Anda di halaman 1dari 6

Hospital Vulnerability Assesmen dalam SNARS 2018

Posted on December 6, 2018by Healthcare and Hospital Consultant (IKKESINDO Batch


4)
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda tergantung
pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada dasarnya semua
mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang tidak direncanakan dan
tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun
makhluk hidup lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda, dan
lain-lain. Arti lain dari darurat adalah situasi yang tidak dikehendaki, mendadak dan
berkembang secara cepat sehingga menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan
manusia, kerugian asset perusahaan dan kerusakan lingkungan. Kondisi semacam ini
harus segera diatasi agar terhindar dari dampak lebih buruk.

Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan dikelola secara
baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja terjadi. Untuk itu kita harus selalu
mengembangkan kemampuan kita tentang bagaimana memanage keadaan darurat
mulai dari persiapan, latihan dan penanggulangan darurat sampai pada bagaimana
mencegah terjadinya atau terulangnya keadaan darurat.

Perencanaan merupakan kata kunci untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga


perencanaan dalam hal ini mempunyai peran yang luar biasa. Tindakan pencegahan
dan persiapan-persiapan jika terjadi keadaan dadudat, latihan, dan simulasi tanggap
darurat, manajemen tanggap darurat, dan sampai pada pemulihan kondisi pada
keadaan darurat.

HVA (Hazard Vulnerability Analysis Tool/ Alat Analisa Resiko Bencana Rumah Sakit)
adalah standar MFK.6 Akreditasi RS 2012/ JCI FMS. 6 mensyaratkan rumah sakit
untuk menentukan jenis, kemungkinan terhadap konsekuensi bahaya, ancaman, dan
kejadian bencana. Syarat tersebut dapat dipenuhi dengan mudah, ada alat manajemen
resiko yang dapat membantu kita, yaitu yang disebut Hazard Vulnerability Analysis
(HVA) Tool.
2. Tujuan
3.
A. Menetapkan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman dan
kejadian bencana
4.
A. Agar karyawan dapat menanggulangi bahaya dan bencana yang mungkin terjadi
di lingkungan rumah sakit.
5.
A. Penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu
6.
A. Mengerti dan memahami teknik-teknik praktis penanggulangan bahaya dan
bencana kebakaran dan gempa
7.
A. Memiliki kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap segala kemungkinan
bahaya dan bencana kebakaran dan gempa.
BAB II DEFINISI
Kedaruratan komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah sakit, seperti
kerusakan ruang rawat rumah sakit akibat gempa atau wabah flu yang menyebabkan
staf tidak dapat bekerja. Untuk itu Rumah Sakit haus membuat rencana dan program
penanganan kedaruratan. Rencana berisikan proses untuk :
1. Menentukan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan
kejadian lainnya
2. Menentukan aturan rumah sakit dalam setiap kejadian tersebut
3. Strategi Komunikasi untuk setiap kejadian,
4. Pengelolaan sumber daya selama kejadian, termasuk sumber daya alternative.
5. Pengelolaan kegiatan klinik selama kejadian, termasuk alternative tempat
6. Identifikasi dan pengaturan penugasan dan tanggung jawab staf selama kejadian
7. Ada proses mengelola keadaan darurat bila terjadi konflik antara tanggung jawab
staf dengan tanggung jawab organisasi dalam hal penempatan staf untuk pelayanan
pasien.
Rencana kesiapan menghadapi bencana diuji melalui:

1. Ujicoba berkala seluruh rencana penanggulangan bencana baik bencana yang terjadi
dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi di luar rumah sakit dimana rumah
sakit merupakan bagian dari uji coba penanggulangan bencana di masyarakat.
2. Ujicoba sepanjang tahun untuk elemen kritis dari c) sampai dengan g) dari rencana
tersebut di atas.
Bila Rumah sakit memiliki pengalaman pada kejadian bencana sebenarnya, aktif di
rencana tersebut dan dilakukan penilaian dengan benar setelah itu, situasi ini sesuai
dengan uji coba (simulasi) tahunan.

 Bencana

Bencana atau disasteradalah setiap fenomena (alam, buatan manusia/teknologi


maupun konflik social) yang mempunyai potensi untuk menimbulkan ancaman
terhadap penduduk dan lingkungan. Berdasarkan penyebabnya, bencana dapat dibagi
menjadi:
1. Bencana alam: gempa bumi, tsunami, tornado, jatuhnya meteor
2. Bencana akibat ulah manusia: Banjit akibat penebangan hutan, semburan lumpur
panas akibat pengeboran, kecelakaan pesawat udara, kecelakaan kereta api.
Bencana selalu menimbulkan kerugian, kesakitan, atau kematian. Rumah Sakit (RS)
yang biasanya hanya menyediakan pelayanan pasien normal akan kewalahan melayani
pasien yang jumlahnya sangat banyak dan mendadak apalagi jika RS tersebut juga
menjadi korban bencana.

 Manajemen Bencana

Manajemen bencana adalah usaha bersama secara terkoordinasi dalam mengatasi


keadaan bencana. Menurut Kyaw Win, manajemen bencana dibai 4 fase, yaitu:

1. Phase Rapid Response


2. Phase Early Emergency Response : <6 jam pasca bencana
3. Phase Peri Emergency Response: 6-24 jam pasca bencana
4. Phase Late Emergency Response: hari ke-2 hingga ke-7 pasca bencana
5. Phase rehabilitasi: awal bencana, 1-2 minggu pasca bencana
6. Phase Mitigasi: Penyuluhan kesehatan
7. Phase Preparedness
8. Penyusunan prosedur tetap bencana
9. Penyusunan disaster plan dan sosialisasinya
10. Membentuk tim penanggulangan bencana RS
11. Mempersiapkan logistic
12. Melakukan/mengikuti workshop penanggulangan bencana
13. Membentuk Tim Mobile Keliling Penanganan Bencana
14. Membentuk jejaring RS
BAB III PENENTUAN HVA

Rumah sakit merupakan tempat yang menjadi tumpuan kesehatan suatu populasi, jika
ia gagal dalam mengampu tugas tersebut, hampir pasti kesehatan di daerah yang
diampunya akan terpengaruh ke dalam arah yang buruk. Di dalam suatu keadaan
bencana, rumah sakit tentulah menjadi salah satu tujuan utama para korban bencana
dalam mencari pertolongan, jadi bila rumah sakit tidak siap dalam menghadapi
bencana, dapat terjadi keadaan mengerikan bagi kesehatan para korban dan pasien
yang sedang dirawat pada saat bencana tersebut.

Di dalam bab ini, ditekankan dalam persiapan bencana di suatu rumah sakit. Hal ini
dimaksudkan agar siap dan tidak melalaikan tanggung jawabnya bagi kesehatan
komunitas yang berada di dalam lingkup tanggung jawabnya.

Terkait suatu persiapan, maka hal yang paling umum kita pikirkan tentu adalah rencana
persiapan (dalam konteks ini persiapan bencana) sebagaimana kutipan : A Vital
hospital emergency management program cts s an insurance policy that increases the
chances of continued operations under difficult circumstances. Makna intinya adalah
bahwa suatu program manajemen bencana rumah sakit akan mengarahkan
perkembangan dan eksekusi kegiatan yang mampu memitigasi, mempersiapkan,
merespon, dan pemulihan situasi dari suatu bencana/insiden.
Dikarenakan banyaknya elemen-elemen terkait perencanaandisaster plansuatu RS,
maka dibahas komponen-komponen kritis di dalam kesiapan RS dalam menghadapi
bencana. Rumah Sakit melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Menunjuk coordinator kegawatdaruratan/ bencana sebagai titik kepemimpinan
primer dalam pengembangan, pelatihan, dan pelaksanaan rencana manajemen
kegawat daruratan RS; yaitu Kepala UGD
2. Rencana kedaruratan/ bencana (Hospital Disaster Plan) mendaftarkan tindak
tanduk dari RS menanggapi kegawatdaruratan internal dan eksternal. Perencanaan
dalam tingkat lanjut memberikan ruang gerak lebih terorganisir jika terdapat
keadaan-keadaan yang lebih sulit, dengan disusunnya Tim Reaksi Cepat (TRC) dan
panduan HDP.
3. Kepemimpinan eksekutif: daftar bagan kepemimpinan eksekutif di dalam RS yang
juga terlibat di dalam pembuatan rencana-rencana situasi tak terduga seperti
bencana akan sangat membantu proses pengembangan dan pelaksanaan disaster
planRS-nya.
4. Perencanaan strategic : ia merupakan blue printuntuk memandu pembuatan
suatu disaster plan.
5. Komite manajemen kegawatan daruratan/bencana: komite ini sangat memerlukan
partisipasi pihak-pihak seluas mungkin untuk memastikan operasional RS siap akan
situasi kegawat daruratan; dengan dibentuk tim K3RS
6. Hazard vulnerability analysis (HVA); merupakan penilai resiko di dalam lingkungan
spesifik untuk mendukung pembuatan disaster plan yang sesuai dengn scenario-
skenario yang mungkin terjadi yang akan diterangkan dalam analisa HVA ini.
7. Analisis kerentanan: digunakan untuk menilai kelemahan-kelemahan dalam bidang-
bidang RS yang mungkin muncul bila dalam keadaan terbebani kondisi bencana.
8. Pelatihan staff, simulasi, dan pembaharuan yang continue: ditujukan sebagai uji
lapangan langsung untuk memeriksa kelemahan-kelemahan dari system disaster
plan yang mungkin tak terduga sebelumnya dan pengalaman-pengalaman yang
didapatkan darinya harus terus dikembangkan secara continue.
Hazard Vulnerability Analysis (HVA)
1. Penentuan HVA melalui pertemuan yang diadakan oleh tim K3RS dengan
menghadirkan seluruh jajaran Manajemen, Direktur, Kabag, Kainst, Karu di Rumah
Sakit
2. Dalam Pertemuan ini menentukan poin-poin event apa yang dimasukkan dalam
beberapa elemen hazard.
3. HVA untuk Naturally occurring Events ditetapkan 3 macam yaitu banjir , gempa
bumi, dan gunung meletus..
4. HVA untuk technology event ditetapkan 3 macam, yaitu kegagalan listrik, kegagalan
air, dan kebakaran.
5. HVA untuk Human Related Events ditetapkan 3 macam, yaitu kecelakaan massal,
keracunan massal, tamu VIP
6. Setiap komponen diilai dan dipertimbangkan penentuannya dengan melihat kondisi,
situasi, kelengkapan fasilitas, kemampuan rumah sakit serta kondisi alam area
Rumah Sakit yang akan dimasukkan dalam HVA tool (terlampir

Anda mungkin juga menyukai