Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan kontak dengan sumber panas (seperti bahan kimia, air panas, api, radiasi, dan listrik) , hasil tindakan medis maupan perubahan kondisi fisiologis (Purnama H, dkk., 2017). Jadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa penyembuhan luka berarti penyembuhan terhadap suatu kerusakan jaringan pada kulit atau mukosa.
2.2 Faktor Penunjang Penyembuhan Luka
a. Nutrisi Penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat. Proses fisiologi penyembuhan luka bergantung pada tersedianya protein, vitamin (terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink dan tembaga. Kolagen adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang diperoleh fibroblas dari protein yang dimakan. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintasi kolagen. Vitamin A dapat mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka. Elemen renik zink diperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis kolagen (zink) dan menyatukan serat-serat kolagen (tembaga). Terapi nutrisi sangat penting untuk klien yang lemah akibat penyakit. Klien yang telah menjalani operasi dan diberikan nutrisi yang baik masih tepat membutuhkan sedikitnya 1500 Kkal/hari. Pemberian makan alternatif seperti melalui enteral dan parenteral dilakukan pada klien yang tersedia mampu mempertahankan asupan makanan secara normal (Darmawati, dkk., 2013). b. Usia Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah (Darmayanti IP, 2014). c. Growth Factor Growth Factor sangat berpengaruh terhadap perbaikan suatu jaringan, seperti angiogenesis. Jenis dari Growth Factor yang berperan adalah VEGF