Anda di halaman 1dari 35

BAB VI

USULAN TEKNIS PERENCANAAN

6.1 Perencanaan Saluran Drainase


6.1.1 Saluran yang direncanakan
Setelah dilakukan pengamatan di lapangan dan melihat kondisi yang ada
maka diperlukan adanya perencanaan sistem drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
terutama di lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran drainase. Masalah ini
diharapkan dapat meminimalisir masalah genangan dan banjir yang ada di
Kecamatan Dayeuhkolot.
Saluran yang direncanakan adalah saluran primer dan sekunder yang
diperkeras dengan pasangan batu kali, baik pada dinding maupun pada dasar
salurannya. Saluran drainase Kecamatan Dayeuhkolot direncanakan hanya untuk
menampung air hujan maka saluran drainasenya terpisah dengan saluran air
buangan (grey water).
Saluran-saluran yang direncanakan terletak di kiri dan atau kanan jalan
dengan arah pengaliran mengikuti garis ketinggian (kontur) kota sehingga
pengalirannya secara gravitasi. Pembuatan saluran drainase diusahakan lebih
rendah dari badan jalan sehingga air hujan dapat masuk, ditampung dan dialirkan
melalui saluran-saluran drainase yang dibuat untuk dibuang menuju ke badan air
penerima.
Di Kecamatan Dayeuhkolot terdapat empat sungai besar yaitu S.Citepus,
S.Cikapundung, S.Cipagalo, S.Cangkuang dengan Sungai Citarum sebagai badan
air penerimanya. Saluran drainase eksisting di Kecamatan Dayeuhkolot sebagian
besar merupakan jenis saluran terbuka yang terdapat hampir di sepanjang jalan
raya. Namun kondisi saluran drainase tersebut dapat dikatakan tidak sesuai
dengan kebutuhan karena limpasan yang masuk ke saluran melebihi kapasitas
tampung saluran. Selain itu kondisi saluran banyak yang rusak.

VI- 1
Usulan Teknis Perencanaan
VI-2
Peta kontur menunjukkan secara garis besar bahwa kemiringan lahan daerah
Dayeuhkolot mengarah ke selatan. Dari kemiringan lahan ini maka S.Citepus,
S.Cikapundung, S.Cipagalo, S.Cangkuang akan menerima debit limpasan air
hujan dari jalan raya maupun dari lahan pemukiman.
Arah pengaliran akan mengikuti garis ketinggian kontur dengan kemiringan tanah
yang relatif, sehingga pengaliran dapat terjadi secara gravitasi.

6.1.2 Bangunan pelengkap yang digunakan


Bangunan pelengkap yang digunakan untuk menyalurkan air hujan di Kecamatan
Dayeuhkolot meliputi :
1. Gorong-gorong
 Bentuk gorong-gorong adalah segi empat dari pasangan batu kali dengan
pelat beton bertulang sebagai penutupnya
 Gorong-gorong ditempatkan pada perlintasan saluran dengan jalan,
sehingga panjang gorong-gorong kurang lebih sama dengan lebar badan
jalan.
2. Street Inlet
 Street Inlet digunakan pada jalan-jalan yang terdapat trotoar di pinggirnya
sehingga limpasan air hujan dari badan jalan tersebut masuk melalui street
inlet untuk dialirkan ke saluran drainase di kiri dan atau kanan badan jalan.
3. Outfall
 Outfall dibangun pada ujung saluran drainase yang ditempatkan pada
badan air penerima.

Perencanaan Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten


Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 3

6.2 Pertimbangan Alternatif Jalur


Berdasarkan data yang telah diuraikan pada Bab II yaitu kondisi eksisting
drainase Kecamatan Dayeuhkolot. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
usulan alternatif adalah :
 Sungai yang berbatasan dengan wilayah perencanaan dijadikan sebagai
badan air penerima
 Mengalirkan air hujan secepatnya melalui saluran drainase ke badan air
penerima
 Saluran yang direncanakan mengikuti pola jaringan jalan
 Sedikit mungkin menghindari pembongkaran drainase eksisting
 Sungai yang digunakan sebagai badan air penerima adalah Sungai Citarum
dan anak-anak sungainya yaitu S.Citepus, S.Cikapundung, S.Cipagalo, dan
S.Cangkuang.

6.3 Usulan Alternatif Jalur


Rencana jaringan drainase untuk Kecamatan Dayeuhkolot adalah dengan
memanfaatkan 4 anak sungai dan 1 sungai utama yang berada di Kecamatan
Dayeuhkolot sebagai badan air penerima.
Pemanfaatan sungai-sungai tersebut dimaksudkan agar secepat mungkin air hujan
dialirkan ke badan air penerima. Sistem drainase untuk Kecamatan Dayeuhkolot
dikembangkan menjadi 2 buah alternatif.

A. ALTERNATIF JALUR SALURAN DRAINASE


1. Alternatif I
Alternatif I membagi daerah perencanaan menjadi 46 blok pelayanan dengan
panjang jalur 24240 m, jumlah gorong-gorong sebanyak 30 buah dan jumlah
outfall 20 buah, di tambah dengan kolam retensi.

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 4

2. Alternatif II
Alternatif II membagi daerah perencanaan menjadi 41 blok pelayanan dengan
panjang jalur 26640 m, jumlah gorong-gorong sebanyak 29 buah dan jumlah
outfall 22 buah, dengan tidak memakai kolam retensi.

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 5

GAMBAR 6.1 ALT. I

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 6

GAMBAR 6.2 ALT. II

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 7

6.4 Penentuan Alternatif Jalur Saluran


Penentuan dan pemilihan jalur terpilih dengan mempertimbangkan parameter-
parameter, segi teknis dan segi ekonomis alternatif masing-masing jalur.

1. Parameter yang digunakan


Parameter-parameter yang digunakan dalam menentukan alternatif jalur yang
menjadi pertimbangan alternatif adalah :
a. Panjang total saluran
Jalur saluran yang dipilih adalah jalur yang memiliki panjang total saluran
terpendek.
b. Jumlah total gorong-gorong
Jalur yang dipilih adalah jalur yang mempunyai jumlah gorong-gorong paling
sedikit.
c. Kesesuaian terhadap kontur
Jalur yang dipilih adalah jalur yang sesuai dengan kemiringan tanah, diharapkan
pengalirannya secara gravitasi.
d. Jumlah blok pelayanan
Jalur yang dipilih yaitu jalur yang mempunyai blok pelayanan paling banyak,
karena banyaknya jumlah blok pelayanan akan mempengaruhi limpasan air
hujan di setiap peruntukan lahan untuk dialirkan ke badan air penerima.
e. Jumlah Outfall
Jalur yang dipilih adalah jalur yang mempunyai jumlah outfall paling sedikit.
f. Kolam Retensi
Upaya mengurangi beban badan air penerima merupakan bagian dari sistem
drainase. Upaya tersebut di tujukan agar badan air penerima tidak kelebihan
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 8

muatan sehingga luapan banjir yang ada dapat di hindari. Penampungan


sementara yang dapat dilakukan adalah pembangunan kolam retensi.
Pembangunan kolam retensi juga bertujuan untuk konservasi air, karena air
mendapat kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Fasilitas kolam retensi
akan mengurangi debit limpasan ke badan air penerima sehingga memperkecil
base flow.

2. Segi teknis dan segi ekonomis


 Segi Teknis
Dengan menggunakan Metode Teknik Pembobotan Berperingkat. Langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam Metode Pembobotan Berperingkat adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan parameter-parameter yang akan digunakan untuk
dipertimbangkan dalam proses pemilihan alternatif
2. Menentukan besarnya Koefisien Pentingnya Faktor (KPF) untuk setiap
parameter. Pembobotan parameter didasarkan atas besarnya kepentingan
faktor dalam proses pengambilan keputusan. Nilai yang diberikan dalam
melakukan perbandingan adalah :
0 = Untuk parameter yang lebih tidak penting
0,5 = Untuk parameter yang sama penting
1,0 = Untuk parameter yang lebih penting
Jumlah nilai KPF = 1, untuk melihat apakah proses penilaian yang
dilakukan adalah benar maka dilakukan perhitungan yaitu :
 N (N  1) 
Nilai =  
 2 
Dimana :
N = Jumlah parameter yang dipakai dalam pemilihan alternatif
Juml.NilaiTiapP arameter
KPF =
JumlahNilaiTotal

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 9

Juml.NilaiTiapA lternatif
KPA =
JumlahNilaiTotal
Untuk mengetahui parameter-parameter yang digunakan pada setiap
alternatif dapat dilihat pada Tabel 6.1 dan penentuan nilai KPF dapat dilihat
pada Tabel 6.2.

Tabel 6.1 Penilaian parameter setiap alternatif


No Parameter Alternatif I Alternatif II
1 Panjang saluran (m) 24240 26640
2 Jumlah gorong-gorong (buah) 30 29
Menyimpang Menyimpang
3 Kesesuaian terhadap kontur
±29,57% ±30,18%
4 Jumlah blok pelayanan 46 41
5 Jumlah Outfall (buah) 20 22
6 Kolam Retensi Ada Tidak

Tabel 6.2 Penentuan Nilai Koefisien Pentingnya Faktor (KPF)


No
1 2 3 4 5 6 Jumlah KPF
Parameter
1 - 1,0 0,0 0,5 0,5 0,5 2,5 0,167
2 0,0 - 0,0 0,0 0,5 0,0 0,5 0,033
3 1,0 1,0 - 1,0 1,0 1,0 5 0,333
4 0,5 1,0 0,0 - 1,0 0,5 3 0,200
5 0,5 0,5 0,0 0,0 - 0,0 1 0,067
6 0,5 1,0 0,0 0,5 1,0 - 3 0,200
Jumlah 15 1
Keterangan :
No parameter 1 = Panjang saluran
No parameter 2 = Jumlah gorong-gorong
No parameter 3 = Kesesuaian terhadap kontur
No parameter 4 = Jumlah blok pelayanan
No parameter 5 = Jumlah Outfall
No parameter 6 = Kolam Retensi

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 10

Untuk mengetahui apakah pembobotan dilakukan ecara benar, maka

 6(6  1)  30
digunakan rumus : Nilai =    15
 2  2
3. Menentukan besarnya nilai Koefisien Pemilihan Alternatif (KPA) untuk setiap
parameter, yaitu pemberian pembobotan pada masing-masing alternatif
kemudian setiap parameter alternatif dijumlahkan. Hasil pembagian antara
nilai alternatif dari suatu parameter tertentu terhadap jumlah parameternya.
Nilai yang diberikan adalah sebagai berikut :
0 = Untuk parameter yang lebih tidak menguntungkan
0,5 = Untuk parameter yang sama menguntungkan
1,0 = Untuk parameter yang lebih menguntungkan
Tahap penentuan alternatif masing-masing jalur yaitu dengan
membandingkan nilai akhir yang didapatkan. Nilai akhir tersebut adalah :
Nilai = KPF x KPA
Alternatif terpilih adalah alternatif yang total hasil perkalian antara KPF dan
KPA nya paling besar. Untuk lebih mengetahui nilai Koefisien Pemilihan
Alternatif (KPA) dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Penentuan nilai Koefisien Pemilihan Alternatif (KPA)

Alternatif Alternatif
Parameter Alternatif Jumlah KPA KPF
I II
II I
1 I 1,0 - 1,0 1,00 0,167 -
II - 0,0 0,0 0,00 0,167 - 0,00
2 I 0,0 - 0,0 0,00 0,00 -
II - 1,0 1,0 1,00 0,033 - 0,033
3 I 1,0 - 1,0 1,00 0,333 -
II - 0,0 0,0 0,00 0,333 - 0,00
4 I 1,0 - 1,0 1,00 0,200 -
II - 0,0 0,0 0,00 0,200 - 0,00
5 I 1,0 - 1,0 1,00 0,067 0,067 -

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 11

II - 0,0 0,0 0,00 - 0,00


6 I 1,0 - 1,0 1,00 0,200 -
II - 0,0 0,0 0,00 0,200 - 0,00
Jumlah 0,967 0,033

Keterangan :
No parameter 1 = Panjang saluran
No parameter 2 = Jumlah gorong-gorong
No parameter 3= Kesesuaian terhadap kontur
No parameter 4 = Jumlah blok palayanan
No parameter 5 = Jumlah Outfall
No parameter 6 = Kolam Retensi
Berdasar dari nilai Koefisien Pemilihan Alternatif (KPA) yang tertinggi yaitu
alternatif I, sehingga alternatif I merupakan alternatif terpilih ditinjau dari segi
teknis.

 Segi Ekonomis
Pertimbangan dari segi ekonomis ditinjau dari pembiayaan pelaksanaan
saluran drainase. Parameter-parameter yang digunakan dari segi ekonomis
adalah panjang saluran drainase, jumlah gorong-gorong dan jumlah outfall.
Pertimbangan dari segi ekonomis dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Pertimbangan segi ekonomis alternatif jalur


No Parameter Alternatif I Alternatif II
1 Panjang saluran total (m) 24240 26640
2 Jumlah gorong-gorong (buah) 30 29
3 Jumlah outfall 20 22
4 Kolam Retensi Ada Tidak Ada

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 12

Dari Tabel 6.4 terlihat bahwa alternatif I merupakan alternatif yang paling
ekonomis dibanding dengan alternatif II, sehingga alternatif I merupakan
alternatif terpilih ditinjau dari segi ekonomis.

Tabel 6.5 Penjelasan Penilaian Parameter setiap Alternatif, dari segi teknis dan
ekonomis:

Parameter Penilaian Alternatif I Alternatif II


Panjang Saluran Teknis: Mempermudah Teknis : Kurang efektif
pelaksanaan dan lebih dalam pelaksanaan dan
cepat dalam proses memerlukan banyak
pengerjaan sehingga pekerja.
lebih efektif secara Ekonomis: Biaya
waktu. operasional &
Ekonomis : Biaya pemeliharaan lebih besar.
operasional dan
pemeliharaan lebih kecil
Jumlah Gorong-gorong Teknis : Memperbanyak Teknis : Jumlah gorong-
jumlah tenaga kerja dan gorong lebih sedikit
pekerjaan. sehingga dapat
Ekonomis: Biaya yang mengurangi jumlah
dikeluarkan lebih tenaga kerja dan
banyak. pekerjaan.
Ekonomis: Biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit.
Kesesuaian terhadap Teknis : Dipilih sesuai Teknis: Dipilih sesuai
kontur dengan kemiringan dengan kemiringan tanah,
tanah, agar pengalirannya agar pengalirannya secara
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 13

secara gravitasi. gravitasi. Tapi pada


alternatif II ini
penyimpangan terhadap
konturnya lebih besar,
sehingga bisa menambah
pekerjaan.
Jumlah Blok Pelayanan Teknis : Mempunyai Teknis: Lebih sedikit
blok pelayanan paling blok, meskipun semua
banyak, karena lahan terlayani, tetapi
banyaknya jumlah blok kurang maksimal.
pelayanan akan Artinya limpasan air akan
mempengaruhi limpasan lebih lama mengalir ke
air hujan di setiap saluran hal ini dapat
peruntukan lahan untuk menyebabkan air
dialirkan ke badan air menggenang lebih lama.
penerima.
Jumlah Outfall Teknis: lebih sedikit Teknis: lebih banyak
outfall,maka limpasan air outfall,maka limpasan air
yang masuk ke badan air yang masuk ke badan air
penerima lebih besar dan penerima lebih kecil dan
berpengaruh pada berpengaruh pada
kecepatan aliran menjadi kecepatan aliran menjadi
cepat. lambat.
Ekonomis : Biaya lebih Ekonomis: Biaya lebih
sedikit. banyak.
Kolam Retensi Teknis: Membantu Teknis: Tidak
mengurangi masalah menggunakan alternatif
banjir. dalam mengatasi masalah
Ekonomis: banjir.
Membutuhkan biaya Ekonomis: Tidak ada
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 14

tambahan. biaya tambahan.

6.5 Perhitungan Dimensi Saluran


Contoh perhitungan blok pelayanan 2
Kolom (1) Blok pelayanan = Blok 2
Kolom (2) Jalur saluran = 2 – 3
Kolom (3) Jenis saluran = Primer
Kolom (4) Letak saluran = Kiri jalan
Kolom (5) Bentuk saluran = Segi empat
Kolom (6) PUH = 2 tahun
Kolom (7) Luas daerah pengaliran (A) = 8,10 Ha
Kolom (9) Koefisien pengaliran (C) = 0,32 (tabel Cr)
Kolom (11) Beda elevasi limpasan (Ho) = 5,00 m
Kolom (12) Panjang tali air (Lo) = 330 m
Kolom (13) Kemiringan tanah (So) =
Ho
So  x100%
Lo
500
 %  1,515%
330
Kolom (14) Waktu pengaliran di permukaan tanah (to) :

to 
108 * n * ( Lo) 1/ 3

( So)1 / 5

to 
108 * 0,025 * (330)  = 17,17 menit
1/ 3

(1,515)1 / 5
Kolom (15) Panjang saluran (Ld) = 600 m

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 15

Kolom (18) Kecepatan dalam saluran (Vd) = Vas = 1,40 m/dtk


Kolom (19) Waktu pengaliran dalam saluran (td) :
Ld
td 
Vd
600
td  = 7,14 mnt
60  1,40

Kolom (20) Waktu konsentrasi pada PUH 2 tahun (tc) :


tc = to + td
tc = 17,17 + 7,14 = 24,31 mnt
Kolom (25) Koefisien Van Breen, a = 3882,9058
Kolom (26) Koefisien Van Breen, b = 19,8663
Kolom (27) Intensitas hujan, I2 =
3882,9058
I2 
tc  19,8663

3882,9058
I2   87,889 mm / jam
24,31  19,8663

Kolom (28) Debit pengaliran (Q) :


1
Q  *C * A* I
360
1
Q * 0,32 * 8,10 * 87,889  0,63 m 3 / dtk
360
Kolom (30) Luas penampang saluran (Ac) :
Vas = 1,40 m/dtk
Q
Ac 
V
0,63
Ac   0,45 m 2
1,40

Kolom (31) Kedalaman (d) :


Ac  2  d 2
Ac
d 
2

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 16

0,45
d   0,48 m
2

Kolom (32) Lebar (b) :


b = 2*d
b = 2*0,48 = 0,95 m

Kolom (35) Ambang bebas (Free board), (F) :


F = 30%*d
F = 30%*0,48 m = 0,14 m
Kolom (36) Kedalaman total (d total) :
d total = d + F
d total = (0,48+ 0,14)m = 0,62 m
Kolom (37) Jari-jari hidrolis saluran, (R) :
R = 0,5*d
R = 0,5*0,48 = 0,24 m
Kolom (38) Beda elevasi saluran (Hd) : 5,0 m
Kolom (40) Slope saluran (Ss), (%) :
Hd 5,0
Ss  x100%  x100%  0,83%
Ld 600
Kolom (39) Koefisien manning, n = 0,025 (Tabel 4.3)
Kolom (41) Cek kecepatan asumsi, (V cek) :
1
Vcek  * R 2 / 3 * Ss1 / 2
n
1
Vcek  * 0,24 2 / 3 * 0,00831 / 2  1,40 m / dtk
0,025

Kolom (42) Elevasi muka tanah awal = elevasi muka saluran awal = 672,00 m
Kolom (43) Elevasi muka tanah akhir = 667,00 m
Kolom (44) Elevasi dasar saluran awal :
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 17

= Elevasi muka saluran awal – d total


= 672,00 – 0,62 = 671,38 m
Kolom (45) Elevasi dasar saluran akhir :
= Elevasi dasar saluran awal – (Ss*Ld)
= 671,38 – (0,0083*600)
= 666,38 m
Kolom (46) Galian tanah awal :
= Elevasi muka tanah awal – elevasi dasar saluran awal
= 672,00 – 671,38 = 0,62 m
Kolom (47) Galian tanah akhir :
= Elevasi muka tanah akhir – elevasi dasar saluran akhir
= 667,00 – 666,38 = 0,62 m

Untuk mengetahui dimensi saluran pada jalur saluran lainnya dapat dilihat pada
Tabel 6.5.

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 18

TABEL PERH DIMENSI SAL

6.5

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 19

6.6 Perhitungan Dimensi Bangunan Pelengkap


6.6.1 Perhitungan Dimensi Gorong-gorong
Contoh perhitungan dimensi gorong-gorong :
1. Blok pelayanan = Blok 2
2. No gorong-gorong = G1
3. Jalur saluran = 2 – 3
4. Luas daerah pengaliran = 8.10 Ha
5. Koefisien pengaliran, C2 = 0,32 (tabel Cr)
IT 1
CT 2  1  1  CT 1  *
IT 2

87,889
CT 2  1  1  0,32 * = 0,39
109,612

6. Waktu konsentrasi, tc :
2/3
  a2  
  
  tc2  b2  
tc5  tc2 *
 a  
  5  
  tc2  b5  

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 20

2/3
  3882,9058  
 
 24,31  19,8663 
tc5  24,31 *   22,12 mnt
  4993,8586  
 
  24,31  25,0354  
7. Intensitas hujan, I5 :
4993,8586
I5   105,904 mm / jam
22,12  25,0354

8. Debit gorong-gorong, (Q) :


0,0278 * C * A * I
Qg 
f

0,0278 * 0,39 * 8,10 * 105,904


Qg   3,11 m 3 / dtk
3,0

9. Kecepatan air dalam gorong-gorong, (Vg) = kecepatan air dalam saluran


= 1,40 m/dtk (dari tabel perhitungan dimensi saluran)
10. Luas penampang gorong-gorong, (Ag) :
Ag = Qg/Vg
Ag = 3,11/1,40 = 2,22 m2
11. Kedalaman air pada gorong-gorong, (dg) :
Ag  2  dg 2

Ag
dg 
2

2,22
dg   1,05 m
2

12. Lebar gorong-gorong, (bg) :


bg = 2*dg
bg = 2*1,05 = 2,11 m
13. Ambang bebas, (Fg) :
Fg = 30%*dg
Fg = 30%*1,05= 0,32 m

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 21

14. Keliling basah gorong-gorong, (Pg) :


Pg = 4*dg
Pg = 4*1,05 = 4,21 m
15. Jari-jari hidrolis gorong-gorong, (Rg) :
Rg = 0,5*dg
Rg = 0,5*1,05 = 0,53 m
16. Panjang gorong-gorong, L = 6 m (lebar badan jalan dilalui gorong-gorong)
17. Koefisien gesekan pada dinding gorong-gorong, (b) :
  0,0005078  
b  1,5 0,01989    
  4 * R 

  0,0005078  
b  1,5 0,01989      0,03 m
  4 * 0,53  

18. Kehilangan tekanan dalam gorong-gorong, (dh)


Koefisien kontraksi pada dinding gorong-gorong :
1
a 1

1
a 1
0,81
a  0,23

Dimana : µ = (0,80 – 0,83)


Vg   Pg  
dh  1  a * b * L  

2* g   4 * Ag  

1,40   4,21  
dh  1  0,23 * 0,03 * 6  
2 * 9,81   4 * 2,22  
dh  0,10 m

Untuk mengetahui dimensi gorong-gorong pada jalur lainnya dapat dilihat pada
Tabel 6.6.
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 22

TABEL 6.6 GORONG2

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 23

6.6.2 Perhitungan Dimensi Street Inlet


Contoh perhitungan :
1. Blok pelayanan = Blok 2
2. Jalur pelayanan = 2 – 3
3. Lebar jalan (W) = 6 m
4. Panjang saluran rencana, (Ld) = 600 m
5. Kemiringan pada jalan, (S) = 2% (Tabel 4.14)
6. Intensitas hujan, I2= 87,889 mm/jam (Tabel 6.5)
7. Jarak antar street inlet, (D) :
 280 
D  S
 W 
 280 
D  2% = 6,60 m
 6 
8. Kedalaman air di permukaan tepi jalan, (d) :

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 24

d  0,0474
 D*I
0,5

S 0, 2

d  0,0474
 6600 * 87,889 0,5  78,94 mm
( 2%) 0, 2

9. Kapasitas curb inlet, (Q/L) :


Q
 0,36 * g * d 3 / 2
L
3/ 2
Q  78,94 
 0,36 * 9,81 *    0,07833 m 2 /dtk
L  1000 

10. Kapasitas (A) :


Q Q
efektif  80% *
L L
Q
efektif  80% * 0,07833  0,06266 m 2 /dtk
L
11. Lebar bukaan inlet, (L) = 30 cm = 0,3 m

12. Debit yang diijinkan masuk ke inlet (Qijin) :


Q
Qijin  efektif * L
L
Qijin  0,06266 * 0,3  0,01880 m 3 /dtk

13. Jumlah inlet dalam satu jalur jalan, (n) :


Ld
n
D
600
n = 91 buah
6,60

Untuk mengetahui jumlah street inlet pada jalur lainnya dapat dilihat pada Tabel
6.7.

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 25

Tabel 6.7 stret inlet

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 26

6.6.3 Perhitungan Dimensi Outfall


Contoh perhitungan :
1. No Outfall = OF 1
2. Jalur palayanan = 1 – OF 1
3. Debit aliran pada ujung saluran (Q) = 0,50 m3/dtk
4. Ketinggian air di saluran akhir (d) = 0,53 m
5. Lebar saluran akhir (b) = 1,07 m
6. Luas penampang basah saluran akhir (A) = 0,57 m2
7. Kecepatan aliran pada saluran akhir (V) = 0,87 m/dtk
8. Ketinggian air di bagian peralihan (d1) =
2
d1  *d
3

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 27

2
d1  * 0,53 = 0,35 m
3
9. Luas penampang basah bagian peralihan (A1) =
2
A1  * b * d1
3
2
A1  * 1,07 * 0,35  0,25 m 2
3
10. Kecepatan di bagian peralihan (V1) =
Q
V1 
A1
0,50
V1   1,98 m / dtk
0,25

11. Kemiringan outfall, S outfall rencana = 20%


12. Beda tinggi awal outfall dengan elevasi sungai (H) = 0,5 m
13. Panjang bagian peralihan (Lp) =
Lp = H/Soutfall
Lp = 0,5/20% = 2,50 m

14. Kecepatan aliran pada bagian normal (V2) =


V2 – V1 = m*(2*g*H)0,5
V2 = 0,85*(2*9,81*0,5)0,5 + 1,98 = 4,65 m/dtk
15. Luas penampang basah bagian normal (A2) =
Q 0,50
A2    0,11 m 2
V2 4,65

16. Lebar saluran bagian normal (b2) =


2
b2  *b
3
2
b2  * 1,07  0,71 m
3
17. Ketinggian air bagian normal (d2) =

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 28

A2
d2 
b2
0,11
d2   0,15 m
0,71

Untuk mengetahui dimensi outfall pada jalur saluran lainnya dapat dilihat pada
Tabel 6.8.

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 29

TABEL 6.8 OUTFALL

6.7 Analisis Badan Air Penerima


Tujuan dari analisis badan air penerima adalah untuk mengetahui kemampuan
badan air penerima dalam menerima limpasan air hujan yang berasal dari saluran
drainase. Badan penerima yang digunakan adalah Sungai Cikapundung, S.
Cipagalo, S. Citepus, S. Cangkuang, S. Citarum.

6.7.1 Sungai Cikapundung


Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pengairan Kabupaten Bandung,
Sungai Cikapundung mempunyai debit sebesar 75,00 m3/dtk, panjang sungai
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 30

sebesar 10 km, lebar sungai 14 m, kedalaman sungai sebesar 3 m, kedalaman air


0,85 m dan kedalaman air maksimum 1,50 m. Sungai alami bentuk segiempat
(asumsi) dengan harga n = 0,035, maka didapatkan :
1. Luas (A) :
A = b * dsungai
A = 14 * 3
A = 42 m2
2. Keliling (P) :
P = 2*d + b
P = 2*3 + 14 = 20 m
3. Kecepatan (V)
Q 75
V    1,79 m / dtk
A 42
4. Slope (S) :
2
V * n 
S   2/3 
R 
2
 
 
 1,79 * 0,035 
S  2/3   0,001445
  42  
  20  
   

5. Luas penampang sungai (Ac) :


Ac  b * d maks

Ac  14 * 1,5  21 m 2

6. Keliling basah (P) :


P = 2*d + b
P = 2*1,5 + 14 = 17 m
7. Jari-jari hidrolis (R) :
Ac
R
P
21
R  1,24 m
17
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 31

8. Kecepatan air sungai (V) :


1
V  * R 2 / 3 * S 0.5
n
1
V  * (1,24) 2 / 3 * (0,001445) 0,5  1,25 m / dtk
0,035

9. Debit S. Cikapundung (Q) :


Q  Ac * V

Q  21 * 1,25  26,28 m 3 / dtk

10. Total debit limpasan dari daerah pelayanan yang dialirkan melalui saluran
drainase ke Sungai Cikapundung, adalah :
= OF10+OF11+OF12+OF9+OF7+OF8
= 12,83+3,91+1,47+6,82+3,47+0,77 = 29,27 m3/dtk
11. Total debit pada Sungai Cikapundung adalah :
Qtotal S. Cikapundung = Qlimpasan + Q S. Cikapundung
= 29,27 m3/dtk + 26,28 m3/dtk
= 55,55 m3/dtk
12. Luas penampang sungai setelah ada penambahan debit (Ac tot) :
Qtotal 55,55
Ac tot    32,87 m 2
Vcek 1,69

13. Cek Kecepatan (Vcek) :


1
Vcek  * R 2 / 3 * S 0 .5
n
2/3
1  32,87 
*  0,001445
0.5
Vcek  *   1,69 m / dtk
0,035  17 

14. Tinggi muka air sungai setelah ada penambahan debit (d air total) :
Ac tot 32,87
d air total    2,35 m
b 14
15. Dengan kedalaman Sungai Cikapundung sebesar 3 m, berarti sungai tersebut
dapat menerima limpasan dari daerah pelayanan.

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 32

Untuk mengetahui Analisis Sungai yang lainnya dapat dilihat pada Tabel 6.10.

6.8 Perhitungan Bangunan Resapan (Kolam Retensi)


Data Hasil Tes Perkolasi :
 Lokasi Desa Pasawahan
10
T  mnt / cm
X
10
T   1,31 mnt / cm
7,6

 Lokasi Desa Sukapura


10
T  mnt / cm
X
10
T   1,28 mnt / cm
7,8

Contoh perhitungan resapan :


1. Blok pelayanan : Blok 5
2. Luas total (A) : 56,7 Ha = 567000 m2
3. Koefisien rata-rata (Cr) : 0,37 (dari tabel Cr)
4. Koefisien awal (Co) : 0,30
5. Beda koefisien limpasan (∆C) :
∆C = Cr – Co
∆C = 0,37 – 0,30 = 0,07
6. Kecepatan perkolasi, T (mnt/cm) :
T = 1,28 mnt/cm
7. Kecepatan infiltrasi tanah, K (lt/m2/hr) :
128 128
K    113,14 lt / m 2 / hr
T 1,28

8. Intensitas pada PUH 5 tahun dengan R = 83,4513 mm/hr


9. Intensitas Hujan
90% * R
I 
4
Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot
Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 33

90% * 83,4513
I   18,777 mm / hr
4

10. Volume air yang harus diresapkan, Vab (lt/hr) :


Vab  C * A * I
Vab  0,07 * 567000 * 18,777  745240,97 lt / hr

11. Luas Kolam resapan, Ar (m2) :


Vab 745240,97
Ar    6587,06 m 2
K 113,14

12. Kedalaman resapan, d = 1,50 m (ditentukan)


13. Ambang bebas (F) :
F = 30% x d kolam
F = 30% x 1,50 = 0,45 m
14. Lebar resapan, L = 70 m (ditentukan)
15. Panjang resapan, P (m) :
Ar 6587,06
P   94,10 m
L 70
16. Volume storasi, Vs (lt/hr) :
Durasi hujan rata-rata di Indonesia terkonsentrasi selama 4 jam. Selama hujan
selesai volume air yang meresap habis selama 20 jam (24 – 20 jam), maka :
20
Vs  x Vab
24
20
Vs  x 745240,97  621034,14 lt / hr
24
17. Kedalaman air (dair) :
Vs 621034,14 lt / hr
d air    0,09 m
Ar 6587,06 m 2

18. Kedalaman kerikil = 0,1 m (ditentukan)

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung
Usulan Teknis Perencanaan
VI- 34

Perencanaan Sistem Drainase di Kecamatan Dayeuhkolot


Kabupaten Bandung

Anda mungkin juga menyukai