Anda di halaman 1dari 31

http://www.free-powerpoint-templates-design.

com

LogoType

Primary Open-Angle Glaucoma


OLEH :
Indah Fajar Wati 1840312603
Muhammad Ferdiansyah 1740312451
Srikitta Danielia 1840312443
Wira Genalhen 1840312433

PRESEPTOR :

dr. Julita, Sp.M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA RSUP DR. M. DJAMIL PADANG


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
Pendahuluan
Insert the title of your subtitle Here
LATAR BELAKANG

Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai


oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan
pandang; biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular.1
02
Glaukoma merupakan penyebab
Diagnosis penyakit ini ditegakkan
utama kebutaan kedua setelah
berdasarkan hasil yang didapat dari
katarak di dunia dan di Indonesia
anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologi.
01
03
Di Amerika Serikat, 1,29-2% orang
berusia lebih dari 40 tahun, Diagnosis pada glaukoma masih
meningkat hingga 4,7% pada orang termasuk sulit karena tidak adanya
berusia lebih dari 75 tahun, gejala awal sehingga sering
diperkirakan mengidap glaukoma menyebabkan keterlambatan
sudut terbuka primer. 04 diagnosis dan penatalaksaan.
Batasan Masalah
• Batasan masalah dalam makalah ini antara lain membahas
definisi, etiologi dan faktor risiko, patogenesis, manifestasi klinis,
diagnosis dan diagnosis banding, tatalaksana, komplikasi, dan
prognosis

Tujuan Penulisan
• Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami tentang definisi, etiologi dan faktor risiko,
patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis dan diagnosis banding,
tatalaksana, komplikasi, dan prognosis Glaukoma Primer Sudut
Terbuka.

Metode Penulisan
• Makalah ini disusun berdasarkan studi kepustakaan yang
merujuk pada beberapa literatur.
Tinjauan Pustaka
Insert the title of your subtitle Here
Anatomi
Aqueous Humor Outflow
Definisi

• Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat


yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus
dan pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai
peningkatan tekanan intraokular.
• Kata glaukoma berasal dari yunani yaitu glaucos, yang
menunjukkan arna biru-hijau atau biru-abuabu refleksi
dari edema kornea akibat tingginya tekanan bola mata.
Klasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi
• Glukoma primer tidak disertai adanya kontribusi dari
patologi baik di mata maupun sistemik atau penyebab
terjadi kelainan tersebut tidak diketahui.
• Glaukoma sekunder terjadi bila penyebabnya diketahui.
• Glaukoma sudut terbuka terjadi bila semua struktur
sudut bilik mata depan(anyaman trabekulum, sklera
spur dan badan siliar) terlihat pada pemeriksaan
genioskopi.
• Glaukoma sudut tertutup terjadi bila sebagian anyaman
trabekulum tidak terlihat saat pemeriksaan genioskopi
dinamis.
Epidemiologi

• Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan kedua


setelah katarak didunia dan di Indonesia.
• Kebutaan akibat katarak dapat dikembalikan setelah operasi
katarak, kebutaan akibat glaukoma bersifat permanen.
• Glaukoma sudut terbuka primer paling sering pada ras kulit
hitam dan putih. Penyakit ini empat kali lebih umum dan enam
kali lebih sering menimbulkan kebutaan pada orang berkulit
hitam.
• Di Amerika Serikat, 1,29-2% orang berusia lebih dari 40 tahun,
meningkat hingga 4,7% pada orang berusia lebih dari 75 tahun
diperkirakan mengidap glaukoma sudut terbuka primer.
Etiologi dan Faktor Risiko

• Etiologi : tidak diketahui


• Faktor risiko
- Umur  usia lanjut.
- Ras : kulit berwarna > kaukasian.
- Genetik
- Penyakit sistemik : diabetes melitus, hipertensi, dan
penyakit pembuluh darah
- Miopia.
Patogenesis
• Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah
apoptosis sel ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan
serat saraf dan lapisan inti-dalam retina serta berkurangnya akson
di nervus opticus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai
pembesaran cawan optik. Efek peningkatan tekanan intraokular
dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan
intraokular.

• Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular mencapai


60-80 mmHg, menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang
disertai edema komea dan kerusakan nervus opticus.

• Pada glaukoma sudut terbuka primer, tekanan intraokular biasanya


tidak meningkat lebih dari 30 mmHg dan kerusakan sel ganglion
terjadi setelah waktu yang lama, sering setelah beberapa tahun.
Proses yang menyebabkan kematian sel ganglion retina :
1. Mekanik langsung akibat tingginya TIO yang menekan terus
menerus serabut saraf retina terutama sel ganglion retina,
penekanan ini terlihat di lamian cribosa papil saraff optikus,
berupa papil yang bergaung dan nasaisasi pembuluh darah.

2. Iskemia : proses penekanan/mekanik menyebabkan iskemia


pembuluh darah kecil di sekitas papil saraf optikus, sehingga
menyebabkan kematian sel saraf retina. Akibat aliran darah di
pembuluh darah kapiler terganggu, menyebabkan hambatan
pemberian nutrisi dan pembuangan hasil metabolik akson
saraf retina. Proses iskemia menyebabkan juga gangguan
regulasi aliran darah di papil saraf optikus yang memperberat
keadaan iskemia.
Mekanisme terjadi resistensi mengalirnya humor akuos keluar d
ari bilik mata depan:
1. Sumbatan anyaman trabekulum dan juxtakanalikular oleh ben
da asing: darah, pigmen, glikosagminoglikan, protein.
2. Hilangnya sel endotel anyaman trabekulum, sehingga hilang f
ungsinya untuk fagositosis, sintesis dan degradasi protein.
3. Kanalis scchlem mengalami penurunan densitas dinding sel e
ndotelnya dan berkurangnya jumlah vakuola besar yang berff
ungsi mengalirkan akuos ke saluran berikutnya
Gejala Klinis

Asimptomatik tahap awal

Progresif lambat

TIO > 21 mmHg

Penciutan lapang pandang

COA mungkin normal dengan sudut terbuka

Atropi nervus optikus dan terdapat cupping

Tes provokasi positif


Diagnosis

• Anamnesis

• Pemeriksaan Oftalmologi
ANAMNESIS

• Pasien datang sewaktu pasien menyadari ada


pengecilan lapangan pandang
• Gangguan susunan anatomis dan fungsi tanpa disadari
oleh penderita karena tidak ada keluhan yang dirasakan
• Riwayat keluarga glaukoma
• Kerusakan lapangan pandang dari pinggir sampai ke
bagian tengah (tunnel vision).
Tunnel Vision
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

Digital (Palpasi)

• N: normal
• N +1: agak tinggi
• N +2: untuk tekanan yang lebih tinggi
• N -1: lebih rendah dari normal
• N -2: lebih rendah lagi, dan seterusnya.
TONOMETRI SCHIOTZ
TONOMETRI APLANASI, NON KONTAK DAN PACHYMETRY
GONIOSKOPI
UJI KONFRONTASI

• Pasien dan pemeriksa jarak kira-kira 1 meter


• Mata kiri pasien ditutup dan mata kanan pemeriksa
ditutup, begitu sebaliknya.
• Mata kiri pemeriksa dan mata kanan pasien saling
berpandangan, sebuah benda diletakkan antara pasien
dengan pemeriksa pada jarak yang sama
• Benda mulai digerakkan dari perifer ke arah sentral
sehingga mulai terlihat oleh pemeriksa.
PERIMETRI GOLDMANN
FUNDUSKOPI DAN OFTALMOSKOP TIDAK LANGSUNG
Diagnosis Banding
HIPERTENSI OKULAR

• TIO lebih dari 21 mmHg pada salah satu atau kedua


mata yang diperiksa menggunakan tonometri aplanasi
pada 2 kali pemeriksaan atau lebih
• Tidak ditemukaan defek lapanngan pandang
• Diskus optikus dan serat saraf tampak normal
• Pada gonioskopi ditemukan sudut terbuka
• Tidak ada penyakit pada mata yang mendahului
peningkatan TIO
Thank You!
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai