Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk-Nya, sehingga
Tim Evaluasi Analisis Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Solok dapat menyelesaikan
tugas melakukan analisis jabatan pada Dinas Kesehatan dan menyusun laporan hasil analisisnya.

Laporan hasil analisis jabatan ini disusun untuk memberikan informasi tentang capaian
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan analisis jabatan pada Dinas Kesehatan sebagai bahan
perumusan kebijakan dibidang kepegawaian, tata laksana dan organisasi perangkat daerah.
Disadari bahwa laporan hasil analisis jabatan ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan
kritik dari semua pihak akan diteria dengan baik.

Disampaikan terima kasih dan penghargaan yang mendalam atas kerjasama semua pihak
yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.Semoga laporan hasil
analisis jabatan ini dapat bermafaat bagi penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
kepegawaian.

Arosuka, 24 Juli 2017

Ketua Tim

Zulhendri, SKM. M.Kes


Nip. 196604031987031005
Laporan Hasil Analisis Jabatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Solok

I. PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), sumber daya manusia aparatur dan aspek
ketatalaksanaan (bisnis process). Berbagai permasalahan / hambatan mengakibatkan
sistem penyelenggaraan pemeritahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan
dengan baik.
Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun aparatur Negara agar mampu
mengemban misi, tugas, dan fungsi serta peranannya masing-masing secara lebih bersih,
efektif, efisien dan produktif. Dengan kata lain reformasi birokrasi dimaksudkan untuk
mempercepat terwujudnya tata kelola pemeritahan yang baik sehingga pembangunan
nasional di segala bidang terutama dalam rangka pengetasan kemisinan, pengurangan
pengangguran, keterbelakangan, kebodohan, dan ketidakadilan dapat dilaksanakan secara
lebih baik.
Jadi, kaitan dengan reformasi birokrasi salah satunya adalah penataan sistem
manajemen SDM aparatur dimana analisis jabatan merupakan komponen pentingdari
penataan manajemen tersebut, sehingga dapat diperoleh informasi tentang efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi, serta mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas
organisasi yang professional , transparan, proposional dan rasional dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Goverment).
Salah satu langkah awal dalam melakukan reformasi birokrasi dalam rangka
mewujudkan Good Goverment adalah dengan melaksanakan analisis jabatan. Analisis
jabatan ini dilakukan untuk memperoleh infomasi jabatan berupa nama jabatan, unit
organisasi, kedudukan dalam struktur organisasi, ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan
kerja, alat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi
lingkungan, resiko bahaya, syarat jabatan, dan prestasi kerja yang diharapkan.
Jadi pada dasarnya, hasil analisis jabatan adalah informasi jabatan yang
dipergunakan untuk :
1. Penataan Kelembagaan
Meliputi : Penyusunan organisasi dan unit – untinya, penyempurnaan organisasi,
pengembangan organisasi, penciutan organisasi, dan penggabungan unit-unti
organisasi
2. Penataan Kepegawaian
Meliputi : Pengurusan calon pegawai berupa rekuitmen, seleksi dan penempatan,
pengelolaan pegawai berupa administrasi, penilaian jabatan, penyusunan jenjang
karier , mutasi, rotasi dan mutasi, dan pasca pegawai berupa administarasi dan
program pension.
3. Penataan Ketatalaksanaan
Meliputi : Tata kerja , hubungan kerja dan sistem kerja
4. Penatalaksanaan percanaan pendidikan dan pendidikan
Meliputi : kegiatan perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan pegetahuan para pegawai sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
jabatan yang disediakan.
Penerapan analsis jabatan di Dinas Kesehatan dimaksudkan untuk mengetahui,
meneliti dan mengkaji efektivitas penerapan hasil analisis jabatan bagi
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, dimana tujuannya meneliti sejauh
mana hasil analisis jabatan memberikan kontribusi bagi masing-masing satuan
kerja organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

II. KONDISI SAAT INI DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN

a. Kondisi Saat Ini


Kondisi saat ini Dinas Kesehatan dari perspektif visi dan misi, struktur organisasi
dan tata kerja, uraian tugas pokok dan fungsi , tata laksana, umber daya manusia,
pendidikan dan pelatihan digambarkan sebagai berikut :
1. Visi dan Misi
Visi Dinas Kesehatan adalah :
“Masyarakat Kabupaten Solok sehat, Yang mandiri dan Berkeadilan “
Dalam rangka mencapai visi sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Kesehatan
menyelenggarakan misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan derajat kesehatan msyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat;
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan;
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan;
d. Melaksanakan tata kelola pemeritahan yang baik
2. Kelembagaan
a. Susunan Organisasi
Berdasarkan Peraturan Bupati Solok Nomor 34 Tahun 2016 tentang
kedudkan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas
Kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel Susunan Organisasi


Dinas Kesehatan

No Susunan Organisasi Esselon


1 Kepala II.b
2 Sekretaris, terdiri dari : III.a
a. Sub Bag. Umum dan Kepegawaian IV.a
b. Sub Bag Perencanaan, Monev dan Pelaporan IV.a
c. Sub Bag Keuangan IV.a
3 Bidang Pelayanan Kesehatan III.b
a. Seksi Yankes Dasar dan Rujukan IV.a
b. Seksi Jaminan Kesehatan IV.a
c. Seksi Akreditasi, Mutu dan Sertifikasi IV.a
4 Bidang Kesehatan Masyarakat III.b
a. Seksi Gizi IV.a
b. Seksi Kesga IV.a
c. Seksi Kesling IV.a
5 Bidang Pengendalian dan Pemerantasan Penyakit III.b
a. Seksi Surveilans, Wabah, Bencana, dan IV.a
Imunisasi
b. Seksi Penanggulangan Penyakit Menular IV.a
c. Seksi PTM, Jiwa dan Napza IV.a
6 Bidang Sumber Daya Kesehatan III.b
a. Seksi Farmasi, Alkes, Sarana dan Prasarana IV.a
b. Seksi Infokes dan Pusat Data IV.a
c. Seksi IV.a
7 Kelompok Jabatan Fungsional

b. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 34 Tahun 2016
tentang Dinas Daerah, Dinas Kesehatan mempunyai tugas melakukan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan otonomi dan tugas pemantauan
di bidang kesehatan sesuai dengan kewenangannya.
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dimaksud menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teksnis di bidang kesehatan
b. Penyelenggaraan urusan pemerinahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan
d. Pelaksanaan tugas lain yangdiberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

3. Tata Laksana

Tata laksana dalam organisasi mencakup tata kerja, sistem kerja, dan
prosedur kerja. Tata kerja merupakan suatu cara pelaksanaan kerja yang
efisien dengan memperhatikansarana dan biaya yang ada.
Sedangkan prosedur kerja merupakan rincian langkah-langkah dari tata
kerja. Dari rangkaian tata kerja dan prosedur kerja tersebut akan membentuk
suatu pola dalam melaksanakan suatu bidang pekerjaan. Dengan adanya
tatalaksana diharapkan setiap pekerjaan akan berjalan dengan efektif, efisien
dan adanya penghematan yang lebih besar jika tanpa menggunakan
tatalaksana.
Dalam melaksanakan tugasya, setiap level pimpinan dan kelompok
jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi di lingkungan erjanya serta dengan satuan kerja perangkat daerah
lain sesuai dengan tugas masing-masing.
Setiap pejabat struktural wajib mengawasi bawahannya masing-masing
dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan
sesuai dengan peraturan perundanga-undangan yang berlaku, dan tanggung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
Setiap pemimpin wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya, dan setiap laporan wajib diterima oleh pimpinan
satuan organisasi dri bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
untuk penusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-
petunjuk kepada bawahan.
Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan
wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja , dan dalam melaksanakan tugasnya setiap
pemimpin organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan
dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib
mengadakan rapat secara berkala.

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling penting
dalam organisasi, sebab manusialah yang menggerakkan seluruh sumber daya
yang ada dalam suatu organisasi. Ketersediaan sumber daya manusia pada
Dinas Kesehatan saat ini berdasarkan status, pangkat/golongan, tingkat
pendidikan, kedudukan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan baik
struktural, fungsional dan teknis, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Menurut Status
Pegawai pada Dinas Kesehatan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil sebanyak 699 orang, pegawai tidak tetap sebanyak 7 orang. Dari
jumlah tersebut masih terdapat kekurangan pegawai, kekurangan ini
disebabkan oleh adanya mutasi beberapa orang staf Dinas Kesehatan ke
Daerah lain, adanya pegawai yang melaksanakan tugas belajar dan izin
belajar, dll.

b. Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)


1 Doktor (S3) -
2 Spesialis 14
3 Pasca Sarjana (S2) 8
4 Sarjana (S1) 190
5 Diploma IV 22
6 Diploma III 344
7 Diploma I 30
8 SMA/SMK/Sederajat 85
9 SMP 5
10 SD 1
Komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan adalah sebagian
besar pegawai (344 Orang) berpendidikan Diploma (DIII dan DI), Sarjana
S1 dan S2 (198 Orang), Spesialis (14 Orang), SMA/sederajat (85 Orang),
SMP (5 Orang) dan SD (1 Orang). Dari komposisi tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Kesehatan Kabupaten Solok
sebagian besar tingkat pendidikannya adalah Diploma 3 dan Sarjana
sehingga potensi kualitas pegawai dapat dikatakan tinggi.

c. Menurut Pangkat / Golongan

Golongan dan Pangkat


No Nama
IV III II I Jumlah

a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Kesehatan 45
4 3 9 7 16 1 1 1 2 1
2 RSUD Arosuka 140
3 1 14 32 27 16 1 1 8 37
40
3 Pusk. Talang 8 5 3 10 2 3 9
4 29
Pusk. Tanjung Bingkung 3 3 7 4 8 1 3
5 20
Pusk. Sungai Lasi 1 5 2 2 6 1 3
19
6 Pusk. Sulit Air 1 4 3 4 2 5
7 24
Pusk. Talang Babungo 4 4 3 3 2 1 6 1
8 14
Pusk. Batu Bajanjang 1 4 1 2 2 4
18
9 Pusk. Simpang Tj Nan IV 2 4 2 3 3 1 3
10 17
Pusk. Sirukam 1 2 3 2 2 1 2 4
11 19
Pusk. Bukit Sileh 1 3 2 5 1 7
48
12 Pusk. Singkarak 4 3 7 7 12 1 6 8
13 25
Pusk. Surian 4 1 2 9 1 3 5
14 47
Pusk. Selayo 5 7 4 5 15 2 9
21
15 Pusk. Paninggahan 2 5 6 2 6
16 43
Pusk. Alahan Panjang 3 8 9 4 4 1 2 12
17 19
Pusk. Paninjauan 1 5 3 2 1 7
18
18 Pusk. Kayu Jao 3 3 2 5 1 4
19 34
Pusk. Jua Gaek 1 9 5 5 8 2 4
20 46
Pusk. Muara Panas 1 3 9 7 14 2 4 6
Laboratorium Kesehatan 6
21 Daerah 3 `1 2
Instalasi Farmasi 7
22
Kesehatan 1 1 1 2 1 1
699
JUMLAH 28 1 0 0 87 126 92 148 6 22 43 144 1 0 0 1

Total PNS
Komposisi pegawai menurut pangkat/golongan adalah sebagian besar
pegawai (148 Orang) berpangkat/golongan III/d, 305 Orang berpangkat III/a
sampai dengan III/c, 215 Orang berpangkat II/a sampai dengan II/d, 2 Orang
berpangkat I/a sampai dengan I/d, 29 Orang berpangkat IV/a sampai dengan IV/d.
Dari komposisi tersebut di atas disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Kesehatan
berpangkat / bergolongan II/d ke atas.

d. Menurut Kedudukan Dalam Jabatan

No Jenis Jabatan Jumlah (Orang)


1 Jabatan Struktural 70
2 Jabatan Fungsional Tertentu 589
3 Jabatan Fungsional Umum 40

Menurut kedudukan dalam jabatan , sebagian besar peagawai Dinas


Kesehatan (589 Orang) memiliki jabatan fungsional tertentu, 70 Orang
merupakan pejabat struktural , dan 40 Orang memiliki jabatan fungsional umum.
Dari data diatas masih ada beberapa unit kerja (UPT) yang tidak memiliki kepala
(pejabat struktural).
Sistem manajemen kepegawaian yang berlaku saat ini lebih cenderung
merupakan manajemen ketatausahaan atau pencatatan administrasi kepegawaian,
belum merupakan manajemen SDM aparatur yang berbasis prestasi kerja. Hal ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Masih terdapat PNS yang telah beerja puluhan tahun hanya di satu unit
kerja, belum pernah dirotasi atau dimutasikan ke unit lain sehingga
kurng member bekal pengalaman.
2. Gaji yang diterima oleh PNS saat ini belum didasarkan atas bobot
jabatan, klasifikasi, dan kompetensi kerja sehingga kurang memotivasi
PNS untuk berprestasi lebih baik.
3. Ketentuan sistem penghargaan dan hukuman (reward and punishment)
belum diterapkan dengan lebih tegas dan jelas di kalangan PNS.
Penghargaan yang diberikan belum mampu member motivasi pegawai
untuk berprestasi lebih baik.

B. Kondisi yang diharapkan

Memperhatikan kondisi saat ini sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka


kondisi yang diharapkan pada Dinas Kesehatan dimasa yang akan datang baik dari aspek
visi dan misi, kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia adalah sebagai
berikut :
a. Untuk memberikan bekal pengalaman dan penyegaran dalam pelaksanaan tugas
maka perlu adanya rotasi dan mutasi pegawai.
b. Pegawai diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan
dan kapasitasnya sehingga produktivitas kerja dapat meningkat dan pelaksanaan
tugas menjadi lebih efektf dan efisien.
c. Diklat pegawai harus berorientasi untuk meningkatkan kompetensi pegawai.
d. Gaji yang diterima oleh PNS saat ini harus didasarkan atas bobot jabatan,
klasifikasi dan kompetensi jabatan sehingga memotivasi PNS untuk berprestasi
lebih baik. Sistem penggajian tidak diberlakukan sama bagi pegawai yang cakap
maupun tidak, yang rajin dan malas serta harus adil dan seimbang yaitu
memperhatikan boot pekerjaan dan besarnya tanggung jawab.
e. Ketentuan sistem penghargaan dan hukuman harus diterapkan degan lebih tegas
dan jelas dikalangan PNS. Pengahargaan yang diberikan harus mampu member
motivasi pegawai untuk berprestasi lebih baik.
f. Setiap pegawai professional dalam pekerjaannya, mempunyai peran yang jelas
dan optimal dalam pencapaian misi organisasi.
g. Tersedianya data base pegawai yang informatif
h. Pendidikan dan pelatihan pegawai diharapkan agar disesuaikan dengan bidang
tugasnya.

III. Identifikasi Permasalahan dan Solusi


A. Identifikasi Masalah
1. Aspek Kelembagaan
a. Terdapat keperluan akan perubahan nomenklatur untuk kesesuaian
dengan tugas pokok dan fungsinya pada unit kerja esselon tersebut.
b. Terdapat tumpag tindih dalam pelaksanaan tugas pada beberapa unit kerja.
c. Terdapat ketidaksesuaian antara tugas-tugas yang diemban denganjabatan
yang dipangku.
d. Terdapat kekurangan jabatan struktural dikarenakan peningkatan beban
kerja pada unit tertentu.
2. Aspek Ketatalaksanaan
a. Terdapatnya sarana dan prasarana kerja yang kurag memenuhi standard
yang diatur dalam permendagri Nomor 17 Tahun 2006, yakni lay-out
ruang kerja yang kurang baik, ruang kerja yang sempit sehingga
menghambat kecepatan gerak, sarana meja dan kursi yang sebahagian
besar sudah rusak.
b. Belum terlaksana dengan sepenuhnya Standar Operasional Prosedur dalam
pelaksanaan tugas.
c. Masih terdapat kekurangan prasarana untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
3. Aspek Sumber Daya Manusia
a. Terdapat pegawai yang belum diberikan nomenklatur jabatan
fungsionalnya.
b. Masih banyak terdapat kekurangan pegawai baik pada jabatan fungsional
umum atupun jabatan fungsional tertentu.
c. Terdapat pegawai yang sedang tugas belajar sehingga tugasnya
dilaksanakan oleh pegawai lain.
d. Masih terdapa pegawai yang tidak disiplin baik dalam pelaksanaan tugas
maupun jam kerja.
e. Terdapat pegawai yang telah memiliki masa kerja puluhan tahun hanya
disatu unit kerja.
f. Masih adaya pegawai yang belum memiliki keterampilan teknis di bidang
tugasnya.
g. Kurangnya penghargaan bagi pegawai yang berprestasi dan sangsi
terhadap pegawai yang melanggar disiplin.
B. Solusi
1. Aspek Kelembagaan
a. Apabila terdapat kompleksitas tugas okok dan fungsi yang tinggi, maka
unit kerja tersebut harus dikembangkan.
b. Agar apabila terdapat tumpag tindih tugas pokok dan fungsi antara unit
kerja yang satu dengan yang lain agar dibuat mekanisme kerjanya.
c. Apabila terdapat unit kerja yang tugas pokok dan fungsinya tidak sesuai
dengan visi dan misi organisasi , maka harus disesuaikan
d. Apabila terdapat jabatan yang jumlah tugasnya sangat sedikit, segera
dilakukan penataan.
e. Perlu diminimalkan risiko bahaya dalam pelaksanaan tugas.
f. Perlu segera disusun syarat jabatan minimal.
2. Aspek ketatalaksanaan
a. Perlu dilakukan inventaris sarana dan prasarana yang tidak sesuai dengan
standard kemudian dilakukan perbaikan kualitas sesuai Standar Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang
Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah.
b. Perlunya penamahan prasarana untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas
c. Perlu dilakukan penyususnan Standar Operasinal Prosedur dalam
pelaksanaan tugas.
d. Perlu disusun sistem dan prosedur kerja yang efisien.
3. Aspek Sumber Daya Manusia
a. Untuk kekurangan pegawai pada jabatan funsional umum, perlu segera
dilakukan penambahan dan penempatan pegawai pada jabatan-jabatan
fungsional umum yang disesuai dengan analisis beban kerja.
b. Terkait pegawai yg sedang menjalankan tugas belajar maka tidak
dilakukan analisis jabatan.
c. Terkait pegawai yang tidak disiplin dalam pelaksanaan tugas maupun jam
kerja diberikan teguran ataupun sanksi administrative sesuai peraturan
yang berlaku.
d. Terkait pegawai yang telah lama bekerja di satu unit kerja / jabatan
struktural dapat dimutasikan atau rotasi ke bagian lain agar tidak
menimbulkan kejenuhan dan dapat meningkatkan pengalaman kerja.
e. Terkait adanya pegawai yang kurang memiliki keterampilan teknis di
bidang tugasnya perlu diikutsertakan dala diklat-diklat teknis yang sesuai
dengan bidang tugasnya.
f. Terkait kurang berjalannya sistem penghargaan yang berprestasi dan
sanksi terhadap pegawai yang melanggar disiplin (reward and
pusnishment system)perlu diterapkansistem pemberian penghargaan dan
sanksi kepada pegawai.
4. Aspek Kebutuhan diklat
Perlu diadakannya berbagai macam jenis kediklatan yang dapat meningkatkan
kinerja SDM yang ada dan sesuai dengan bidang tugas masing-masing

IV. Rekomendasi
A. Aspek Organisasi :
1. Penguatan dan pemberdayaan, yang meliputi :
1.1 Penajaman Visi, Misi, dan Strategi organisasi
1.2 Penataan tugas dan funsi
2. Redesigning Organization
3. Penyederhanaan struktur dan bentuk organisasi
4. Learning Organization sebagai bagian dari culture strategy untuk
menghadapi perubahan.
B. Sumber Daya Manusia
1. Perbaikan pada pola pikir
2. Penyemprnaan terhadap insentif dan reward system
3. Penyempurnaan sistem dan metoda diklat
4. Pemerataan dan peluang pendidikan, seminar, dan workshop
5. Peningkatan kualitas para pemimpin organisasi
C. Tata Laksana Organisasi
1. Penyederhanaan prosedur
2. Pengembangan sistem jaringan informasi (information networking)
3. Konsistensi deregulasi
4. Office Outomation
Jadi, dalam konteks hubungan kerja, prosedur, dan mekanisme kerja
organisasi perangkat daerah, dalm melaksanakan tugasnya setiap pimpinan
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan semua
unsure komponen di Dinas Kesehatan dan setiap pimpinan di lingkungan Dinas
Kesehatan wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing
dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil lagah-langkahyang
diperlukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada BAB IV terdahulu mengenai
permasalahan dan analisis masalah tentang analisis jabatan di Dinas Kesehatan,
maka hasil Anjab mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Dalam membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan
telah diupayakan untuk meningkatkan manajemen Pegawai Negeri Sipil
sebagai bagian dari Pegawai Negeri Sipil. Dalam UU Nomor 43 Tahun 1999
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme
penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian.
2. Sesuai denganUU Nomor 43 Tahun 1999, bahwa untuk mencapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang
bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan
keterampilan. Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
jabatan di Dinas Kesehatan telah sesuai dengan UU Nomor 43 Tahun 1999,
dimana penyelenggraan dimaksudkan agar terjamin keserasian pembinaan
Pegawai Negeri Sipil.
3. Perencanaan sumber daya manusia di dinas Kesehatan dengan sasaran untuk
memastikan bahwa organisasi tempat pegawai bernaung ini dapat
meningktakan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diperluan
serta mampu mengantisipasi kendala-kendala yang dihadapi. Khusus
pengorganisasian sumber daya manusia dapat memanfaatkan semua aspek
organisasi dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan di Dinas
Kesehatan dengan mengikut sertakan secara aktif seluruh pegawai negeri
sipil/karyawan yang ada sesuai dengan visi dan minsi yang telah ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan.
4. Penggunaan Sumber Daya Manusia di Dinas Kesehatan yang sangat
ditentukan oleh keikutsertaan mereka secara aktif dan kesempatan
pengembangan kariernya serta menempatkan pada posisi yang tepat sesuai
dengan tingkatan pendidikan dan kompetensi.
B. Saran
1. Pelatihan Teknis di Dinas Kesehatan dalam rangka Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia dengan semakin meningkatnya tugas-tugas Dinas
Kesehatan dengan semangat otonomi daerah ( Undang-undng Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah), Pembinaan sumber daya manusia
harus terus ditingkatkan secara berkelanjutan, sehingga tercapainya suatu
pemerintahan yang baik (Good Goverment) yang accountable.
2. Di era globalisasi dan informasi pada abad ke 21, ekonomi dunia menghadapi
berbagai perubahan dan tantangan terutama disebabkan arus globalisasi dan
perkembangan teknologi dimana para praktisi dituntuk untuk lebih bersaing
bukan hanya dalam aspek produktivitas saja, melainkan dalam
kemampuannya untuk menghasilkan suatu jasa (data), untuk itu kualitas
sumber daya manusia harus ditingkatkan.
3. Dalam mengefektifkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, maka perlu
diadakan pendidikan dan pelatihan teknis tertentu sehingga tugas-tugas yang
ada dapat berjalan dengan baik dan efektif.
4. Dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai Dinas Kesehatan, apabila terdapat
pegawai yang melanggar peraturan-peraturan kepegawaian yang berlaku,
hendaknya dilakukan pembinaan dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mendidik agar pegawai tersebut lebih tertib dan disiplin dalam melaksanakan
tugasnya.
5. Agar aparatur pemerintah di Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
secara baik, maka perlu pimpinan memperhatikan karier bagi pegawai
tersebut, dengan pembangunan karier berdasarkan prestasi kerja, kemampuan
professional, keahlian dan keterampilan sertamemantapkan sikap mental, terus
ditingkatkan secara berencana melalui pendidikan dan pelatihan teknis dalam
meningkatkan sumber daya manusia yang dilengkapi dengan sistem
pemberian reward yang proporsional berdasarkan beban tugas dan kinerjanya
dalam mendukung tugas-tgas yang ada di Dinas Kesehatan.
Sehingga dengan adanya analisis jabatan, maka organisasi yang efisien,
kualitas SDM yang professional serta ketatalaksanaan yang efektif barulah
merupakan modal awal dari pemberdayaan suatu organisasi. Tanpa dibarengi
semangat pimpinan organisasi dalam pemberdayaan organisasi, maka
pemberdayaan organisasi tidak dapat dicapai secar maksimal.
Analisis jabatan ini dilakukan dalam rangka memperoleh informasi
jabatan berupa nama jabatan, uraian tugas, bahan kerja, alat kerja, hasil kerja,
tanggungjawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan, resiko
bahaya, syarat jabatan, dan prestasi kerja yang diharapkan, dalam rangka
penataan kelembangaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian yang berbasis pada
kinerja dibutuhkan analisis jaatan pada setiap satuan organisasi untuk
meweujudkan Pegawai Negeri Sipil yang berdaya guna dan berhasil guna,
khususnya dilingkungan pemerintah.
Kami menyadari bahwa laporan hasil analisa jabatan ini masih kurang dari
sempurna. Untuk itu, saran dan masukan kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
Analis Jabatan dan juga para penyusun program kelembagaan, program
kepegawaian, program ketatalaksanaan serta program perencanaan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan. Juga tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua stakeholder yang telah membantu dalam penyusunan laporan
hasil analisa jabatan ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai
kita dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai