Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Tn. RR
Umur : 37 Tahun
Kelamin : Laki – laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : STM
Pekerjaan : TIdak ada
Alamat : Kleak lingkungan V Manado
Suku / bangsa : Minahasa / Indonesia
Tgl Masuk : 09 – 10 – 2007
Tgl pengkajian : 10 – 09 – 2007
No R.M : 2233
Diagnosa medis : Skizofrenia
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. A.R.
Umur : 56 thn
Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Kr. Protestan
Alamat : Kleak lingkungan V manado
Hubungan : Ibu kandung
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan MRS : Ingin berobat supayah sembuh
b. Keluhan Utama
- Saat MRS : klien marah – marah, mengamuk dan melempar barang.
- Saat dikaji :
* Klien mengatakan mendengar suara / bisikan yang
menyuruhnya * latihan karate.
* Klien banyak bicara, suka tertawa dan bicara sendiri
* Klien menggerak – gerakan tangan saat bercerita.
3. Faktor Predisposisi
a. Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa, bahkan sudah empat kali masuk keluar RS
jiwa yaitu :
No Tanggal MRS Tanggal Keluar
1. 29-01-1997 10-12-1997
2. 11-10-2001 02-06-2003
3. 06-07-2003 09-12-2003
4. 09-10-2005
-Sekarang
b. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan sebelumnya kurang behasil karena klien sudah tidakmau minum obat lagi (klien
putus obat)
c. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Dalam keluarga hanya klien yang mengalami gangguan jiwa.
d. Pengalaman masa lalu yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
- Saat dikaji klien mengatakan pengalaman yang menyenangkan waktu menjadi juara karate.
- Keluarga mengatakan klien sudah tidak bias ikut kuliah karena sakit, sehingga klien marah-
marah, membentak dan melempar barang.
Masalah keperawatan : - Perilaku kekerasan
- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg SB : 36° C N : 82 x/m R : 21 x/m
b. BB : 54 Kg TB : 160 Cm
c. Kesadaran : Compos mentis
5. Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri
- Citra tubuh
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, saat ditanya bagian tubuh yang disukai
adalah tangan.
- Identitas
Klien dapat menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-
laki.
- Peran
Sebelum sakit dirumah klien mempunyai tanggungjawab sebagai anak, klien dapat melakukan
pekerjaan dirumah.Klien rajin mengikuti kegiatan ibadah. Tetapi setelah sakit klien dirawat
dirumah sakit jiwa. Klien mengatakan bahwa dirumah sakit klien adalah seorang pasien yang
mendapat pengobatan.
- Ideal diri
Klien berharap dapat segera pulang dirumah,membantu org tua dan latihan karate
- Harga diri
Klien mengatakan jika sudah pulang dirumah klien ingin bergaul dengan teman-temannya klien
menerima keadaan klien dan mengatakan bahwa klien tidak malu jika dia dirawat dirumah sakit
jiwa
c. Hubungan social
- Orang terdekat : ibu kandung klien
- Peran serta dalam masyarakat
Sebelum sakit klien sering mengikuti kegiatan masyarakat seperti kerja bakti dan kegiatan
pemuda. Setelah di rumah sakit, klien jarang mengikuti kegitan dalam masyarakat.klien hanya
mengikuti kegiatan dalam rumah sakit dan itupun jika klien suka.
d. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sebelum sakit klien adalah org yang pemalu,tetapi setelah sakit klien banyak bicara, frekuensi
bicara cepat.saat dirumah sakit. Klien suka menyendiri dan tidak mau berbicara dengan teman-
teman diruangan. Dengan teman-teman didalam ruangan,klien kebanyakan duduk ditempat tidur.
Masalah keperawatan : isolasi sosial ; menarik diri
6. Status Mental
a. Penampilan
Cara berpakain rapi, penampilan sesuai usia, kebersihan cukup, postur tubuh sedang, ekspresi
wajah kadang serius saat bercerita, kontak mata tajam, status kesehatan secara umum baik (tidak
ada penyakit serius yang diderita), cara berjalan baik.
b. Pembicaraan
Frekuensi bicara cepat, volume suara keras,kata – kata yang diucapkan jelas tapi dalam memberi
jawaban terlalu panjang.
c. Aktivitas motorik
- Klien suka jalan- jalan diruangan, dapat melakukan aktivtas jika disuruh perawat.
- Klien tampak bersemangat, klien suka menggerak – gerakan tangan saat bicara
d. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, kontak mata kadang tidak mau
menatap perawat.ekspresi wajah saat bercerita serius, klien senang saat diajak bicara, klien
tampak malu-malu saat bercerita.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial ; menarik diri.
e. Alam perasaan
Klien mengatakan rasa senang.
f. Afek
Labil (tidak sesuai)
g. Persepsi
Klien sering mengatakan sering mendengar suara / bisikan ditelinga
yang menyuruhnya latihan karate
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
h. Isi pikir
Klien mengatakan bahwa ia akan latihan karate, klien mengatakan bahwa ia akan memenangkan
pertandingan dan akan menjadi juara. Saat menceritakan hal ini, ekspresi klien menjadi serius.
Masalah keperawatan : Perubahan isi pikir
i. Proses pikir
Arus pikir cukup baik, klien mampu menjawab pertanyaan.ekspresi diri saat berbicara kadang
kurang jelas, tetapi sulit bagi klien un tuk mengganti topik pembicaraan jika tidak ditanyakan
perawat.
j. Tingkat kesadaran
Orentasi waktu, orang dan tempat baik
k. Memori
Daya ingat jangka panjang baik, daya ingat jangka pendek baik. klien dapat menyebutkan
kejadian penting yang ia alami.
l. Tingkat kosentrasi dan kalkulasi
- Klien dapat menghitung sederhana misalnya 20 – 7 = 13
- Klien dapat melakukan kalkulasi dan mengurangi secara berurutan misalnya mengurangi 3 dari
100 secara berurutan.
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana, klien dapat memberikan penilaian terhadap benda /
sesuatu yang dilihatnya jika ditanyakan.
n. Daya tilik diri
Klien mengatakan bahwa dirinya berada dirumah sakit dan sebagai pasien yang dirawat di RS.
klien mengatakan bahwa klien sudah sembuh dan ingin pulang di rumah.
7. Kebutuhan Perenanaan Pulang
a. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Makan disiapkan oleh perawat dirumah sakit dan orang tua dirumah.
Pakaian dirumah sakit diberikan oleh perawat dan keluarga perawat kesehatan diri memerlukan
bantuan minimal oleh perawat di RS
b. Kegiatan hidup sehari-hari
- Perawatan diri
Mandi : Dilakukan sendiri, frekuensi 2x sehari, mandi menggunakan sabun mandi gosok gigi pakai pasta
gigi tiap pagi. mandi dikamar mandi.
* BAB : Frekuensi 1x / hari, dapat dilakukan ditoilet.
* BAK : Frekuensi 4 – 5 x / hari, dapat dilakukan ditoilet.
Ganti pakaian : Dapat dilakukan sendiri, tiap pagi hari ganti pakaian sehabis mandi menggunakan kaus dan
celana pendek.
Nutrisi
Klien mengatakan menyukai makan disini frekuensi 3x / hari jenis nasi, ikan, sayur, buah,
(siang hari) frekuensi kudapan 1x / hari siang hari nafsu makan ; baik, porsi dihabiskan, BB
sekarung ; 54 kg.
d. Istirahat dan tidur
Masalah tidur ; ada
Saat bangun tidur klien mengatakan rasah lesu, tidur malam jam 12.00, bangun pagi ; 02.30.
Gangguan tidur ; klien mengatakan sulit untuk tidur dan bangun terlalu pagi.masalah
keperawatan : gangguan pola tidur.
e. Penggunaan obat
Pasien minum obat terlalu dimavitor oleh perawat yang bertugas
f. Pemeliharahan kesehatan.
Pasien mendapatkan perawatan lebih lanjut dan system pendukung (keluarga) untuk
memelihara kesehatan.
g. Aktivitas dalam rumah
Klien melakukan kegiyatan seperti menyapu mengepel dan mencuci pakaian sendiri.
h. Aktivitas diluar rumah
Pasien sering jalan – jalan disekitar rumah.
8. Mekanisme Koping
Saat halusinasi : klien suka marah, memberontak, melempar barang (displacement). Pasien suka
jalan diruangan, Jika ada masalah suka pukul teman, tidak mau bicara dengan orang lain.
9. Aspek Medik.
Diagnosa medik : Skizofrenia
Therapi medis : CPZ : Cloropomazin 100 mg 3 x 1
THP : 2 mg 3 x 1,5 mg
Haloperidol : 5mg 3 x 2 mg
Analisa Data
1 Ds : Gangguan persepsi
sendiri :
Klien mengatakan mendengar suara/ bisikan yang
menyuruhnya latihan karate Halusinasi
pendengaran
Do :
2 Ds : Resiko mencederai
orang lain dan
Keluarga mengatakan klien suka marah:”, melempar
lingkungan
barang jika sakit
Do :
3 Ds : Isolasi sosial/
menarik diri
Keluarga mengatakan klien suka mengurung diri dirumah
dan bicara sendiri
Do
Do :
Masalah Keperawatan
- Halusinasi pendengaran
- Resiko mencederai orang lain dan lingkungan
- Isolasi sosial ; Menarik diri
- Gangguan pola tidur
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko mencederai orang lain dan lingkungan B/d halusinasi pendengaran
Perencanaan Keperawatan
No/ Diagnosa
Keperawatan Kriteria
Tgl Tujuan Intervensi Rasional
Evaluasi
Do :
- tepat waktu.
Ekspresi wajah an
bercerita
2.1.3
Observasi
berhubungan mengungkapkan
memvalidasi klien
- Isi bicara,
untuk ungkapkan
mata melotot,
rasa terbuka.
tiba-tiba
tiba tetawa,
Meningkatkan
2.1.3 orientasi realita klien
dan rasa percaya diri
Gambarkan
tingkah laku
halusinasi
pada klien.
apa yang
kliendengar.
2.1.4
Terima hal-hal
yang nyata
bagi klien
tetapi tidak
bagi perawat
halusinasi : menimbulkan
2.2.2
sifat, halusinasi.
Membantu klien
waktu,
2.2.2
untuk mengontrol
frekuensi.
Bersama klien halusinasinya bila
pencetus
2.2.3
halusinasi.
Upaya untuk
2.2.3
memutus
berhalusinasi
minum ungkapan
4.2.1
obat secara klien tetang
Meningkatkan
teratur tindakannya.
pengetahuan dan
sesuai
4.2.1
motifasi klien untuk
aturran dan
Diskusikan melakuakan hal-hal
indikasi
dengan klien yang positif
tentang obat
4.2.2
untuk
Memastikan klien
magontrol
dapat minum obat
halusinasi
4.2.2. secara teratur
Bantu untuk
mamastikan
klien telah
minum obat
secara teratur
untk
mengontrol
halusinasi
09 persepsi sensori :
Klien Klien dapat Bina Kejujuran,
200 halusinasi
dapat berhubun menerima hubungan kesedihan, dan
7 pendengaran
gan dengan kehadiran saling penerimaan,
berhubungan
orangan lain perawat percaya, sikap meningkatkan
dengan menarik
sehingga terbuka dan kepercayaan
2.1
diri ditandai
halusinasinya empati, terima hubungan antara
dengan : Klien Klien dapat
dapat dicegah. klien apa perawat klien.
mengatakan menyebutk
adanya, sapa
TUK : 2.1.1
mendengar suara/ an
klien dengan
bisikan yang 1. penyebab Mengetahui sejauh
ramah, tepat
menyuruhnya menarik mana klien tentang
Klien dapat janji, jelaskan
latihan karate diri. menarik diri
membina tujuan
sehingga perawat
Do : hubungan saling pertemuan,
dapat merencanakan
percaya dengan pertahankan
Klien suka bicara
selanjutnya.
perawat. kontak mata.
sendiri, tertawa
dan senyum 2. 2.1.1
sendiri klien
Klien dapat Pengetahuan
banyak bicara
mengenal klien tentang
menyebabkan
perilaku menarik
diri.
mata untuk
4.1.1
menyebutkan
- Mau
Mengidentifikasi
cara
berinteraksi
hambatan untuk
berhubungan
4.1. dirasakan klien
dengan orang
Klien dapat lain
memelihara
hubungan 4.1.1
dengan
Libatkan klien
keluarga
dalam
kegiatan tak
dan adc
diruangan
4.1.2
Disesuaikan
tentang
manfaat
berhubungan
dengan
anggota
keluarga
Tangga No
Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan
l Dx
11-9- Dx.I Salam terapeutik”selamat pagi” S : Klien dapat meyebutkan identitas “Nama
membantu R?
O : Kontak mata tajam, tangan digerak-
Selamat pagi R gerakkan, bicara cepat dan keras.
R.”
S : Klien dapat mengenali
pertemuan kita sampai disini” - Klien minum obat sebelum makan siang.
klien ”bag
us R, R dapat mengungkapkan
perasaan R”
mengontrol halusinasinya?
apakah R setuju
membicarakan apa.”
mengevaluasi kemampuan
untuk memutuskan
halusinasi”untk mengontrol
halusinasi ada 4 cara.
lagi. Kedua :
bila sedang
halusinasi. keempat :
minum obat teratur
kemampuan klien “R
kontrak. ”baiklah R,
sampai ketemu lagi?”
- Mengakhiri kontrak “.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn.R. dengan perubahan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran melalui pendekatan proses keperawatan yang dilaksanakan
mulai hari senin 10 September 2007 sampai dengan 12 September 2007 maka penulis
menyimpulkan bahwa adanya kesenjangan antara teori dan praktik keperawatan jiwa. yaitu :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan secara pribadi antara penulis dan klien dan melakukan kerja sama antara
perawat ruangan. dalam teori keperawatan jiwa pengkajian yang di lakukan kepada klien untuk
memperoleh data bukanlah hal yang mudah dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup
panjang. setelah penulis melakukan pengkajian kepada klien Tn. R. di mana A RSU Prof. Dr. V.
L. Ratumbuysang manado, maka penulis menyatakan bahwa pengkajian yang dilakukan ternyata
tidak memakan waktu yang lama dan tergolong mudah, hal ini disebabkan oleh kerena klien
sudah sering masuk keluar rumah sakit, dan klien ini sudah lama mendapat perawatan sehingga
untuk berinteraksi dengan klien dapat dilakukan dengan mudah.
2. Diagnosa keperawatan
Penetapan diagnosa keperawatan memerlukan penganalisaan data yang cukup rumit, karena
bukanlah mudah untuk menimbulkan suatu diagnosa tanpa data yang akurat. Setelah penulis
menyelesaikan masalah dan kebutuhan klien diagnosa yang muncul 4 diagnosa keperawatan. jika
ditinjau lebih lagi, sebenarnya dalam teori, klien dengan diagnosa medik skizofrenia banyak
memunculkan diagnosa keperawatan tetapi setelah penulis mengkaji dan menganalisa maka
masalah yang muncul pada klien dengan skizofrenia ini, hanyalah 4 diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat penulis berdasakan berbagai sumber disesuaikan dengan prioritas
masalah keperawatan. rencana perawatan yang dibuat penulis tentunya sangat diharapkan untuk
dapat dilaksanakan tetapi mengingat keterbatasan waktu, alat dan media penunjang lainnya maka
tidak semua rencana tindakan dapat di implementasikan. pada implementasi juga penulis banyak
mengalami kesulitan mengingat yang diberikan implementasi adalah klien dengan gangguan jiwa
maka penulis sangat berusaha keras untuk menggunakan ilmu dan diri penulis agar implementasi
4. Evaluasi
Penilaian keberhasilan tindakan keperwatan sangatlah penting untuk dilakukan, hal ini
merupakan hal yang sangat penting, kerena tanpa evaluasi maka apa yang dilakukan penulis
beserta respon klien tehadap tindakan keperawatan yang dilakukan tidak dapat diukur. dalam
evaluadi ini, penulis banyak mengamati respon atau prilaku klien selama 3 hari setelah penulis
Jadi secara umum penulis menyimpulkan bahwa dalam studi kasus yang penulis angkat saat ini
memberi gambaran kepada kita tentang kesenjangan antara teori dan prktik keperawatan jiwa
melalui pendekatan proses keperawatan jiwa yang telah diterapkan oleh penulis pada klien
dengan perubahan persepsi sensori halusinasi pendengaran.
B. Saran
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan klien gangguan jiwa,maka sebaiknya perawat
harus lebih menigkatakan keterampilan diri untuk mengadakan pengkajian agar nantinya data
terindentifikasi benar-benar merupakan data yang sesunggunya sehuingga dengan demikian kita
dapat mengetahui masalah klien yang harus diselesaikan serta kebutuhanklien yang harus
dipenuhi.dalam menerapkan auhan keperawatan ini maka efisiensi waktu harus juga diperhatikan
karena semakin banyak perawat meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan klien,semakin
banyak pula peluang perawat untuk mengindetifikasi masalah yang dihadapi klien.untuk itu,
sebagai seorang perawat professional haruslah giat dan kiat dalam memanfaatkan diri perawat
sebagai terapi untuk klien dengan gangguan jiwa. Agar nantinya asuhan keperawatan jiwa yang
sudah diterapkan atau pun akan diterapkan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI (2000) Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa 1, Teori dan
Tindakan keperawatan (Penerbit Dep-kes RI Jakarta)
Keliat, Budi Ana (2006) Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Dua, Penerbit, Buku Kedokteran,
ECG, Jakarta
Stuart,gail w (2007) Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Suliswati,dkk (2005) Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa,Cetakan 1, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta
Rasmun (2001) Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga
Cetakan 1, Penerbit CV. Sabung Seto, JAKARTA
Zaidin ali (2002) Buku Dasar”Keperawatan Profesional, Cetakan 1, Penerbit: Widya Medika
Jakarta.
SI : Klien memakai kaus biru tangan pendek celana biru pendek dan sendal jepit warna hitam
N : Klien dapat memperkenalkan diri dan terbina hubungan saling percaya antara K dan P
WAKTU : Siang hari , senin 10 September 2007
Analisa
P : Selamat pagi
P : Kontak mata, Berdiri didepan Berharap Salam
Perawat
senang klien
dapat
menjawab
dengan baik
: Klien memakai celana jeans, kaos biru tua dan sandal jepit
warna hitam.
Analisa Analisa
Berpusat Berpusat
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Rasional
Pada Pada
Perawat Klien
P : Hallo R, apa kabar, selamat pagi. P : Menatap klien Berharap Klien Menyapa
K : Baik mantri dan tersenyum ramah. klien mua merasa secara
koperatif. percaya akrab
P : Apakah R sudah mandi ? K : Tersenyum,
diri mengata
menatap perawat Berharap
K: sudah mantri
kan
klien Bicara
P : Kontak
P : R tampak sehat, kenapa R di hubunga
menginga agak ragu
mata bicara jelas.
rawat ditempat ini? n yang
t – ragu,
K : Kontak mata, bicara jelas akrab.
K : Iya mantri, saya ini sehat sekali, kebersiha kurang
sambil menggerak -
saya tidak mengerti kenapa n diri. percaya Evaluasi
gerakan tangan.
mama saya membawa saya disini diri. kebersih
Berharap
padahal saya haya latihan karate.
P : Pertahankan kontak mata, an diri
klien mau Klien
ekspresi serius. klien
P : Memangnya siapa yang menjawab mengungk
menyuruh R latihan karate K : Bercerita denga . apkan Menggal
n masalahny i
Berharap
serius, sesekali a dengan perasaan
klienterus
menatap bebas klien
bercerita
untuk
perawat,
menimb
kontak mata
ulkan
tajam, tangan
digerak – gerakan. rasa
empati
P : Pertahankan ko
Mencari
ntak
tahu
mata, dengan ekspre
si serius penyeba
b klien
dapat
melakuk
an
tindakan
yang
dilakuka
nnya.
K : Saya latihan karate karena sayaK : Menatap Perawat, Berharap Klien Mencari
ditelingah yang menyuruh saya ekspresi dengan wajah dapatmen kan apa sejauh
untuk latihan karate. serius, sesekali tertawa. jawab yang ia mana
ya mantri. sederhan
n saling
percaya.
suara itu.
Termina
R maukan…,
si yang
melakukannya?
disepaka
K : Baik mantri, saya mau ti dapat
membina
P : Kalau begitu sampai
saling
jumpa besok R
percaya.
K : Iya mantri.
Analisa
Analisa
Komunikasi Komunikasi Berpusat
Berpusat Pada Rasional
Verbal Non Verbal Pada
Klien
Perawat
K : Iya
A. Pengertian.
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini diberikan dalam upaya
mengubah perilaku pasien dari perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif.
Ada berbagai macam terapi modalitas. Terapi-terapi modalitas tersebut adalah sbb
1. Psikoanalisa psikoterapi.
Terapi ini dikembangkan oleh Siqmund Freud, seorang dokter yang mengembangkan
‘talking cure’. Terapi ini didasarkan pada keyakinan bahwa bila seorang terapis dapat
pribadinya,perubahan perilaku dapat terjadi jika klien dapat menemukan kejajdian-kejadian yang
d. Menurunkan kecemasan.
dengan demikian perilaku yang tidak diinginkan atau maladaptif dapat diubah menjadi perilaku
yang diinginkanatau adaptif. Proses mengubah perilaku dengan terapi ini adalah dengan
menggunakan teknik yang disebut “conditioning” yaitu suatu proses dimana klien belajar
mengubah perilakunya.
a. Repprocal inhibition. Ini adalah cara mengurangi ansietas yang dirasakan dengan cara
b. Positive conditioning. Yaitu upaya mengganti perilaku yang tidak diinginkan dengan perilaku
yang diinginkan. Cara yang ditempuh adalah dengan memberikan reward pada setiap perilaku
yang diinginkandan tidak memberikan reward atau menghukum pada perilaku yang tidak
diinginkan.
Experimental extinction. Yaitu upaya menurunkan suatu perilaku dengan cara tidak memberikan
reward berulang-ulang.
3. Terapi kelompok.
hubungan interpersonal. Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun
interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan
erapeutik :
- Meningkatkan kesadaran klien terhadap reaksi emosi dan tindakan defensif
ehabilitasi :
4. Terapi keluarga.
d. Membantu keluarga menghadapi tekanan baik dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.
Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan anggota keluarga.
5. Terapi rehabilitasi.
atau berdiri sendiri. Terapi ini terdiri dari terapi rekreasi, terapi gerak, dan terapi musik yang
masing-masing mempunyai tujuan khusus. Okupasi terapi adalah suatu ilmu dan seni untuk
mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan tugas terpilih yang telah ditentukan,
dengan maksud mempermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses
6. Terapi psikodrama.
a. Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau pengalaman klien dalam suatu
drama.drama ini memberi kesempatan pada klien unuk menyadari perasaan, pikiran, dan
7. Terapi lingkungan
Peran perawat memberikan asuhan langsung kepada klien mengenai kegiatan yang dilaksanakan
diruangan. Seperti kegiatan sehari-hari, memimpin klien membersihkan ruangan atau halaman,
mengajarkan cara berpakaian, mandi, dan kegiatan lain yang sudah terjadwalkan.
2. Sebagai pendidik.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan terapi modalitas dalam berbagai
kegiatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingakh laku adalah sasaran dalam terapi
tersebut. Perawat juga memberikan pengetahuan kepada klien agar mampu memperbaiki,
3. Sebagai pengelola.
4. Mengelompokkan klien sesuai dengan masalah atau kondisi klien, mis : klien kronis, akut,
gangguan berhubungan,dll.
5. Menentukan tujuan dan sasaran dari setiap kegiatan sesuai dengan masalah dan latar belakang
klien.
6. Memilih jenis kegiatan yang sesuai. Dalam hal ini klien dapat dilibatkan untuk menentukan jenis
7. Sebagai peneliti.
Sebagai peneliti perawat dapat melakukan evaluasi keberhasilan program terapi. Evaluasi
dilakukan untuk menilai perkembangan klien secara kontinyu dan teratur, baik setelah kegiatan
maupun perkembangan sehari-hari dari klien. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui efek terapi
kegiatan yang telah dilakukan. Efek terapi kegiatan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria
pasien kepada tim seleksi.