Anda di halaman 1dari 9

Metanil Yellow

Metanil Yellow adalah bahan pewarna kuning yang biasa digunakan untuk industri

cat dan tekstil. Di Indonesia, metanil yellow sering disalahgunakan sebagai zat pewarna

makanan pada mie, kerupuk dan jajanan yang berwarna kuning mencolok. 5

Ciri-ciri makanan yang mengandung pewarna metanil yellow antara lain makanan
berwarna kuning mencolok tidak homogen dan cenderung berpendar.
Metanil yellow merupakan pewarna dengan golongan (azo, amin, aromatik, sulfonat).

2.4.1 Sifat Kimia

Sifat kimia dari metanil yellow adalah sebagai berikut:

- Larut dalam : air dam alkohol

- Cukup larut dalam : benzene dan eter

- Sedikit larut dalam : aseton

- Titik leleh : >3.000 0C

- Titik lebur : 390℃

- Kelarutan air : 5-10 g/100 mL pada suhu 24℃

- Berat molekul : 452,37

- Bentuk fisik : serbuk/padat

- Warna : Kuning kecokelatan

- Nama lain Sunset Yellow : C.I. 15985; C.I. Food Yellow 3; C.I. Food

Yellow 3, disodium salt; Food yellow No.5; Gelborange S; Fodd yellow

No.5

- Strukturnya terdapat ikatan N=N. Metanil yellow dengan warna kuning

dibuat dari asam metanilat dan difenilamin. 33

2.4.2 Dampak Metanil Yellow pada Kesehatan

Paparan kronik metanil yellow pada manusia bersifat iritan terhadap

berbagai organ tubuh manusia. Metanil yellow dapat menyebabkan iritasi


pada saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit, dan mata, serta

dapat menyebabkan kanker pada kandung kemih.33 Penelitian yang

dilakukan oleh Rituparna Sarkar dan Apurba Ratan menunjukkan

bahwa paparan kronik metanil yellow selama 30 hari pada tikus

albino dengan dosis 3 g/kgBB menyebabkan kerusakan lipatan

mukosa gaster dan nekrosis pada epitel kolumnar dan kelenjar

gaster.8

Tabel 2. Data Metanil Yellow35

No Keterangan Penjelasan

1. BM 375,38 g/mol

2. Rumus Molekul C18H14N3O3SNa

3. Komposisi C (61.18%), H (4.28%), N (11.89%), O (13.58%), S


(9.07%)

4. Komposisi isotope C (61.18%), H (4.28%), N (11.89%), O (13.58%), S


(9.07%)

5. Indeks refraksi n20D ~1.65

6. Nomor CAS 587-98-4

8. Merck Index 14.5928

9. pH 1.2-2.3

11. Titik Leleh >250oC

12. Golongan Dyes, azo

13. Kelarutan Larut dalam air, alkohol, sedikit larut dalam benzen, dan
agak larut dalam aseton

14. Sinonim Benzenesulfonic acid, 3-((4-(phenylamino)phenyl)azo)-,


monosodium salt; m-(p-Anilinophenylazo)-
benzenesulfonic acid sodium salt; M-Sulfanilic acid azo-
phenylamine sodium;
Metaniline yellow; C.I.Sodium phenylaminobenzene
Acid Yellow 36, Monosodium salt
metasulfonate;

15. Data Toksisitas  LD50 tikus – oral : 5 mg/kg


 LD50 mencit – intraperitoneal : 1 mg/kg
 LD50 mencit – intravena : 200 mg/kg
 LD50 oral – mencit : >488 mg/kg berat badan
 LC50 (Mortalitas) 155000 μg/L 96 jam -
Channa punctatus (Snake-head catfish)
16. Data Mutagenik  Analisis sitogenetik – leukosit manusia 10 μmol/
 Mutasi pada sel somatik mamalia – limfosit mamalia
22
nmol/L
 Analisis sitogenetik – oral mencit 60 mg/kg, 30
hari
secara kontinyu
 Uji Pertukaran Pasangan Kromatid (Sister
Exchange) – intraperitoneal mencit 5 mg/kg
Chromatid
MATERI YG PRAKTIK SAAAAAAAA

INI SUMBER :

ANALISIS ZAT WARNA METHANIL YELLOW PADA SIRUP


SECARA KUALITATIF MENGGUNAKAN
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

Rafi Mariska
Jurusan Pendidikan Kimia, Uin Ar-Raniry

A. Metanil Yellow

1. Definisi Metanil Yellow

Metanil yellow atau kuning metanil merupakan bahan pewarna sintetik

berbentuk serbuk, berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan

alkohol, agak larut dalam benzen dan eter, serta sedikit larut dalam aseton.

Pewarna ini umumnya digunakan sebagai pewarna pada tekstil, kertas, tinta,

plastik, kulit, dan cat, serta sebagai indikator asam-basa di laboratorium. Namun

pada prakteknya, di Indonesia pewarna ini sering disalahgunakan untuk mewarnai

berbagai jenis pangan antara lain kerupuk,mi, tahu, dan pangan jajanan yang

berwarna kuning, seperti gorengan.2

Saat ini banyak kuning metanil disalahgunakan untuk pangan, beberapa

diantaranya telah ditemukan di dalam bahan pangan jajanan berwarna kuning dan

banyak juga sebagai pewarna pada tahu. Ciri pangan yang mengandug pewarna

metanil yellow di antaranya berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar,

banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada

kerupuk).

FAO/WHO Expert Commite on Food Additives (JECFA) dapat

menggolongkan metanil yellow ini termasuk ke dalam zat warna sintesis.

Zat pewarna metanil yellow merupakan zat pewarna industri tekstil yang

dilarang untuk produk makanan, yang pada umumnya merupakan zat anorganik

ataupun mineral alam. Zat anorganik berasal dari persenyawaan logam berat
seperti aluminium, besi, tembaga dan lainnya. Zat warna ini bersifat racun dan

berbahaya karena mengandung residu logam berat. Industri tekstil menggunakan

logam berat sebagai bahan pengikat warna agar warna yang dihasilkan

menjadi lebih terang dan indah. Bahkan ada beberapa industri tekstil yang

menggunakan logam berat sebagai bahan pewarna. Logam berat yang

terkandung di dalam pewarna tekstil dapat dilihat dari jenis limbah yang

dihasilkan oleh industri tekstil tersebut, terutama arsenik (Ar), kadmium (Cd),

krom (Cr), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Proses pembuatan zat

pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam

nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang

bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk

akhir, harus melalui suatu senyawa antara (intermediat) yang kadang-kadang

berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir. Untuk zat pewarna yang

dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari

0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen,

sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.

Dampak Mengonsumsi Metanil Yellow

Metanil yellow sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu,

pemerintah melalui Menteri Kesehatan telah mengeluarkan peraturan tegas

melalui MENKES/722/PER/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan dan juga

peraturan Menteri Kesehatan No. 239/MENKES/PER/V/1985 tentang zat warna

tertentu yang dinyatakan berbahaya dan dilarang untuk ditambahkan ke dalam

makanan atau minuman. Pewarna kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup,

mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa

iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker

pada kandung dan saluran kemih. Apabila tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran

cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah, dan tekanan darah rendah.6

B. Sirup
Sirup merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa dan biasanya di dalamnya ditambahkan pewangi atau aroma tertentu.
Sirup juga sering digunakan sebagai obat-obatan, kuliner serta minuman.
Biasanya sirup dihidangkan bersama dengan makanan ringan, selain sebagai
minuman sirup juga digunakan sebagai obat.

C. Kromatografi Lapis Tipis


Definisi Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan alat analisa yang cukup

sederhana karena dapat menentukan jumlah komponen yang ada pada suatu

bahan, bahkan dapat pula mengidentifikasi komponen-komponen tersebut. Pada

dasarnya kromatograf lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer Chromatography)

sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara melakukannya.

Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahnya, yakni digunakannya lapisan

tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium atau plastik

sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada proses pemisahan

berlaku sebagai fasa diam. Fasa diam KLT terbuat dari serbukhalus dengan

ukuran 5 sampai 50 mikrometer. Serbuk halus ini dapat berupa suatu adsorben,

suatu penukar ion, suatu pengayak molekul atau dapat merupakan penyangga

yang dilapisi suatu cairan. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan

silica gel, aluminium dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung gugus

hidroksil di permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan

molekul-molekul polar.7

Kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas (KKt) adalah

metode kromatografi cair yang paling sederhana yang akan disajikan. Karena di

sebagian besar laboratorium KKt telah diganti dengan KLT. Kromatografi Lapis

Tipis dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai

metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua, dipakai

untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam

kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.


Kromatografi lapis tipis merupakan teknik pemisahan yang fasa diam

dapat ditempatkan dalam sebuah kolom, maupun dibuat sebagai lapisan tipis

diatas plat dari gelas atau aluminium. Kromatografi lapis tipis diklasifikasikan

sebagai kromatografi planar (datar) untuk membedakannya dari kromatografi

yang menggunakan fasa diam di dalam sebuah kolom. 9

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kromatografi lapis tipis

merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murni dan

mengetahui kuantitasnya. Teknik ini merupakan analisis cepat yang memerlukan

bahan sangat sedikit, dan sederhana. Kromatografi lapis tipis dapat digunakan

untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofilik seperti lipid-lipid

dan hidrokarbon.

Gambar 2.2. Plat Kromatografi Lapis Tipis

Alat dan Bahan

a. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya

ialah : Timbangan, gelas ukur 50 mL, pipet tetes, spatula, gelas kimia

100 mL, gelas kimia 30 mL, pipa kapiler, botol reagent, penggaris 30

cm, pensil, plat KLT 2,5 cm x 6 cm, kaca arlogi, dan pemanas.
b. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini

diantaranya ialah : benang wool, aquades, sirup lokal merek pohon Nira

warna kuning, sirup merek pohon Nira warna oranye dan sirup Pala

berwarna oranye kemerah- merahan, dietil eter, alkohol, methanil

yellow, natrium hidroksida, n-butanol, asam asetat, dan ammoniak.

Prosedur Kerja

Langkah-langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah :

1. Benang wool 15 cm didihkan dalam air dan dikeringkan.

2. Dicuci dengan eter.

3. Didihkan dengan NaOH.

4. Dibilas dengan air.

5. Dimasukkan benang wool ke dalam 35 mL sampel sirup lokal yang sudah

diasamkan dengan asam asetat dan didihkan selama 10 menit.

6. Benang wol dicuci dengan aquadest, dimasukkan ke dalam 5 mL

ammoniak 10% dan didihkan.

7. Dibuat larutan baku Methanyl Yellow dengan dilarutkan 0,1 gram serbuk

Methanyl Yellow dengan 100 mL etanol.

8. Dibuat larutan eluen dengan dengan n-butanol : asam asetat glasial :

aquadest (4:5:1) mL.

9. Ditotolkan sirup dan larutan baku pada lempeng KLT.

10. Dimasukkan lempeng KLT ke dalam larutan eluen dan diamati.

Anda mungkin juga menyukai