Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sangat pesat telah
memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dampak tersebut
terlihat sangat jelas pada badan atau instasi penyedia layanan jasa, seperti pendidikan, transportasi,
keseatan, perdagangan, perbankan, juga perpustakaan. Menurut Sutarman (2009:17) tujuan
teknologi informasi (TI) adalah untuk memecahkan masalah, membuka kreativitas, dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Hal ini menunjukkan
pengaplikasiaan teknologi informasi mampu mempercepat dan memudahkan laju pelayanan yang
akan dilakukan daripada cara manual.
Supriyanto dan Mushin (2008:23) menjelaskan bahwa penerapan teknologi informasi di
perpustakaan bertujuan yaitu: (1) mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam
perpustakaan; (2) memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan; (3)
meningkatkan citra perpustakaan; dan (4) pengembangan infrastruktur nasional, regional, dan
global dan beberapa peranan teknologi informasi pada sebuah perpustakaan yaitu (1) teknologi
informasi pada perpustakaan merupakan sumber belajar; (2) teknologi informasi perpustakaan
merupakan salah satu komponen sistem instruksional; (3) sumber untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran; dan (4) memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan memperluas
kemampuan untuk membaca, menulis, berfikir dan berkomunikasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka pengelolaan perpustakaan yang
dulunya dilakukan dengan cara manual atau konvensional mulai berubah dengan adanya
pengelolaan perpustakaan dengan cara digital yang melibatkan pemanfaatan teknologi informasi
dalam setiap aktivitasnya. Perkembangan teknologi informasi pada dunia perpustakaan ini pada
awalnya dilatarbelakangi oleh adanya keinginan dari pustakawan sebagai mediator antara
pengguna dengan informasi yang terdapat di perpustakaan untuk menciptakan keefektifan dalam
pengelolaan setiap aktivitas yang terjadi di perpustakaan mulai dari kegiatan pengadaan,
pengolahan, hingga penyajian informasi atau koleksi bagi pengguna di perpustakaan dengan
melibatkan pemanfaatan teknologi informasi. Akan tetapi, dalam implementasinya pemanfaatan
teknologi informasi pada dunia perpustakaan ini juga diperlukan adanya tenaga ahli yang mampu
menguasai teknologi informasi yang tersedia. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi
serta ditunjang dengan adanya sumberdaya manusia yang ahli maka diharapkan keefektifan dalam
pengelolaan perpustakaan di Indonesia dapat tercapai.
Ruang baca yang salah satu tujuannya diharap sebagai fasilitas penunjang mahasiswa
dalam menyediakan bahan pustaka dan kumpulan tugas akhir untuk referensi mendukung proses
belajar mahasiswa di setiap departemen ITS. Namun, kenyataannya ruang baca di setiap
departemen ITS masih belum adanya pengintegrasian sistem dengan perpustakaan ITS pusat. Hal
ini menyebabkan kurangnya sinergisitas antar ruang baca departemen dan perpustakaan ITS pusat.
Sehingga, dalam melakukan pembaharuan bahan pustaka, tugas akhir, pelayanan penyediaan
jurnal nasional/internasional dan fasilitas penunjang lainnya cenderung bersifat ‘rumah tangga’
sendiri.
Rekonstrukturisasi yang telah terjadi di akhir tahun 2017 di ITS ternyata bersampak pada
manajemen yang ada di setiap departemen. Pemangkasan dan pemutasian karyawan dilakukan
guna memeratakan tenanga kerja setiap departemen pun dilakukan, hal ini ternyata berdampak
pada seluruh manajemen departemen tak terkecuali pada manajemen ruang baca. Semua
departemen melakukan manajemen yang berbeda – beda dan berjalan sendiri – sendiri. Ini
berakibat semakin tidak berimbangnya manajemen ruang baca di setiap departemen. Terlebih
apabila dibandingkan antara Departemen Infrastruktur Sipil dan Departemen Teknik Sipil, di
Departemen Infrastruktur Sipil memiliki keterbatasan jumlah bahan pustaka dan tidak adanya
sistem digital library, dimana sistem ini sudah dimiliki oleh Departemen Teknik Sipil. Sedangkan,
kendala di Departemen Teknik Sipil yang tidak memiliki tenaga pelayanan perpustakaan yang
diharap mampu meningkatkan tata kelola dan fasilitas ruang baca.
Antusiasme mahasiswa untuk melakukan kegiatan membaca pun semakin menurun. Hanya
sedikit mahasiswa yang lebih sibuk membaca referensi buku mata kuliah daripada membaca
referensi tugas akhir kakak tingkat. Buku – buku yang tersedia di perpustakaan/ruang baca masih
banyak yang merupakan cetakan lama. Tidak adanya pembaharuan koleksi buku, ensiklopedia,
jurnal dan bahan pustaka lainnya dan kurangnya fasilitas penunjang seperti Wifi hotspot, audio
book/visual, dan space diskusi santai menjadi harapan untuk peningkatan fasilitas ruang
baca/perpustakaan oleh mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil dan Departemen
Teknik Sipil . Terlebih, semakin meningkat dan berkembangnya IT, ruang baca pun diharap dapat
memfasilitasi mahsiswa/dosen dengan digital library/perpustakan terotomasi. Fasilitas tersebut
tidak hanya dianggap meningkat efisiensi, juga dapat memberi kesempatan mahasiswa/dosen
dalam merekomendasikan buku/referensi penunjang proses belajar yang belum ada di ruang
baca/perpustakaan.
Sehingga diperlukan sistem yang terintegrasi dari pihak perpustakaan pusat dan setiap
departemen di ITS karena dengan sistem ini akan membantu teotomasinya setiap informasi, jurnal,
pelayanan hingga referensi yang dibutuhkan mahasiswa. Digital library tidak hanya dikembakan
saat pencarian buku di dalam ruang baca, namun sudah dikembangkan dalam pencarian jurnal,
audio book, short site, informasi kegiatan mahasiswa dan informasi pendukung lainnya. Tak dapat
dihindari, di sisi lain teknologi informasi memiliki kelemahan atau kendala dalam penerapannya,
misalnya menyangkut biaya, ketersediaan prasarana, seperti jaringan telekomunikasi, sikap
pimpinan yang kurang menyadari keberadaan komputer bagi perputakaan serta adanya sikap gagap
teknologi di kalangan pustakawan.

Tujuan
Karya tulis ini bertujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui perbandingan sistem pelayanan dan fasilitas antara Departemen Teknik
Infrastruktur Sipil dan Departemen Teknik Sipil.
2. Mengetahui pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam
upaya meningkatkan pelayanan dan fasilitas bagi mahasiswa ITS.
3. Meningkatkan kesadaran budaya literasi mahasiswa kampus Departemen Teknik
Infrastruktur Sipil dengan mengembangkan fasilitas, buku/referensi dan pelayanan yang
mendukung dan terpadu.
4. Meningkatkan pemanfaatan dengan seluas – seluasnya ruang baca/perpustakaan bagi
mahasiswa kampus Departemen Teknik Infrastruktur Sipil.
5. Meningkatkan fasilitas dan layanan ruang baca bagi mahasiswa Kampus Departemen
Teknik Infrastruktur Sipil.
6. Mengetahui kendala dalam pengupayaan pelayanan dan fasilitas pendukung ruang baca di
setiap departemen ITS.

Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Memberi kesadaran mengenai pentingnya mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi untuk sistem pelayanan ruang baca untuk meningkatkan budaya
literasi bagi mahasiswa kampus ITS.
2. Menjadi gagasan yang dapat mengembangkan pemanfaatan ruang baca/perpustakaan
dengan mengembang fasilitas dan sarana yang ada berbasis teknologi.

Anda mungkin juga menyukai