Oleh:
Kelompok 2
1. Afridhani Fizi, S.Kep
2. Firda Apriyanti, S.Kep
3. Hadijatul Jannah, S.Kep
4. Siti Fatimah, S.Kep
5. Sri Siti Khadijah, S.Kep
6. Fahrizal Arrahim, S.Kep
7. Haidir Rasyid, S.Kep
8. Riana Nortoyiba, S.Kep
9. Hanna Awalia Wulandari, S.Kep
10. M. Noor Huda, S.Kep
11. Muhamad Fitriadi, S.Kep
i
3.4.1 Efesiensi Ruangan Perawatan ............... Error! Bookmark not defined.
3.4.2 Hasil Evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC) .............................. 119
3.5 Identifikasi Masalah......................................................................................... 124
3.6 Prioritas Masalah ............................................................................................. 126
ii
DAFTAR BAGAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR SKEMA
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tingkat Ketergantungan Pasien ................................................................... 9
Tabel 2. 2 Klasifikasi Pasien ....................................................................................... 10
Tabel 2. 3 Contoh Perhitungan: .................................................................................. 10
Tabel 2. 4 Standar Keperawatan Dan Kebidanan Di Ruang Rawat Inap Menurut
DEPKES (2001) .......................................................................................................... 11
Tabel 2. 5Alat Tenun Menurut DEPKES (2001) ........................................................ 12
Tabel 2. 6 Alat Rumah Tangga Menurut DEPKES (2001) ......................................... 12
Tabel 2.7 Alat Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Rawat Inap Menurut DEPKES
(2001) .......................................................................................................................... 13
Tabel 2. 8 Tahapan penerimaan pasien baru ............................................................... 34
Tabel 2. 9 Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan .............................................. 40
Tabel 3. 1 Komposisi Tenaga Keperawatan di Ruang Bedah (Al-Muizz) ................. 91
Tabel 3. 2 Jumlah Tenaga Keperawatan berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 92
Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Keperawatan berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 92
Tabel 3.4 jumlah tenaga kerja ..................................................................................... 95
Tabel 3.5 10 penyakit terbanyak di Ruang Bedah (Al-Muizz) ................................... 96
Tabel 3. 6 Daftar Penyakit Ruang Bedah Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha
Martapura .................................................................................................................... 97
Tabel 3. 7 fasilitas tuntuk pasien ................................................................................. 98
Tabel 3. 8 Daftar Alat Linen ....................................................................................... 99
Tabel 3. 9 Fasilitas Petugas Kesehatan ....................................................................... 99
Tabel 3. 10 Fasilitas Dan Alat Kesehatan di Ruang Bedah (Al-Muizz) ..................... 99
Tabel 3. 11 Alat Habis Pakai .................................................................................... 100
Tabel 3. 12 Tarif di Ruang Bedah (Al-Muizz).......................................................... 107
Tabel 3.13 Tabel Kegiatan Pelaksanaan SOP DiRuang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu
Zalecha Martapura ...................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.14 Tingkat Ketergantungan Klien .................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 15 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat ......... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 16 Aspek Yang Dinilai dalam Asuhan KeperawatanError! Bookmark not
defined.
Tabel 3.17 Survey Kepuasan Pasien/Keluarga Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan
..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.18 efisiensi ruangan perawatan ...................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 19 instrumen dokumentasi .......................................................................... 119
Tabel 3.20 Kepuasan klien sebelum role play .......................................................... 119
Tabel 3. 21 Kepuasan Perawat .................................................................................. 122
Tabel 3. 22 Kepatuhan Sesuai SOP........................................................................... 122
Tabel 3. 23 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang Perawatan ........ 127
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura yang juga sebagai Rumah Sakit rujukan kota
Banjarmasin, Kabupaten Banjar serta wilayah sekitarnya sekaligus sebagai Rumah
Sakit Type B mempunyai beberapa ruangan yang menjadi ruang percontohan
dalam menerapkan model keperawatan MAKP. Ruang Bedah merupakan salah
satu ruangan dengan pelaksanaan Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dengan Metode Tim modular yang ada di Rumah Sakit Ratu Zalecha
Martapura.
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan
3
Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik manajemen, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Mengidentifikasi dan menganalisis lingkungan suatu ruang perawatan
dan menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan
perawatan.
b. Melaksanakan peran sesuai dengan Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) Metode Tim yang ada di Ruang Bedah (Al-Muizz)
Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura
c. Melakukan supervisi keperawatan.
d. Melakukan ronde keperawatan.
e. Melakukan timbang terima keperawatan.
f. Melakukan discharge planning.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan model
problem, intervensi, dan evaluasi.
h. Melakukan penerapan sentralisasi obat.
i. Melakukan penerimaan pasien baru.
j. Menganalisis tingkat keberhasilan setelah pelaksanaan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) Metode Tim yang diterapkan.
Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
informasi dalam bidang managemen keperawatan tentang prinsip
manajemen keperawatan dan model pemberian Asuhan Keperawatan
profesional yang sesuai dengan prinsip Model Praktek Keperawatan
Profesional (MPKP) Metode Tim.
4
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan dalam bidang manajemen keperawatan.
2) Bagi Instansi Akademik
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) Metode Tim.
3) Bagi Profesi Keperawatan
Sebagai sarana dan informasi dalam meningkatkan mutu dan kualitas
keperawatan dan profesi ners.
4) Bagi Pasien dan Keluarga
(a) Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
(b) Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
tinggi.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
5
6
Keterangan:
A = Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = Rata-rata jumlah pasien/hari
C = Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
286
Perawat yang mengerjakan tugas-tugas non-profesi (non-nursing
jobs).
Seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain. Diperkirakan 25%
dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga perawat + lossday) x 25% = (12,5 + 3,4) x 25% =3,9
Tabel 2.7 Alat Pencatatan dan Pelaporan di Ruang Rawat Inap Menurut DEPKES
(2001)
No. Nama Barang Ratio Pasien: Alat
1 Formulir pengkajian awal 1:1
2 Formulir rencana keperawatan 1:5
3 Formulir catatan perkembangan pasien 1:10
4 Formulir observasi 1:10
5 Formulir resume keperawatan 1:1
6 Formulir catatan pengobatan 1:10
7 Formulir medik lengkap 1:1
8 Formulir laboratorium lengkap 1:3
9 Formulir rontgen 1:2
10 Formulir permintaan darah 1:1
11 Formulir keterangan kematian 5 lambar /bulan
12 Resep 10 buku / bulan
13 Formulir konsul 1;5
14 Formulir permintaan makanan 1:1
15 Formulir permintaan obat 1:1
16 Buku ekspidisi 10 / ruangan / tahun
17 Buku register pasien 4 / ruangan / tahun
14
2.1.3.3 Punishment
Punishment adalah hukuman atas suatu hal yang tidak tercapai/
pelanggaran. Hukuman seperti apa yang harus diberikan. Setiap
orang pasti beda persepsi dan beda pendapat (Wahyuningsih,
2009).
Kepala Ruang
c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai
pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, malakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar metode
primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada
otonomi, dan ketertiban pasien dan keluarga.
Kepala Ruangan
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua TIM dan anggota TIM
secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 3
ketua TIM, dan ketua TIM membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuatproses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap
hari, dan lainnya
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
27
3) Pengarahan
a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua
TIM
b) Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan
tugas dengan baik
c) Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap
d) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
g) Meninggkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
4) Pengawasan
a) Melalui Komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi lansung dengan ketua
TIM maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien
b) Melalui Supervisi
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga. Pengawasan tidak
langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua TIM,
membacadan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
28
b. Ketua TIM
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan
keperawatan klien sejak masuk sampai pulang
2) Mengorientasikan pasien yang baru dan keluarganya
3) Mengkaji kondisi kesehatan pasien dan keluarganya
4) Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan
5) Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada
anggota tim
6) Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam
melakukan tindakan keperawatan
7) Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan
8) Melaksanakan tindakan keperawatan tertentu
9) Mengembangkan perencanaan pulang
10) Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh anggota tim
11) Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim
kesehatan lainnya untuk membahas perkembangan kondisi
pasien
12) Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap
anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui
konfrensi
13) Mengevaluasi pemberian ASKEP dan hasil yang di capai
serta pendokumentasiannya
c. Anggota TIM
1) Menjalankan asuhan keperawatan sesuai standar
2) Membina hubungan terapeutik dengan pasien/keluarga.
3) Mengikuti serah terima dengan group/tim lain (group
petugas ganti) mengenai kondisi pasien/anggota keluarga,
29
Situation
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment:
KU; TTV; DX Keperawatan
(poin yang penting)
Recomendation
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Dihentikan
4. Dimodifikasi
2) Tujuan
a) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan
hangat teraupetik.
b) Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien.
c) Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
d) Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
5) Peran Perawat
a) Kepala ruangan
Menerima pasien baru.
b) Ketua tim
(1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
(2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru
(3) Melakukan pengkajian pada pasien baru
(4) Mengorientasikan klien pada ruangan.
(5) Memberikan penjelasan tentang perawat dan dokter
yang bertanggung jawab.
(6) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru.
c) Perawat Pelaksana
Membantu ketua tim dalam melaksanakan penerimaan
pasien baru.
35
KARU, PP dan PA
menyambut pasien baru
Terminasi
Evaluasi
b. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah keperawatan yang ada pada pasien
melalui pendekatan berpikir kritis
2. Tujuan Khusus
a) Memudahkan cara berpikir kritis dan sistematis
b) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa
keperawatan
1) Memudahkan pemikiran tentang keperawatan yang
berasal dari masalah pasien
2) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
asuhan masalah pasien
c) Meningkatkan kemampuan justifikasi
d) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
43
c. Peran
1. Perawat Primer dan Perawat Associate
Dalam melaksanakan pekerjaan perlu adanya sebuah peranan
yang dapat memaksimalkan kebersihan antara lain:
a) Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b) Menjelaskan masalah keperawatan utama
c) Menjelaskan intervensi yang belum akan dilakukan
d) Menjelaskan tindakan selanjutnya
e) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Peran Perawat Primer Lain dan Konsulen
a) Memberikan justifikasi
b) Memberikan reinforcement
c) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi
keperawatan serta tindakan yang rasional
d) Mengarahkan dan koreksi
e) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
d. Pelaksanaan
1. Persiapan
a) Penetapan kasus minimal sehari sebelum waktu
pelaksanan ronde
b) Pemberian informed consent kepada pasien dan keluarga
c) Melakukan pengkajian
d) Melakukan analisa data
e) Membuat rencana keperawatan
f) Melakukan implementasi asuhan keperawatan
g) Membuat catatan perkembangan
2. Pelaksanaan Ronde
a) Penjelasan tentang ronde pasien oleh perawat primer
dalam hal ini penjelasan difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana yang akan atau dilaksanakan dan
memiliki prioritas yang akan didiskusikan
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
44
3. Pasca Ronde
a) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada pasien
tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
b) Bagaimana peran perawat primer dan perawat associate
dalam pelaksanaan pengorganisasian ronde.
PP
Tahap praronde
1. Penetapan Pasien
2. PersiapanPasien :
Informed Concent
HasilPengkajian/ Validasi data
Tahap Pelaksanaan
3. Penyajian Masalah
di Nurse Station Apa diagnosis keperawatan?
Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?
Apahambatan yang ditemukan?
Tahap Pelaksanaan di
4. Validasi data di bed pasien
kamar pasien
Pascaronde Simpulandanrekomendasisolu
simasalah
b. Tujuan
1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam
pemberian obat
2. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum
maupun secara moral
3. Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efesien
4. Menyeragamkan pengelolaan obat
5. Mengamankan obat – obat yang dikelola
6. Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien,
dosis, waktu, dan cara
c. Teknik Pengelolaan
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh (sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan pada
pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat.
3. Penerimaan Obat:
a) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar serah
terima obat
b) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga
/ pasien dalam buku masuk obat. Keluarga atau klien
46
Dokter
Pasien/Keluarga
Skema 2. 6 Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat
b. Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang
keperawatan (Nursallam, 2011) antara lain:
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen,
keterampilan hubungan antar manusia dan kemempuan
menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan
dinyatakan melalui petunjuk, peraturan urian tugas dan
standard.
4. Supervisi merupakan proses kerja sama yang demokratis
antara supervisor dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana
yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif,
komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdaya guna
dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien,
perawat dan manajer.
c. Sasaran Supervisi
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang
disepakati berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau
objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika
supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan,
maka disebut supervisi langsung, sedangkan jika sasaran berupa
bawahan yang melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak
langsung. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan (Suarli dan Bachtiar,
2009).
49
d. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh
banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan
efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin
terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis
antara atasan dan bawahan
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efesiensi kerja.
Peningkatan efesiensi kerja ini erat kaitannya dengan makin
berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga
pemakaian sumber daya (tenaga, harta dan sarana) yang sia-
sia akan dapat dicegah.
50
b. Tujuan
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan pasien
6. Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan
masyarakat
c. Manfaat
1. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat
pengajaran kepada pasien yang dimulai dari rumah sakit.
2. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang
digunakan intuk menjamin kontinuitas perawatan pasien
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau
kebutuhan perawatan baru
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
perawatan rumah (Spath, 2003).
d. Prinsip
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu di kaji dan di
evaluasi
52
e. Jenis-Jenis
1. Conditioning Discharge (pulang sementara atau cuti),
keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan
tidak terdapat komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat
dirumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit
atau puskesmas terdekat
2. Absolute Discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit.
Namun apabila pasien perlu di rawat kembali, maka prosedur
perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judicial Discharge (pulang paksa), kondisi ini di perbolehkan
pulang, tetapi pasien harus di pantau dengan melakukan kerja
sama dengan perawat puskesmas terdekat.
Perencanaan pulang
Penyelesaian Program HE
Lain-lain
administrasi a. Kontrol dan obat / nersan
b. Nutrisi
c. Aktivitas dan istirahat
d. Perawatan diri
Monitor
(sebagai program service safety)
oleh keluarga dan petugas
2.2.1.2 Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara
jelas.
d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat
proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-
lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di
tempat, kepala ketua tim.
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
j. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
2.2.1.3 Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
b. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan
tugas dengan baik.
59
2.2.1.4 Pengawasan
a. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
b. Melaluai supervise
Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri
atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga. Pengawasan tidak langsung mencek daftar hadir
ketua tim. Membaca dan memeriksa perencanaan
keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah
proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan),
mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.
2.2.1.5 Evaluasi
a. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.
b. Audit keperawatan
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyaman fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Aktivitas dan gerak
h. Spiritual
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dam mengatasi risiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi
Kelemahan :
Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
untuk dilaksanakan pada waktu-waktu yang sibuk.
Audit keperawatan
Kepala Ruangan
1) Input
Dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
2) Proses
Pada umumnya merupakan kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana
yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan
perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Proses merupakan
kegiatan yang cukup penting dalam suatu system sehingga
mempengaruhi hasil yang diharapkan suatu tatanan organisasi.
3) Output
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk
menindaklanjuti hasil atau keluaran.
4) Kontrol
Diperlukan dalam proses manajemen keperawatan sebagai upaya
meningkatkan kualitas hasil. Control dalam manajemen
keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang
proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuat
prosedur yang sesuai standard akreditasi.
5) Mekanisme umpan balik
Mekanisme umpan balik diperlukan untuk menyelaraskan hasil
dan perbaikan kegiatan yang akan dating. Mekanisme umpan
balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit
keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja
perawat
BAB 3
TINJAUAN LAHAN
Sampai saat ini yang tercatat dalam dokumen RSUD Ratu Zalecha
Martapura RSUD Ratu Zalecha Martapura telah mengalami 13 kali
pergantian pimpinan atau direktur.
81
82
Email : ratuzalecha@gmail.com
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar
Nama Direktur : Dr. H. Eko Subiyanto, B.,SC
Klasifikasi Rumah Sakit : B (SK Menkes RI nomor
HK.02.03/1/1470/2013) Nomor registrasi
RS : 6303015
Ijin operasional : 445/02/III/2012, tanggal 13 Maret 2012
Status Akreditasi : Akreditasi 5 Pelayanan
Status BLUD : Penuh (SK Bupati Banjar nomor 570
tahun 2011)
Struktur Organisasi
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
KEPALA IRNA
KEPALA RUANGAN
Katim/PP Katim/PP
4) Tanggung Jawab :
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruang bertanggung jawab kepada
Kepala Instalasi Rawat Inap terhadap hal-hal :
a. Kebenaran & ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
b. Kebenaran & ketepatan program pengembangan pelayanan
keperawatan.
c. Keobyektifan & kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.
d. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
e. Kebenaran & ketepatan Protap / SOP pelayanan keperawatan.
f. Kebenaran & ketepatan laporan berkala pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
g. Kebenaran & ketepatan kebutuhan dan penggunaaan alat.
h. Kebenaran & ketepatan pelaksanaan program bimbingan siswa /
mahasiswa instisusi pendidikan keperawatan
5) Wewenang :
a. Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
b. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan.
c. Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan mutu Asuhan Keperawatan di ruang rawat.
d. Menandatangani surat & dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang
Kepala Ruangan.
e. Menghadiri rapat berkala dengan Kepala Instalasi/Kasub bid/Kepala
Rumah Sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawataN
6) Uraian Tugas :
a. Menyusun rencana kerja (harian, bulanan dan tahunan) Kepala Ruang.
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat yang bersangkutan.
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi dengan Kepala Ka
Instalasi.
d. Mengatur & mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat, melalui kerjasama dengan petugas lain yang bertugas di ruang
rawatnya.
86
6) Uraian Tugas :
a. Menjamin ketepatan proses keperawatan (pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi) seluruh asuhan
keperawatan klien yang dikelola oleh tim.
b. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan.
c. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergiliran
sesuai jadwal dinas.
d. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Kepala Ruang
Rawat.
e. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan
yang tepat antara lain melalui pertemuan ilmiah atas ijin/persetujuan
atasan.
f. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tulis, pada saat pergantian dinas.
Fasilitas rawat inap terdiri dari Ruang VIP Intan, Ar-Raudah, Nifas,
Perinatologi, Penyakit Dalam, Bedah, Jantung, Anak, Paru, dan ICU.
3.2 Input
Data Umum Ruang Bedah (Al-Muizz)
Lingkup garapan ruang bedah mempunyai 2 tim yang dimana setiap tim
membawahi beberapa rungan. Untuk tim 1 membawahi ruang cenderawasih 1-5
kelas 1 dan merpati 1-4 kelas 2. Dan tim 2 membawahi ruang gelatik pria dan
wanita 2B, murai prria dan wanita kelas III. Ruang Bedah (Al-Muizz) tidak
mempunyai supervisor.
91
Manusia
3.2.2.1 Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan di Ruang Bedah (Al-Muizz) RSUD Ratu Zalecha
Martapura seluruhnya berjumlah 19 orang, sudah termasuk kepala
ruangan. Ditambah 3 orang tenaga non keperawatan yang terdiri dari : 2
orang administrasi dan 1 orang Assisten perawat.
Masa
No Nama Status Jabatan Pendidikan Kerja
RS
PNS Kepala Ners 2017
1. Siti Raudah, S.Kep, Ns
Ruangan Keperawatan
PNS Ketua Ners 2010
2. Agustina, S.Kep., Ns
Tim 1 Keperawatan
3. Noor Robbi M., A.Md PNS Tim 1 DIII kep 2017
Non Tim 2 DIII kep 2009
4. Nurmiati, A.Md
PNS
PNS Ketua DIII kep 2010
5. Gt. Noor Ahya, A.Md
Tim 2
Non Tim 1 DIII kep 2009
6. Fitriani, A.Md
PNS
7. A. Yani, A.Md PNS Tim 2 DIII kep 2008
Non PJ Shift DIII kep 2011
8. Dodi, A.Md
PNS
Non Tim 1 DIII kep 2013
9. Jumiati, A.Md
PNS
Non Tim 2 Ners 2016
10. Fahrianor, S.Kep., Ns
PNS Keperawatan
Non PJ Shift DIII kep 2010
11. Indah, A.Md
PNS
Non Tim 1 Ners 2016
12. Chabibatul, S.Kep., Ns
PNS Keperawatan
Non Tim 2 DIII kep 2015
13. Tommi Herianto, A.Md
PNS
Non PJ Shift DIII kep 2011
14. Surya, A.Md
PNS
Non Tim 1 Ners 2016
15. Santo Zabidi,S.Kep.Ns
PNS Keperawatan
Non Tim 2 DIII kep 2019
16. Miftahul Z, A.Md
PNS
Non PJ Shift DIII kep 2011
17. M. Azmi,A.Md
PNS
Non Tim 1 DIII kep 2016
18. Sri Agustina, A.Md
PNS
19. Hidayat, A.Md PNS Tim 2 DIII kep 2018
92
1. Perawat Klinis I 9 44
2. Perawat Klinis II 9 44
3. Perawat Klinis III 1 12
4. Perawat Klinis IV 0 0
= 68,82 = 9,83
Faktor Koreksi
b. Menurut PPNI
TP = A x 52 (Mg) x 7 hr ( TT x BOR ) x 125 %
41 (Mg) x 40 Jam/ Mg
TP = Tenaga Perawat
A = Jumlah perawat / 24 jam
41 Mg = 365 – 52 ( Hr Mingg.) – 12 hr libur – 12 hr cuti
= 289/7
Partial 7,35
15 15x0,27= 4,05 15x0,15 = 2,25 15x0,07 = 1,05
care
Minimal 1,64
4 4x0,17 =0,68 4x0,14 = 0,56 4x0,10 = 0,4
care
3.2.2.5 Klien
Data 10 penyakit terbanyak di Ruang Bedah (Al-Muizz) Periode
bulan Januari-April 2019.
1. Concussion 62 orang
4. Non-insulin-dependent diabetes
mellitus with peripheral circulatory 18 orang
complications
5. Benign neoplasm of breast 15 orang
diagram
70
60
50
40
30
20
10
0
Sarana/Prasarana (Material)
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 7-9 Mei 2019, didapatkan bahwa
lingkungan Ruang Bedah (Al-Muizz) masih bisa dikategorikan cukup rapi
walaupun ada beberapa waktu yang kadang masih terlihat adanya beberapa
ruangan yang belum bisa menjaga kerapiannya seperti sepatu dan sandal
klien berada dilorong, barang-barang klien yang di letakkan di bawah bed
yang seharusnya di letakkan di lemari yang disediakan, dan alat-alat
kesehatan yang berada dilorong ruangan seperti kursi roda. Tampak
beberapa gambar/poster yang tertempel di dinding ruangan seperti (Teknik
Hand Hygine, 5 Moment Cuci tangan, gambar-gambar kartun untuk
membantu mengurangi efek hospitalisasi, struktur oraganisasi ruangan,
denah ruangan dll)
3.2.3.1 Fasilitas Ruangan
Ruang terdiri dari 1 SMF Anak, 1 ruang tempat persediaan makan
klien (Pantry), 1 ruang penyimpan obat, 1 ruang administrasi dan
kepala ruangan, 16 ruang kamar klien dimana berisi 33 bed dan 1
nurse stasion, 1 kamar perawat dan dokter, 1 ruang tindakan, dan
18 WC. Akan tetapi tidak terdapat ruang terapi bermain. Saat
wawancara kepala ruangan mengatakan bahwa untuk terapi
bermain dilakukan dengan memanfaaatkan Lorong yang ada
diruangan.
Cenderawasih 2
Murai wanita
Cenderawasih 3
J
A
L
A
Cenderawasih 4
N Kamar perawat
/
L
Cenderawasih 5
O
R
O
WC Nurse N
G
Station PINTU
Pintu Masuk/Keluar
MASUK
Kamar Tindakan Penyimpanan
obat Ruang pertemuan
Merpati 1 karu
J
A Ruang SMF
L
Merpati 2 A
N Murai laki-laki
/
L
Merpati 3 O
R Gelatik pria
O
N
Merpati 4 G
patris
Merpati 5
Gudang
Gudang
Merpati 6
PINTU BELAKANG
KATIM 1 KATIM 2
PP PP
1. Ahmad Yani 1. Tomi Haryanto
2. Jumiati 2. Hanafi Rizani
3. Fitriani 3. M. Surya
4. Emelia 4. Nurmiati
5. Sri Agustinawati 5. M. Azmi
6. Santo Zabidi 6. Chabibatul
7. Dodi Romansyah 7. Noor Rohbi
8. Indah Windarsih 8. Fahrianor
Bagan 3. 1 Struktur Organisasi Ruang Al-Muizz
105
PASIEN
TINDAKAN
PERKEMBANGAN/KEADAAN PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MASALAH BARU
Penetapan pasien
Persiapan pasien :
- Informed consent
Lanjutan diskusi di
Nurse Station
Kesimpulan dan
Pasca Ronde...................... rekomendasi solusi
masalah
Pembiayaan (Money)
Biaya perawatan klien diRuang Bedah (Al-Muizz) terdiri dari BPJS, umum
dan JAMKESDA. Berdasarkan informasi dari kepala ruangan Anak (Al-
Muizz) bahwa anggaran sarana dan anggaran sarana dan prasarana
108
Ruangan
Kelas I Rp. 200.000 Per hari
Kelas II Rp. 100.000 Per hari
1.
Kelas III Rp. 75.000 Per hari
Mutu/Pemasaran (Marketing)
3.2.5.1 Prestasi yang pernah diraih
Prestasi yang pernah diraih Ruang Bedah (Al-Muizz) adalah juara
harapan I hand hygine se RSUD Ratu Zalecha Martapura tahun
2017
3.2.5.2 Unggulan ruang perawatan
Ruang Bedah (Al-Muizz) tidak memiliki unggulan apapun karena
semua ruangan di RSUD Ratu Zalecha memiliki ruang perawatan
yang sama.
4. Standar Kinerja
Berdasarkan data yang didapat di Ruang Bedah bahwa belum
ada pedoman SAK yang terbaru dan belum optimalnya
penerapan SOP.
b. Pembagian tugas
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 08 Mei 2019, kepala
ruangan mengatakan bahwa ruangan menggunakan system
asuhan keperawatan dengan menggunakan MAKP dengan
menggunakan metode tim moduler, pembagian tugas
dilakukan oleh Kepala Ruangan dimana penugasan dibagi
menjadi 2 tim yaitu Tim 1 dan 2. Tim 1 bertugas untuk pasien
kelas I (Ruang Cendrawasih 1-5) dan kelas II A (Ruang
Merpati 1-5), Tim 2 bertugas untuk pasien kelas II B (Ruang
Gelatik Pria dan Gelatik Wanita) dan kelas III (Ruang Murai
111
d. Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara kepada kepala ruangan didapatkan
informasi bahwa pendelegasian diruangan sudah dilakukan.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa format pendelegasian sudah
ada.
4) Supervisi
Dari hasil wawancara didapatkan kepada kepala ruangan bahwa suvervisi
diruangan sudah ada, tetapi menurut informasi yang didapatkan dari
kepala ruangan, supervisi tidak langsung dilakukan secara rutin dengan
melihat dokumentasi asuhan keperawatan. Supervisi langsung dilakukan
secara berkala 1 minggu sekali yang mensupervisi karu ke katim, katim
ke perawat pelaksana (namun belum maksimal).
115
e. Ronde Keperawatan
Menurut hasil wawancara kepala ruangan didapatkan informasi
pelaksanaan ronde masih belum dilakukan dikarenakan waktu petugas
kesehatan yang terlibat dalam ronde keperawatan yang memiliki
kesibukan dengan tugasnya masing-masing sehingga sulit untuk
menjalankan kegiatan ronde keperawatan. Ronde keperawatan hanya
dilaksanakan saat ada mahasiswa praktik di ruangan. Fungsi
pengendalian
a. Indikator Mutu
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 08 Mei
2019, menurut kepala ruangan bedah, sudah ada tim pengendalian
mutu, tetapi pelaksanaan pengendalian mutu masih belum optimal.
4. Implementasi 100%
5. Evaluasi 100%
Presentasi (%) 100%
Sumber data primer
Berdasarkan dari evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan
diketahui bahwa presentasi pencapaian rata-rata yaitu 100%.
3.4 Output
3.4.1 Efesiensi Ruangan Perawatan
BOR AVLOS BTO TOI NDR GDR
Jadi dari hasil perhitungan nilai BOR diatas maka didapat bahwa nilai BOR
ruangan Al-Muizz tahun 2018 adalah 55.5%. Ini menyatakan bahwa ruang
bedah memiliki pemanfaatan tempat tidur dirumah sakit tidak ideal.
b. AVLOS
AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi,
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
Perhitungan nilai AVLOS di ruang Al-Muizz tahun 2018, adalah
jumlah dirawat
jumlah pasien keluar hidup + mati
c. BTO
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu
tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-
50 kali.
1691
= 54,5 = 54 kali / tahun
31
118
Jadi hasil perhitungan di atas nilai BTO diruang Al-Muizz tahun 2018
adalah 54 kali/tahun, dalam 1 tahun ini membuktikan bahwa ruang Al-
Muizz memiliki nilai BTO yang ideal.
d. TOI
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
= (31x360) - 6199
1691
= 2,9 atau 3 hari
Jadi dari hasil perhitungan diatas menyaktakan bahwa nilai TOI untuk
ruangan Al-Muizz tahun 2018 adalah 3 hari, hal ini menyatakan bahwa 1
tempat tidur terisi kembali oleh pasien adalah 3 hari.
e. NDR
Net Death Rate (NDR) menurut Depkes (2005) adalah angka kematian 48
jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
Rumus :
NDR = (jumlah pasien mati>48 jam) X 1000 %o
Jumlah keluar (hidup+mati)
f. GDR
119
Gross Death Rate (GDR) menurut Depkes (2005) adalah angka kematian
umum untuk setiap penderita keluar
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
GDR = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖) 𝑥 1000 %𝑜
Jadi hasil perhitungan nilai GDR ruang Al-Muizz tahun 2018 yaitu
21,2 %
3.4.1.2 Intsrumen B
NO Kepuasan klien Persentasi (%)
1 Puas 71,75 %
2 Kurang Puas 28,25 %
Tabel 3.15 Kepuasan Klien Sebelum Role Play
Kepuasan perawat
122
tindakan
3) Pelaksanaan cuci tangan sebelum tindakan sebagian tidak
dilakukan
Weakness/Kelemahan
1. Ketidakpatuhan penerapan SPO
2. Kurangnya kewaspadaan terhadap resiko pasien jatuh
3. Kurangnya komunikasi perawat dengan pasien
4. Masih adanya perawat yang tidak memperkenalkan diri sebelum melakukan
tindakan
5. Masih ada perawat yang tidak menerapkan prinsip lima momen cuci
tangan
125
Opportunity / Peluang
1. Adanya kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui
pelatihan dan meningkatkan pendidikan.
2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin yang melakukan praktik manajeman
keperawatan dengan perawat klinik
3. Adanya pemasukan dana dari APBD dan mahasiswa yang praktek di RSUD
Ratu Zalecha Martapura
Threatened / Ancaman
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk pelayanan prima yang
professional
2. Mulai tingginya kesadaran masyarakat atas hukum
3. Keluarga pasien yang berkunjung tidak menggunakan APD yang sesuai
Analisa Masalah
126
Daftar Masalah
5. Kejadian resiko jatuh yang disebabkan Belum optimalnya pencegahan resiko
jatuh.
6. Kurangnya diskusi tentang penyakit langka yang disebabkan Ronde
keperawatan belum dilakukan secara maksimal.
7. Kurang perawatan di rumah yang disebabkan Kegiatan Discharge planning
belum terlaksana secara optimal dan kurangnya media edukasi penyakit
terbanyak di ruangan.
8. Kurangnya penjelasan kepada pasien setiap pergantian shift yang disebabkan
Belum optimalnya kegiatan pelaksanaan timbang terima.
Man
1. Kurangnya komunikasi
perawat dengan pasien Method
2. Masih adanya perawat yang
tidak memperkenalkan diri 1. Kurangnya penyampaikan
sebelum melakukan tindakan informasi pada saat timbang
3. Adanya tenaga keperawatan Material
terima di bed pasien.
dengan lulusan Ners 2. Kurang optimalnya penerapan
keperawatan sebanyak 5 orang timbang terima sesuai dengan
dan lulusan Diploma SOP
keperawatan sebanyak 14
orang.
Belum optimalnya
kegiatan pelaksanaan
timbang terima
Marketing
Money
Adanya tuntutan yang tinggi dari
masyarakat untuk pelayanan prima
yang professional
129
v.
Method
1. Kegiatan discharge planning di
Ruang Bedah belum mampu
Material dijalankan secara maksimal.
2. Kegiatan discharge planning
Tidak tersedianya
Man hanya dengan komunikasi tanya
leaflet yang dibagikan
jawab, itu pun dilakukan saat
Kurangnya komunikasi untuk pasien dan
pasian mau pulang saja, dan
perawat dengan pasien keluarga sebagai
belum diterapkannya pemberian
discharge planning
leaflet untuk pasien
Kegiatan Discharge
planning belum
terlaksanan secara
optimal
Money
Marketing
1. Ada RAB Rumah Sakit Kurangnya ketersediaan leaflet di
2. Kerja sama yang baik dari RS ruangan
dengan pihak yang mendukung
lainnya dalam hal pembiayaan.
130
Man
1. Kurangnya komunikasi
Method
perawat dengan pasien
tentang pencegahan Material
resiko jatuh 1. Belum dilakukannya
2. Masih adanya perawat Belum tersedianya pemasangan kancing resiko
yang tidak media untuk jatuh, hanya dilakukan
memperhatikan resiko pencegahan resiko pada saat akan akreditasi
jatuh
jatuh
Belum optimalnya
pencegahan resiko jatuh
Marketing
Money
Adanya tuntutan yang tinggi dari
masyarakat untuk pelayanan prima
yang professional
131
Man
1. Kurangnya komunikasi
perawat dengan pasien
2. Adanya tenaga
keperawatan dengan
Material Method
lulusan Ners keperawatan
sebanyak 5 orang dan 1. Tidak terjadwalnya kegiatan
Terpenuhinya
lulusan Diploma kebutuhan sarana dan supervisi dan ronde keperawatan
keperawatan sebanyak 14 2. Masih belum berjalannya ronde
prasarana ruangan.
orang. keperawatan
Ronde keperawatan
belum dilakukan
Marketing
Indikator Penanggung
No Problem Tujuan Kegiatan Waktu Biaya
Keberhasilan Jawab
3.Membuat
leaflet yang
berisikan
materi
discharge
planning
untuk pasien
dan keluarga
133
2.Mengimple
mentasikan
kegiatan
pencegahan
resiko jatuh
kepada
pasien secara
optimal
tan
misalnya
satu kali
dalam
seminggu
dan
dilaksana
kan
selama
minimal
30 menit
dan
dipimpin
oleh
kepala
ruangan