Terbuka
Terbuka
pdf
1
KA
BU
R
TE
S
TA
Disusun Oleh :
Dewi Yatimin
N
U
NIM. 016764076
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2012
UNIVERSITAS n:RI1UKA
PROGRAM PASCASARJANA
MAG ISTER MANAJ EM ..: i\
POl.' \ ATA.-\/\
KA
TAPM yanK berjlldlll Analisis Komprlrnsi ~lInljcnu~n Krplla
BU
RSUD Sunglilillt Bang..... Idllih basilbl')'l saya sendin, du
R
nYllaun Mnlr.
TE
A~bila di M-mudian han Irrn)aI"a dilemuun adln,1
Jlbduli...
TA
SI
ER
IV
N
U
YanS!; mrnUlaun
""ETEMI
~.2,'.!
(~. -1;
~i , alimin
i\1\1. 016764076
"
ABSTRAK
Dewi Yatimin
Universitas Tebuka
dewi_yatimin@yahoo.co.id
KA
Kata Kunci : manajemen Operasional, manajemen asuhan keperawatan,
kompetensi kepala ruang, mutu pelayanan RS.
BU
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Kompetensi
R
Manajemen Kepala Ruang Rawat Inap dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan di
TE
RSUD Sungailiat Bangka dengan menganalisis kompetensi Manajemen
Operasional dan Manajemen Asuhan Keperawatan dari kepala ruang di ruang
rawat inap RSUD Sungailiat Bangka. Lingkup dari penelitian adalah manajemen
S
57 orang terdiri dari Direktur RSUD, kepala bidang keperawatan, kepala ruangan,
perawat pelaksana dan pasien yang dirawat di RSUD Sungailiat Bangka.
SI
RSUD Sungailiat belum cukup baik; 82% kepala ruang melakukan evaluasi
kemampuan sosial saja, komunikasi, keterampilan, kemampuan perawat
pelaksana dalam mengambil keputusan; 73% kepala ruang hanya mampu
memotivasi perawat pelaksananya dengan saran atau psikologi saja; semua kepala
ruang hanya berfikir lingkungan kerja terdiri dari sarana atau prasarana dan SDM
saja. (2) Kompetensi manajemen asuhan keperawatan kepala ruang rawat inap
RSUD Sungailiat belum cukup baik, karena : SDM keperawatan belum sesuai
standar, SAK dan SPO ruang rawat inap belum lengkap, proses keperawatan
ruang rawat inap belum lengkap.
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
ABSTRACT
Dewi Yatimin
Universitas Terbuka
dewi_yatimin@yahoo.co.id
KA
The study was conducted to determine how competency Head Room
Management in improving quality of inpatient hospital care at Bangka Sungailiat
BU
by analyzing competencies Operations Management and Nursing Care
Management of head roomat the inpatient hospital Sungailiat Bangka. The scope
of the research is management leadership. Sources of information respondents in
R
this study amounted to 57 people consisting of the Director of Hospital, chief of
TE
nursing, head room, the nurse practitioner and the patients who were treated at
hospitals Sungailiat Bangka.
S
The design of this study is the description of the analytical study with a
TA
Sungailiat Bangka.
ER
the interview guide will be used to create a clear research focus, sharp and
N
record and recorded, then made a transcript, then grouped according to the
research questions and objectives in the form of a transcript. While the
observation is done by observing the field activities undertaken by the
respondents.
It can be concluded that the ability of the head room as the manager of
nursing services at hospitals Sungailiat is not good enough because most of the
head room only know their duties and authority based on habit and past
experience.
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
_,..,w
KA
BU
Pa:nbunbinl l. F'mIbtmbulI II.
R
TE
~ ~c
S
TA
-
N
U
~,
MID Marja. SE. MM
NIP 19720S01 1999032 OOJ
I'KOGItAM I'ASCA....AIUA,~A
I'EM:.:SAIIAN
N~ De\o.i V.timm
M~I 016764076
Plop_nStudl "'taKiSlI'f \.i..-.."emm
Judul TAPM Analisis K........... is M3MjCmm KqlIll. RUlli1I R..-IIIW
IMp ~ " 1 ~ MUIU Pca.~ . . . di RSl"D
SunpiJiM lJ...l.
KA
"'.en
BU
TNil d , ~ di SidMa ....in. Pmguji TAP\.i frotp_n
"'. "'1;-" P'ropan Studi Ma,i5lCr M~ Uni,"aSiUlli Tcrbu1.a ~
R
IbrVT...,aI : s.btu/ 08 ~bcr ~12
TE
"".IU IJ.OOWlU IS.oo\\·m
S
".nili.ll't'nl:llji TAI'M
ER
.....~ ..
N
U
Pcn&uJI Ahli
Pmlbtmbtna I
~ ,~ ... ---
~[f.
----
Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka
13/40958.pdf
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
TAPN ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari mulai
perkuliahan sampai pada penulisan penyusunan TAPM ini, sangatlah sulit bagi
KA
saya untuk menyelesaikan TAPN ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan
BU
terimakasih kepada :
R
(1) Direktur Program Pascasarjana Universitas Terbuka;
TE
Pascasarjana;
TA
(3) Pembimbing I Dr. Timotius dan Pembimbing II Dr. Sri Sedyaningsih yang
SI
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
ER
(4) Ketua Bidang Ekonomi dan Manajemen Maya Maria, SE, MM selaku
N
U
(5) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
(6) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan penulisan
TAPM ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga TAPM ini membawa
Penulis
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
bahwa: ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
KA
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan
BU
pelatihan”. Sementara itu menurut Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit
R
adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus
TE
dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik
S
TA
dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat
Definisi rumah sakit ini di setiap peraturan daerah pada umumnya sama,
IV
N
hanya saja terdapat perbedaan pada tugas pokoknya, yang diantaranya adalah: luas
U
adanya rumah sakit yang dibina dirjen yanmed Dpekes RI yang secara fisik
Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan. Mutu adalah penentuan
hanya dirasakan, operasional teknik atau subyektif sama sekali dan selalu
1999).
KA
karena SDM kesehatan adalah SDM fungsional yang kepadanya melekat fungsi
BU
profesi berdasarkan latar belakang pendidikan kesehatannya.
R
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan mengandung arti bahwa sarana
TE
pelayanan yang sesuai dengan standar yang diakui sehingga dapat memenuhi atau
SI
bahkan melebihi harapan konsumen. Untuk itu perlu dikembangkan suatu sistem
ER
KA
Staf dapat memecahkan masalah jika cukup informasi-informasi yang
BU
diperlukan .
R
Pekerja pada umumnya merasakan kepuasan kerja dan lebih produktif bila
TE
dilaksanakan dan dibuat secara teratur dan terus menerus untuk meningkatkan
SI
mutu pelayanan.
ER
lingkup struktur, proses dan hasil maka semua aspek-aspekantara lain: Tenaga
N
U
kendali mutu ini dilakukan secara terpadu tetapi tetap ada kendala - kendala yang
perlu diperhatikan.
dalam kegiatan program pengendalian mutu ini, maka tujuan akhir dari program
merupakan aspek input dan proses dari kinerja suatu pekerjaan, di mana menurut
KA
Amstrong ( 1994) kompetensi didefinisikan mencakup karakteristik perilaku yang
BU
dapat menunjukkan perbedaan antara orang yang berkinerja tinggi yang dalam hal
R
ini menyangkut prestasi kerja yang ditunjukkan oleh seseorang.
TE
keperawatan di suatu ruang rawat baik juga dipengaruhi oleh beberapa aspek
antara lain adanya : visi, misi dan tujuan rumah sakit yang dijabarkan secara lokal
kesadaran dan motivasi dari seluruh tanaga keperawatan yang ada serta komitmen
dan karakteristik yang dimiliki berupa pengetahuan, keahlian dan sikap perilaku
KA
menjadi dua, yaitu : kompetensi umum yang merupakan kemampuan dan
BU
karakteristik yang harus dimiliki berupa pengetahuan dan perilaku yang
R
diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan yang dipagkunya dan kompetensi
TE
yang harus dimilki oleh seorang pejabat atau manajer adalah mampu
SI
mempunyai peran yang penting dalam sebuah organisasi, yang antara lain dapat
Seringkali dikatakan bahwa apa yang bisa dikelola, harus dapat pula diukur,
wawancara yang terstruktur atau dengan pendekatan workshop dan dapat juga
KA
suatu pekerjaan atau jenis pekerjaan. Ada tiga teknik yang dapat dilakukan dalam
BU
melakukan analisis atau pengukuran kompetensi, yaitu :
Teknik ini adalah suatu cara untuk mengumpulkan data tentang perilaku
S
yang efektif dan kurang efektif yang dihubungkan dengan contoh kejadian yang
TA
sesungguhnya.
SI
mengidentifikasi dimensi yang membedakan antara standar kinerja yang baik dan
N
U
buruk, merupakan cara bagaimana kita memandang dunia dan perilaku orang lain.
pelayanan konsumen.
KA
e. Kluster pemikiran kognitif / pemecahan masalah yang terdiri dari
BU
kepiawaian teknis, pencarian informasi, berpikir analiltis, dan berpikir
konseptual.
R
TE
f. Kluster efektifitas pribadi yang terdiri dari pengendalian diri, daya tahan
S
fleksibilitas.
SI
ER
3. Manajemen Keperawatan
IV
kebutuhan pasien dan keluarga, menjalin hubungan yang efektif dan terapeutik
dengan atasan, staf dan tim kesehatan lainnya dan mampu mempengaruhi orang
lain agar mau bertindak melakukan kegiatan sesuai rencana sehingga dapat
working through nursing personnel to provide care, cure, anf comfort to groups of
patients. The nurse manager's task is to plan, organize, direct and control
yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien
KA
pada individu, keluarga dan masyarakat
BU
Manajemen keperawatan menurut Douglass (1992) dalam Atuti (2012)
R
adalah proses pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk
TE
operation, giving reward fairly and representing both stff members and
ER
administrtion as needed.
IV
KA
3) kemampuan menerapkan pengetahuan.
BU
Herzberg (1977) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan fungsi
R
manajerial manajer juga harus memperhatikan maintenance factors dan
TE
fungsi-fungsi manajerial.
SI
produktif keperawatan.
keluaran yang terbaik. Oleh karena itu, kepemimpinan timbul sebagai hasil
KA
(pengelolaan, pemasaran, dan teknis prosedural), dan keterampilan interpersonal.
BU
Robbins (2001) menyatakan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk
R
mempengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan, yang dapat bersumber dari
TE
formal seperti posisi atau kedudukan dalam suatu organisasi dan terdapat enam
S
ciri yang terlihat dari seorang pemimpin yaitu: 1) ambisi dan energi, 2) hasrat
TA
kegiatan keperawatan baik yang bersifat teknik atau non teknik keperawatan, 2)
KA
keperawatan perlu melakukan penilaian terhadap efektifitas dan efisiensi
BU
pelaksanaan tugas dan fungsi bawahannya.
R
Kepemimpinan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih optimal,
TE
selain dengan menguasai keterampilan di atas tetapi juga apabila seorang manajer
S
orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan
mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola
struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan secara efektif,
struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan
antar kegiatan yang berbeda, penempatan tenaga yang tepat dan pembinaan cara
KA
Prinsip – prinsip pengorganisasian keperawatan meliputi yaitu:
BU
1. Pembagian kerja keperawatan
R
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagibagi
TE
sehingga setiap orang atau petugas akan memiliki tugas tertentu. Untuk itu
S
puncak sampai manajemen bawah dan staf dalam organisasi rumah sakit,
N
U
keperawatan.
mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain. Dengan
melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi.
yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang lebih
besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
KA
Bagi staf, pendelegasian dapat mengembangkan rasa tanggung
BU
jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih
R
komit dan puas pada pekerjaan. Sementara bagi manajer keperawatan
TE
4. Manajemen waktu .
KA
keperawatan melalui kegiatan supervisi, audit internal, penilaian prestasi dan
BU
disiplin. Supervisi keperawatan adalah proses pemberian sumber–sumber yang
R
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan.
TE
adalah kepala ruang, pengawas keperawatan, kepala seksi, kepala bidang dan
ER
profesional dijalankan.
metode tertulis dan lisan. Kemudian ada dua aspek yang perlu dilakukan evaluasi
KA
keterampilan berkomunikasi (berbicara dan mendengar orang lain), 3)
BU
performance kerja (penggunaan alat, teknik medik, obat), 4) kemampuan
R
pengambilan keputusan (asuhan keperawatan dan manajemen pasien).
TE
dan motivasi agar bisa berjalan. Motivasi ini erat kaitannya dengan kinerja
ER
berkualitas sebab proses inilah yang nantinya dijadikan tolak ukur keberhasilan
IV
perawat harus memiliki motivasi tinggi agar nanti di dapat kinerja yang baik.
memiliki semangat kerja dan ketahanan kerja yang tinggi. Hal ini bisa dilakukan
motivasi kinerja akan mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Perawat yang puas
dengan apa yang diperolehnya dari manajemen akan memberikan lebih dari apa
perawat yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal
asal-asalan.
KA
Herzberg (1977) mengemukakan bahwa orang dalam melaksanakan
BU
pekerjaan dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan kebutuhan yaitu:
1. Maintenance factors
R
TE
kesejahteraan.
2. Motivation Factors
a. Prestasi (achievement)
b. Pengakuan (recognition)
KA
d. Tanggung jawab (responsibility)
BU
e. Pengembangan potensi (advancement)
R
f. Kemungkinan berkembang (the possibility of growth)
TE
untuk mengungkapkan diri, ingin diterima sebagai bagian dari "anggota/ keluarga
SI
dan bangga terhadap apa yang dikerjakannya. Melalui hubungan dua arah pihak
IV
manajemen mengakui kehadiran mereka, sadar akan arti penting perawat di rumah
N
U
kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di sekeliling dan melingkupi tugas kerja
dengan kata lain suasana kerja yang tercipta dapat didesain dengan pola yang
karyawan idealnya ingin bekerja dalam suatu kondisi, sistem, dan suasana kerja
KA
penunjang pekerjaan dan di pimpin oleh manajer yang adil dan pengertian.
BU
R
TE
b) Manajemen Asuhan Keperawatan
pelaksana.
U
keperawatan. kebutuhan dan masalah klien merupakan titik sentral dalam proses
(Weitzel, Marriner, Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan
KA
bahwa proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis,
BU
dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat
R
yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien
TE
kebutuhan pasien.
ER
1. Tujuan Umun
2. Tujuan Khusus :
(problem solving) .
KA
d. Meperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi.
BU
e. Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
dalam merawat pasien. Oleh karena itu, di butuhkan kerja sama yang baik di
antara keduanya.
KA
secara ilmiah
BU
2. Merangsang partisipasi pasien dalam perawatan dirinya (self care)
3. Kelanjutan asuhan
R
TE
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat
ER
akan meningkat.
keperawatan.
Jalan yang paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi
keperawatan.
KA
keperawatan.
BU
6. Peningkatan rasa solidaritas.Kesamaan metode praktek keperawatan yang
R
digunakan oleh semua tenaga keperawatan akan memperkuat persatuan serta
TE
tahapan yaitu:
1. Pengkajian keperawatan
2. Diagnosa keperawatan
KA
3. Perencanaan keperawatan
BU
4. Intervensi keperawatan
R
5. Evaluasi keperawatan
TE
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengumpulan data
b. Pengelompokan data
c. Perumusan masalah
dikumpulkan.
2. Diagnosa Keperawatan
dengan kriteria :
KA
pemenuhan kebutuhan pasien.
BU
b. Dibuat sesuai dengan wewenang perawat.
R
c. Komponen terdiri dari masalah, penyebab dan gejala/tanda (PES) atau
TE
akan terjadi.
ER
3. Perencanaan Keperawatan
N
U
pertama.
perioritas kedua.
ketiga.
Spesifik
Bisa diukur
Bisa dicapai
Realistik
KA
c) Rencana tindakan, Kriteria :
BU
Disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan.
R
Melibatkan pasien atau keluarga.
TE
4. Intervensi
spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh
perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang
diharapkan.
dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan oleh perawat dan kolaboratif
meliputi :
KA
d. Memenuhi kebutuhan keamanan
BU
e. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
5. Evaluasi
KA
c. Dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan.
BU
d. Penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang baku.
R
e. Sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan.
TE
Kepala Ruang adalah manager tingkat lini yang mempunyai tanggung jawab
untuk meletakkan konsep praktik, prinsip dan teori manajemen keperawatan serta
menjamin kesiapan asuhan keperawatan oleh perawat klinik. Selain itu Kepala
Ruang juga adalah seorang tenaga perawat professional yang diberi tanggung
keperawatan di ruang rawat. Adapun yang menjadi syarat dari Kepala Ruangan
yang ditetapkan oleh Depkes (1999) adalah minimal berpendidikan Ahli madya
Standar tugas pokok Kepala Ruang yang ditetapkan oleh Depkes (1999)
sumber daya (tenaga, fasilitas, alat dan dana), menyusun jadual dinas dan cuti,
KA
dan pembinaan staf, koordinasi pelayanan, melaksanakan program orientasi,
BU
mengelola praktik klinik serta melakukan penilaian kinerja dan mutu pelayanan.
R
Kepala Ruang sebagai manajer operasional dari sebuah ruang perawatan
TE
1. Struktur organisasi
SI
Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur, bentuk dan
ER
bagan yang menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik
IV
vertikal maupun horisontal. Juga dapat dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan
N
U
tanggung jawab serta jalur tanggung gugat. Bentuk organisasi disesuaikan dengan
2. Pengelompokan kegiatan
dan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan
ketrampilan yang mereka miliki serta disesuaikan dengan kebutuhan klien, yang
biasa disebut dengan metode penugasan keperawatan, untuk ini Kepala Ruang
3. Koordinasi Kegiatan
yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan susana kerja
KA
yang kondusif. Menetapkan rentang kendali sejumlah 3 - 7 orang staf,. Selain itu
BU
perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua tim atau perawat pelaksana dalam
4. Evaluasi Kegiatan
S
dapat dilakukan koreksi. Kepala Ruang berkewajiban untuk memberi arahan yang
ER
jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian tugas
IV
dengan jelas untuk masing- masing staf dan standar penampilan kerja.
N
U
5. Kelompok Kerja
dalam kelompok. Kebersamaan yang solid dan utuh dapat meningkatkan motivasi
B. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Manajemen Asuhan
Keperawatan
Mutu
Kompetensi
Pelayanan
RSUD Sungailiat
Manajemen operasional
Keperawatan
KA
Pasien bebas dari resiko
/gejala penyakit dan
BU
mendapat layanan yang
efektif dan ekonomi
R
TE
S
Keterangan :
TA
Diteliti Mendukung
SI
ER
IV
N
U
C. Definisi Konsep
KA
pasien/ keluarga/ masyarakat secara profesional.
BU
4. Manajemen Asuhan Keperawatan adalah manajemen keperawatan
R
untuk terlaksananya asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien
TE
D. Keaslian Penelitian
S
TA
Namun demikian terdapat beberapa penelitian yang juga mengambil tema tentang
ER
dibedakan dengan penelitian yang sedang dilakukan seperti yang terlihat pada
N
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Terdahulu
PENELITIAN
Nama Yatimin
Time 2012
Analisis KompetensiManajemen Kepala Ruang Rawat Inap
Judul dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan di RSUD Sungailiat
Bangka.
Jenis Analisis Deskriptif dengan kualitatif
Statistik Ujia keabsahan dengan Trianggulasi metode dan trianggulasi
sumber
Populasi Menggunakan 57 Responden
Lingkup Kompetensi manajemen Operasional Keperawatan
Masalah (Kepemimpinan, pengorganisasian, pengawasan, motivasi, dan
lingkungan kerja) dan Kompetensi manajemen Asuhan
Keperawatan ( Pengkajian, Diagosa keperawatan, perencanaan
dan evaluasi)
PENELITIAN
Nama Pillay
Time 2011
Judul The Skills Gap in Nursing Management in the South African
Public Health Sector
KA
Jenis − Cross sectional
− Diskriptif analitik
BU
− Kuantitatif
Statistik − Chi Square
Populasi
R
215 senior nursing managers
TE
Lingkup Kekurangan dari manajemen dengan mengidentifikasikan
Masalah pengetahuan atau keterampilan yang paling berpengaruh
terhadap kegiatan suatu manajemen kepemimpinan
S
TA
PENELITIAN
SI
Nama Hsu
Time 2011
ER
− Diskriptif analitik
N
− Kuantitatif
U
Statistik − T-test
− Regression analisis
Populasi 136 responden
Lingkup Prediksi kemampuan perawat manajer dengan program
Masalah orientasi kepemimpinan.
PENELITIAN
Nama Mayasari
Time 2009
Judul Analisi pengaruh persepsi faktor manajemen keperawatan
terhadap Perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Semarang
Jenis − Observational survey
− Cross sectional
− Diskriptif analitik
− Kuantitatif
Statistik − Chi Square
− Regression Logistics
Binary
Populasi 40 Perawat di ruang rawat inap RSUD Kota Semarang
Lingkup Insentif, Kepemimpinan, Kondisi Lingkungan Kerja,
Masalah Kesempatan Promosi, Supervisi terhadap Kepuasan Kerja.
PENELITIAN
Nama Hidayat
Time 2009
KA
Aspek-Aspek Manajemen Keperawatan Yang Berpengaruh
Judul Terhadap Kompetensi Interpersonal Perawat Di Rawat Inap
BU
RSUD BrigJend H. Hassan
Basri Kandangan Kalimantan Selatan
Jenis
R
− Observational survey
TE
− Cross sectional
− Diskriptif analitik
− Kuantitatif
S
− Chi Square
TA
Statistik
− Regression Logistics
SI
Binary
Populasi 68 orang perawat pelaksana yang bertugas di unit rawat inap
ER
PENELITIAN
Nama Wahyuni
Time 2007
Analisis kompetensi Kepala Ruang dalam melaksanakan
Judul Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan dan pengaruhnya
terhadap kinerja perawat dalam mengimplementasikan Model
Praktik Keperawatan Profesional di Instalasi Rawat Inap
RSUD Banjarnegara
Jenis − Observational survey
− Kuantitatif dan kualitatif
Statistik − Chi Square
− Regression Logistics
Binary
Populasi 145 orang perawat pelaksana
Lingkup Perencanaan, pengorganisasian, stafing, pengarahan, evaluasi,
Masalah pengendalian mutu.
PENELITIAN
Nama Warsito
Time Tahun 2006
Judul Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi
Manajemen Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSJD Dr. Amino
Gondhoutomo Semarang.
Jenis − Observational survey
− Cross sectional
KA
− Diskriptif analitik
− Kuantitatif
BU
Statistik − Chi Square
− Regression Logistics
R
Binary
TE
Populasi 54 orang perawat pelaksana yang bertugas di bagian rawat inap
RSJD Dr. Amino Gondhoutomo Semarang
Fungsi manajemen kepala ruang seperti: fungsi perencanaan,
S
Lingkup
fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, fungsi
TA
Masalah
pengawasan, dan fungsi pengendalian.
SI
PENELITIAN
ER
Nama Herawati
Time 2006
IV
Judul
− Observational survey
U
Jenis
− Cross sectional
− Diskriptif analitik
− Kuantitatif
Statistik − Chi Square
− Regression Logistics
Binary
Populasi Tenaga medis RSUD Kota Semarang
Lingkup Kejelasan jasa medis,kesesuaian jasa medis,pembuatan
Masalah keputusan pemimpin,ketangapan pemimpin,dukungan
pemimpin,kebersihan tempat kerja,kenyaman an tempat kerja,
kelengkapan sarana dan prasarana,kesempatan promosi
terhadap kepuasan kerja
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
informasi.
A. Desain Penelitian
KA
Desain penelitian ini merupakan studi analisis deskripsi dengan
BU
pendekatan kualitatif, untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai
1. Lokasi penelitian
SI
2. Waktu Penelitian
U
2012.
C. Sumber Informasi
orang terdiri dari Direktur RSUD, kepala bidang keperawatan, kepala ruangan ,
KA
Direktur RSUD dan kepala bidang keperawatan ditetapkan sebagai
BU
responden karena merupakan manajemen puncak Rumah sakit yang memiliki
dengan jumlah ruang rawat inap di RSUD Sungailiat dan kepala ruang adalah
S
TA
karena mereka adalah orang yang menerima atau merasakan langsung dari
IV
kompetensi manajemen kepala ruang dan memiliki waktu yang memadai untuk
N
(terdiri dari 11 pepasien wanita dan 11 pasien laki-laki) karena mereka awalnya
tidak mengenal peneliti sehingga lebih mudah bagi peneliti untuk memperoleh
Tabel 3.1
Informasi yang Ingin Diperoleh
KA
5.Evaluasi 5. Pasien yang dirawat
BU
D. Instrumen Penelitian R
TE
Dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah pedoman wawancara
yang akan digunakan untuk membuat fokus penelitian menjadi jelas, tajam dan
S
TA
yang dibuat. Kemudian hasil uji coba tersebut digunakan untuk memperbaiki
ruang rawat inap RSUD Sungailiat Bangka pada Direktur RSUD, Kepala Bidang
mendalam terhadap responden. Selain itu juga informasi penelitian ini diperoleh
KA
memerlukan cara berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses ini
BU
merupakan proses yang saling terkait dan sangat erat hubungannya. Analisis data
atas tiga komponen penting yang meliputi (1) reduksi, (2) penyajian, dan (3)
IV
Pengolahan data, yang terdiri dari kategorisasi dan reduksi data, (2) penyajian
Tahap ini dilakukan sedemikian rupa sehingga proses analisis dan Intepretastasi
tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
dan direkam, kemudian dibuat transkrip, setelah itu dikelompokan sesuai dengan
responden.
a. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
KA
dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat
BU
rangkuman untuk setap kontak atau pertemuan dengan responden. Kegiatan
R
berikutnya adalah abstraksi, yaitu membuat ringkasan yang inti, proses, dan
TE
persyaratan yang berasal dari informen tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat
S
spesifik termasuk (1) proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan
SI
kaitannya dengan setiap kelompok data, (2) menyusun data dalam satuan sejenis.
ER
Pengelompokkan data dalam satuan yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan
IV
b. Menampilkan Data
Pada proses ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga
menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan
dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola-
pola hubungan satu data dengan data lainnya sehingga pembaca laporan penelitian
mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai
c. Interpretasi data
tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang tersurat, namun lebih
pada memahami atau menafsirkan mengenai apa yang tersirat di dalam data yang
telah disajikan..
KA
Langkah selanjutnya adalah menyimpulkan dan melakukan verifikasi atas
BU
data-data yang sudah diproses atau ditransfer kedalam bentuk-bentuk yang sesuai
R
dengan pola pemecahan permasalahan yang dilakukan.
TE
penelitian langsung kelapangan dan bersumber dari direktur RSUD, kepala bidang
ER
perawatan, kepala ruangan, perawat pelaksana dan pasien yang dirawat di ruang
IV
peneliti dengan cara menanyakan hal yang sama dengan tehnik yang berbeda yaitu
Tabel 3.2
Trianggulasi
WM FGD Observasi
1 Direktur RSUD - - + 1
2 Kepala bidang keperawatan - - + 1
3 Kepala ruangan + + + 11
4 Perawat pelaksana + - + 22
5 Pasien yang dirawat + - + 22
Total 57
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U
BAB V
A. Simpulan
KA
besar kepala ruang hanya tahu tugas dan wewenang berdasarkan kebiasaan dan
BU
pengalaman terdahulu, ini disebabkan oleh :
R
1. Kompetensi manajemen operasional keperawatan kepala ruang rawat inap
TE
menjadi media konsultasi dan fasilitator, ini akibat dari rendahnya tingkat
IV
pendidikan kepala ruang dan kurang atau tidak adanya sosialisasi tentang
N
U
manajemen keperawatan.
ruang.
mengambil keputusan tapi hanya sebatas observasi, lisan dan yang paling
itu juga kepala ruang tidak melakukan uji kompetensi terhadap perawatnya
saja.
KA
d. Sebagian besar yaitu 73% kepala ruang hanya mampu memotivasi perawat
BU
pelaksananya dengan saran atau psikologi saja, ini disebabkan karena
R
kurangnya pengetahuan kepala ruang tentang konsep motivasi, sehingga
TE
e. Semua kepala ruang hanya berfikir lingkungan kerja terdiri dari sarana
TA
atau prasarana dan SDM saja ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
SI
a. SDM keperawatan belum sesuai standar ( belum sesuai dari jumlah dan
b. SAK dan SPO ruang rawat inap belum lengkap, perlu penambahan untuk
SAK dan SPO di unit-unit khusus, ini disebabkan oleh kurangnya tenaga
Prosedur Operasionalnya.
dilaksanakan oleh ruang rawat inap RSUD hanya sebatas rutinitas dan
KA
BU
B. Saran
R
Bertitik tolak dari simpulan di atas, maka saran yang dapat
TE
dll).
perencanaan :
standar.
KA
c. Ketersediaan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan Standar
BU
Prosedur Operasional (SPO) yang lengkap terutama untuk unit-unit
R
khusus yaitu ruang haemodialisa, ICU, Neonatal dan ruang
TE
Syaraf,.
S
DAFTAR PUSTAKA
KA
Bidang Keperawatan. (2012). Standar Kebutuhan Tenaga Keperawatan/Bidan di
Ruang Rawat Inap dan Rawat Jalan di RSUD Sungailiat. Sungailiat :
BU
RSUD Sungailiat.
R
BPK. (2011). Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Pelayanan Rawat Inap Pada
RSUD Sungailiat Kabupaten Bangka. RSUD Bangka.
TE
Bungin,B. (2005). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raya Gravindo
S
Persada.
TA
Depkes RI. (1999). Paradigma Indonesia Sehat 2010, Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (1999). Instrumen Self Assessment Akreditasi Rumah Sakit Untuk 12
Kegiatan Pelayanan. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. (1999). Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta: Dep.Kes RI.
Depkes RI. (2005). Pedoman Penilaian Kinerja Perawat dan Bidan di Rumah
Sakit Kelas C. Jakarta: Depkes RI.
Dirjen Bina Yanmed, (2007). Pedoman Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta : Depkes
RI.
KA
Flippo, Edwin, B. (1997). Management Personalia, Jakarta : Erlangga.
BU
W.B. Saunders Company.
R
Herzberg, F. (1977). One More Time: How Do You Motivate Employees? The
TE
Management Process, 2nd Ed. New York : Macmillan.
Web http://eprints.undip.ac.id/17880/1/Taufik_Hidayat.pdf
ER
KA
Menteri Kesehatan RI. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 /
Menkes/ SK / II / 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimum. Jakarta :
BU
Depkes. RI.
Indonesia 4(2).
U
KA
Siregar, R. (2003). Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Pelaksanaan
BU
Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Kota Tebing Tinggi Tahun
2003. Tesis , Administrasi Rumah Sakit. UNSU. Medan.
R
Soeroso, santoso. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit
TE
Suau Pendekatan Sistem. Jakarta : EGC.
Susanto, Agus, (2001). Diskusi Era Baru Profesi Keperawatan: Perawat ingin
Jadi Mitra Sejajar Dokter. Jakarta : Kompas Jum’at 29 Juni 2001.
SI
Sumijatun. (1996). Analisa Kompetensi Supervisi Kepala Ruang Rawat Inap RSU
Pasar Rebo Jakarta. Jakarta : FKM UI. Diambil 3 Oktober 2011 dari situs
N
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=80638.
KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U