Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN PPOK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Tanggal berlaku :
Halaman :

Manokwari, 2019

RUMAH SAKIT
BHAYANGKARA
PAPUA BARAT Dr. EKO YUNIANTO, Sp.F, MHKes
KOMISARIS POLISI, NRP:79061558

1. Pengertian PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan
diobati,dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang persisten, progresif
danberhubungan dengan peningkatan respons inflamasi kronis di paru
terhadappartikel dan gas berbahaya. Eksaserbasi dan komorbid berkontribusi
terhadapkeseluruhan keparahan tiap individu. Prevalensi PPOK tertinggi terdapat di
NusaTenggara Timur (10,0%), diikuti Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi Barat,
danSulawesi Selatan masing-masing 6,7 persen. PPOK lebih tinggi pada laki-
lakidibanding perempuan dan lebih tinggi di perdesaan dibanding
perkotaan.Prevalensi PPOK cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan
pendidikanrendah dan kuintil indeks kepemilikan terbawah.
2. Tujuan Memberikan asuhan keperawatan kepada klien PPOK secara komprehensif.
3. Kebijakan
4. Referensi Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter diFasilitas Pelayanan Kesehatan Primer ,K
ementrian Kesehatan Republik Indonesia
5. Prosedur 1. Petugas melakukan tindakan asepsis dan antisepsis.
2. Petugas menerima status pasien dari ruang TTV.
3. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dr loket pendaftaran.
4. Petugas memeriksa kelengkapan hasil pemeriksaan TTV.
5. Petugas mengarahkan pasien untuk pemeriksan dokter.
6. Dokter melakukan anamnesa
Keluhan penyakit PPOK adalah
a. Sesak napas Kadang-kadang disertai mengi.
b. Batuk kering atau dengan dahak yang produktif
c. Rasa berat di dada
7. Dokter melakukan Pemeriksaan fisik:
a. Inspeksi : Sianosis sentral pada membran mukosa mungkin ditemukan,
Abnormalitas dinding dada : barrel chest : Laju respirasi istirahatmeningkat
lebih dari 20 kali/menit dan pola napas lebih dangkal : Pursed - lips breathing
(mulut setengah terkatup mencucu), Penggunaan otot bantu napas adalah
indikasi gangguan pernapasan g.Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis dileher dan edema tungkai.
b. Palpasi dan Perkusi : Sering tidak ditemukan kelainan pada PPOK : Irama
jantung di apeks mungkin sulit ditemukan karena hiperinflasiparu :
Hiperinflasi menyebabkan hati letak rendah dan mudah dipalpasic.
c. Auskultasi : Mengi selama pernapasan biasa menunjukkan keterbatasanaliran
udara. Tetapi mengi yang hanya terdengar setelah ekspirasipaksa tidak
spesifik untuk PPOK : Ronki basah kasar saat inspirasi dapatditemukan :
Bunyi jantung terdengar lebih keras di area xiphoideus.
8. Dokter melakukan pemeriksan penunjang : Pemeriksaan penunjang yangdapat
dilakukan adalah uji jalan 6 menit yang dimodifikasi. Untuk diPuskesmas dengan
sarana terbatas, evaluasi yang dapat digunakan adalahkeluhan lelah yang timbul
atau bertambah sesak.
9. Petugas menegakkan diagnose dan membuat resep untuk pasienPenatalaksanaan :
a. Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit
danmempertahankan keadaan stabil.
b. Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis (salbutamol) dengan
golongan xantin (aminofilin dan teofilin). Masing-masing dalam dosis
suboptimal, sesuai dengan berat badan dan beratnyapenyakit. Untuk dosis
pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-150 mgkombinasi dengn salbutamol 1
mg.
c. Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila tersedia.
d. Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH) 5. Mukolitik (ambroxol)
dapatdiberikan bila sputum mukoid.
10. Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
a. Oksigen (bila tersedia)
b. Bronkodilator Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau
frekuensibronkodilator kerja pendek ditingkatkan dan dikombinasikan
denganantikolinergik. Bronkodilator yang disarankan adalah dalam
sediaaninhalasi. Jika tidak tersedia, obat dapat diberikan secara
injeksi,subkutan, intravena atau perdrip, misalnya: Adrenalin 0, 3 mg
subkutan,digunakan dengan hati-hati Aminofilin bolus 5 mg/kgBB
(denganpengenceran) harus perlahan (10 menit) utk menghindari
efeksamping.dilanjutkan dengan perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.
c. Kortikosteroid diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimalselama 2
minggu. Pemberian selama 2 minggu tidak perlu tapering off.
d. Antibiotik yang tersedia di Puskesmas
e. Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale, dapat diberikan diuretik danperlu
berhati-hati dalam pemberian cairan.
11. Kriteria rujukan
a. Untuk memastikan diagnosis dan menentukan derajat PPOK
b. PPOK eksaserbasi
c. Rujukan penatalaksanaan jangka panjang
6. Unit 1. Poli umum
Terkait 2. UGD
3. Apotik
4. Laboratorium
5. Rawat inap
7. Dokumen - Rekam Medik
Terkait - Register
- Blanko resep

Anda mungkin juga menyukai