atau gejala itu ada dan selalu terjadi, maka
sangat mungkin seseorang mengalami depresi. Lain halnya jika
seseorang mnegalami gejala pada nomor 9, yakni punya keinginan
untuk bunuh diri, maka Frank menganjurkan seseorang untuk segera
mencari bantuan profesional secepat mungkin.
6. Ciri-Ciri Depresi
a. Putus asa atau tak berdaya
b. Merasa sering cemas dan khawatir
c. Mengalami masalah memori
d. Kurangnya motivasi dan energi
e. Gerakan melambat dan sering ngomel atau mengoceh
f. Sifat lekas marah
g. Kehilangan minat dalam bersosialisasi dan melakukan hobi
h. Mengabaikan perawatan pribadi (melewatkan makan, lupa minum obat,
mengabaikan kebersihan pribadi)

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI

A. Data Biografi
Nama : HR
Jenis kelamin : Laki-laki
Golongan darah : -
Tempat & tanggal lahir : Kediri, 29 September 1960
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Duda
Tinggi badan/berat badan : 164 cm /BB 64 kg
Penampilan : Rapi dan ceria dengan ciri tubuh tinggi
sedang kulit agak gelap, rambut putih
Alamat : Desa Wedi, RT I, RW 01, Wedi, Kec.
Gedangan, Sidoarjo

Orang yang mudah dihubungi : Agus Salim


Hubungannya dengan klien : Keponakan
Alamat & telepon : Desa Wedi, RT 01, RW 01, Wedi, Gedangan
Sidorajo Telp -
Tanggal pengkajian : 26 November 2001

10
B. Riwayat Keluarga
Genogram :

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan
= Lansia yang dirawat

C. Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan saat ini :-


Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-

Pekerjaan sebelumnya : Sebagai pedagang hasil bumi dan ternak antar


provinsi

Berapa jarak dari rumah : Hingga luar pulau jawa spt: Sumatra dan NTB

Alat tranpoertasi : Kapal Laut dan Mobil

11
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Semasih kuat bekerja klien mempunyai penghasilan yang cukup banyak. Gaya
hidupnya sangat konsumstif. Lansia mempunyai sejumlah rumah dan tabungan.
Akan tetapi setelah menderita Stroke 1998 kelien kehabisan ahrta yang
dimiliki dan terpaksa hidup dari rumah ke rumah bekas teman-temannya
semasa sukses. Hinga pada akhirnya bosan dan memutuskan masuk ke Panti.

D. Riwayat Lingkungan Hidup


Type tempat tinggal : permanen milik keponakan
Jumlah kamar : 3 buah kamar tidur 1 kamar mandi, 1 dapur
Kondisi tempat tinggal : sempit dan sumpek
Jumlah orang yang tinggal
dalam satu rumah : laki 3..orang, perempuan 2 org
Derajat privasi : Kurang diperhatikan dan dihargai oleh keponakan
Tetangga terdekat :-
Alamat dan telepon :-

E. Riwayat Rekreasi
Hobbi/minat : Main sepak bola dan bulu tangkis serta menari
Keanggotaan dalam
organisasi :-
Liburan/perjalanan : Keliling Jawa dan Sumatra sambil mencarai
barang dagangan.

F. Sistem Pendukung
Perawat/bidan/dokter/fisiotherapi : Puskesmas Pembantu, Wedi
Jarak dari rumah : 1 Km
Rumah Sakit : RS Dr. Soetomo jaraknya 15 km
Klinik : Dr Umum jaraknya 1 km km
Pelayanan keehatan di rumah :-

12
Makanan yang dihantarkan :-

Perawatan sehari-hari yang


dilakukan keluarga :-
Lain-lain :-

G. Diskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual : Lansia beragama islam sebelum sakit agak jarang
sholat. Jarang ikut puasa penuh. Sekarang lansia
ikut puasa penuh dan sholat 5 waktu.
Yang lainnya : Klien suka menari

H. Status Kesehatan
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : tekanan darah tinggi dan
badan bagian kanan lemah.

Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Lansia sudah terdeteksi
menderita tekanan darah tinggi sejak tahun 1998

Keluhan utama :
 Provokative/Paliative : Sulit tidur
 Quality/Quantity : Tidur hanya 3-4 jam sehari
 Region : -
 Severity scale : Sangat susah jika memejamkan mata
 Timing : Bila teringat akan bayangan masa lalu yang
sukses. Timbul perasaan bersalah karena
tidak mampu bertanggung jawab terhadap
keluarga.

13
Obat-obatan yang digunakan klien saat ini
NO NAMA OBAT DOSIS KET
1 B1 1X1 Untuk obat sakit pegal
2 Paracetamol 1X1 badannya.

Status imunisasi : tak ingat


Alergi :
* Obat-obatan : -
* Makanan :-
* Faktor lingkungan: -

Penyakit yang diderita: saat dikaji lansia tidak merasakan adanya suatu
penyakit. Tetapi setelah diamati, tangan kanan kien sering bergerak tanpa
kontrol (khorea), setiap menceritakan masa lalaunya lansia selalu menangis
tersedu-sedu. Lansia selalu mengungkapkan alasan klise bahwa hidup sudah
digarisakan Tuhan, sambil menangis.

I. Aktivitas Hidup Sehari-hari

Indeks Katz : A ; Lansia mandiri dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke


kamar kecil, berpakaian dan mandi.
Oksigenasi : Nafar 18 X/mnt, Suara paru normal, Wh -/-, Rh -/-, batuk -, sesak
-
Cairan dan eklektrolit : Minum utama air putih 5 gelas (@200 cc)/hari
ditambah teh. Lansia tidak minum kopi.
Nutrisi : Klien saat ini mengikuti puasa penuh. Makan 2 kali sehari dengan lauk
sesuai yang disediakan Panti. Semua makanan yang disediakan bisa
dihabiskan. Nafsu makan baik. Sebelum puasa lansia biasa makan 3 X
sehari.
Eliminasi : bab 1 kali sehari pagi, jumlah dan konsistensi normal.

14
Aktivitas : Klien aktif beraktivitas seperti mengikuti kegiatan sosialisasi,
ibadah dan kegiatan lain yang dilaksanakan oleh panti. Klien merasa aagak
susah jika berjalan karena kaki kanannya lemah dan keseimbangan
tubuhnya kurang baik.
Istirahat dan tidur : klien tidak pernah tidur siang, malam klien biasa tidur pk.
01.00 dan bangun pk. 3.00. Klien sering terbayang-bayang kesuksesan masa
lalu dan rasa bersalah akibat tidak bisa bertanggungjawab terhadap keluarga.
Personal hygiene : Kepala bersih, hidung, telinga dan mulut bersih. Klien
mandi 2 X sehari dengan sabun, klien menggosok gigi 2 X sehari dengan
menggunakan pasta gigi. Kuku kaki klien tampak kotor, hitam dan panjang.
Kulit bersih
Seksual : Lansia mengatakan masih mempunyai keinginan sek terhadap
lawan jenis. Lansi masih bisa terangsang dan ereksi bila melihat tubuh
wanita yang seksi. Tetapi klien menyadari sekarang klien sudah ada di panti
dan harus mengikuti aturan yang ada.
Rekreasi : Klien dapat berekreasi dengan sesama lansia melalui kegiatan
rekreasi yang dilakukan oleh Panti setap hari Rabu. Dengan kegiatan ini
klien dapat menyalurkan hobi menarinya.
Psikologis :
 Persepsi klien : Lansia mengatakan bahwa dia memilih tinggal di
Panti karena merasa tidak perhatikan lagi rumah, lansia tidak mampu
bekerja lagi dan tidak memiliki dana yang cukup untuk menghidupi
dirinya dan keluarga. lansia mengatakan telah gagal dalam hidupnya.
Tetapi lansia menayadari bahwa semua ini merupakan nasib dan garis
hidup yang harus dijalani (iucapkan sambil menangis).
 Konsep diri : Lansia merasa telah gagal mengahapi hidup.
 Emosi : Lansia menangis setiap menceritakan keadaan dirinya dan
riwayat kehidupannya. Klien suka bercanda dan tertawa.
 Adaptasi : Lansia cepat akrab dengan petugas. Lansia mengatakan
betah tinggal di Panti.
 Mekanisme pertahanan diri : Rasionalisasi

15
J. Tinjauan Sistem
Keadaan umum : Tubuh segar, terlihat sehat dan dapat beraktivitas secara
penuh

Tingkat kesadaran: Kompos mentis


GCS : E4 V5 M6 Total : 15
Tanda vital : S: 36,8 o C, Nadi : 72 X/mnt, Tensi : 140/80. RR : 18 X

1. Kepala : Rambut uban semua, benjolan tidak ada, kulit kepala bersih

2. Mata-Telinga-Hidung : Katarak (-), visus 6/6, klien mengalami kesulitan


jika menutup mata kanan. Pendengaran baik, serumen (-), hidung tidak
ditemukan kelainan.

3. Leher : Tidak ditemukan benjolan ataupun bendungan vena jugularis.

4. Dada dan punggung : Bentuk normal, simetris, gerakan simetris, Suara


paru vesikuler. Suara jantung S1 S2 normal, icts kordis pada ICCC 4-5 kiri.
Tulang belakang tidak ditemukan kelainan.

5. Abdomen dan pinggang : Pada pemeriksaan abdomen dan pinggang tidak


ditemuka kelainan.

6. Ektremitas atas dan bawah : Kelemahan pada ektremitas kanan (tangan


kanan khorea) kaki kanan kemampuan kontraksinya menurun. Otot
quadrisep femuralis mengecil. Ektremitas kiri dalam keadaan normal.

7. Sistem immune : Tidak ditemukan adanya kelainan yang


berhubungan dengan sistem imun.

16
8. Genetalia : bersih dan normal

9. Reproduksi : lansia merasa masih mamapu melakukan aktivitas seksual.

10 Persarafan : Adanya kelemahan pada nervus kranialis IV, VI, dan VII

11 Pengecapan : lansia masih mampu membedakan semua rasa.

12 Penciuman : Tidak ditemukan gangguan penciuman

13 Taktil respon : Tidak ada masalah

K. Status Kognitif / Afektif / Sosial


1. Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ ):Kesalahan 0/ mental
utuh
2. Mini - Mental State Exam ( MMSE ): Nilai 30/ fungsi mental normal
3. Inventaris Depresi Beck: Nilai 15 ( Dpresi sedang)
4. APGAR Keluarga : Nilai 4 : kondisi keluarga tidak kondusif untuk lansia.

L. Data Penunjang

1. Laboratorim :-
2. Radiologi :-
3. EKG :-
4. USG :-
5. CT- Scan :-
6. Obat - obatan : B1 1X1 dan Paracetamol 1X1

17
II. ANALISA DATA

N DATA (SIGN/SYMPTOM) INTERPRET MASALAH


O ASI (PROBLEM
(ETIOLOGI) )
1 2 3 4
1  Lansia merasa gagal dalam hidup, Kegagalan Ggn harga
lansia merasa tidak mampu bekerja hidup. diri
lagi, tidak punya dana, lansia
merasa tidak mampu
bertanggungjawab terhadap
keluarga, Dulu lansia sebagai
pedagang yang sukses. Bila teringat
masa lalu lansia sering sulit tdur.
Lansia tidur 3-4 jam/hari. Setiap
bercerita masa lalu lansia menangis.
Selalu menggunakan pembelaan
bahwa semua ini sudah nasib
dengan justufikasi rasional.

2  Skala depresi beck 15 (depresi Stress/ggn daya Resiko terjadi


sedang), susah tidur, tidur 3-4 tahan infeksi.
jam/hari. Komunikasi kurang.
Perasaan bersalah yang
berkepanjangan. Kuku kotor, kamar
kotor,
 Kelemahan pada ektremitas kanan,
3 riwayat hipertensi sejak 1991, Kondisi Resiko terjadi
riwayat stroke tahun 1999, tempat vaskuler dan trauma
tidur tinggi, lokasi Panti yang naik ektremitas yang

18
turun belum stabil
serta
lingkungan
yang tidak
kondusif.

3.2 Prioritas Diagnose Keperawatan


1) Gangguan harga diri b.d kegagalan dalam hidup dan koping yang tidak
adekuat ditandai dengan skala depresi ……, tidur hanya 3-4 jam/hari, sering
melakukan mekanisme koping rasionalisasi, mengis jika menceritakan masa
lalunya, klien tidak punya simpanan, keluarga menolak klien.

2) Resiko terjadi trauma/jatuh b.d kelemahan bagian tubuh dan tekanan darah
yang tidak stabil

3) Resiko terjadi penyakit infeksi b.d personal hygiene kurang, kamar kotor,
kecemasan yang menahun.

3.3. Perencanaan

1) Gangguan harga diri b.d kegagalan dalam hidup dan koping yang tidak
adekuat ditandai dengan skala depresi ……, tidur hanya 3-4 jam/hari, sering
melakukan mekanisme koping rasionalisasi, mengis jika menceritakan masa
lalunya, klien tidak punya simpanan, keluarga menolak klien.

Tujuan :
Setelah dirawat klien menunjukan harga diri positif :
- Mengungkapkan perasaan dan pikiran mengenai diri

19
- Mengidentifikasi atribut positif mengenai diri
- Dapat mengeidentifikasi akibat gangguan harga diri

Kriteria:
- Klien dapat aktif beraktivitas
- Klien dapat tidur 5-6 jam sehari
- Klien dapat berkomunikasi secara terbuka dengan sesama lansia.

20
Rencana tindakan
Hari/tanggal INTERVENSI RASIONALISASI
Selasa, 1 Tetapkan hubungan saling percaya perawat klien 1 Dengan adanya saling percaya klien akan mau
27/11/2001 dengan cara: mengungkapkan perasaan yang terpendam
 Dorong individu meng-ungkapkan perasaan. yang beresiko menimbulkan stress sehingga
 Dorong individu bertanya tentang masalah dengan proses katarsis beban hidup klien akan
dan penanganan serta akibat jika masalah berkurang sehingga harga diri klien akan
stress tidak diatasi menjadi semakin baik.
 Berikan informasi yang terpercaya dan
perkuat informasi yang telah diberikan
 Perjelas mengenai konsep harga diri,
perawatan dan pemberi pelayanan perawatan.
 Hindari kritik negatif
 Berikan privasi atau lingkungan aman.
2 Tingkatkan interaksi sosial 2). Untuk meningkatkan intensitas hubungan
sehingga semakin banyak proses katarsis yang
 Hindari perlindungan ber-lebihan
dapat dilakukan dengan klien.
 Dorong gerakan/latihan
3). Sebagai koping yang dapat meningkatkan
3 Gali kekuatan dan sumber - sumber pada individu
konsep diri klien.

21
4 Diskusikan tentang realitas harapan dan 4). Agar klien dapat menjalani hidup secara
alternatif. rasional sesuai dengan kondisinya saat ini.
5 Rujuk ke sumber-sumber koping yang lain 5) Untuk membantu memecahkan masalah dengan
Rabu, mencari berbagai dukungan koping.
28/11/2001 6) Untuk mempertinggi rasa percaya diri klien
6 Beri dorongan terhadap aktivitas posistif dan sehingga mampu meningkatkan harga diri klien
kontak dengan teman yang telah dilakukan. menciptakan situasi hubungan yang saling
membantu.
7 Bantu kien mengepresikan pikiran dan 7). Untuk mengurangi beban psikologis sehingga
perasaannya. dapat merduksi stress.
8). Agar aktivitas klien lebih terarah dan secara
8 Libatkan dalam aktivitas sosial, ketrampilan dan langsung dapat mengurangi kesempatan klien
kejujuran serta berikan bimbingan prilaku sesuai menyendiri yang dapat memunculkan
norma. timbulnya stress.

22
2) Resiko terjadi trauma/jatuh/stoke berulang b.d kelemahan bagian tubuh tekanan darah yang tidak stabil dan riwayat stroke

Tujuan
Setelah dirawat klien dapat mengenal dan melakukan mencegahan terhadap resiko terjadi trauma dan trauma tidak terjadi

Kriteria :
- Lingkungan aman dari benda-benda yang berbahaya
- Lantai tidak licin
- Klien dapat bergerak dengan poisisi yang benar
- Tempat tidur aman
- Klien bersedia melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
- Tekanan darah normal
HARI/TANGGAL INTERVENSI RASIONALISASI
Rabu, 28/11/2001 1 Amankan benda-benda berbahaya yang ada 1 Untuk mencegah timbulnya trauma fisik akibat benda
di sekitar klien. terutama benda tajam
2 Perhatikan agar lantai jangan terlalu licin 2 Lantai licin dapat menyebabkan terpeleset sehingga lansia
bisa jatuh.
3 He agar klien hati-hati bila baru bangun 3 Bangun yang tiba-tiba dapat menyebabkan hipotensi
terutama jika kepala pusing. Beritahu agar ortostatik sehingga klien bisa jatuh. Posisi yang benar dapat

23
klien jangan salah posisi jika bergerak. mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.
4 Jaga agar tempat tidur bersih dan tidak terlalu 4 Tempat tidur yang bersih dapat mencegah timbulnya
tinggi. trauma (dekubitus). TT yang tinggi dapat menyebabkan
jatuh.
Lakukan pemeriksaan fisik secara teratur dan he 5 Dengan pemeriksaan fisik dapat diketahui faktor resiko
agar klien mengurangi jumlah garam. sehingga dapat lebih mudah mencegah timbulnya trauma.
3) Resiko terjadi penyakit infeksi b.d personal hygiene kurang, kamar kotor, kecemasan yang menahun.
Tujuan :
Setelah dirawat klien tidak mengalami infeksi

Kriteria:
- Personal higiene baik
- Klien tahu pengaruh stress dengan tibulnya penyakit infeksi
- Tanda-tanda infeksi tidak muncul
HARI/TANGGAL INTERVENSI RASIONAL
Kamis, 29/11/2001 1 Lakukan HE tentang pengaruh stress terhadap ttimbulnya 1 Stress dapat meningkatkan kadar kortisol
penyakit infeksi. yang bersifat imunosupresan.
2 HE agar klien aktif melakukan latihan fisik 2 Aktivitas dapat meningkatkan status

24
imunologi.
3 HE agar klien makan makanan dengan jumlah dan kualitas 3 Makanan sebagai sumber energi,
yang cukup. pembangun serta vitamin yang
bermanfaat bagi daya tahan klien.
4 He dan beri contoh agar klien menjaga kebersihan 4 Lingkungan yang sehat akan mencegah
lingkungannya setiap hari. terjadinya perkembangan penyakit
terutama penyakit akbat lingkungan.
5 He agar klien teratur menjaga kebersihan dirinya. 5 Tubuh yang bersih akan mencegah
timbulnya penyakit seperti diare, dan
penyakit kulit.

25
3.4 Pelaksanaan
Hari/tgl Tindakan Evaluasi formatif
(Hasil)
Selasa
27/11/01

08.00- 1 Membina hubungan saling percaya


14.00 perawat klien dengan cara:
 Perkenalan lebih intensif
 Mendorong individu meng-ungkapkan
perasaan.
 Mendorong individu bertanya tentang
masalah dan penanganan serta akibat jika
masalah stress tidak diatasi
 Menjelaskan mengenai konsep harga diri,
perawatan dan pemberi pelayanan
perawatan.

2 Menganjurkan agar klien melakukan


interaksi sosial dengan penghuni
lain.secara terbuka.
3 Gali kekuatan dan sumber - sumber pada
individu
4 Diskusikan tentang realitas harapan dan
alternatif.
5 Menyampaikan kondisi yang dialami
Rabu, klien sehubungan dengan adanya gejala
28/11/200 post stroke yang berpengaruh terhadap
1 prilaku klien saat ini.kepada
Pk. 08.00- penanggungjawab panti.
10.00

6 Memberi dorongan terhadap aktivitas


posistif dan kontak dengan teman yang

26
telah dilakukan.
7 Membantu klien mengepresikan pikiran
dan perasaannya.
8 Melibatkan klien dalam aktivitas sosial

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut organisasi kesehatan adalah usia pertengahan (midlle age) kelompok usia45-
70 tahun usia lanjut (elders) antara 60-70 tahun usia tua (old) antara 75-90thn usia dangat
tua(very old) diatas 90 tahun.
Menurut prof koesmoto setyonegoro lanjut usia adalah orang yg berumur 65 tahun
keatas.World Health Organization (WHO) mengelompokkan usia lanjut sebagai berikut :
1. Middle Aggge (45-59 tahun)
2. Erderly (60-74 tahun)
3. Old (75-90 tahun)
4. Very old (> 91 tahun)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tua adalah herediter, nutrisi, status
kesehatan, pengalaman hidup, lingkungan, stres.
Aging proses adalah suatu periode menarik diri yang tak terhindarkan dengan
karakteristik menurunnya interaksi antara lansia dengan orang lain di sekitarnya.
Individu diberi kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menghadapi
“ketidamampuan” dan bahkan kematia (Cox, 1984).
B. Saran
Asuhan keperawatan pada lansia haruslah dilakukan secara profesional dan
komprehensif yaitu dengan memandang pada aspek boi-psiko-sosial-spiritual pada
lansia. Aspek psikologis pada lansia merupakan aspek yang tak kala penting dari aspek
yang lain, olehnya itu pelaksanaan asuhan keperawataan lansia dengan gangguan
psikososial harus dilakukan dengan sebaik-baiknya demi terciptanya lansia yang sehat
jasmani dan rohani.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://pinkersaya.wordpress.com/2012/11/24/askep-lansia-dengan-gangguan-psikologis-
depresi/amp/

https://www.academia.edu/14546510/ASUHAN_KEPERAWATAN_LANSIA_DENGAN_D
EPRESI

https://www.referensibebas.com/2016/03/pengertian-lansia-dan-batasan-lanjut.html

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-depresi-menurut-psikologi/

29

Anda mungkin juga menyukai