Anda di halaman 1dari 104

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

A 34 TAHUN DI
BPM I KOTA TASIKMALAYA

Disusun :

RESMI NOVIANTY
NIM: E.15154.01.023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITASMUHAMMADIYAHTASIKMALAYA
2017
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A 34 TAHUN DI
BPM I KOTA TASIKMALAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Praktik


Kebidanan (PK 1)

Disusun Oleh:
RESMI NOVIANTY
NIM: E.15154.01.023

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHTASIKMALAYA
2017

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Tugas


Praktik Kebidanan I (PK I)

Oleh :
RESMI NOVIANTY
E.15154.01.023

Tasikmalaya, November 2017


Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Winda Windiyani, SST Bd. Ika Wartika M., S.Tr. M.Keb


NIDN: 9904200919 NIP 1977203261992032006

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Komprehensif ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim
Penguji Ujian Kebidanan Komprehensif Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Guna Melengkapi Syarat Praktek Kebidanan I

Tasikmalaya, November 2017

Mengesahkan,

Ketua Penguji Penguji II

Hj. Heni H., SST., SKM., M.Keb Winda Windiyani, SST.


NIDN. 0410045303 NIDN. 9904200919

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Sri Wahyuni Sundari, SST., M.Keb


NIDN. 0427058601

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan

Kebidanan Komprehensif pada waktunya dengan judul Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny. A Usia 34 Tahun di BPM I Kota Tasikmalaya sebagai

salah satu syarat menyelesaikan praktek kebidanan (PK) I. Shalawat dan salam

senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan

komprehensif ini tidak dapat terselesaikan tanpa bimbingan, arahan, bantuan dan

kerjasama semua pihak, baik dalam bentuk moral maupun material. Untuk itu

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dr. Ahmad Qonit AD, MA., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Tasikmalaya

2. Saryomo, S.Kep, Ners, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

3. Sri Wahyuni S, M.Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah

memberikan dorongan sehingga Asuhan Kompehensif ini dapat terselesaikan

4. Ade Kurniawati, SST. M. Keb selaku Koordinator Praktik Klinik Kebidanan 1

5. Winda Windiyani, SST., selaku dosen coordinator serta pembimbing

akademik PK I

iv
6. Ika Wartika Mulya, S.Tr.Keb., yang telah memberikan bimbingan dan arahan

dalam proses asuhan

7. Ny. S selaku klien komprehensif yang telah bersedia membantu berjalannya

laporan komprehensif ini.

8. Kedua orang tua tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang yang tiada

henti-hentinya dan selalu memberikan semangat dan dorongan baik moril

maupun materil

9. Teman-teman mahasisiwi D III Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, terima kasih atas

kekompakan dan kebersamaannya

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan

Komprehensif ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan Laporan Asuhan Komprehensif ini, masih jauh dari kesempurnaan

dan banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritikan yang membangun

sangat penulis harapkan, semoga Laporan Asuhan Komprehensif ini dapat

memberikan masukan serta informasi yang bermanfaat. Amin.

Tasikmalaya, November 2017

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.......................................................................................3

C. Manfaat Penulisan.....................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Kehamilan............................................6

B. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Persalinan.............................................19

C. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Nifas.....................................................25

D. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Bayi Baru Lahir....................................32

E. Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana..................................................41

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kehamilan.....................................................................................43

B. Asuhan Persalinan.....................................................................................51

C. Asuhan Nifas.............................................................................................63

D. Asuhan Bayi Baru Lahir............................................................................70

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

vi
A. Asuhan Kehamilan ....................................................................................79

B. Asuhan Persalinan.....................................................................................83

C. Asuhan Nifas.............................................................................................86

D. Asuhan Bayi Baru Lahir............................................................................87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................90

B. Saran..........................................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan


....................................................................................................................................
13
2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
....................................................................................................................................
14
2.3 Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal
....................................................................................................................................
22
2.3 Involusi Uterus
....................................................................................................................................
27
2.4 Kunjungan Nifas
....................................................................................................................................
31
3.1 Riwayat Kehamilan, PersalinandanNifas terdahulu
....................................................................................................................................
44

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Partograf

Lampiran 2 Lembar Obervasi

Lampiran 3 Surat Permohonan Menjadi Pasien Asuhan Komprehensif

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Tindakan Medis

Lampiran 5 Lembar Konsultasi

Lampiran 6 Dokumentasi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pembangunan kesehatan di Indonesia masih

diprioritaskan pada upaya peningkat derajat kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) terutama pada kelompok yang paling rentan yaitu Kesehatan pada

ibu hamil,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir. Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia masih tinggi, menunjukan masih buruknya tingkat

kesehatan ibu. (Depkes RI, 2011).

Menurut World Health Organization (WHO) Angka Kematian Ibu

masih cukup tinggi yaitu 289.000 jiwa atau setiap hari diseluruh dunia

sekitar 800 perempuan meninggal, salah satunya akibat komplikasi

kehamilan, persalinan, dan nifas. Angka Kematian Ibu di Negara-negara

Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filiphina

170 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran

hidup (WHO, 2014).

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan

Pembangunan Nasional dan Millenium Development Goals (MDGs) sejak

tahun 2000 sampai tahun 2015. Kemudian dilanjutkan dengan Sustainable

Development Goals (SDGs), terjadi penurunan penurunan AKI di

Indonesia pada tahun 2015 sampai tahun 2030 adalah 70 kematian per

100.000 kelahiran hidup, dari data Survei Demografi Kesehatan Indonesia

1
(SDKI) sebelumnya pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000

kelahiran hidup Dan penurunan AKN pada tahun 2015 menjadi 12

kematian per 1.000 kelahiran hidup, dari data Survei Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) sebelumnya pada tahun 2012 yaitu 19 per 1.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

Jawa Barat menjadi salah satu provinsi yang berkontribusi besar

terhadap tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia. Menurut

data Laporan Program Kesehatan Anak Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 -

2012, jumlah kematian neonatus yang dilaporkan di Jawa Barat

mencapaiangka 3.624 dan Kematian Bayi mencapai 4.650. (Hendriyana,

2013).

Angka kematian Ibu di Kota Tasikmalaya pada tahun 2015

sebanyak 20 per 100.000 kelahiran hidup. AKI di Kota Tasikmalaya

terjadi pada waktu hamil (9,70%), saat melahirkan (58,87%), wakti nifas

(31,43%). Laporan dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tahun 2015

menunjukan bahwa angka kejadian ibu meninggal sebanyak 56 kasus

dimana penyebabnya yaitu karena pendarahan post partum 13 kasus,

preeklamsi dan eklamsia sebanyak 18 kasus, infeksi 5 kasus, dan penyebab

lain 20 kasus (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2015).

Kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama

persalinan. Penyebab lainnya adalah pengawasan antenatal yang masih

kurang memadai sehingga penyulit kehamilan serta kehamilan dengan

risiko tinggi terlambat untuk diketahui. Banyak dijumpai ibu dengan jarak

2
kehamilan yang terlalu pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda dan

terlalu tua untuk hamil. Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan

AKB adalah dengan meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan

ibu. Intervensi strategis yaitu empat pilar safe motherhood yang terdiri dari

keluarga berencana, pelayanan antenatal terfokus, persalinan yang bersih

dan aman, serta pelayanan obstetric esensian. (Prawihardjo, 2010)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa penting untuk

melaksanakan asuhan komprehensif dengan judul “ASUHAN

KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.A USIA 34 TAHUN DI

BPM I“.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mampu meningkatkan pemahaman dan penerapan manajemen asuhan

kebidanan secara komprehensif kepada Ny. A usia 34 tahun.

2. Tujuan khusus

a. Melaksanakan asuhan kehamilan pada Ny. A usia 34 tahun di

BPMI melalui pendekatan manajemen kebidanan dan di

dokumentasikan dalam catatan SOAP.

b. Melaksanakan asuhan persalinan pada Ny. A usia 34 tahun di

BPMI melalui pendekatan manajemen kebidanan dan di

dokumentasikan dalam catatan SOAP.

3
c. Melaksanakan asuhan nifas pada Ny. A usia 34 tahun di BPM I

melalui pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan

dalam catatan SOAP.

d. Melaksanakan asuhan BBL pada Ny. A usia 34 tahun di BPM I

melalui pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan

dalam catatan SOAP.

e. Melaksanakan asuhan KB pada Ny. A usia 34 tahun di BPM I

melalui pendekatan manajemen kebidanan dan di dokumentasikan

dalam catatan SOAP.

C. Manfaat Penulisa

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan kajian terhadap Asuhan Kebidanan Komprehensif serta

memberikan manfaat untuk mengembangkan wawasan dan informasi

bagi mahasiswa dalam pengembangan Ilmu Kebidanan Komprehensif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat bermanfaat bagi institusi sebagai bahan evaluasi kegiatan

pembelajaran terhadap materi yang telah diberikan dan dapat

dijadikan sebagai bahan bacaan untuk pengembangan materi

perkuliahan serta acuan bagi mahasiswi kebidanan dalam

memberikan Asuhan Kebidanan.

4
b. Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu

pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan

kebidanan secara komprehensif. Dan untuk tenaga kesehatan dapat

memberikan ilmu yang dimiliki serta mau membimbing kepada

mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.

c. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk melatih, meningkatkan kemampuan dan

menerapkan disiplin ilmu yang didapat secara langsung di

lapangan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif.

d. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai

dengan standar pelayanan kebidanan.

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Kehamilan

1. Konsep Dasar Teori Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan

baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester

kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27, dan trimester ketiga 13

minggu (minggu ke-28 hingga ke-40). ( Prawirohardjo, 2013).

b. Fisiologi Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan

yang terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi

konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada

uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kembang hasil konsepsi di

aterm di dalam uterus yang berlangsung selama lebih kurang 40

minggu (Maritalia dkk, 2012).

6
c. Perubahan anatomi fisiologi dan psikologi kehamilan trimester III

1) Perubahan anatomi fisiologi kehamilan trimester III (Asrinah dkk,

2010)

a) Rahim atau uterus

Uterus yang semula biasanya 30 gram akan mengalami

hipertropi dan hyperplasia karena pengaruh hormone estrogen

dan progesterone sehingga pada akhir kehamilan uterus ini

menjadi 1000 gram, dengan panjang 20 cm.

b) Vagina dan vulva

Perubahan hormon estrogen mengakibatkan adanya

hypervaskularisasi sehingga vulva dan vagina tampak lebih

merah, agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut dengan tanda

Chadwick. Pada akhir kehamilan, cairan vagina mulai

meningkat dan lebih kental.

c) Serviks uteri

Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena

hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan

dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks

menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan

ikat yang terdiri atas kolagen. Selain itu prostaglandin bekerja

pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir

kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi

pada waktu persalinan.

7
d) Mammae atau payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, hormone yang

mempengaruhi adalah estrogen dan progesteron.

Perubahan payudara pada ibu hamil :

i. Payudara menjadi lebih besar

ii. Hyperpigmentasi pada areola

iii. Putting susu menonjol

e) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hyperpigmentasi alat-alat

tertentu akibat peningkatan MSH (Melanophore Stimulating

Hormon). Hyperpigmentasi dapat terjadi di wajah, leher,

alveolar mammae dan abdomen.

f) Sirkulasi darah

Volume darah semakin meningkat kira-kira 25% dimana jumlah

serumdarah lebih besar dari pada pertumbuhan sel darah,

sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi)

dengan puncaknya pada usia 32 minggu, terjadi supine

hypotensive syndrome karena penekanan vena kava inverior.

g) Sistem pernafasan

Pada usia kehamilan 33 sampai 36 minggu ibu hamil akan

merasa sesak nafas karena tekanan janin yang berada dibawah

diafragma menekan paru-paru ibu.

8
h) Abdomen

Munculnya kontraksi Braxton hiks.

2) Perubahan Psikologis Kehamilan trimester III (Asrinah dkk, 2010)

a) Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang

mana pada trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran

bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar

untuk segera melihat bayinya, dan ada perasaan yang tidak

menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu.

b) Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua, dan ini dapat menimbulkan

perasaan khawatir.

c) Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap

bayinya, khawatir bayinya mengalami ketidak normalan

(kecacatan). Akan tetapi kesibukan dalam mempersiapkan

kelahiran bayinya dapat mengurangi kekhawatirannya.

d) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini

dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut yang semakin

membesar dan adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu

terhadap bayinya. 

e) Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa

canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan dari

pasangannya yang sangat besar.

9
d. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil

Menurut Kusyanti,dkk (2012) ketidak nyamanan pada ibu hamil adalah

sebagai berikut :

1) Sering buang air kecil ( pada trimester I dan trimester III)

2) Keputihan ( terjadi di trimester I,II,III)

3) Striae gravidarum

4) Hemoroid ( trimester II dan III)

5) Kelelahan (timester I)

6) Keringat bertambah secara perlahan dan terus meningkat sampai akhir

kehamilan

7) Sembelit ( trimester II dan III)

8) Kram pada kaki ( setelah usia 24 minggu)

9) Mengidam ( trimester I)

10) Nafas sesak ( trimester II dan III)

11) Panas perut ( mulai bertambah sejak trimester II, hilangnya pada

waktu persalinan

12) Perut kembung ( trimester II dan III)

13) Sakit punggung bagian atas dan bawah ( trimester II dan III)

14) Mual muntah ( Trimester I)

Apabila ada ketidaknyamanan tersebut jelaskan fisiologisnya dan cara

mengatasinya yang aman untuk ibu hamil dan sesuai dengan

kebutuhan.

10
e. Tanda Bahaya pada Kehamilan

Menurut Kemenkes RI tahun 2016, segera bawa ibu hamil ke puskesmas,

rumah sakit, dokter dan bidan bila dijumpai keluhan dan tanda-tanda di

bawah ini :

1) Muntah terus dan tak mau makan

2) Demam tinggi

3) Bengkak kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang

4) Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

5) Pendarahan pada hamil muda dan hamil tua

6) Air ketuban keluar sebelum waktunya.

2. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

a. Pengertian Antenatal Care (Anc)

Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui

serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

(Prawirohardjo, 2010).

b. Tujuan Antenatal Care (Anc)

Tujuan utama dari pelayanan Antenatal Care (ANC) yaitu

memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan

fisik, mental ibu dan bayi, mengenali secara dini adanya ketidak

normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

11
mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu dan bayinya dengan trauma semaksimal mungkin, serta

mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI Ekslusif (Prawirohardjo, 2010).

c. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (Mochtar, 2013)

Ibu hamil dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini

mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal. Oleh karena itu, setiap wanita hamil

memerlukan paling sedikit empat kali kunjungan selama periode

antenatal :

1) Satu kali kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)

2) Satu kali kunjungan selama trimester II (antara 14-28 minggu)

3) Dua kali kunjungan selama trimester III (antara 28-36 minggu dan

sesudah minggu ke 36)

d. Standar Asuhan Kebidanan

Menurut Kemenkes RI (2016), menyatakan bahwa dalam penerapan

praktis asuhan kebidanan pada ibu menggunakan standar minimal

pelayanan antenatal menjadi 10T yang terdiri dari :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

a) Pengukuran tinggi badan cukup satu kali, bila tinggi badan

<145 cm, maka factor risiko panggul sempit, kemungkinan

sulit melahirkan secara normal.

12
b) Penimbangan berat badan setiap kali periksa, sejak bulan ke-4

pertambahan BB paling sedikit 1 kg/bulan.

2) Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih

besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada factor risiko hipertensi

(tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3) Nilai status gizi dengan kebutuhan (ukuran lingkar lengan atas).

Bila <23,5 cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi

Kronis (ibu hamil KEK) dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR)

4) Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi rahim berguna untk melihat pertumbuhan janin

apakah sesuai dengan usia kehamilan.

Tabel 2.1

Tinggi Fundus Uteri Berdasarkan Usia Kehamilan

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu 1/2 simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu 1/2 pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
2 jari di bawah prosessus
40 minggu
xifoideus
(Depkes, 2009)

13
5) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan denyut jantung janin

Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada

masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/menit

atau lebih dari 160 kali/menit menunjukkan ada tanda gawat janin.

6) Penentuan status imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap

Tabel 2.2 

Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Selang Waktu
Imunisasi TT Lama Perlindungan
Minimal
Langkah awal pembentukan
TT 1 kekebalan tubuh dari penyakit
Tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 5 >25 tahun
(Kemenkes RI, 2016)

7) Pemberian tablet tambah darah

Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah

setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum

pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.

8) Tes laboratorium

a) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu

hamil bila diperlukan.

b) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan

darah (anemia).

c) Tes pemeriksaan urine (air kencing).

14
d) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,

HIV, sifilis dan lain-lain.

9) Konseling/ Temu wicara

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan

kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi

menyusu dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI

ekslusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi.

Pada saat antenatal temu wicara sangat penting karena akan

menjamin terlaksananya asuhan dengan baik pada masa antenatal,

intranatal, nifas dan asuhan pada bayi (Prawirohardjo, 2011).

10) Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan

Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil.

e. Pemeriksaan Ibu Hamil

1) Anamnesa

Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil,

ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT). Taksiran partus

dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur +

28 hari dengan menggunakan rumus Naegele yaitu (HPHT +7 :

bulan +9) serta menghitung usia kehamilan dengan selisih antara

HPHT dengan tanggal pemeriksaan/ perhitungan hasil bulan

dikalikan 4 1/3 atau 13/3. Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang

hal lain seperti gerakan janin. Untuk primigravida gerakan janin

15
akan terasa pada kehamilan 18-20 minggu sedangkan multigravida

16-18 minggu. (Prawirohardjo, 2011)

Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

sebelumnya serta berat bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula

riwayat penyakit yang pernah diderita seperti penyakit jantung,

paru, ginjal, diabetes mellitus, dan lain-lain. Selain itu, ditanyakan

riwayat menstruasi, kesehatan keluarga, sosial, obstetric,

kontrasepsi dan factor risiko yang mungkin ada pada ibu.

(Prawirohardjo, 2011)

2) Pemeriksaan Umum

Pada ibu hamil yang pertama kali dilakukan penilaian

umum, status gizi dan tanda-tanda vital. Pada mata dinilai ada

tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik, oedema kelopak mata,

kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya infeksi

lokal. Periksa pula jantung, paru-paru, mamae, abdomen, anggota

gerak secara lengkap. Catat seluruh data yang didapat.

(Prawirohardjo, 2011)

3) Pemeriksaan Obstetri

Cara pemeriksaan umum digunakan adalah cara Leopold

yang dibagi dalam 4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III

pemeriksa menghadap ke arah muka ibu, sedangkan pada Leopold

IV ke arah kaki ibu. (Prawirohardjo,2011)

16
Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan tinggi fundus

uteri sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Tinggi fundus uteri

pula dapat ditentukan dengan pita pengukur. Selain itu, tentukan

pula bagian janin pada fundus uteri. Kepala teraba sebagai benda

keras dan bulat, sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.

Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping

uterus dan posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak

lintang ditentukan letak kepala.

Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang

berada di bawah.

Leopold IV, selain menentukan bagian janin yang berada di

bawah, juga bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul.

Bila kepala belum masuk pintu atas panggul, teraba balotemen

kepala.(Prawirohardjo,2011)

Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan

menggunakan stetoskop monoaural atau Doppler. Dengan

stetoskop monoaural, DJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,

sedangkan dengan Doppler terdengar pda kehamilan 12 minggu.

Dari hasil pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan,

letak janin, presentasi janin, kondisi janin, serta taksiran berat

badan janin.

Taksiran berat badan janin ditentukan berdasarkan rumus

Johnson Toshack :

17
Tafsiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi Fundus Uteri [cm]- N) x 155

Keterangan :

N : 13 bila kepala melewati pintu atas panggul

N : 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika

N : 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika

(Prawirohardjo,2011)

Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung dari saat

fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi

sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Dari 0-2 minggu setelah

fertilisasi tersebut ovum, 3-5 minggu disebut mudigah, dan lebih

dari 5 minggu disebut fetus, (Prawirohardjo, 2011)

4) Pemeriksaan Laboratorium

a) Urin

Urine akan dperiksa untuk mengecek kadar protein dan

glukosanya.

b) Darah

Anemia dalam kehamilan ialah kondisi dimana kadar

hemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester 1 dan 3 atau kadar

<10,5 gr/dl pada trimester 2. (Saifuddin, 2009)

Klasifikasi anemia:

i. Normal >11 gr/dl

ii. Anemia ringan 9-10 gr/dl

iii. Anemia sedang 7-8 gr/dl

18
iv. Anemia berat <7 gr/dl (Manuaba, 2010)

B. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Persalinan

1. Konsep dasar teori peralinan.

a. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin, plasenta dan

ketuban beserta selaputnya dari dalam uterus ke luar uterus (Maritalia

dkk, 2012).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya

terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa

disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi

dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Rukiyah dkk, 2009).

b. Sebab – Sebab Mulainya Persalinan (Maritalia dkk, 2012).

1) Penurunan kadar progesteron

2) Teori oksitosin

3) Keregangan otot – otot rahim

4) Pengaruh janin

5) Teori prostaglandin

6) Berkurangnya nutrisi pada janin

7) Tekanan pada ganglion servikalis

c. Mekanisme Persalinan Normal (Sarwono, 2011)

19
1) Penurunan Kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya

dorong dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan

meneran dari pasien.

2) Engagement (penguncian), tahap penurunan pada waktu diameter

biparietal dari kepala janin telah melalui PAP.

3) Fleksi, fleksi menjadi hal terpenting karena diameter kepala janin

terkecil dapat bergerak masuk panggul sampai ke dasar panggul.

4) Putaran paksi dalam, putaran internal dari kepala janin akan

membuat diameter anteroposterior dari kepala janin

menyesuaikan diri dengan anteroposterior dari panggul.

5) Lahirnya kepala dengan ekstensi, bagian leher belakang di bawah

oksiput akan bergeser kebawah simphisis pubis dan bekerja

sebagai titik poros (hipomoklion). Uterus yang berkontraksi

kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala yang

menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva. Vagina

membuka lebar

6) Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan atau

ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran

menuju posisi oksiput anterior

7) Putaran paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg putaran

internal dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul,

bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang sama dg kepala

janin.

20
8) Lahirnya bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan

menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dg cara

fleksi lateralis. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin

lainnya akan dilahirkan.

d. Tahapan Persalinan (Maritalia dkk, 2012).

1) Kala I (Kala pembukaan )

Kala I persalinan terjadi his adekuat yaitu his yang sifatnya

semakin lama semakin sering dan intensitasnya semakin kuat

secara teratur. (Saifuddin, 2007).

Menurut Maritalia (2012) Kala I disebut juga kala pembukaan

karena pada kala ini terjadi pembukaan serviks dari 1 sampai 10

cm (pembukaan lengkap). Proses pembukaan serviks dari 0

sampai dengan 10 cm dibagi ke dalam 2 fase yaitu :

a) Fase Laten : pembukaan terjadi sangat lambat yaitu dari 0

sampai 3 cm dan berlangsung sekitar 8 jam.

b) Fase Aktif : berlangsung sekitar 6 jam, pembukaan serviks

dari 4 sampai dengan 10 cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase

lagi yaitu :

i. Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3

cm menjadi 4 cm.

ii. Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan

dari 4 cm menjadi 9 cm.

21
iii. Fase deselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan

kembali melambat dari 9 cm menjadi 10 cm atau

pembukaan lengkap.

Pada kala I berdasarkan kurve fridman dalam prawirohardjo

(2010) pada multigravida pembukaan akan terjadi 2 cm per jam.

Pengisian partograf dimulai ketika memasuki fase aktif yaitu dari

pembukaan 4 cm. Kala I berakhir bila pembukaan serviks sudah

lengkap atau 10 cm.

Tabel 2.3

Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan

normal

FREKUENSI PADA FREKUENSI PADA


PARAMETER
FASE LATEN FASE AKTIF
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
(Saifuddin, 2012)

2) Kala II (Kala pengeluaran janin)

Kala II dimulai dari pembukaan lengkap dan berakhir sampai

dengan lahirnya bayi. (maritalia, 2010)

Kala II pada multigravida dimulai dari pembukaan lengkap dan

berahir sampai dengan lahirnya bayi berlangsung selama 1 jam.

(saiffudin, 2007)

3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

22
Kala III dimulai setelah lahirnya bayi sampai dengan lahirnya

plasenta. Pelepasan plasenta biasanya berlangsung selama 6

sampai dengan 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau

dengan tekanan pada fundus uteri.

4) Kala IV (Kala pengawasan)

Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai dengan 2 jam post

partum. Kala IV disebut kala pengawasan karena pada kala ini ibu

post partum perlu diawasi tekanan darahnya, suhu tubuh,

kontraksi uterus dan jumlah pendarahan yang keluar melalui

vagina.

2. Konsep dasar asuhan persalinan

a. Pengertian

Menurut Indriyani (2013) asuhan kebidanan pada persalinan

adalah asuhan yang diberikan bidan yang dimulai dengan

pengumpulan data, menginterpretasikan data untuk menentukan

diagnosa persalinan dan mengidentifikasi masalah/ kebutuhan,

membuat rencana dan melaksanakan tindakan dengan memantau

kemajuan persalinan serta menolong persalinan untuk menjamin

keamanan dan kepuasan ibu selama periode persalinan.

Menurut Rahmi (2012) asuhan kebidanan pada persalinan adalah

serangkaian proses tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan standar dari timbulnya tanda-tanda persalinan sampai

23
berakhirnya persalinan. Asuhan yang diberikan meliputi

perencanaan, intervensi dan evaluasi dari tindakan yang dilakukan.

b. Tujuan

Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam

upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,

dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi

(saifuddin, 2010).

Menurut Rahmi (2012) tujuan asuhan persalinan meliputi:

1) Membawa ibu dan bayi selamat melalui masa persalinan.

2) Mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi.

c. Kegiatan asuhan

Menurut Rahmi (2012) asuhan yang diberikan pada saat persalinan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari

data subjektif data objektif, analisa data dan penatalaksanan. Pada

setiap tahapan (kala I, II, III dan IV) kegiatan yang dilakukan

berbeda karena harus sesuai dengan keadaan pasien. Misalnya: pada

kala I fokus asuhannya tanda-tanda vital, his, Djj dan kemajuan

persalinan (pembukaan serviks), kala II fokus asuhannya yaitu

pembukaan lengkap, posisi janin, ketuban, pengeluaran janin dan

lainnya, kala III fokus asuhan manajemen aktif kala III, perdarahan,

pengeluaran plasenta, kelengkapan plasenta, kontraksi uterus,

sedangkan kala IV fokus asuhannya meliputi tanda-tanda vital,

kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan dan tinggi fundus uteri.

24
C. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Nifas

1. Konsep dasar teori nifas

a. Pengertian

Masa nifas atau puerperium berasal dari bahasa Latin yaitu kata

“puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan.

Definisi masa nifas adalah masa dimana tubuh ibu melakukan

adaptasi pesca persalinan, meliputi perubahan kondisi tubuh ibu

hamil kembali ke kondisi sebelum hamil. Masa ini dimulai setelah

plasenta lahir, dan sebagai penanda berakhirnya masa nifas adalah

ketika alat-alat kandungan sudah kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Sebagai acuan, tentang masa nifas berdasarkan penanda

tersebut adalah 6 minggu atau 42 hari.(Asuhan Kebidanan Nifas dan

Menyusui, 2015).

Menurut Saifuddin (2007), pada masa nifas ibu akan merasa sakit

perut bagian bawah akibat kontraksi uterus dan proses menyusui

yang biasanaya berlangsung selama 2-4 hari post partum.

b. Tahapan Masa Nifas

Menurut Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui (2015) Masa nifas

terbagi menjadi dua tahapan yaitu :

1) Masa Nifas Dini

Masa ini berlangsung pada 24 jam pertama pascasalin dan

perubahan paling dominan pada tubuh ibu bersalin dimulai

25
segera setelah terjadinya evakuasi janin dari dalam rahim,

terutama pada system jantung dan pembuluh darah, pernapasan,

dan perubahan pada uterus.

2) Masa Nifas Lanjutan

Masa ini berlangsung sesudah 24 jam hingga 42 hari pascasalin.

Pada masa ini terdapat beberapa kondisi patologis yang perlu

diwaspadai seperti perdarahan karena sisa plasenta, infeksi, dan

pre-eklampsia pascasalin.Masa ini berlangsung sesudah 24 jam

hingga 42 hari pascasalin. Pada masa ini terdapat beberapa

kondisi patologis yang perlu diwaspadai seperti perdarahan

karena sisa plasenta, infeksi, dan pre-eklampsia pascasalin.

c. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas (Asuhan Kebidanan Nifas

dan Menyusui, 2015).

1) Sistem jantung dan pembuluh darah

Sesaat setelah bayi lahir, uterus akan berkontraksi kuat yang

menyebabkan terjepitnya percabangan arteri arkuata hingga

arteri basalis sehingga sirkulasi darah ke rahim berkurang

drastis. Dampaknya ada percepatan peningkatan volume darah

balik ke serambi jantung kanan. Dengan demikian frekuensi

denyut nadi akan lebih cepat dan kuat serta tekanan darah

sedikit meningkat walaupun tetap dalam normal.

2) Perubahan pada uterus, vagina, dan struktur penyokong rahim.

26
a) Involusi Uterus (Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui,

2015)

Tabel 2.4

Involusi Uterus

Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus


Akhir kala III 2 jari bawah pusat -
7 hari (1 mingu) Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram
14 hari (2 minggu) 2 jari atas simfisis 300 gram
42hari (6 minggu) Tak teraba 100 gram
(Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, 2015)

b) Lochia adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan

vagina pada masa nifas. Ada beberapa macam lochea:

i. Lochia Rubra atau merah, keluar pada hari ke-1 sampai

ke-4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna

merah karena terisi darah yang segar, jaringan sisa-sisa

plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo, dan

meconium.

ii. Lochia Sanguinolenta berwarna merah kecoklatan dan

juga berlendir dan berlangsung hari ke 4-7 post partum

iii. Lochea serosa berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekanatau laserasi

plasenta dan berlangsung pada hari ke 7-14 post partum

iv. Lochea Alba atau putih, mengandung leukosit, sel

desidua, sel epitel, selaput lender serviks dan serabut

jaringan yang mati dan berlangsung 2 minggu sampai 6

minggu post partum.

27
3) Perubahan pada dinding abdomen

Peregangan pada abdomen menyebabkan penambahan jaringan

kolagen baru yang membentuk garis-garis merah (striae

gravidarum). Setelah persalina, kulit yang longgar dan kendur

ini butuh waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan

agar kencang kembali dan garis merah menipis tersamarkan.

4) Sistem Berkemih

Kondisi hiperfiltrasi dibutuhkan hingga beberapa hari pascasalin

untuk mengeluarkan kelebihan cairan intravascular akibat

redistribusi cairan dari ekstravaskular ke intravascular dalam

tubuh ibu. Volume dan frekuensi berkemih diharapkan kembali

dalam keadaan normal dalam 2 minggu saja.

d. Komplikasi dan kelainan dalam masa nifas

1) Bendungan ASI (kemenkes RI, 2013)

a) Pengertian Bendungan ASI

Bendungan payudara adalah bendungan yang terjadi pada

kelenjar payudara oleh karena ekspansi dan tekanan dari

produksi dan panampungan ASI.

b) Diagnosis

i. Kedua payudara bengkak dan keras.

ii. Nyeri pada payudara.

iii. Terjadi 3-5 hari setelah persalinan.

28
c) Faktor predisposisi

i. Posisi menyusui yang tidak baik.

ii. Membatasi menyusui.

iii. Membatasi waktu bayi dengan payudara.

iv. Memberikan suplemen susu formula untuk bayi.

v. Menggunakan pompa payudara tanpa indikasi

sehingga menyebabkan suplai berlebih.

vi. Implant payudara.

d) Penatalaksanaan

i. Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang

pas.

ii. Kompres payudara dengan menggunakan kain

basah/hangat selama 5 menit.

iii. Urut payudara dari arah pangkal menuju putting.

iv. Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga

putting menjadi lunak.

v. Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi

(on demand feeding) dan pastikan bahwa perlekatan

bayi dan payudara ibu sudah benar.

vi. Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu

tidak mampu mengosongkan payudara, mungkin

diperlukan pompa atau pengeluaran ASI secara

manual dari payudara.

29
vii. Letakkan kain dingin/kompres dingin dengan es

pada payudara setelah menyusui atau setelah

payudara dipompa.

viii. Bila perlu, berikan parasetamol 3x500 mg per oral

untuk mengurangi nyeri.

ix. Lakukan evaluasi setalah 3 hari.

2. Konsep Dasar Asuhan Nifas

a. Pengertian

Menurut Asuhan kebidanan nifas dan menyusui (2015) Asuhan masa

nifas hendaknya merupakan continuity of care (asuhan yang

berkesinambungan) yang mencakup ibu menerima asuhan selama

kehamilan, persalinan dan setelah kelahiran bayi. Sedangkan menurut

Depkes RI (2009) asuhan dimulai dengan pengumpulan data,

menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa persalinan dan

mengidentifikasi masalah/ kebutuhan, membuat rencana dan

melaksanakan tindakan dengan memantau kemajuan pada masa nifas

serta untuk menjamin keamanan dan kepuasan ibu selama masa nifas.

b. TujuanAsuhanNifas (Asuhan Kebidanan NifasdanMenyusui, 2015)

1) Pencegahan, diagnosis dini, pengobatan komplikasi pada ibu.

2) Perrujukan ibu untuk asuhan tenaga ahli bila diperlukan.

3) Dukunganbagiibudankeluarganyadalampenyesuaianterhadapang

gotakeluarga yang baru (bayi)

30
c. Kunjungan pada Masa Nifas

Kunjungan pada Masa Nifas Frekuensi Kunjungan Masa Nifas

Menurut Buku Kesehatan Ibu dan Anak (2016), yaitu :

Tabel 2.4
Kunjungan Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


KF I 6 jam – 3 a) Mencegah perdarahan masa nifas
hari setelah karena atonia uteri
persalinan b) Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan; rujuk bila terjadi
perdarahan berlanjut.
c) Memberi konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
f) Menjaga ibu tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai
keadaan ibu dan bayi stabil.
KF II 4-28 hari a) Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal : uterus berkontraksi, fundus di
persalinan bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi atau perdarahan abnormal.
c) Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tak memperhatikan tanda-tanda
penyulit.
d) Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
KF III 29-42 hari a) Menanyakan pada ibu mengenai
penyulit-penyulit yang ibu atau bayi
alami.
b) Memberikan konseling untuk KB
secara dini.
(Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2016)

31
D. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru dilahirkan sampai dengan

usia empat minggu. BBL normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan

37-42 minggu dan berat badan lahir 2500-4000 gram (Wahyuni, 2011).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,

nilai Apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010).

b. Ciri – ciri bayi normal

Menurut Dewi (2010), ciri-ciri bayi normal adalah sebagai berikut:

1) Lahir aterm antara 37-42 minggu

2) Berat badan 2500-4000 gram.

3) Panjang badan 48-52 cm.

4) Lingkar kepala 33-35 cm.

5) Lingkar dada 30-38 cm.

6) Lingkar lengan 11-12 cm.

7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.

8) Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.

9) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tampak sempurna.

10) Kuku agak panjang dan lemas.

11) Nilai APGAR >7.

32
12) Gerakan aktif.

13) Bayi lahir langsung menangis kuat.

14) Testis sudah turun pada anak laki-laki dan genitalia labia mayora

telah menutupi labia minora pada anak perempuan.

15) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

16) Refleks morrow sudah baik dimana jika bayi dikagetkan akan

memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.

17) Refleks graff sudah baik dimana bila diletakkan suatu benda ke

telapak tangan maka akan menggenggam.

18) Refleks rooting sudah baik dimana dengan rangsang taktil pada

pipi/daerah mulut maka bayi akan mencari sumber rangsangan.

19) Refleks sucking sudah baik dimana bayi dapat menghisap

20) Eliminasi akan keluar dalam 24 jam pertama ditandai dengan

keluarnya mekonium berwarna hitam kecoklatan.

c. Adaptasi Bayi Baru Lahir

Saat lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat

tergantung menjadi mandiri. Terjadi banyak perubahan yang dialami

oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna ke lingkungan

eksterna. Menurut Rukiyah (2010)Perubahan tersebut diantaranya

yaitu :

1) Sistem Pernafasan

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi

yaitu hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik

33
lingkungan luar serta tekanan terhadap rongga dada selama

persalinan. Upaya pernafasan pertama bayi berguna untuk

mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan

jaringan alveolus dalam paru untuk pertama kali.

2) Sistem Peredaran darah

Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2

dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang

baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi 2

perubahan besar yaitu penutupan foramen ovale pada atrium

jantung dan penutupan duktus arteriosus antara paru dan aorta. Hal

ini terjadi akibat pemotongan tali pusat serta usaha pernafasan

pertama saat bayi lahir.

3) Sistem Pengaturan Tubuh

a) Pengaturan Suhu

Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban

menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi.

Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama

bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui

penggunaan lemak coklat.

b) Mekanisme Kehilangan Panas

Bayi dapat kehilangan panas tubunya melalui cara-cara berikut

yaitu evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi.

34
4) Metabolisme Glukosa

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah

tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat

(1-2 jam). Koreksi penurunan kadar gula dapat dilakukan dengan

cara-cara berikut yaitu melalui penggunaan ASI, penggunaan

cadangan glikogen dan pembuatan glukosa dari sumber lain

terutama lemak.

5) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Kemampuan menelan dan mencerna makanan terbatas pada bayi.

Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah

secara lambat sesuai pertumbuhan janin. Hubungan antara

esophagus bawah dan lambung bayi masih belum sempurna yang

berakibat gumoh.

6) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap

infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya dari

perlindungan oleh kulit membrane mukosa, fungsi jaringan saluran

pernafasan, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus serta

perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

2. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR (2008), asuhan bayi baru lahir meliputi:

35
1) Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi

mikroorganisme yang terpapar/terkontaminasi selama proses

persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.

Untuk tidak menambah resiko infeksi, maka sebelum menangani

BBL harus :

a) Mencuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan

bayi.

b) Pakai handscoon saat menangani bayi yang belum

dimandikan.

c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah

di DTT/sterilisasi.

d) Pastikan semua yang digunakan untuk bayi dalam keadaan

bersih.

2) Penilaian Segera Setelah Lahir

Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah lahir

dengan penggunaan nilai Apgar. Penilaian ini perlu untuk

menilai bayi apakah bayi menderita asfiksia/tidak. Adapun

penilaian meliputi frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot,

warna kulit dan reaksi terhadap rangsangan. Bayi dikatakan

normal jika nilai APGAR 7-10, asfiksia sedang-ringan dengan

nilai APGAR 4-6 dan asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3.

Jika dalam 2 menit nilai APGAR tidak mencapai 7, maka harus

36
dilakukan resusitasi karena jika bayi menderita asfiksia ≥5 menit

kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologic lanjutan di

kemudian hari akan lebih besar.

3) Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperature tubuh bayi baru lahir belum

berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan

kehilangan panas pada tubuh bayi karena dapat menyebabkan

hipotermi. Hipotermi pada bayi dapat menyebabkan kesakitan

berat bahkan kematian. Cara pencegahan kehilangan panas

dapat dilakukan dengan :

a) Keringkan bayi dengan seksama.

b) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih dan hangat.

c) Selimuti kepala bayi.

d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

e) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.

f) Memandikan bayi 6 jam setelah lahir.

4) Asuhan Tali Pusat

Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat terhenti dapat

dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat perlu

dilakukan pemotongan tali pusat secepat mungkin agar dapat

dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Pengikatan tali pusat dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan alat penjepit

37
plastik, pita dari bahan nilon yang sangat kuat dan disimpan

dalam bungkus steril dan benang katun steril.

5) Inisiasi Menyusu Dini

Bayi normal disusui segera setelah lahir. ASI pertama sangat

bermanfaat bagi bayi karena mengandung kolostrum yang

berguna untuk antibody bayi. Selain itu ASI bermanfaat untuk

mencegah gastroenteritis, mempercepat involusi uterus,

menurunkan kejadian kejang pada bayi karena hipokalsemia

serta mempererat hungan antara ibu dan bayi.

6) Pencegahan Infeksi Mata

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1

jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu. Pencegahan

infeksi ini mengandung antibiotic tetrasiklin 1%. Salep

antibiotika harus tetap diberikan pada waktu 1 jam setelah

kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika

diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.

7) Pemberian Vitamin K

Semua BBL harus diberikan vitamin K1 injeksi 1mg

intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi

selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat

difisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL.

38
8) Pemberian Imunisasi

Imunisasi Hepatitis B pertama (HB 0) diberikan 1-2 jam

setelah pemberian Vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi

Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B

terhadap bayi, terutama pada jalur penularan ibu-bayi.

Menurut Kemenkes RI, 2015 Imunisasi Hepatitis B (HB-0)

harus diberikan pada bayi umur 0 – 7 hari karena:

a) Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis B.

b) Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat

lahir dari ibu pembawa virus.

c) Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut

menjadi Hepatitis menahun, yang kemudian dapat berlanjut

menjadi sirosis hati dan kanker hati primer.

d) Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi

sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B.

b. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Pengkajian pada bayi baru lahir dibagi 2 bagian yaitu pengkajian

segera setelah bayi lahir dan pengkajian keadaan fisik untuk

memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami

komplikasi (Rukiyah, 2010).

Menurut Varney (2007), selama pemeriksaan bayi baru lahir, dapat

menggunakan 4 teknik dasar yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi. Pemeriksaan yang lengkap menggunakan 3 jenis evaluasi

39
yaitu pengukuran antropometri, evaluasi system organ dan

neurologis.

c. Kunjungan Neonatus (Kemenkes RI, 2015)

1) KN 1 dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam.

2) KN 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke 3-7 setelah

persalinan.

3) KN 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28 setelah

persalinan.

d. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir (Depkes RI, 2015)

1) Tidak mau menyusu/ menyusu kurang dari setengah dari

konsumsi biasa

2) Kejang-kejang

3) Lemah, gerakan hanya ketika dirangsang atau tidak ada

gerakan sama sekali

4) Mengantuk atau tidak sadar

5) Kesulitan bernafas selama lebih dari 1 jam. Sesak nafas (lebih

besar atau sama dengan 60x/m), tarikan dinding dada bagian

bawah ke dalam. Atau sebaliknya, bernafas terlalu cepat

6) Bayi gelisah; merintih atau menangis terus menerus

7) Tali pusat kemerahan sampai dinding perut berbau atau

bernanah

8) Demam atau panas tinggi atau hipotermi. Suhu badan lebih

dari 380C atau suhu rendah kurang dari 35,50C

40
9) Mata bayi bernanah

10) Diare atau buang air besar cair lebih dari 3x sehari

11) Penyakit kuning; kulit dan mata bayi kuning dan pucat

12) Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat

13) Pendarahan

14) Muntah terus menerus selama 24 jam dan perut bengkak.

E. Konsep Dasar Teori dan Asuhan Keluarga Berencana

1. Pengertian

Kontrasepsi adalah suatu metode yang digunakan oleh PUS

(Pasangan Usia Subur) untuk menjarangkan/mencegah kehamilan atau

pencegahan konsepsi, upaya ini dapat bersifat sementara ataupun

permanen. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai cara dapat dilakukan

antara lain dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti pil KB/kontrasepsi

oral, suntikan KB/intra muscular, penggunaan alat dalam saluran

reproduksi seperti kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), alat

kontrasepsi bawah kulit/implant, operasi (vasektomi dan tubektomi) dan

dengan obat topikal intravagina yang bersifat spermisida (Prawirohardjo,

2012).

Keluarga Berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga

yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam

mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan

pengatur dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga

dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal

41
melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta

kesejahteraan anak. (BKKBN, 2015).

2. Jenis Kontrasepsi

a. Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan

alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan

seksual. Kondom dipasang pada saat penis ereksi. (Sujiatini dan Setya

Arum, 2012 dalam Handayani, 2017).

42
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY.A USIA 34 TAHUN

G4P3A0 38-39 MINGGU PATOLOGIS

Pengkaji : Resmi Novianty

Tanggal pengkajian : 14 Oktober 2017

Waktu pengkajian : 08.00 WIB

Tempat pengkajian : BPM I

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Nama Istri : Ny. A Nama Suami : Tn. I

Umur : 34 tahun Umur : 36 tahun

Pendidikan : SD Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Ustad

Agama : Islam Agama : Islam

Golongan darah :A Golongan darah :-

Alamat : Cimerak Alamat : Cimerak

2. Keluhan utama/alasan kunjungan

Sering BAK.

3. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi

1) Menarche ` : 13 tahun

43
2) Siklus haid : 28 hari

3) Lama haid : 6-7 hari

4) Ganti Pembalut : 2-3 kali ganti pembalut/hari

5) Keluhan : tidak ada

6) HPHT : 19 Januari 2017

7) TP : 26 Oktober 2017

b. Riwayat Kehamilan sekarang

1) Kehamilan ke :4

2) Pemeriksaan pertama kali : di bidan

3) Perkiraan usia kehamilan : 9 bulan

4) Usia kehamilan sekarang : 38 minggu 2 hari

5) ANC selama kehamilan : 5 kali (Tm1 2x, Tm2 1x, Tm3 2x)

6) Imunisasi TT : TT1 dan TT2

7) Obat yang sudah didapat : 90 tablet Fe selama kehamilan,

asam folat.

c. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas terdahulu

Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas Terdahulu

Kehamilan Persalinan Nifas Anak


A
na Penyul Penol Penyul Penyul Bbla Umu Keadaa
k Usia Jenis Tempat JK
it ong it it hir r n
Tak Sponta Tak Tak 2600 11 Sehat
1. 9 bln Bidan PKM LK
ada n ada ada gram thn hidup
Tak Sponta Tak Tak 2800 Sehat
2. 9 bln Bidan BPM PR 7 thn
ada n ada ada gram hidup
Tak Sponta Tak Tak 3400 Sehat
3. 9 bln Bidan BPM LK 5thn
ada n ada ada gram hidup
4. Hamil ini

44
4. Riwayat Perkawinan

a. Perkawinan ke :1

b. Lama perkawinan : 12 tahun

c. Usia ibu saat menikah : 22 tah un

d. Usia suami saat menikah : 23 tahun

5. Riwayat Kb

a. Jenis Kontrasepsi : suntik 3 bulan

b. Lama pemakaian : 3 tahun

c. Keluhan :-

d. Rencana KB :

6. Riwayat Kesehatan

a. Keturunan kembar :-

b. Penyakit menahun :-

c. Penyakit menurun :-

d. Penyakit menular :-

7. Riwayat Operasi Ginekologi

Tidak ada riwayat operasi ginekologi.

8. Riwayat Psikososial

a. Pengambil keputusan : suami

b. Hubungan ibu dan suami : baik dan mendukung

c. Hubungan ibu dan keluarga : baik dan mendukung

d. Kepercayaan/adat istiadat :-

45
9. Rencana Persalinan

a. Rencana tempat bersalin : di bidan

b. Rencana pendamping : keluarga

10. Persiapan kegawatdaruratan

a. Surat-surat : tidak ada KIS/BPJS

b. Transportasi : Ada

c. Pendonor : Tidak ada

11. Riwayat pada kebiasaan

a. Nutrisi

1) Makan : 2-3 kali/hari, porsi sedang, menu

bervariasi.

2) Minum : 7-8 gelas/hari

b. Eliminasi

1) Frekuensi BAK : >8 kali/ hari

2) Frekuensi BAB : 1-2hari sekali

c. Istirahat

1) Malam : 6-7 jam/hari

2) Siang : kadang – kadang, 30 menit-2 jam/hari

d. Aktivitas

1) Kegiatan : melakukan pekerjaan rumah tangga.

e. Pola hubungan seksual

1) Frekuensi : jarang, 1 kali dalam seminggu

2) Keluhan : tidak ada

46
f. Personal hygine

1) Frekuensi : Mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, keramas

2x/minggu, Ganti celana dalam 2x/hari

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Keadaan emosional : Stabil

c. Kesadaran : Compos mentis

2. Antropometri

a. BB sebelum hamil : 39 kg

b. BB sekarang : 46 kg

c. Kenaikan BB : 7 kg

d. TB : 146 cm

e. LILA : 23,8 cm

3. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 88x’

c. Pernafasan : 20x’

d. Suhu : 36,90C

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : kulit kepala bersih, rambuttidak rontok,

adaketombe sedikit, tidak adabenjolan.

b. Muka : Tidak nampak pucat, tidak ada oedema dan

47
Cloasmagravidarum

c. Mata : Bersih,, Conjungtiva merah muda, sklera

tidak ikterus, kelopak mata tidakoedema.

d. Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.

e. Teling : simetris, tidak bersih.

f. Mulut dan gigi: bibir simetris dan lembab, tidak ada stomatitis, gigi

karies.

g. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, limfe dan

vena jugularis.

h. Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, puting susu

menonjol, areola kehitaman, tidak teraba massa,

pengeluaran colostrum (+/+) tidak ada nyeri tekan

kiri/ kanan.

i. Abdomen

1) Inspeksi

Tidak ada luka bekas operasi,linea nigra ada, striae gravidarum

ada.

2) Palpasi

a) Mc Donald TFU : 28 cm

b) Leopold

Leopold 1 : teraba bagian lunak kurang

melenting, TFU 3 jari di bawah

prosessus xifoedeus

48
Leopold II : bagian kanan ibu teraba bagian

besar janin memanjang dan keras,

bagian kiri perut ibu teraba bagian-

bagian kecil.

Leopold III : bagian terendah teraba bulat keras,

kepala sudah masuk PAP (pintu atas

panggul)

Leopolod IV : divergent, Penurunan 4/5

3) Askultasi DJJ : 132x/m

j. Genitalia

Tidak dilakukan pemeriksaan.

k. Ekstremitas

1) Atas : dapat digerakkan, tidak ada

oedema,kukubersih dan ujung jari

tidak pucat.

2) Bawah

Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

Reflek pattela : ada

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Kadar Hb : 11,2 gr/dl

b. Protein Urine : (-)

c. Glukosa Urine : (-)

49
C. ANALISA DATA

G4P3A0 38-39 minggu patologis.

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada ibu, kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik. (ibu mengerti

dan ibu mengetahui)

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan trimester

3, penyulit trimester 3 dan tanda bahaya kehamilan.

3. Menganjurkan ibu untuk tidak membatasi minum dan jangan menahan

ketika ingin buang air kecil.

4. Menganjurkan ibu untuk minum maksimal 2 jam sebelum tidur agar

tidak menganggu waktu istirahat.

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene, yaitu dengan

mengganti celana dalam setiap kali basah atau terasa lembab, dan

cebok dari depan kebelakang lalu keringkan dengan tissue atau kain

bersih dan kering setiap habis BAB maupun BAB.

6. Memberikan KIE tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan

dan persiapan kegawatdaruratan.

7. Dokumentasi.

50
B. Asuhan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. AUSIA 34 TAHUN

G4P3A0 39 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE LATEN

Pengkaji : Resmi Novianty

Tanggal pengkajian : 19 Oktober 2017

Wakyu pengkajian : 02.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM I

Persalinan kala 1 fase laten

Tanggal 19 Oktober jam 02.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu datang ke BPM pukul 02.30 WIB mengeluh keluar cairan dan mulas

sejak jam 02.00 WIB

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Sakit sedang

b. Keadaan emosional : stabil

c. Kesadaran : Compos mentis

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 84x’

c. Pernafasan : 19x’

d. Suhu : 36,60C

51
3. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : Bentuk simetris, kulit kepala bersih, rambut tidak

rontok, ada sedikit ketombe.

b. Muka : Tidak nampak pucat, tidak ada oedema

c. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih tidak

ikterus, kelopak mata tidak oedema

d. Payudara : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, puting susu

menonjol, tidak teraba massa, pengeluaran

colostrum (+/+) tidak ada nyeri tekan kiri/ kanan.

e. Abdomen

1) Inspeksi

Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran perut sesuai usia

kehamilan, linea nigra ada, linea alba ada.

2) Palpasi

a) Mc Donald TFU : 28 cm

b) Leopold

Leopold 1 : teraba bagian lunak kurang

melenting TFU 3 di bawah prosessus

xifoedeus

Leopold II : bagian kanan ibu teraba bagian

besar janin memanjang dan keras,

52
bagian kiri perut ibu teraba bagian-

bagian kecil.

Leopold II : bagian terendah teraba bulat keras,

kepala sudah masuk PAP (pintu atas

panggul)

Leopolod IV : divergent, Penurunan 3/5

His : 3x10’40”

3) Askultasi DJJ : 120x/m

f. Genitalia

1) Inspeksi

a) Varises : tidak ada

b) Massa pada vulva : tidak ada

c) Benjolan : tidak ada

d) Nyeri tekan : tidak ada

e) Pengeluaran : ada sedikit lendir bercampur darah

2) Pemeriksaan dalam

a) Vulva vagina : tidak ada kelainan

b) Portio : tipis lembek

c) Pembukaan : 3 cm

d) Ketuban : negatif

e) Presentasi : kepala

f) Hodge :H1

53
g. Ekstremitas

1) Atas : dapat digerakkan, tidak ada oedema

2) Bawah : Oedema (-), Varises (-)

C. ANALISA DATA

G4P3A0 39 minggu inpartu kala I fase laten fisiologis.

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada ibu, kondisi ibu dan bayi dalam keadaan baik. (ibu mengerti

dan ibu mengetahui)

2. Menyarankan ibu untuk makan dan minum

3. Memberikan rasa nyaman secara fisik dan psikologis

4. Menyarankan ibu untuk miring kiri/ kanan

5. Menyarankan ibu untuk jalan-jalan dan duduk bila tidak ada mules

6. Menyarankan kepada ibu untuk menarik nafas saat ada his

7. Mengobservasi keadaan umum ibu, his, Djj dan kemajuan persalinan

JAM 06.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu megeluh mules semakit kuat dan ingin BAB.

B. DATA OBJEKTIF

Dilakukan Pemeriksaan

2. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : sakit sedang

54
b. Keadaan emosional : tidak stabil

c. Kesadaran : compos mentis

3. Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 84x/m

c. Pernafasan : 19x/m

d. Suhu : 36,60c

4. Pemeriksaan Fisik

a. His : 4x10’45”

b. DJJ : 130x/m

Dilakukan pemeriksaan dalam

c. Genitalia

1) Vulva vagina : tidak ada kelainan

2) Portio : tipis lunak

3) Pembukaan : 8 cm

4) Ketuban : positif

5) Penurunan : H III

C. ANALISA DATA

G4P3A0 39 minggu inpartu kala 1 fase aktif fisiologis.

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada ibu (ibu memahami)

2. Menyarankan ibu untuk makan dan minum

55
3. Memberikan rasa nyaman secara fisik dan psikologis

4. Menyarankan ibu untuk miring kiri/ kanan

5. Menyarankan kepada ibu untuk menarik nafas saat ada his

6. Mengobservasi keadaan umum ibu, his, djj dan kemajuan persalinan

dan mencatat kemajuan persalinan dalam patograf. (patograf terlampir)

56
Tabel 3.2
Observasi kala I
Jam Djj His TTV Minum Kemajuan persalinan
Portio tebal lembek,
TD
ketuban (-),
05.30 120x’ 3x10’40” 120/80 20 ml
pembukaan 3 cm,
N 84x’
penurunan H 1
06.00 128x’ 3x10’40” N 86x’
Portio tipis lembek,
TD
ketuban (-),
06.30 130x’ 4x10’45” 120/80
pembukaan 8 cm,
N 82x’
penurunan H 2
07.00 128x’ 4x10’45” N 88x’

57
KALA II

JAM 07.15 WIB

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan mules semakin sering dan ingin BAB

B. DATA OBJEKTIF

Dilakukan pemeriksaan

His : 5x10’45”

Djj : 128x/m

Dilakukan pemeriksaan dalam

Vulva vagina : tidak ada kelainan

Portio : tidak teraba

Ketuban : negatif

Pembukaan : lengkap

Presentasi : belakang kepala

Posisi : UUK anterior

Penurunan :H3

C. ANALISA DATA

G4P3A0 39 minggu inpartu kala II patologis.

D. PENATALKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, bahwa

pembukaan sudah lengkap.

2. Mempersiapkan alat dan mendekatkannya.

3. Memberitahu cara mengedan yang benar kepada ibu.

58
4. Mempersiapkan diri untuk menolong persalinan. (memakai APD)

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat di sela-sela kontraksi.

6. Menganjurkan ibu untuk minum di sela-sela kontraksi.

7. Meminta keluarga untuk membantu mengatur posisi ibu dan

memberikan dukungan kepada ibu( keluarga mengerti)

8. Membantu ibu mengatur posisi senyaman mungkin (ibu merasa

terbantu)

9. Memimpin ibu untuk mengedan saat ada kontraksi.

10. Melakukan asuhan persalinan normal

Pukul 07.20

Bayi lahir spontan, menangis kuat, tonus otot kuat, warna kulit kemerahan,

jenis kelamin perempuan, bayi di rangsang taktil sambil di keringkan, berat badan

2800 gram, panjang badan 49 cm, bayi langsung Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

59
KALA III

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa mules

B. DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Kontraksi : Baik

Kandung kemih : Kosong

Vulva Vagina : Nampak tali pusat

Perdarahan : Normal

C. ANALISA DATA

P4A0 inpartu kala III patologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil permeriksaan kepada ibu dan keluarga.

2. Mengecek kemungkinana bayi kedua.

3. Memberitahun dan menyuntikan oxitoksin 10 IU secara IM di

sepertiga paha kanan

4. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta (ada semburan darah, tali

pusat memanjang dan uterus membundar)

5. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)

Pukul 07.25 WIB plasenta lahir lengkap

6. Melakukan massase uterus 15 detik sampai uterus kontraksi baik.

60
KALA IV

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa lemas dan ngilu

B. DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 84x/m

Pernafasan : 20x/m

Suhu : 36,60c

Uterus : Kontraksi baik

TFU : 2 jari bawah pusat

Kandung kemih : kosong

Perdarahan : normal

C. ANALISA DATA

P4A0 inpartu kala IV patologis.

D. PENATALAKSANAAN

1. Mengecek kelengkapan placenta, hasilnya placenta lengkap.

2. Mengecek laserasi, hasilnya tidak ada.

3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, dan

mengajarkan keluarga untuk massase uterus.

4. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengan memperhatikan

kebersihan ibu

61
5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi selama 2 jam post

partum.

7. Memberitahu ibu teknik menyusui yang benar

8. Memfasilitasi ibu untuk memberikan ASI

9. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI Ekslusif sesering mungkin

10. Membantu ibu melakukan mobilisasi, ibu sudah bisa miring kanan dan

kiri.

11. Melakukan pemantauan kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan

setiap 30 menit pada jam ke 2, hasil terlampir di partograf.

62
C. Asuhan Nifas

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PADA NY.A UMUR 34 TAHUN P4A0

POST PARTUM 6 JAM PATOLOGIS

Pengkaji : Resmi Novianty

Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2017

Waktu Pengkajian : 15.30 WIB

Tempat Pengkajian : BPM I

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa sedikit lemas

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik.

Kesadaran : Composmentis.

2. Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg.

Nadi : 86x/m

Respirasi : 20x/m

Suhu : 36,7oC.

3. Pemeriksaan fisik

Kepala : Bersih, rambut tidak rontok, tidak ada benjolan,

tidak ada kelainan.

Muka : Tidak ada oedema

Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak

ikterik, fungsi penglihatan normal.

63
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,

fungsi penciuman baik.

Telinga : Simetris, bersih, fungsi pendengaran normal.

Mulut dan gigi : Bersih, lidah tidak pucat, bibir tidak pucat, tidak

ada stomatitis, tidak ada caries gigi.

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan

kelenjar thyroid, refleks menelan baik.

Dada dan payudara : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada,

payudara simetris, puting susu menonjol, terdapat

hyperpigmentasi areola mamae,tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan, pengeluaran ASI (+/+).

Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, ada striae

gravidarum, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus baik, kandung kemih kosong.

Ekstremitas Atas : Tidak ada kekakuan sendi,kuku besih, tidak pucat,

tidak kebiruan, tidak ada oedema.

Ekstermitas Bawah : Tidak ada kekakuan sendi, kuku besih, tidak

pucat, tidak kebiruan, tidak ada oedema, tidak

terdapat varises, fungsi gerak baik, ada refleks

patella (+/+).

Anogenital dan Anus : Bersih, tidak ada pembengkakan kelenjar

bartoline, perdarahan sedikit, pengeluaran

lochea rubra, tidak ada varises, anus tidak ada

64
haemoroid, tidak ada kelainan.

C. ANALISA DATA

P4A0 post partum 6 jam patologis.

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

2. Mengobservasi TPRS, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan

perdarahan hasilnya baik.

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum serta istirahat yang cukup.

4. Menganjurkan ibu untuk ambulasiserta tidak menahan BAK apabila

ada keinginan untuk berkemih.

5. Memberitahu ibu cara merawat kebersihan dirinya terutama kebersihan

alat genetalianya.

6. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya

nifas.

7. Membantu ibu dalam menyusui bayinya.

65
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A USIA 34 TAHUN

P4A0 POST PARTUM 3 HARI DENGAN BENDUNGAN ASI

Pengkaji : Resmi Novianty

Tanggal Pengkajian : 22 Oktober 2017

Waktu Pengkajian : 08.00 WIB

Tempat Pengkajian : Rumah Klien

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu sudah bisa BAK, sudah bisa menyusui bayi nya tetapi terasa bengkak

dan sakit. Ibu tidak menyusui setiap 2 jam sekali dan hanya memakan tahu

tempe.

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

2. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 85x/m

Pernafasan : 21x/m

Suhu : 37,60C

3. Pemeriksaan Fisik

a. Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda, penglihatan

normal

b. Payudara : simetris, tidak ada benjolan tapi teraba keras dan

nyeri tekan,putting lecet, pengeluaran ASI (+)

66
c. Abdomen : TFU 4 jari dibawah pusat, kandng kemih kosong

d. Anogenital : Tidak ada luka jahitan, perdarahan normal, lochea

Sanguilenta0 dan tidak ada tanda-tanda infeksi

e. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak nyeri tekan.

C. ANALISA DATA

P4A0 3 hari post partum dengan bendungan asi.

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada ibu (ibu memahami)

2. Memastikan involusi uterus berjalan normal

3. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup (sempatkan tidur siang

ketika bayi tidur)

4. Memastikan dan menganjurkan ibu mendapat makanan yang bergizi

selama nifas

5. Mengevaluasi tanda bahaya nifas, hasilnya tidak ada kelainan

6. Memastikan dan mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar.

7. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

8. Memberikan pelayanan breastcare.

9. Menyepakati kunjungan ulang

67
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.A USIA 34 TAHUN

P4A0 POST PARTUM 7 HARI DENGAN PATOLOGIS

Pengkaji : Resmi Novianty

Tanggal Pengkajian : 26 Oktober 2017

Waktu Pengkajian : 16.00 WIB

Tempat Pengkajian :BPM I

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu sudah bisa BAK, sudah bisa menyusui bayi nya.

B. DATA OBJEKTIF

4. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : composmentis

5. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 88x/m

Pernafasan : 19x/m

Suhu : 36,60C

6. Pemeriksaan Fisik

f. Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda, penglihatan

normal

g. Payudara : simetris, tidak ada benjolan, payudara bengkak

keras, putting lecet, pengeluaran ASI (+)

h. Abdomen : TFU tidak teraba, kandng kemih kosong

i. Anogenital : Tidak ada luka jahitan, perdarahan normal, lochea

68
Serosa dan tidak ada tanda-tanda infeksi

j. Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak nyeri tekan.

C. ANALISA DATA

P4A0 7 hari post partum patologis.

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada ibu (ibu memahami)

2. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup (sempatkan tidur siang

ketika bayi tidur)

3. Memastikan dan menganjurkan ibu mendapat makanan yang bergizi

selama nifas

4. Mengevaluasi tanda bahaya nifas, hasilnya tidak ada kelainan

5. Memastikan dan mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar

dan perawatan payudara.

6. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

7. Merencanakan program keluarga berencana dengan ibu dan suami; ibu

berencana menggunakan kontrasepsi kondom untuk sementara.

8. Menyepakati kunjungan ulang

69
D.Asuhan Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NY. A FISIOLOGIS

Pengkaji : Resmi Novianty

Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2017

Waktu Pengkajian : 07.20 WIB

Tempat Pengkajian : BPM I

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu merasa senang atas kelahiran putra keempatnya, ibu mengaku saat

lahir bayi menangis spontan dan keras

B. DATA OBJEKTIF

Keadaan umum : Baik

Tonus Otot : Aktif

Menangis : Kuat

Warna Kulit : Merah kebiruan

C. ANALISA DATA

Bayi Baru Lahir fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Mengeringkan dan mengganti kain basah dengan kain kering

2. Mengklem dengan umbilical cord dan memotongnya.

3. Menyimpan bayi di incubator dengan memakai baju, selimut dan topi.

4. Pukul 08.30 WIB melakukan pengukuran antropometri: hasilnya BB

2800 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 30 cm dan LILA 9,5 cm

70
5. Menyuntikkan Vit K 1 mg (0,5 cc) secara IM di 1/3 bagian paha luar

sebelah kiri, salep mata tetracyclin 1% pada kedua mata untuk

mencegah infeksi pada mata 1 jam setelah bayi lahir

6. Menjaga bayi agar tetap hangat dengan menyelimuti bayi dan menutup

kepalanya

7. Pemberian ASI dimulai sejak pukul 08.30 WIB

71
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

BAYI Ny.A 6 JAM FISIOLOGIS

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bayinya menetek kuat dan sudah BAK dan BAB

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

2. Tanda-tanda Vital

Denyut jantung : 135x/m

Pernafasan : 52x/m

Suhu : 36,80C

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Cepal haematoma tidak ada ,caput succendanum

tidak ada, tidak ada molage, ubun -ubun lunak.

b. Mata : Tidak ada tanda – tanda infeksi.

c. Kulit : Kemerahan, tidak ikterik.

d. Verniks : Positif (+) sedikitCaseosa.

e. Telinga : Bentuk simetris, sejajar dengan mata.

f. Hidung : Tidak ada polip dan lendir.

g. Mulut : Bibir normal, berwarna kemerahan, palatum positif

h. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening

dan tyroid.

i. Dada

Bentuk : Simetris

72
Puting : Datar

Bunyi nafas : Normal

Bunyi jantung : Normal Reguler

j. Perut :Tampak tali pusat masih basah dan tidak berbau,

penonjolan tali pusat saat menangis tidak ada,

perdarahan tali pusat tidak ada

k. Punggung : Normal

l. Genetalia

Jenis Kelamin : Perempuan, labia mayor belum menutupi labia

minor dan lubang vagina terpisah dengan lubang

uretra.

Anus : Berlubang

m. Ekstremitas

Atas : Bentuk simetris, jari lengkap, pergerakan aktif

Bawah : Bentuk simetris, jari lengkap, pergerakan aktif

n. Refleks-refleks

Refleks Eyeblink : Positif (+)

Refleks Moro : Positif (+)

Refleks Tonicneck : Positif (+)

Refleks Rooting : Positif (+)

Refleks Sucking : Positif (+)

Refleks Swallowing : Positif (+)

Refleks Grasping : Positif (+)

73
Refleks babynski : Positif (+)

C. ANALISA DATA

Bayi 6 jam fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada bayi (ibu memahami)

2. Memberikan kenyamanan kepada bayi (mengganti popok saat BAK

dan BAB)

3. Menjaga kehangatan bayi agar tidak hipotermi, yaitu dengan

menyelimuti bayi dan dan menempatkan bayi ditempat yang hangat

4. Memberikan konseling kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi

baru lahir (ibu mengerti)

5. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin

74
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

BAYI NY.A 7 HARI FISIOLOGIS

Tanggal Pengkajian : 26 Oktober 2017

Waktu Pengkajian : 16.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Bidan I

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bayi nya sudah bisa menyusui dengan baik dan menetek

kuat, BAK dan BAB lancar

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

2. Antropometri

a. BB : 2600 gram

b. PB : 49 cm

c. LK : 33 cm

d. LD : 32 cm

75
3. Tanda-tanda Vital

Denyut Jantung : 140x/m

Pernafasan : 52x/m

Suhu : 37,10C

4. Pemeriksaan Fisik

Tonus otot : Aktif

Warna Kulit : Tidak ikterik

Sklera : Putih

Abdomen : tali pusat sudah puput

C. ANALISA DATA

Bayi 7 hari fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada bayi (Ibu memahami)

2. Memberikan pelayanan imunisasi HB-0 (oleh bidan)

3. Memberikan motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI saja selama

6 bulan

4. Menyepakati kunjungan ulang 1 bulan setelah bayi lahir untuk

pemberian imunisasi BCG dan Polio 1


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

BAYI NY.A 14 HARI FISIOLOGIS

Pengkajian : Resmi Novianty

Tanggal Pengkajian : 2 November 2017

Waktu Pengkajian : 08.00 WIB

Tempat Pengkajian : Rumah Klien

A. DATA SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bayi nya sudah bisa menyusui dengan baik dan menetek

kuat, BAK dan BAB lancar

B. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan Umum : Baik

2. Antropometri

a. BB : 2600 gram

b. PB : 50 cm

c. LK : 35 cm

d. LD : 33 cm

3. Tanda-tanda Vital

Denyut Jantung : 140x/m

Pernafasan : 49x/m

Suhu : 37,20C

4. Pemeriksaan Fisik

Tonus otot : Aktif

Warna Kulit : Tidak ikterik


Sklera : Putih

Abdomen : tali pusat sudah puput

C. ANALISA DATA

Bayi 14 hari fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan

kepada bayi (Ibu memahami)

2. Memberikan motivasi kepada ibu untuk memberikan ASI saja selama

6 bulan

3. Memberikan konseling kepada ibu tentang tanda bahaya pada bayi

baru lahir dan menganjurkan untuk cepat memeriksakan bila

ditemukan tanda-tandanya. (ibu mengerti)

4. Menyepakati kunjungan ulang 1 bulan setelah bayi lahir untuk

pemberian imunisasi BCG dan Polio 1


BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ny. A umur 34 tahun G 4P3A₀ di BPM I, penulis menemukan persamaan

dan kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan di lapangan.

Adapun hal ini penulis dapat jabarkan dengan bentuk pendokumentasian

SOAP yang digunakan sebagai berikut :

A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Pada masa ini penulis menemukan kesamaan dan kesenjangan antara teori

dan praktik dilapangan tapi proses asuhan kehamilan cukup sulit dilakukan

karena sifat tidak kooperatif dari klien dan keluarga sehingga mempersulit

proses asuhan tetapi itu tidak menjadi penghalang sebab penulis melakukan

pendekatan secara kekeluargaan dan b anamnesis diperoleh data subjektif

yang sesuai dengan keadaan ibu seperti identitas, riwayat menstruasi, riwayat

kehamilan, persalinan, nifas, riwayat Kb dan segala hal tentang data subjektif

yang penulis butuhkan demi kelancaran asuhan yang diberikan.

1. Data Subjektif

Pada pertemuan awal di peroleh informasi bahwa ibu merupakan

multigravida berusia 34 tahun. Menurut Saifuddin (2007), usia paling

ideal untuk seorang wanita hamil adalah usia 22-35 tahun. Menurut

pengakuan Ny.A, hari pertama haid terakhir nya (HPHT) adalah

tanggal 19 Januari 2017 sehingga usia kehamilannya pada tanggal 14


Oktober 2017 adalah 38-39 minggu dan taksiran persalinan pada

tanggal 26 Oktober 2017. Hal ini sesuai dengan perhitungan usia

kehamilan menurut Prawirohardjo (2011) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut : [(Tanggal kunjungan – HPHT) x 13/ 3] dan taksiran

persalinan dengan rumus naegele yaitu (HPHT+7 : bulan+9).

Ibu mengatakan melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan 5 kali,

hanya mengkonsumsi 90 tablet Fe serta sudah diimunisasi TT. Hal ini

sesuai dengan teori yaitu menurut Kemenkes RI (2016) yaitu wanita

hamil memerlukan paling sedikit empat kali kunjungan selama periode

antenatal yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali

pada trimester III, harus minum 1 tablet tambah darah setiap hari

selama 90 hari dan harus di imunisasi TT sebanyak 5 kali.

2. Data Objektif

Pada saat dilakukan pemeriksaan LiLA pada Ny. A, didapati hasil

23,8 cm. Hal ini menunjukan bahwa status gizi Ny. A normal dimana

menurut KemenKes (2016) mengatakan bahwa pengukuran LiLA

berguna untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis

(KEK) dimana LiLA < 23,5 cm.

Ny. A selama kehamilan mengalami kenaikan berat badan

sebanyak 7 kg. Hal ini sesuai dengan teori dari Kemenkes (2016), yang

mengatakan bahwa sejak bulan ke-4 pertambahan BB paling sedikit 1

kg/bulan jadi paling sedikit ibu hamil harus mengalami kenaikan BB 6

kg.
Dari hasil pemeriksaan diketahui tinggi badan ibu 146 cm, hal ini

cukup melegakan bagi ibu karena menurut Kemenkes (2016) seorang

ibu hamil yang tinggi badannya >145 cm relative memiliki panggul

yang luas sehingga diharapkan dapat melahirkan secara normal

Pada pemeriksaan tekanan darah awal di temukan bahwa tekanan

darah nya normal yaitu 120/80 mmHg dan sesuai dengan teori menurut

Kemenkes RI (2016).

Pengukuran TFU berada 3 jari di bawah prosessus xifoideus, hal

ini sesuai dengan teori menurut Depkes (2009) umur kehamilan 36-40

minggu tinggi fundus uterinya akan berada sejajar-3 jari bawah

prosessus xifoideus.

Presentasi dan penghitungan DJJ didapatkan DJJ 132 x/m,

sementara normal DJJ yaitu 120-160 x/m, hal ini sesuai dengan teori

menurut (Kemenkes RI (2016) bahwa tujuan pemantauan janin untuk

mendeteksi dini gawat janin dan pemeriksaan DJJ adalah satu cara

memantau janin.

Pada pemeriksaan leopold dan pemeriksaan fisik lainnya tidak

ditemui hal yang abnormal. Dari hasil pemeriksaan urine di ketahui

protein urine (-) dan glukosa urine (-). Konjungtiva merah muda, ujung

jari tidak terlihat pucat dari hasil pemeriksaan darah diketahui Hb nya

11,2 gr/dl berarti Ny. A tidak mengalam anemia. Hal ini sesuai dengan

teori menurut (Saifuddin, 2009) yang menyatakan bahwa ibu hamil


dikatakan anemia apabila kadar Hb ibu dibawah 11 gr/dl pada

trimester I dan III atau <10,5 gr/dl.

3. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan data objektif,

penulis dapat menegakan diagnosa Ny.a G4P3A0 38 - 39 minggu

fisiologis

4. Penatalaksanaan

Berdasarkan analisa data tersebut penulis merencanakan dan

melaksanakan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Pada tahap

pelaksanaan, penulis telah melaksanakan asuhan yang sesuai dengan

prosedur yang dinyatakan Saifuddin (2007), yaitu memberitahukan

hasil pemeriksaan usia kehamilan, menghitung taksiran persalinan

dengan menggunakan rumus Naegele, memberikan informasi tentang

tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan, mendiskusikan

tentang persiapan persalinan dan kegawatdaruratan, memberikan

penjelasan tentang ketidaknyamanandan cara mengatasinya,

menjadwalkan kunjungan berikutnya, serta mendokumentasikan

asuhan.

B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada masa persalinan, penulis menemukan kesesuaian antara teori

dengan kenyataan dilapangan dan sebelum persalinan sudah dilakukan

Informed consent secara tulis dengan Ny. A dan keluarga yang


mendampingi sehingga pada waktu persalinan berjalan lancar.n persalinan

sudah dilakukan sesuai dengan asuhan persalinan normal.

1. Data Subjektif

Ny. A 34 tahun G4P3A0 39 minggu datang ke BPM tanggal 19

Oktober 2017 pukul 02.30 WIB mengeluh mules-mules teratur disertai

keluar lendir bercampur darah. Setelah dikaji lebih dalam ibu

mengatakan mules yang dirasakannya semakin sering dan teratur, Hal

ini sesuai dengan teori Wiknjosastro dalam Rukiyah (2009) yang

menyatakan persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi dan

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan

berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

Pada kala I, ibu mengatakan mules nya semakin lama dan semakin

sering. Sesuai dengan pernyataan Saifuddin (2007) bahwa pada kala I

persalinan terjadi his adekuat yaitu his yang sifatnya semakin lama

semakin sering dan intensitasnya semakin kuat secara teratur. Dan

sesuai dengan teori saifuddin (2012) frekuensi minimal penilaian atau

observasi kala I pada fase laten sudah dilakukan dengan hasil normal,

begitu juga pada fase aktif kemajuan berlangsung normal.

Pada kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.

Dari laporan hasil pemeriksaan terhadap Ny. A hamil 39 minggu

penulis menemukan kesesuaian antara teori dan kenyataan di lapangan


Ny. A mengeluh mules-mules sering, teratur, semakin kuat, dan ingin

mengedan serta semakin cepat datangnya. Hal ini sesuai dengan

Asuhan Persalinan menurut rahmi (2012) berdasarkan data subjektif

gejala persalinan sebagai berikut: kekuatan his makin sering terjadi dan

teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek dan sudah ada

tanda-tanda persalinan.

Pada kala III, ibu mengatakan mules. Menurut Manuaba (2007),

hal ini disebabkan setelah bayi lahir, uterus akan kembali kontraksi

untuk mengeluarkan plasenta.

Pada kala IV Menurut teori (Saifudin, 2012) kala IV merupakan

masa yang paling kritis untuk mencegah kematian ibu, terutama

kematian disebabkan karena perdarahan. Untuk itu dilakukan

pengawasan minimal selama 2 jam dengan ketentuan setiap 15 menit

sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2. Pada Ny. A ibu

mengatakan merasa mules dan lelah karena telah melewati proses

persalinan.

2. Data Objektif

Pada kala I fase aktif Ny. A, dari pembukaan 8 cm sampai

pembukaan lengkap berlangsung selama 1 jam. Hal ini sesuai dengan

pendapat Prawirohardjo (2010), yang menyatakan bahwa berdasarkan

kurve Fridman, pada multigravida 2 cm per jam. Dalam hal ini kala I

Ny. A sesuai dengan kurve fidman yaitu 2 cm per jam.


Kala II persalinan berlangsung 5 menit. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Saifuddin (2007) yang menyebutkan bahwa kala II

persalinan pada multigravida berlangsungn selama 1 jam.

kala III plasenta lahir 10 menit setelah bayi lahir. Hal ini sesuai

dengan teori maritalia (2012) yaitu Pelepasan plasenta biasanya

berlangsung selama 6 sampai dengan 15 menit setelah bayi lahir dan

keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.

Pada kala IV, berjalan normal sesuai dengan pernyataan Maritalia

(2010), yaitu tanda-tanda vital dalam keadaan normal, adanya

kolostrum, TFU sepusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, perdarahan normal.

3. Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan data Subjektif dan Objektif, dapat

disimpulkan bahwa Ny. A Umur 34 Tahun G4P3A0 hamil 39minggu

inpartu kala I fase aktif fisiologis.

4. Penatalaksanaan

Tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada kala I, II, III, dan IV,

penulis dapat melakukan asuhan sesuai dengan prosedur dan standar

yang berlaku dengan tetap memperhatikan asuhan sayang ibu dan

sayang bayi. Untuk pencegahan infeksi, tempat persalinan

didekontaminasi dengan menggunkan larutan klorin 0,5%, begitu pula

dengan peralatan yang telah dipakai, didekontaminasi dalam larutan


klorin 0,5% selama 10 menit, kemudian dicuci dengan air sabun,

dibilas, dan disterilkan dalam sterilisator selama 20 menit.

Pada tahap ini, penulis dapat melaksanakan asuhan dengan baik

dan lancar, berkat adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari

klien dan keluarga.

C. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

1. Data Subjektif

Hasil pengkajian pada hari pertama post partum, ibu mengatakan

perut masih terasa mules. Menurut Saifuddin (2007), rasa mules

setelah melahirkan adalah akibat dari kontraksi uterus, biasanya

berlangsung selama 2-4 hari post partum. Keadaan ini akan lebih

dirasakan oleh ibu pada saat menyusui.

Hasil pengkajian pada hari ketiga post partum, ibu mengatakan

nyeri dan bengkak pada payudara serta tidak menyusui bayinya setiap

2 jam sekali karena melakukan pekerjaan rumah. Hal ini sesuai dengan

teori dari Kemenkes RI (2013) yaitu tanda dari bendungan ASI yaitu

nyeri dan bengkak pada kedua payudara terjadi pada hari ke 3-5

setelah persalinan serta faktor yang menyebabkannya adalah

membatasi waktu menyusui.

2. Data Objektif

Pada pengkajian data objektif, didapatkan hasil involusi uterus

berjalan normal, kontraksi uterus baik, dan perdarahan pervaginam

normal. Namun pada hari ke 3 post partum didapatkan hasil


pemeriksaan pada payudara yaitu kedua payudara teraba keras dan

bengkak. Dalam hal ini tidak ditemukan adanya komplikasi pada masa

nifas yaitu bendungan ASI.

3. Analisis Data

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan data objektif,

dapat disimpulkan bahwa Ny. A Umur 34 Tahun P 4A0 post partum

dengan bendungan ASI.

4. Penatalaksanaan

Berdasarkan analisa data diatas dan disesuaikan dengan kebutuhan

ibu, penulis melakukan penatalaksanaan yaitu: memberikan penjelasan

tentang tanda bahaya masa nifas, memberikan pendidikan kesehatan

tentang menjaga kebersihan diri, nutrisi bagi ibu menyusui, cara

menyusui, dan memberikan konseling tentang KB. Asuhan yang

penulis berikan sesuai dengan standar asuhan yang berlaku (Saifuddin,

2007).

Sesuai dengan Kemenkes RI (2013) Penulis melakukan asuhan

breast care kepada Ny.A yang mengalami bendungan ASI serta

memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan payudara,

posisi dan cara menyusui yang baik dan benar.

D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

1. Data Subjektif

Pada saat umur bayi 1 jam, dilakukan pemeriksaan fisik bayi serta

memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan tali pusat,


pencegahan hipotermi, pemberian ASI ekslusif, tanda bahaya pada

bayi baru lahir dan perawatan tali pusat. Hal ini sesuai dengan

pendapat JNPK-KR (2008), yang menyebutkan bahwa perawatan pada

bayi baru lahir antara lain perawatan tali pusat, tanda–tanda bahaya

pada bayi, perawatan harian seperti pemberian ASI dan pencegahan

hipotermi.

2. Data Objektif

Pada pengkajian data objektif bayi baru lahir usia 1 jam, diperoleh

data: bayi menangis spontan, warna kulit kemerahan, tonus otot baik,

refleks baik, tidak ada cacat bawaan, berat badan 2800 gram, panjang

badan 48 cmm LK 33 cm, LD 30 cm, dan LiLA 9 cm, denyut jantung

135x/menit. Data ini sesuai dengan teori tentang ciri-ciri bayi normal

(Dewi ,2010).

3. Analisis Data

Berdasarkan pengkajian data subjektif dan data objektif yang

diperoleh pada bayi Ny. A. Maka penulis dapat menulis diagnosa yaitu

bayi baru lahir Fisiologis.

4. Penatalaksanaan

Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan bayi baru lahir sesuai

dengan hasil pengkajian data subjektif dan data objektif serta sesuai

dengan analisis data. Pada pelaksanaan, penulis melakukan asuhan

penanganan BBL, memotivasi ibu untuk menyusui bayi secara on

demand, memotivasi keluarga untuk menjemur bayi di pagi hari


selama 10-20 menit, memotivasi ibu dan keluarga untuk memberikan

ASI ekslusif, pendidikan kesehatan mengenai imunisasi, tanda bahaya

bayi baru lahir, dan perawatan tali pusat.

Pada tahap ini, penulis dapat melaksanakan asuhan dengan baik

dan lancar, berkat adanya dukungan dan kerja sama yang baik dari

klien dan keluarga.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.

A 34 tahun, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penulis dapat

melakukan pengkajian kehamilan, persalinan, nifas, bbl dan kb sehingga

penulis mendapatkan data yang akurat, karena adanya kerja sama yang

baik antara ibu dan petugas kesehatan serta didukung oleh sarana dan

prasarana yang baik pula.

B. Saran

Dalam rangka meningkatkan upaya pelayanan kesehatan maka penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Agar dapat mengatasi kesenjangan antara teori dan masalah yang

ada dalam praktik nyata, dapat menerapkan ilmu yang didapat dan agar

lebih terampil serta tanggap dalam melakukan manajemen asuhan

kebidanan yang komprehensif.

2. Bagi Klien

Sikap positif yang dimiliki klien hendaknya dapat dipertahankan

dan ditingkatkan serta diharapkan dapat melaksanakan asuhan yang

telah diberikan dalam kehidupan sehari-hari.


Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)

a. Sebagai tenaga pelaksana kebidanan hendaknya dalam setiap

pelayanan kebidanan memberikan asuhan secara komprehensif,

pengawasan secara intensif serta tindakan yang bersifat proaktif

untuk mencegah timbulnya masalah atau penyulit.

b. Dalam memberikan asuhan persalinan hendaknya bidan

menerapkan standar asuhan persalinan normal serta melibatkan

keluarga dalam proses persalinan.

c. Dalam memberikan asuhanmasa nifas dan asuhan pada bayi

hendaknya bidan memberikan asuhan yang berkesinambungan

sehingga perkembangan kesehatan ibu dan bayi dapat di pantau.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat melakukan pembahasan lanjut

mengenai asuhan kebidanan komprehensif dalam rangka pemantapan

dan pengembangan ilmu kebidanan.

4. Bagi lahan Praktik

Diharapkan agar dapat lebih meningkatkan mutu pelayanannya,

terutama dalam pelayanan kebidanan dengan cara selalu mengupdate

perkembangan ilmu kesehatan khususnya mengenai asuhan kebidanan

agar sesuai dengan standar pelayanan kebidanan sehingga dapat

membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya

kesehatan ibu dan anak.


DAFTAR PUSTAKA

Arum Setya, (2012). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Medical Book.

Departemen Kesehatan. 2011. Angka Kematian Ibu dan Bayi. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia

Handayani, Fitri. 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap suami dengan

Penggunaan Kondom. Riau: Jurnal Ners Universitas Pahlamawan Tuanku

Tambusai. Vol. 1, No.1: 38.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu di

Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pelayanan Kesehatan

Neonatal Esensial.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan

Anak.

Kusyanti, dkk. (2012). Menjawab Pertanyataan Dalam Klinik Kebidanan.

Jakarta: Trans Info Media

Maritalia, dkk. 2012. Biologi reproduksi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Rukiyah, ai yeyeh dkk. 2009. Asuhan kebidanan persalinan. Jakarta: Trans Info

Media

Saifuddin, abdul bari dkk. 2008. Buku Panduan praktis pelayanan kesehatan

maternatal dan neonatal. Jakarta.

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba medika.
Varney, H. 1997. Varney’s Midwefery Text Book edisi 3. Boston: Jones and

Bartlett Publisher.

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Saifuddin, AB. 2012. Buku Praktis Pelayana Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo

Mochtar, Rustam. 2013. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,

Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai