Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BIOLOGI

JAMUR
KELOMPOK 4

NAMA:
1. ANGGI OKTICAH
2. ARMA DELA
3. DHELA SALSABILAH DILIYANTI
4. INDRI TRI SEDIA
5. REZA MARLENI
6. WIYANA NADIA LIZA
7. ZAHRA PRIMA PUTRI
8. ZERLI ADRIAN

KELAS:
X MIA 2

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL


KABUPATEN SELUMA
TAHUN AJARAN 2014/2015
Jamur
Pendahuluan
Jamur dikenal sebagai dengan istilah kapang (mold), khamir (yeast), ragi, atau
cendawan (mushroom). Istilah kapang (mold) digunakan untuk menyebut jamur pada tahap
reproduksi secara aseksual (vegetatif). Pada tahap tersebut, miselium tumbuh dengan cepat dan
menghasilkan banyak spora aseksual. Contohnya kapang roti Rhizopus. Isilah ragi dan khamir
digunakan untuk menyebut jamur bersel satu (uniseluler), misalnya ragi pengembang adonan
roti Saccharomyces cerevisiae. Istilah cendawan digunakan untuk menyebut jamur pada saat
membentuk tubuh buah, misalnya jamur merang (Volvariella voluvacea) yang berbentuk
seperti payung.
Dalam dunia biologi, jamur dikenal dengan istilah fungi. Ilmu yang mempelajari
jamur adalah mikologi, yang berasal dari bahasa Yunani mykes (jamur) dan logos (ilmu).

I. Ciri-Ciri Tubuh Jamur


A. Ukuran, Bentuk, dan Warna Tubuh Jamur
Jamur ada ukuran mikroskopis dan ada pula yang makroskopis. Tubu jamur
mikroskopis(ragi dan khamir) hanya terdiri atas satu sel(uniseluler), sedangkan tubuh jamur
makroskopis(kapang atau cendawan) terdiri atas banyak sel(mltiseluler). Jamur makrokopis
dapat dilihat dengan mata secara langsung , misalnya jamur merang(vilvariella volvacea),
jamur kuping(auricularia polytricha, dan jamur tempe(rhizopus oryzae). Jamur makrokopis
dapat membentuk tubu buah, dengan ukuran yang bervariasi, bahkan ada yang lebi dari satu
meter, misalnya calvatia gigantea. Namun demikian, untuk mendapat meliat sel-sel jamur
dengan jelas harus menggunakan bantuan bantuan mikroskop cahaya. Jamur mikrokopis,
misallnya saccharomyces sp., rhodotorula, dan candida sp.Jamur memiliki bentuk tubuh yang
sangat bervariasi, antara lain bentuk oval, bulat,pipih, bercak-bercak, embun teoung(mildew),
untaian benang seperti kapas, kancing baju,payung,dan mangkok.jamur terbentuk oval terdapat
pada jamur bersel satu, misalnya saccharomyces cereviside. Jamur terbentuk untaian benang
seperti kapas, misalnya jamur tempe(rhizoput oryzae.)jamur terbentuk seperti payung misalnya
jamur merang (voluariella voluacea).jamur berbentuk seperti mangkok,misalnya sarcoscypha
coccina. Jamur berbentu bulat, misalnya ”pufftball” (lycorperdon gemmatum). Jamur terbentu
pipih, misalnya jamur kuping (auricuralia polyricha). Jamur berbentuk bercak-bercak misalnya
jamur penyebab panu. Jamur yg berbentuk embun tepung (mildew), misalnya kapang roti
(mucor sp). Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak ada yang berwarna hijau.lichen (lumut
berkerak) berwarna hijau karena jamur hidup bersimbiosis dengan gagang hijau.
B.Struktur Tubuh Jamur
Tubuh jamur tersusun oleh sel-sel euariotik yang memiliki dinding sel dari zat kitin. Zat kitin tersusun
atas polisakarida yang mengandung mitrogen, bersifat kuat, tetapi pleksibel. Zat kitin pada jamur mirip
dengan zat kitin yang di temukan pada kerangka luar serangga atau atrofoda fungi tidak memiliki klorofil,
oleh karna itu fungi tergolong organisme heterotrop. Meskipun bersifat heterotrop, fungi tida mencerna
makanan nya di dalam tubuh.
Sel-sel penyusun tubuh jamur makrokopis memanjang membentuk benang yang disebut hipa. Hipa
bercabang-cabang membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium penyusun jalinan-jalinan
membentuk tubuh buah. Hifa merupakan struktur merupai benang yang terdiri atas satu atau banyak sel yang
diklilingi dinding yang berbentuk hifa. Pada beberapa jenis jamur hifa memiliki sekat-sekat antara sel yang
disebut septa. Septa memiliki cela atau pori yang cukup besar sehingga organnya sel dapat mengalir dari
suatu sel ke sel lainnya. Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara lain mitokondri pribosom, dan inti
sel(nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tida memiliki sekat sehingga disebut hasefa. Oleh karna
tidak memiliki sekat, hifa jamur hasepta merupakan masa stupsitoplasma yang panjang dan mengandung
ratusan hingga ribuan nokleus; disebut hifa senositik jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil
pembelahan inti sel yang berulang-ulang tampa disertai pembelahan sitoplasma. Hifa yang bercabang-cabang
membentuk miselium memungkinan terjadinya perluasan pemukaan bidan absorpsi(penyerapan) sehingga
sangat cocok sebagai alat penerapan nutrisi. Diperkirakan, 10 cm3 tanah organik yang subur yang dapat
ditumbuhi hifa jamur berdiameter 10 cm sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada oganisme lain
memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. Haustorium adalah ujung hifa yang menembus
jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan hifa pada sebagian miselium ada yang
berdiperensiasi dan termodifikasi membentuk alat reproduksi untuk menghasilan spora. Miselium yang
menghasilkan spora disebut miselium generatif.

II. Cara Hidup dan Habitat Jamur


A. Cara Hidup Jamur
Sebagai organisme heterotrop, jamur mendapat maanannya dengan cara menyerap zat
organik dari tempat hidupnya. Nutrisi yang berupa zat organik kompleks akan diuraikan secara
ekstraseluler(diluar sel tubuh) menjadi zat organik yang lebih sederhana dengan menggunaan
enzim hidrolitik. Contohnya, jamur rhizopus orizae yang tumbuh pada kedelai menyebabkan
kedelai menjadi lunam karna dicerna dengan menggunaan enzim yang dikeluarkan oleh jamur
sehingga terbentuk tempe zat organik yang di serap jamur digunakan untuk aktifitas hidupnya,
sebagian lagi disimpan sebagai cadangan maan dalam bentuk klikogen. Cara jamur
memperoleh nutrisi menjadi dasar kemampuan jamur menjadi jamur saproba(pengurai), jamur
parasit dan jamur simbosis mitualisme.
1. Jamur saproba (pengurai)
Jamur saproba mendapatan nutrisi dengan cara menguraian organisme yang sudah mati
atau bahan organi lainnya. Jamur saproba dapat tumbuh pada tumpuan sampah organik
yang basah, bahan makanan, batang pohon ygang tumbang, tumpuan kertas basah, pakaian,
sepatu dan tas kulit, dll. Jamur saproba mempunyai peranan sangat penting dalam
ekosistem yaitu sebagai pengurai (komposer) sisa-sisa organisme untuk mengembalikan
unsur hara kedalam tanah.
2. Jamur parasit
Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh organisme lain yang ditumpangi (inang). Jamur
parasit menyebabkan penyakit atau bersifat patogen bagi inang yang ditumpanginya.
Contohnya jamur penyebab panu yang tumbuh dikulit dan penyebab ketombe dikulit
kepala, pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS), dan
jamur arthrobatrys yang menjadi parasit cacing nematoda.
3. Jamur simbiosis mutualisme
Jamur simbiosis mutualisme mendapatkan nutrisi dari organisme hidup lain, tetapi mampu
memberikan keuntungan bagi organisme pasangan simbiosisnya. Cotohnya, lichen (lumut
kerak). Lichen bukanlah lumut, melainkan gabungan dari gagang hijau dengan jamur.

B. Habitat Jamur
Jamur memiliki habitat yang beraneka ragam sesuai cara hidupnya (saproba,
parasit, atau simbiosis mutualisme). Jamur saproba dapat tumbuh subur pada sisa
organisme, baik yang berada dilingkungan darat, air tawar, maupun air laut. Dilingkungan
darat, jamur tumbuh didaerah yang basah atau lembab sehingga jamur tumbuh subur pada
musim hujan. Beberapa jenis jamur dapat tumbuh pada lingkungan yang sangat asam atau
manis.
Jamur parasit dapat hidup pada organisme pada berbagai sel inang misalnya pada
jaringan kulit, organ dalam tumbuh, dan berbagai jaringan tumbuhan. Sementara jamur
yang hidup yang secara simbiosis mutualisme (lichen) dapt hidup dilingkungan yang
sangat ekstrem, misalnya didaerah kutub yang sangat dingin, digurun yang sangat panas,
pada batuan, atau menempel dipohon-pohon.

III. Reproduksi Jamur


Reproduksi jamur dapt terjadi secara vegetatif (aseksual) maupun generatif
(seksual). Pada umumya, reproduksi secara generatif merupakan reproduksi darurat yang
hanya terjadi bila terjadi perubahan kondisi lingkungan. Reproduksi secara generatif dapat
menghasilkan keturunan dengan variasi genetik yang lebih tinggi dibanding dengan
reproduksi secara vegetatif.
A. Reproduksi Secara Vegetatif
Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara
pembentukan tunas yan akan tumbuh menjadi individu baru. Sementara reproduksi secara
vegetatif pada jamur multiselulue dilakukan dengan cara sebagai berikut.
 Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh
menjadi jamur baru.
 Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau
konidiospora.
Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor (tangkai
kotak spora). Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora). Jamur jenis
lainnya yang sudah dewasa dapt menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). Pada ujung
konidiofor terdapt konidium (kotak konidiospora).

B. Reproduksi Secara Generatif


Reproduksi pada jamur secara generatif (seksual) dilakukan dengan pembentukan
spora seksual melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis. Mekanismenya dapat
diuraikan sebagai berikut.
1. Hifa (+) dan Hifa (-) masing-masing berkromosom haploid (n),
bedekatan membentuk gametangium. Gamenangium merupakan
perluasan hifa.
2. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sito plasma)
membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan
nukleus haploid yang belum bersatu.
3. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti)
sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).
4. Inti diploid zigosprangium segera mengalami pembelahan secara meosis
menghasilkan zigospora haploid (n) didalam zigosporangium.
5. Zigospora haploid (n), akan berkecmbah membentuk sporangium
bertangkai pendek dengan kromosom hapoloid (n).
6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora-spora yang haploid (n).
Spora-spora ini memilki keanekaragaman genetik.
7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh ditempat yang cocok, maka akan
berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamjur yang haploid. Hifa akan
tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n).

IV. Klasifikasi Jamur


Ahli taksonomi mengelompokkan berbagi jenis jamur dalam satu kingdom
Fungsi. Kingdom fungsi dibagi menjadi 4 divisi berdasarkan cara reproduksi secara generatif
(seksual) yaitu Zygomycota menghasilkan (zigospora), Asomycota (menghasilkan askospora),
Basidiomycota (menghasilkan basidiospora), dan Deuteromycota (belum diketahui cara
reproduksi seksualnya).

V. Simbiosis Jamur Dengan Organisme Lain


A. Lichen (lumut kerak)
lichen bukanlah jenis lumut, tetapi gabungan antara dua macam organisme yang hidup
bersimbosis mutualisme, taitu ganggang hijau(charolophyta) atau ganggang biru (bakteri
hijau biru/cyanobacteria) dengan jamur. Saat ini lebih dari 25.000 spesies lichen sudah
diidentifikasikan. Pada umumnya, lichen berwarna biru kehijauan, namun ada pula yang
berwarna oranye. Warna tersebut disebabkan oleh adanya hikmen potosintesis yang
dimiliki ganggang.
B. Mikorhiza
Mikorhiza(yunani,mykos = jamur, riza = akar) merupakan bentuk simbiosis mutualisme
antara jamur dengan akar tumbuhan.
Jenis jamur yang membentuk mikorhizaberasal dari divisi
Ascomycota, basidiomycota, danzygomyzota.
Adanya miselium jamur yang terikat erat secara permanen pada akar tumbuhan inang
akan menambah luas permukaan penyerapan air dan garam mineral oleh akar tumuhan.
Miselium jamur akan menukar garam mineral dengan nutrisi organik yang disintesis
oleh tumbuhan. Berdasarkan tingkat kedalaman jaringan akar tumbuhan yang ditembus
oleh hifa jamur, mikorhiza dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Ektomikorhiza, terbentuk bila hifa jamur berbeda dijaringan hepidermis akar
tumbuhan. Contohnya jamur yang hidup dijaringan epidermis akar tumbuhan pinus
sehingga pinus tahan terhadap kekeringan.
2. Endomikorhiza, terbentuk bila hifa jamur menembus jaringan yang lebih dala, yaitu
pada jaringan korteks akar tumbuh. Contohnya jamur yang hidup pada jaringan
korteks akar pohon buah-buahan dan akar anggrek.

VI. Pembiakan jamur


Jamur dikembangbiakan untuk berbagai keperluan penelitian maupun diambil manfaatnya
secara langsung. Jamur dapat ditumbuhkan dan dibiakkan pada beberapa medium sesuai de
dengan cara hidupnya. Jamur saproba yang dimiliki tubuh buah makrokopis biasanya dibiakan
pada medium serbuk kayu

Anda mungkin juga menyukai