Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Konjungtur
Konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang
menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi mengalami
kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Gambaran
atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang menunjukkan perubahan
pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu wkatu ke waktu lain.
Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode
lainnya. Ia selalu mengalami masa naik dan turun. Adakalanya kegiatan perekonomian
berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada
periode lainnya perekonomian mengalami perlambatan dalam perkembangannya dan
adakalanya ia merosot dan berada di tingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya.
Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangka panjang
dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan (business cycle).

B. Tahap-Tahap Konjungtur
Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap:
1) Tahap Depresi = Kemerosotan.
Yaitu kemerosotan yang disebabkan antara lain banyak produksi berkurang, banyak
pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran (baisse atau konjungtur rendah). Tetapi
akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik bawah/trough).
2) Tahap Ekspansi = Kegiatan ekonomi cepat.
Yaitu tahap kegiatan ekonomi dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat
sampai tercapainya puncak kegiatan (masa “boom” atau “hausse” = konjungtur
tinggi)
3) Tahap Resesi = Kelesuan.
Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi
terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit. Jika berlangsung lama dan hebat, dimana
semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan menjadi kemrosotan.
4) Tahap Recovery = Pemulihan.
Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.
C. Teori Terjadinya Gelombang Konjungtur
1. Jevons dan Moore (1923): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya
perubahan alam.
2. Pigou (1927): Fluktuasi kegiatan ekonomi terjadi karena adanya faktor psikologis
para pelaku bisnis (harapan pesimistis atau optimistis)
3. Malthus (1936): penyebab munculnya krisis ekonomi karena adanya kekurangan
konsumsi (under consumption). Alasan: sektor industri manufaktur makin
berkembang dan masyarakat lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi pada sektor
tersebut.
4. Mitchell (1951): Fluktuasi kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sistem
ekonomi kapitalis-liberalis.
5. Hawtrey (1928) dan Friedman (1957): Fluktuasi ekonomi disebabkan oleh sistem
moneter dan sistem kredit.
6. Shcumpeter (1934) menyebut penyebab utama tidak stabilnya inovasi teknologi.
7. Lucas dan Barro (1976), Fisher (1979), dan Phelps (1997): Ekspektasi masyarakat
yang rasional sebagai penyebab fluktuasi ekonomi.
8. Keynes: Sistem moneter dan kredit bukan penyebab, tetapi merupakan akibat.
Penyebab utama adalah tidak stabilnya investasi.
9. Siklus konjungtur kegiatan ekonomi menurut Ellis (1991) berbeda-beda.
a) Kondratif: setiap 50 tahun sekali
b) Juglar: 11 tahun sekali
c) Kitchin: 4 tahun sekali
d) Batra (1990): 60 tahun sekali
e) Mubyarto: 7 tahun sekali untuk perekonomian Indonesia (jawa: pitu-lungan).
D. Pengelolaan Siklus Ekonomi

Untuk menekan dampak negatif dari siklus ekonomi maka diperlukan kebijakan jangka
pendek dan jangka panjang di bidang moneter dan fiskal.

a. Kebijakan Jangka Pendek


Target utama: mengatasi output gap untuk mempengaruhi permintaan dan penawaran
agregat jangka pendek; stimulasi permintaan.
b. Kebijakan Jangka Panjang
Target utama: mencapai pertumbuhan yang tinggi dan memperkecil simpangan
pertumbuhan ekonomi.
Untuk stimulasi penawaran.

http://aldinosuprima.blog.uns.ac.id/2010/05/19/siklus-ekonomi/

http://winbiewimpie.blogspot.co.id/2012/11/konjungtur-ekonomi.html

Anda mungkin juga menyukai