Anda di halaman 1dari 8

“Batu Menangis”

STAGE 1
Pada zaman dahulu , hiduplah seorang gadis cantik jelita yang bernama Putri Sedapa , ia
tinggal pada sebuah gubuk tua bersma ibunya yang sudah tua dan Putri Sedapa memiliki
kesaktian yang sangat hebat dengan satu langkah kakinya bisa pergi kemanapun ia mau. Putri
Sedepa memiliki kegemaran bermain di air (sungai), jika ia sudah asyik bermain di air, maka ia
tak akan ingat waktu.
(Pada sore hari)
Putri sedapa : wahh.. asyiknya bermain air disungai ini aku akan setiap hari akan bermain air
disini ( Gumamnya senang )
Ketika Putri Sedapa sedang asyiknya bermain air disungai datanglah ibunya.
Ibu : putri, tapau kerjau kba tu ? aghi ni lah keleman,baliklah
Putri :iyo bu bentar lagi,am lgi enak main air kni ko
Ibu : ndak beghapau lamau agi kb d sni a.a ?
Putri sedapa : iyo bu,iyo putri melok ibu balik kni
Ketika sedang berjalan pulang Tiba-tiba muncul dalam pikiran Putri Sedapa untuk
bertandang ke kerajaan Kahyangan. Maka keesokan harinya Putri sedapa datang lagi kesungai
yang disukainya, dan seketika sang putri sedapa berusaha meminta kepada sang dewa dengan
melangkahkah kakinya satu kali ditanah.
Putri Sedapa : Dewa yang Agung perkenankanlah hambamu untuk bermain di alam kahyangan!
( dengan memohon bersimpuh)
Berkat kesaktiannya, tibalah Putri Sedepa di kerajaan Kahyangan yang terkenal akan keindahan
alam dan pesona makhluknya. Pohon-pohon yang terus berwarna hijau sepanjang tahun, tak
satupun daun terlihat rontok dari tangkainya. Bunga-bunga beraneka bentuk dan warna, dan
selalu menebarkan wangi yang mampu membuat manusia manapun mabuk kepayang.
Putri : (dengan rasa gembira putri menikmati keindahan sungai dengan sepuas-puasnya)
(berdiri pohon dan berbagai macam bunga)
Putri Sedapa : Akankah aku kembali lagi kesini?melihat ini semua lagi
( dengan wajah termenung smbil berpikir )
(Dan tidak lama kemudian datanglah Sang Dewa Agung)
Dewa Agung : Wahai anak manusia,apa yang sedang kamu lakukan. sudah tiba saatnya kau
pulang ke dunia!! (dengan tegasnya dewa berkata kepada sang putri)
Puri Sedapa : Oh …Dewa yang agung, perkenankan hamba untuk berada di sini sebentar lagi!
Dewa Agung : Putri Sedepa, tidak sepatutnya kau memohon seperti itu, lihatlah warna jingga
senja sudah berganti dengan pekatnya malam!(lebih tegas)
Putri Sedapa : Oh Dewa yang Agung, kalau begitu perkenankan hamba untuk bisa datang
kembali esok hari! ( pinta Putri Sedepa. Tak terdengar suara apa pun, hening! ) “Dewa yang
Agung, hamba mohon!” (pintanya sekali lagi.)
Dewa Agung : Baiklah… kuperkenankan kau untuk datang kembali!
Putri Sedapa : Terima kasih Dewa yang Agung, Terima kasih!

Dewa Agung meninggalkan sungai. Tiba-tiba, tanpa sepengetahuan sang Dewa Agung,
datanglah seorang pangeran tampan nan gagah tidak lain tidak bukan ia lah Pangeran sakti, putra
dari Dewa Agung.
(pengeran berjalan mendekati putri sedapa)
Pengeran: dari tadi aku melihatmu dari balik pohon rindang itu. Cantik parasmu telah
membuatku kagum. Bolehkan kita berkenalan? Ku harap namamu secantik parasmu.
Putri sedapa: secantik itukah parasku wahai pangeran? Nama hamba Putri Sedapa. ( putri tersipu
malu membelakangi pangeran )
Pangeran: perkenankan aku untuk membuat janji kepadamu! ( pangeran menyentuh pundak
putrid sedapa )
(putri berbalik arah kemudian menatap pangeran)
Putri: wahai pangeran, perjanjian apakah yang ingin kau buat terhadap diriku yang hanya
seorang manusia bumi ini?
Pengeran: selama ini terlalu banyak yang mengganggu pikiranku. (terdiam sejenak)
(dengan terbata-bata pangeran melontarkan keinginannya)
Pangeran :Maukah kau menjadi pendamping hidupku, putri sedapa? (bertekuk lutut)
putri : (terkejutdan ia berbalik bertnya) pantaskah diriku ini menjdi pendmping hidupmu
pangeran? Sedangkan dirimu adalah seorng pangeran ?? aku khawatir akan terjadi sesuatu yang
tak diinginkan di khayangan.
Pangeran: wahai putri, aku rela menjadi Manusia biasa dan takkan ku hiraukan kemurkaan dewa
terhadapku.
Putrid: baiklah pangeran, jika itu keputusan dan janjimu. Akan ku tunggu kedatanganmu ke bumi
(penutupan dengan senyuman manis dri putri )
(TUTUP TIRAI)

STAGE 2
Tujuh hari kemudian, terjadilah kegemparan yang meresahkan dunia langit dan dunia
bumi. Tiga orang sakti yang terkenal dengan sebutan Trisakti, dipanggil ke langit untuk
menghadap Sang Dewa Agung.
(dewa agung mondar-mandir dengan gelisah dan cemas
Ki Gonjong : Wahai, Dewa yang Agung, apakah gerangan Paduka memanggil patik bertiga?
Dewa Agung : Ki Gonjong, Ki Pitak, Ki Bulet, kalian kuminta menghadap karena ada suatu
keresahan yang akan menimpa dunia manusia dan dunia para dewata!
Ki bulet : Apakah itu, wahai Paduka?
Dewa Agung : dalam tujuh hari ini, Putri Sedepa dari dunia manusia datang kesni tanpa
sepengetahuanku, salah satu putra kesayanganku, Pangeran sakti selalu memperhatikan
keasyikan Putri Sedepa dan akhinya apa ?? dia malah jatuh hati (smbil berkata agak keras)!
inilah yang menjadi persoalan besar, tak akan mungkin seorang putra dewata menikah dengan
seorang putri manusia. ( dengan nada agak tegas dewa menceritakan itu kepada Trisakti)
(dewi agung menghampiri dewa agung dan mereka berbicara berdua )
Dewi Agung : wahai dewa agung , biarkanlah dlu pangeran sakti mengenal dunia manusia,
mungkin dia penasaran dengan dunia manusia
Dewa agung : tapi dewi , kita tidak boleh melanggar kodrat yang sudah turun menurun. Bahwa
dunia manusia dengan dunia para dewata itu sangatlah berbeda
dEwi agung : ya dewa agung. Mana baiknya saja . dewi hanya memberi saran. Yang terbaiknya
itu ada di keputusan sang dewa!
(dewi membalikan badan lalu pergi meninggalkan dewa dengan perlahan )
(trisakti lalu menghampiri dewa agung yang sudah berbicaradengan dewi agung )

Ki Pitak : Dewa yang Agung, maafkan hamba yang telah lancang bertanya! Apakah Putri kami
membalas perasaan ananda Paduka? ( sambil menangkupkan kedua belah telapak tangan di
depan dada)
Dewa Agung : Haa… itulah yang terjadi, kini mereka tengah berasyik masyuk di tepi sungai
nirwana!
(tanpa pikir panjang trisakti langsung menemui putri sedapa di balainya)
putri: Wahai Paman bertiga, angin apakah yang membawa paman singgah ke gubuk kecil kami
ini?
Ki Bulet : Duhai, Anakku sayang, Paman ingin bertanya apakah kau benar-benar mencintai
Pangeran Sakti?
Putri Sedapa : ( terdiam Sejenak ) Darimanakah paman mengetahui kabar itu?
Ki Pitak : Tak usah kau tahu, darimana paman memperoleh kabar tersebut! paman hanya ingin
tahu apakah engkau mencintai Pangeran Sakti?
Putri Sedapa : ntahlah paman,rasa itu muncul dengan sendiirinya tp apakah itu salah ?
Ki Gonjong : (Menghela Nafas) Putri, ketahuilah, kau kami rawat dan kami asuh bukan untuk
mempermalukan kehormatan kami di depan mata Dewata Agung.

ki bolek : kamu tau siapakh pangeran itu ?(dengan ekprsi agak tegas ). Sebelum kau kecewa,
lebih baik kau pikirkan kembali keinginanmu itu
Putri Sedapa : (Menyangga perkataan Ki Gonjong) Tapi Paman … Pangeran Sakti telah berjanji
kepadaku untuk selalu bersama, ia akan rela melepaskan kedudukannya untuk hidup sebagai
manusia!
Ki Pitak : kamu jgan melawan kedudukn kita putri kamu bakal tau kan apa yang akan terjdi jika
ini smua terjdi ?
( Tegas Ki Pitak dan sangatlah marah sambil berdiri dihadapan Putri Sedapa)
Seiring dengan kepergian Trisakti, suasana bumi menjadi kelam, angin menderu kencang. Putri
Sedepa hanya bisa terdiam dan menerima semua keputusan paman-pamannya. Sementara itu, di
kerajaan Langit perdebatan antara Dewa Agung dengan Pangeran Sakti pun tak kalah sengitnya.
Dewa Agung : Ananda Pangeran Sakti, tolong kau pikirkan lagi pilihanmu itu! Dia hanya
manusia biasa!
Pangeran Sakti : Dewa Agung, hamba tak main-main dengan perasaan hamba untuk Putri
Sedepa. Hamba benar-benar mencintainya! ( Menjawab dengan teguhnya dan ekpresi memelas )
Dewa Agung : Pangeran, engkau adalah keturunan kerajaan langit, engkau tak layak
berdampingan dengan dengan manusia! ( Bujuk Dewa kepada putra kesayangan)
Pangran Sakti : Jika hamba tak layak berdampingan dengan manusia, kenapa Dewata
menganugerahkan perasaan cinta diantara kami berdua? Hamba siap menerima setiap resikonya!
( Tegasnya lagi )
Dewa Agung : Baiklah… klo itu memang keputusanmu, maka bersiap-siaplah untuk hidup di
bumi. Kau harus bekerja keras untuk menghidupi anak istrimu. Jika kau ingin minum, kau harus
mengambilnya dulu di sungai lalu memasaknya.semua pekerjaan harus kamu lakukan dengan
sendirinya! Satu hal lagi yang harus kau ketahui, kau benar-benar akan menjadi manusia tanpa
kesaktian yang selama ini kau miliki! Kau sanggup, Pangeran Sakti? ( Dengan Tegas Dewa
berkata kepada pangeran dengan muka meyakinkan pangeran )
Pangeran Sakti : Hamba siap, Dewata Agung! (sambil menghela nafas panjang)
Keputusan Pangeran Sakti benar-benar membuat Dewata Agung geram, maka segera beliau
putuskan untuk mengirim Pangeran Sakti ke bumi dan menikahkannya dengan Putri Sedepa.

(dengan gerakan cepat tanpa pikir-pikir lagi )

STAGE 3
Kehidupan Pangeran Sakti dengan Putri Sedepa berjalan layaknya kehidupan manusia pada
umumnya. Pangeran Sakti membangun sebuah pondok di daerah yang sekarang dikenal dengan
sebutan Suban Air Panas. Di daerah itu juga Pangeran sakti membuka kebun untuk menghidupi
keluarga kecilnya. Hingga pada suatu hari…

Pangeran sakti : Dinda, hari ini kanda akan membuka kebun di arah utara kebun kita yang dulu.
Mungkin kanda tak sempat untuk pulang makan siang. Kanda harap, Dinda bersedia
mengantarkan makan siang ke kebun kita!
Putri Sedapa : Tentu kanda, akan dinda siapkan makanan yang enak untuk makan siang kanda di
sana!
. Tak lama berselang, Putri Sedepa pun segera menyiapkan makan siang untuk suaminya.
Menjelang tengah hari berangkatlah Putri Sedepa menuju kebun.

Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba saja, Putri, Putri Sedepa mencoba untuk menyentuh air itu.

Terasa hangat. Putri Sedepa pun semakin penasaran darimanakah asal air ini? pikirnya, ia
mencoba menuju hulu aliran air itu, dan tanpa sadar telah meninggalkan beronang berisi
makanan itu di tengah jalan

Ternyata, air yang hangat itu berasal dari sebuah kolam yang dikelilingi batu-batu alam yang
begitu mengagumkan

Putri Sedapa : Wahai, Dewata Agung…betapa indahnya kau ciptakan tempat ini! ( gumam Putri
Sedepa dengan sangat riangnya )
(dengan wajah cemas pangeran mencari-cari istrinya yang tak kunjung datang )

Pangeran Sakti : dewa....seandainya kehidupan manusia seperti kehidupan dewata!” ( gumam


Pangeran Sakti, dan tanpa sadar ia memandang ke arah Timur laut kebunnya, ke arah Bukit Kaba
yang menjadi gerbang masuk ke dunia dewata)
Tiba-tiba muncul dalam benaknya, apakah telah terjadi sesuatu dengan Putri Sedepa? ( tanpa
pikir panjang ,pangeran lasung mencari istrinya). Begitu khawatirnya Pangeran Sakti dengan
kondisi Putri Sedepa.

Tak lama kemudian sampailah Pangeran sakti di tepi sungai yang berseberangan dengan kolam
air hangat yang sedang dinikmati Putri Sedepa, seketika dia melihat seorang perempuan
berambut sangat panjang tengah asyik bermain di tengah kolam dengan wajah yang tak lepas
dari gelak tawanya.

Pangeran Sakti : Putri Sedepa! ( teriaknya dengan lantang)

Putri Sedapa : Kanda... ( Bisiknya takut dan Ia berlari menyongsong kedatangan suaminya)

Pangeran Sakti : Berhenti Disitu!! (bentak Pangeran sakti lebih keras lagi )

Putri Sedapa : Kanda maafkan aku! ( pintanya sambil tersedu )

Pangeran Sakti : ( Sambil melemparkan beronang itu ke arah Putri Sedepa ) Putri, kau telah
lancang dan melalaikan suamimu. Tidak tahukah berapa lama suamimu menahan dahaga dan
lapar yang tak terperi, tidak tahukah kamu?

Putri Sedapa : ( Menyangga perkataan suaminya ) Maafkan aku kanda...

Pangeran : lain kali kalau kmu mau pergi kemna-mana ,kabari dlu kakanda. Biar kakand tidak
khawtir dengan keadaan adinda

Putri : iya kakanda. Adinda tidak akan mengulangi nya lgi

(mereka berdua berjalan pulang)

(di dalam perjalanan, putri baru teringat dia telah melalaikan perintah suaminya yaiu
menghantarkan makan siang untuk suaminya itu. Ia sangat merasa bersalah )

Pangeran Sakti : Betapa khawatirnya perasaanku begitu melihat beronangmu tergeletak berserak
di tengah hutan, tidak tahukah kamu, betapa suamimu sangat mencemaskan keberadaanmu?

Sungguh sangat kusesali telah kubangun perasaan itu, sedangkan kau tengah asyik menyalurkan
kesenanganmu di tengah hutan ini!! ( rasa sesalnya semakin menjadi terhadap istrinya sendiri )

Putri Sedapa : Tidak kanda bukanlah itu mkasudku akan aku jelaskan, maafkan aku kandaa... (
Mencoba menjelaskan dengan rasa bersalahnya dan air mata yang tak tertahan )
Pangeran Sakti : Tak Perlu kau perjelaskan lagi Putri, Benar kata Dewata Agung, aku takkan
sanggup menjadi manusia, aku takkan sanggup bersama manusia, manusia itu egois, asyik
dengan dirinya sendiri, lalai dan selalu lupa. Putri, kau telah menghancurkan harapanku untuk
terus hidup bersamamu! ( Perlahan Menjauhi Putri Sedapa dengan rasa kecewa dan
amarahnya )

Putri Sedapa : Tidak, Kanda… hamba mohon maafkanlah hamba… hamba telah lalai! ( Jerit
Putri Sedepa sambil menangis )

Pangeran Sakti : Wahai Dewata Agung, hamba mohon ampunkan hamba, hamba benar-benar
telah menyesal, hamba mohon izinkan hamba untuk kembali ke kerajaan langit! ( Pinta Pangeran
sakti sambil duduk bersimpuh dengan menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada )

Tak lama kemudian terdengar suara menggelegar yang disertai angin puyuh yang teramat
kencang.

”Pangeran Sakti, permintaanmu aku kabulkan. Kau memang lebih diperlukan di kerajaan langit!”
seiring dengan menghilangnya suara tadi, Pangeran Sakti pun menghilang dari hadapan Putri
Sedepa.

Putri Sedapa : Tidaaaaaak… Kanda, hamba mohon kembalilah! ( teriak Putri Sedepa memanggil
Pangeran Sakti )
Namun tak ada jawaban apapun atas semua permintan maafnya dan teriakan memohon agar
pangeran tetap kembali kepadanya untuk hidup bersama lagi . Putri sedepa betul-betul menyesali
kelalaiannya. Sepanjang malam ia terus memohon kepada Dewata Agung untuk
mempertemukannya dengan Pangeran Sakti.

Putri Sedapa : Wahai Dewaku yang agung, Bisakah aku meminta kepadamu sesuat? ( sambil
menatap langit malam yang sunyi dan dingin )

Dewa Agung : Apa yang ingin kau minta terhadapku Putri Sedapa? ( Jawabnya

Putri Sedapa : Aku ingin bertemu Pangeran Sakti hanya kali ini saja Dewa Agung dan ingin dia
kembali kepadaku? ( Pintanya sambil menangis memohon )

Dewa Agung : Aku tak akan mempertemukan kau dengan putraku kembali , karena kau sendiri
yang telah melukai hati dan perasaannya, Mengancurkan kepercayaannya!! ( Tegasnya lagi )

Tapi sayang, hingga pagi menjelang Pangeran sakti tak muncul-muncul di hadapan.

Melihat kejadian itu teman-teman putri merasa iba dengan putri dan menghampiri putri

A : putri ,apa yang sedang kamu lakan disni ?


C : jgn sesali smuanya putri. Kami smua sayang kepadamu

B: semuanya sudah takdir putri, kita harus menerima nya dengan lapang dada(sambil
memelus bahu putri)

A: kita harus bersyukur put, kita masih bisa hidup sampai kni

C : iya put. Kami ada untuk kamu

(sambil berpelukan )

Lalu datanglah ibu putri mengahampiri mereka ber empat di dpan gubuk kecilnya itu

Ibu : Sudahlah putriku itulah yang sudah ditakdirkan kepadamu, berhentilah menangis hapusla
air matamu nakk...( Pintanya pelan membujuk )

Putri Sedapa : Ibu kau tak tau betapa sayangnya aku terhadap suamiku? ( Menundukkan
kepalanya )

Ibu : Karena Ibu mengerti akan semua yang kau ucapkan itu selalu bertentangan dengan
kebijakan sang Dewa Agung, sekarang cobalah kau untuk ikhlas putriku.. ( Pintanya Lagi )

Putri Sedapa : Ibu.. ( diam ) Aku akan menemukan suamiku sampai kapanpun aku akan
menunggunya pulang menemuiku dan kembali ingin hidup bersamaku selamanya!! ( Teguhnya )

Ibu : putri lihatlah teman-temanmu disni mereka memberi suport untuk kamu bangkit buka untuk
membuat melemah sayang

(A,B,C melihat putri dengan senyuman)

Putri Sedepa pun berlari meningalkan orang-orang di dekatnya tadi ke tempat yang
paling tinggi di hutan itu, sambil duduk bersimpuh menghadap kearah bukit Kaba sebagai
gerbang kerajaan langit, ia terus meratap dan memohon untuk dipertemukan dengan
suaminya.(sambil meneteskan air mata dan mengingat kejadian-kejadian yang telah di laukan
mereka berdua)

Hari demi hari, minggu demi minggu, terbilang bulan ia lalui, terus menangis memohon
maaf kepada suaminya, hingga pada saat purnama ke tujuh Putri Sedepa menghilang, dan
ditempatnya duduk bersimpuh muncullah sebuah batu yang terus mengeluarkan air. Konon Putri
Sedepa berupa menjadi batu, walaupun begitu ia terus menangis.

Anda mungkin juga menyukai