Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KOMPLIKASI POST PARTUM

STASE MATERNITAS
RSUD DR. H. SOEMARNO SOSTROTMODJO KUALA KAPUAS

OLEH:
EKKYRUSMALINA
NPM. 181490111024

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
BANJARMASIN, 209
LAPORAN PENDAHULUAN
KOMPLIKASI POST PARTUM

Perdarahan post partum adalah perdarahan Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah Perdarahan Post partum diklasifikasikan
dalam jumlah yang banyak (> 500 ml), nadi lemah, pucat, lochea menjadi 2, yaitu:
atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang
berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi 1. Early Postpartum :
terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat
syok hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir.
terjadi sebelum, selama, atau sesudah lahirnya mual. 2. Late Postpartum :
plasenta. Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi
lahir
Gejala Klinis berdasarkan penyebab:
Pemeriksaan penunjang:
Penyebab umum perdarahan postpartum 1. Atonia Uteri : Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan 1. Golongan darah : menentukan Rh, ABO dan
adalah: perdarahan segera setelah anak lahir (perarahan postpartum percocokan silang
primer). 2. Jumlah darah lengkap : menunjukkan
1. Atonia Uteri 2. Robekan jalan lahir : Perdarahan segera, darah segar penurunan Hb/Ht dan peningkatan jumlah sel
mengalir segera setelah bayi lahir, kontraksi uterus baik, darah putuih (SDP).
2. Retensi Plasenta
plasenta baik. 3. Kultur uterus dan vagina : mengesampingkan
3. Sisa Plasenta dan selaput ketuban 3. Retensio plasenta : Plasenta belum lahir setelah 30 menit, infeksi pasca partum
4. Trauma jalan lahir perdarahan segera, kontraksi uterus baik 4. Urinalisis : memastikan kerusakan kandung
5. Penyakit darah 4. Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta) : Plasenta atau kemih
sebagian selaput (mengandung pembuluh darah ) tidak 5. Profil koagulasi : peningkatan degradasi, kadar
6. Hematoma lengkap dan perdarahan segera. produk fibrin/produk split fibrin (FDP/FSP),
7. Inversi Uterus 5. Inversio uterus :Uterus tidak teraba, lumen vagina terisi penurunan kadar fibrinogen
1. massa, tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir), 6. Sonografi : menentukan adanya jaringan
perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat. plasenta yang tertahan
PENATALAKSANAAN

1. Perdarahan Postpartum karena Atonia


Bila terjadi perdarahan sebelum plasenta lahir (Retensia plasenta), ibu harus segera minta pertolongan dokter rumah
sakit terdekat. Untuk daerah terpencil dimana terdapat bidan, maka bidan dapat melakukan tindakan dengan urutan
sebagai berikut:
a. Pasang infus
b. Pemberian uterotonika intravena tiga hingga lima unit oksitosina atau ergometrin 0,5 cc hingga 1 cc Diagnosa Keperawatan :
c. Kosongkan kandung kemih dan lakukan masase ringan di uterus
d. Keluarkan plasenta dengan perasat Crede, bila gagal, lanjutkan dengan 1. Gangguan perfusi jaringan b/d
e. plasenta manual (seyogyanya di rumah sakit) perdarahan pervaginam
f. Periksa apakah masih ada plasenta yang tertinggal. Bila masih berdarah 2. Risiko infeksi b/d perdarahan
g. Dalam keadaan darurat dapat dilakukan penekanan pada fundus uteri atau kompresi aorta.
3. Risiko shock hipovolemik b/d
Bila perdarahan terjadi setelah plasenta lahir, dapat dilakukan : perdarahan perdarahan

a. Pemberian uterotonika intravena 4. Cemas b/d kondisi komplikasi


b. Kosongkan kandung kemih
c. Menekan uterus-perasat Crede
d. Tahan fundus uteri/(fundus steun) atau kompresi aorta
Tentu saja, urutan di atas dapat dilakukan jika fasilitas dan kemampuan penolong memungkinkan. Bila tidak,
rujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan operasi histerektomi, dengan terlebih dahulu memberikan
uterotonika intravena serta infus cairan sebagai pertolongan pertama.

2. Perdarahan postpartum akibat laserasi / Robekan Jalan Lahir


Perdarahan pasca persalinan yang terjadi pada kontraksi uterus yang kuat, keras, bisa terjadi akibat adanya robekan
jalan lahir (periksa dengan spekulum dan lampu penerangan yang baik-red). Bila sudah dapat dilokalisir dari
perdarahannya, jahitlah luka tersebut dengan menggunakan benang katgut dan jarum bulat. Untuk robekan yang
lokasinya dalam atau sulit dijangkau, berilah tampon pada liang senggama/vagina dan segera dirujuk dengan terlebih
dahulu memasang infus dan pemberian uterotonika intravena.
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kebidanan, editor Prof.dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOg, edisi Ketiga


cetakan Kelima,Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
1999

Williams Obstretics 21 st Ed: F.Gary Cunningham (Editor), Norman


F.Grant MD,Kenneth J,.,Md Leveno, Larry C.,Iii,Md Gilstrap,John C.,Md
Hauth, Katherine D.,Clark,Katherine D.Wenstrom,by McGraw-Hill
Profesional (April 27,2001)

Gabbe : Obstretics – Normal and Problem Pregnancies,4th ed.,Copyright


© 2002 Churchil Livingstone, Inc.

Prof.Dr.Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstretis, edisi 2 jilid 1, Editor


Dr. Delfi Lutan, SpOG

Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Editor Arif


Mansjoer , Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri , Wahyu Ika Wardani ,
Wiwiek Setiowulan.

http://www.geocities.com/yosemite/Rapids/1744/clobpt12.html

Curren Obstretric & Gynecologic Diagnosis & Tretment, Ninth edition :


Alan H. DeCherney and Lauren Nathan , 2003 by The McGraw-Hill
Companies, Inc
Kuala Kapuas, 08 Februari 2019
Preseptor Akademik, Ners Muda,

(Kristina Yuniarti,Ns.,M.Kep) (Ekky Rusmalina,S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai