Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk-Nya, sehingga
Tim Evaluasi Analisis Jabatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Solok dapat menyelesaikan
tugas melakukan analisis jabatan pada Dinas Kesehatan dan menyusun laporan hasil analisisnya.
Laporan hasil analisis jabatan ini disusun untuk memberikan informasi tentang capaian
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan analisis jabatan pada Dinas Kesehatan sebagai bahan
perumusan kebijakan dibidang kepegawaian, tata laksana dan organisasi perangkat daerah.
Disadari bahwa laporan hasil analisis jabatan ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan
kritik dari semua pihak akan diteria dengan baik.
Disampaikan terima kasih dan penghargaan yang mendalam atas kerjasama semua pihak
yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.Semoga laporan hasil
analisis jabatan ini dapat bermafaat bagi penataan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
kepegawaian.
Ketua Tim
I. PENDAHULUAN
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan
menyangkut aspek kelembagaan (organisasi), sumber daya manusia aparatur dan aspek
ketatalaksanaan (bisnis process). Berbagai permasalahan / hambatan mengakibatkan
sistem penyelenggaraan pemeritahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan
dengan baik.
Tujuan reformasi birokrasi adalah membangun aparatur Negara agar mampu
mengemban misi, tugas, dan fungsi serta peranannya masing-masing secara lebih bersih,
efektif, efisien dan produktif. Dengan kata lain reformasi birokrasi dimaksudkan untuk
mempercepat terwujudnya tata kelola pemeritahan yang baik sehingga pembangunan
nasional di segala bidang terutama dalam rangka pengetasan kemisinan, pengurangan
pengangguran, keterbelakangan, kebodohan, dan ketidakadilan dapat dilaksanakan secara
lebih baik.
Jadi, kaitan dengan reformasi birokrasi salah satunya adalah penataan sistem
manajemen SDM aparatur dimana analisis jabatan merupakan komponen pentingdari
penataan manajemen tersebut, sehingga dapat diperoleh informasi tentang efisiensi dan
efektivitas kerja organisasi, serta mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas
organisasi yang professional , transparan, proposional dan rasional dalam rangka
mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Goverment).
Salah satu langkah awal dalam melakukan reformasi birokrasi dalam rangka
mewujudkan Good Goverment adalah dengan melaksanakan analisis jabatan. Analisis
jabatan ini dilakukan untuk memperoleh infomasi jabatan berupa nama jabatan, unit
organisasi, kedudukan dalam struktur organisasi, ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan
kerja, alat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi
lingkungan, resiko bahaya, syarat jabatan, dan prestasi kerja yang diharapkan.
Jadi pada dasarnya, hasil analisis jabatan adalah informasi jabatan yang
dipergunakan untuk :
1. Penataan Kelembagaan
Meliputi : Penyusunan organisasi dan unit – untinya, penyempurnaan organisasi,
pengembangan organisasi, penciutan organisasi, dan penggabungan unit-unti
organisasi
2. Penataan Kepegawaian
Meliputi : Pengurusan calon pegawai berupa rekuitmen, seleksi dan penempatan,
pengelolaan pegawai berupa administrasi, penilaian jabatan, penyusunan jenjang
karier , mutasi, rotasi dan mutasi, dan pasca pegawai berupa administarasi dan
program pension.
3. Penataan Ketatalaksanaan
Meliputi : Tata kerja , hubungan kerja dan sistem kerja
4. Penatalaksanaan percanaan pendidikan dan pendidikan
Meliputi : kegiatan perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan dalam
mengembangkan pegetahuan para pegawai sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
jabatan yang disediakan.
Penerapan analsis jabatan di Dinas Kesehatan dimaksudkan untuk mengetahui,
meneliti dan mengkaji efektivitas penerapan hasil analisis jabatan bagi
penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, dimana tujuannya meneliti sejauh
mana hasil analisis jabatan memberikan kontribusi bagi masing-masing satuan
kerja organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
3. Tata Laksana
Tata laksana dalam organisasi mencakup tata kerja, sistem kerja, dan
prosedur kerja. Tata kerja merupakan suatu cara pelaksanaan kerja yang
efisien dengan memperhatikansarana dan biaya yang ada.
Sedangkan prosedur kerja merupakan rincian langkah-langkah dari tata
kerja. Dari rangkaian tata kerja dan prosedur kerja tersebut akan membentuk
suatu pola dalam melaksanakan suatu bidang pekerjaan. Dengan adanya
tatalaksana diharapkan setiap pekerjaan akan berjalan dengan efektif, efisien
dan adanya penghematan yang lebih besar jika tanpa menggunakan
tatalaksana.
Dalam melaksanakan tugasya, setiap level pimpinan dan kelompok
jabatan fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
singkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi di lingkungan erjanya serta dengan satuan kerja perangkat daerah
lain sesuai dengan tugas masing-masing.
Setiap pejabat struktural wajib mengawasi bawahannya masing-masing
dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah yang diperlukan
sesuai dengan peraturan perundanga-undangan yang berlaku, dan tanggung
jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan
memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas
bawahan.
Setiap pemimpin wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya, dan setiap laporan wajib diterima oleh pimpinan
satuan organisasi dri bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan
untuk penusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk-
petunjuk kepada bawahan.
Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan
wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja , dan dalam melaksanakan tugasnya setiap
pemimpin organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan
dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib
mengadakan rapat secara berkala.
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang paling penting
dalam organisasi, sebab manusialah yang menggerakkan seluruh sumber daya
yang ada dalam suatu organisasi. Ketersediaan sumber daya manusia pada
Dinas Kesehatan saat ini berdasarkan status, pangkat/golongan, tingkat
pendidikan, kedudukan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan baik
struktural, fungsional dan teknis, yang dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Menurut Status
Pegawai pada Dinas Kesehatan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil sebanyak 699 orang, pegawai tidak tetap sebanyak 7 orang. Dari
jumlah tersebut masih terdapat kekurangan pegawai, kekurangan ini
disebabkan oleh adanya mutasi beberapa orang staf Dinas Kesehatan ke
Daerah lain, adanya pegawai yang melaksanakan tugas belajar dan izin
belajar, dll.
a b c d a b c d a b c d a b c d
1 Dinas Kesehatan 45
4 3 9 7 16 1 1 1 2 1
2 RSUD Arosuka 140
3 1 14 32 27 16 1 1 8 37
40
3 Pusk. Talang 8 5 3 10 2 3 9
4 29
Pusk. Tanjung Bingkung 3 3 7 4 8 1 3
5 20
Pusk. Sungai Lasi 1 5 2 2 6 1 3
19
6 Pusk. Sulit Air 1 4 3 4 2 5
7 24
Pusk. Talang Babungo 4 4 3 3 2 1 6 1
8 14
Pusk. Batu Bajanjang 1 4 1 2 2 4
18
9 Pusk. Simpang Tj Nan IV 2 4 2 3 3 1 3
10 17
Pusk. Sirukam 1 2 3 2 2 1 2 4
11 19
Pusk. Bukit Sileh 1 3 2 5 1 7
48
12 Pusk. Singkarak 4 3 7 7 12 1 6 8
13 25
Pusk. Surian 4 1 2 9 1 3 5
14 47
Pusk. Selayo 5 7 4 5 15 2 9
21
15 Pusk. Paninggahan 2 5 6 2 6
16 43
Pusk. Alahan Panjang 3 8 9 4 4 1 2 12
17 19
Pusk. Paninjauan 1 5 3 2 1 7
18
18 Pusk. Kayu Jao 3 3 2 5 1 4
19 34
Pusk. Jua Gaek 1 9 5 5 8 2 4
20 46
Pusk. Muara Panas 1 3 9 7 14 2 4 6
Laboratorium Kesehatan 6
21 Daerah 3 `1 2
Instalasi Farmasi 7
22
Kesehatan 1 1 1 2 1 1
699
JUMLAH 28 1 0 0 87 126 92 148 6 22 43 144 1 0 0 1
Total PNS
Komposisi pegawai menurut pangkat/golongan adalah sebagian besar
pegawai (148 Orang) berpangkat/golongan III/d, 305 Orang berpangkat III/a
sampai dengan III/c, 215 Orang berpangkat II/a sampai dengan II/d, 2 Orang
berpangkat I/a sampai dengan I/d, 29 Orang berpangkat IV/a sampai dengan IV/d.
Dari komposisi tersebut di atas disimpulkan bahwa pegawai di Dinas Kesehatan
berpangkat / bergolongan II/d ke atas.
IV. Rekomendasi
A. Aspek Organisasi :
1. Penguatan dan pemberdayaan, yang meliputi :
1.1 Penajaman Visi, Misi, dan Strategi organisasi
1.2 Penataan tugas dan funsi
2. Redesigning Organization
3. Penyederhanaan struktur dan bentuk organisasi
4. Learning Organization sebagai bagian dari culture strategy untuk
menghadapi perubahan.
B. Sumber Daya Manusia
1. Perbaikan pada pola pikir
2. Penyemprnaan terhadap insentif dan reward system
3. Penyempurnaan sistem dan metoda diklat
4. Pemerataan dan peluang pendidikan, seminar, dan workshop
5. Peningkatan kualitas para pemimpin organisasi
C. Tata Laksana Organisasi
1. Penyederhanaan prosedur
2. Pengembangan sistem jaringan informasi (information networking)
3. Konsistensi deregulasi
4. Office Outomation
Jadi, dalam konteks hubungan kerja, prosedur, dan mekanisme kerja
organisasi perangkat daerah, dalm melaksanakan tugasnya setiap pimpinan
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan semua
unsure komponen di Dinas Kesehatan dan setiap pimpinan di lingkungan Dinas
Kesehatan wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing
dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil lagah-langkahyang
diperlukan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada BAB IV terdahulu mengenai
permasalahan dan analisis masalah tentang analisis jabatan di Dinas Kesehatan,
maka hasil Anjab mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Dalam membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan
telah diupayakan untuk meningkatkan manajemen Pegawai Negeri Sipil
sebagai bagian dari Pegawai Negeri Sipil. Dalam UU Nomor 43 Tahun 1999
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya-upaya untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme
penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi,
penggajian, kesejahteraan dan pemberhentian.
2. Sesuai denganUU Nomor 43 Tahun 1999, bahwa untuk mencapai daya guna
dan hasil guna yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan dan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang
bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan
keterampilan. Pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
jabatan di Dinas Kesehatan telah sesuai dengan UU Nomor 43 Tahun 1999,
dimana penyelenggraan dimaksudkan agar terjamin keserasian pembinaan
Pegawai Negeri Sipil.
3. Perencanaan sumber daya manusia di dinas Kesehatan dengan sasaran untuk
memastikan bahwa organisasi tempat pegawai bernaung ini dapat
meningktakan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang diperluan
serta mampu mengantisipasi kendala-kendala yang dihadapi. Khusus
pengorganisasian sumber daya manusia dapat memanfaatkan semua aspek
organisasi dalam mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan di Dinas
Kesehatan dengan mengikut sertakan secara aktif seluruh pegawai negeri
sipil/karyawan yang ada sesuai dengan visi dan minsi yang telah ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan.
4. Penggunaan Sumber Daya Manusia di Dinas Kesehatan yang sangat
ditentukan oleh keikutsertaan mereka secara aktif dan kesempatan
pengembangan kariernya serta menempatkan pada posisi yang tepat sesuai
dengan tingkatan pendidikan dan kompetensi.
B. Saran
1. Pelatihan Teknis di Dinas Kesehatan dalam rangka Peningkatan Kualitas
Sumber Daya Manusia dengan semakin meningkatnya tugas-tugas Dinas
Kesehatan dengan semangat otonomi daerah ( Undang-undng Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah), Pembinaan sumber daya manusia
harus terus ditingkatkan secara berkelanjutan, sehingga tercapainya suatu
pemerintahan yang baik (Good Goverment) yang accountable.
2. Di era globalisasi dan informasi pada abad ke 21, ekonomi dunia menghadapi
berbagai perubahan dan tantangan terutama disebabkan arus globalisasi dan
perkembangan teknologi dimana para praktisi dituntuk untuk lebih bersaing
bukan hanya dalam aspek produktivitas saja, melainkan dalam
kemampuannya untuk menghasilkan suatu jasa (data), untuk itu kualitas
sumber daya manusia harus ditingkatkan.
3. Dalam mengefektifkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, maka perlu
diadakan pendidikan dan pelatihan teknis tertentu sehingga tugas-tugas yang
ada dapat berjalan dengan baik dan efektif.
4. Dalam meningkatkan kedisiplinan pegawai Dinas Kesehatan, apabila terdapat
pegawai yang melanggar peraturan-peraturan kepegawaian yang berlaku,
hendaknya dilakukan pembinaan dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mendidik agar pegawai tersebut lebih tertib dan disiplin dalam melaksanakan
tugasnya.
5. Agar aparatur pemerintah di Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
secara baik, maka perlu pimpinan memperhatikan karier bagi pegawai
tersebut, dengan pembangunan karier berdasarkan prestasi kerja, kemampuan
professional, keahlian dan keterampilan sertamemantapkan sikap mental, terus
ditingkatkan secara berencana melalui pendidikan dan pelatihan teknis dalam
meningkatkan sumber daya manusia yang dilengkapi dengan sistem
pemberian reward yang proporsional berdasarkan beban tugas dan kinerjanya
dalam mendukung tugas-tgas yang ada di Dinas Kesehatan.
Sehingga dengan adanya analisis jabatan, maka organisasi yang efisien,
kualitas SDM yang professional serta ketatalaksanaan yang efektif barulah
merupakan modal awal dari pemberdayaan suatu organisasi. Tanpa dibarengi
semangat pimpinan organisasi dalam pemberdayaan organisasi, maka
pemberdayaan organisasi tidak dapat dicapai secar maksimal.
Analisis jabatan ini dilakukan dalam rangka memperoleh informasi
jabatan berupa nama jabatan, uraian tugas, bahan kerja, alat kerja, hasil kerja,
tanggungjawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan, resiko
bahaya, syarat jabatan, dan prestasi kerja yang diharapkan, dalam rangka
penataan kelembangaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian yang berbasis pada
kinerja dibutuhkan analisis jaatan pada setiap satuan organisasi untuk
meweujudkan Pegawai Negeri Sipil yang berdaya guna dan berhasil guna,
khususnya dilingkungan pemerintah.
Kami menyadari bahwa laporan hasil analisa jabatan ini masih kurang dari
sempurna. Untuk itu, saran dan masukan kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini. Harapan kami, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
Analis Jabatan dan juga para penyusun program kelembagaan, program
kepegawaian, program ketatalaksanaan serta program perencanaan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan. Juga tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada semua stakeholder yang telah membantu dalam penyusunan laporan
hasil analisa jabatan ini, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai
kita dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan.