Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN MOBILISASI DINI

PASCAOPERASI LAPARATOMI

DAFTAR PUSTAKA PANDUAN


Khan, S. 2016. “Hubungan Pengetahuan dengan Mobilisasi Dini pada
MOBILISASI DINI
Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang St. Anna Rumah PASCAOPERASI LAPARATOMI
Sakit Santo Vincentius Singkawang”. Skripsi. Singkawang:
Poltekkes Kemenkes Pontianak. Tidak Dipublikasikan. YUNITA - 20146320185
Majid, A., Judha, M., & Istianah, U. 2011. Keperawatan Perioperatif.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Sjamsuhidayat, R., & Jong .W.D. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah: Edisi
Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth: Edisi 8, Volume 2. Jakarta: EGC.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
17 PRODI D-IV KEPERAWATAN
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

KATA PENGANTAR III. PENUTUP

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah–


Panduan ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku
sekaligus acuan dalam melakasanakan mobilisasi dini. Pada
panduan ini yang berjudul “Panduan Mobilisasi Dini Pascaoperasi
kenyataannya setiap pasien pascaoperasi laparatomi memiliki kondisi
Laparatomi”.
yang berbeda-beda akibat efek anastesi dan komplikasi setelah
Linangan air mata yang menetes adalah air mata kebahagiaan.
operasi laparatomi, sehingga diperlukan bimbingan dan pengawasan
Perasaan gembira mengirim shalawat dan salam teruntuk Nabi
dari dokter, perawat ataupun keluarga sehingga mobilisasi dini bisa
Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, yang menjadi
tetap dilakukan dengan baik oleh pasien pascaoperasi laparatomi
teladan dan sumber inspirasi hidup dalam menapaki perjalanan
sesuai kemampuan dan kebutuhan pasien.
meraih cinta-Nya.
Buku panduan ini berisi tentang tahap-tahap melakukan
mobilisasi dini yang bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan
setelah operasi laparatomi dan mengurangi lama rawat inap di rumah
sakit.
Dalam menyusun buku panduan ini, tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang penulis alami. Namun berkat dukungan dan semangat
dari berbagai pihak, buku ini dapat terselesaikan. Semoga buku
panduan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya pasien
pascaoperasi laparatomi.

Singkawang, 9 Januari 2018

Penulis
ii 16
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

C. Hari ke 3-5 DAFTAR ISI


1. Belajar berdiri dengan bantuan keluarga.
HALAMAN COVER .................................................................. i
2. Belajar berjalan dengan bantuan keluarga.
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................ 2
C. Konsep Mobilisasi Dini .............................................. 3
II. TAHAP-TAHAP MELAKUKAN MOBILISASI DINI ... 5
III. PENUTUP ......................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 17
3. Jika tidak pusing, belajar berdiri dan berjalan sendiri
dengan memegang tepi tempat tidur atau dinding.
4. Buang air besar dan buang air kecil di kamar mandi
secara mandiri.
5. Latihan secara teratur dan bertahap serta diikuti
dengan istirahat.

15 iii
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

I. PENDAHULUAN B. Hari ke 2 (setelah 24 jam)


A. Latar Belakang 1. Posisi tidur terlentang diubah menjadi setengah
duduk.
Laparatomi merupakan jenis operasi bedah mayor yang
dilakukan di daerah abdomen. Pembedahan dilakukan dengan
penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen untuk
mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah seperti
syok hemoragi, perforasi, kanker, dan obstruksi (Sjamsuhidajat &
Jong, 2005).
Mobilisasi dini merupakan suatu tindakan pemulihan yang
dilakukan setelah pasien sadar dari pengaruh anastesi dan sesudah 2. Duduk 5 menit dan bernafas dalam-dalam lalu
operasi. Mobilisasi berguna untuk membantu dalam jalannya menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang
penyembuhan pascaoperasi (Majid dkk., 2011). gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan
Beberapa literatur menyebutkan manfaat mobilisasi untuk sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri.
memperbaiki sirkulasi, mencegah atau mengurangi komplikasi 3. Duduk di tempat tidur dengan kaki menjuntai ke
imobilisasi pascaoperasi, mempercepat proses pemulihan pasien bawah tempat tidur dengan bantuan keluarga.
pascaoperasi. Ada beberapa macam kerugian yang ditimbulkan akibat
tidak melakukan mobilisasi, yaitu penyembuhan luka menjadi lama,
menambah rasa sakit, badan menjadi pegal dan kaku, kulit menjadi
lecet dan luka, memperlama perawatan di rumah sakit (Smeltzer &
Bare, 2012).

1 14
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

g. Memutar kiri dan tungkai ke arah tungkai lain Agar mobilisasi dini dapat dilaksanakan dengan baik oleh
dan memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai pasien, maka disusun buku panduan mobilisasi dini pasca operasi
lain. laparatomi.

B. Tujuan
Panduan ini bertujuan memudahkan pasien dalam mengingat
tahap-tahap melakukan mobilisasi dini setelah operasi laparatomi.
Semakin baik mobilisasi dini yang dilakukan pasien, maka dapat
mempercepat pemulihan pasca operasi laparatomi. Hal ini akan
berdampak pada berkurangnya lama rawat inap di rumah sakit dan
mengurangi biaya perawatan.
h. Menggerakkan tungkai ke depan tubuh,
menggerakkan kembali ke samping tungkai yang
lain, dan menggerakkan tungkai ke belakang
tubuh.

13 2
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

C. Konsep Mobilisasi Dini e. Menggerakkan pinggul dengan menggerakkan


1. Pengertian Mobilisasi Dini tumit ke arah belakang paha, mengembalikan
Mobilisasi dini merupakan suatu kemampuan individu tungkai ke lantai.
untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur setelah
operasi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
guna mempertahankan dan memulihkan kesehatan.

2. Tujuan Mobilisasi Dini


a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia (termasuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas
rekreasi)
f. Membuka salah satu kaki ke samping tubuh dan
b. Mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma)
mendekatkan kembali kaki ke kaki satunya dan
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
menyilangkannya.
d. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari-hari
e. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
f. Mempertahankan konsep diri
g. Mengekspresikan emosi dengan gerakan

3. Manfaat Mobilisasi Dini


a. Mempertahankan ukuran, dan bentuk otot
b. Mencegah kekakuan otot, dan sendi
c. Memperlancar peredaran darah sehingga mempercepat
penyembuhan luka operasi
3 12
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

c. Menggerakkan telapak kaki dengan memutar d. Meningkatkan jumlah udara yang dihirup dan dikeluarkan
telapak kaki ke samping dalam dan memutar oleh paru-paru, sehingga pernafasan menjadi lebih baik.
telapak kaki ke samping luar. e. Memperbaiki nafsu makan, mempercepat pemulihan usus
dan mencegah tidak bisa buang air besar dan tidak bisa
buang air kecil.
f. Mencegah luka dekubitus akibat berbaring terlalu lama.

4. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi Dini


a. Peningkatan suhu tubuh
b. Pendarahan yang tidak normal
d. Menggerakkan jari-jari kaki dengan meluruskan c. Proses penyembuhan luka lama
jari-jari kaki, merenggangkan jari-jari kaki satu d. Menambah rasa sakit
dengan yang lain, dan merapatkan kembali e. Badan menjadi pegal dan kaku
bersama-sama. f. Kulit menjadi lecet dan luka
g. Penumpukan lendir pada paru-paru sehingga menurunkan
usaha pernapasan

5. Kontraindikasi
a. Mengalami infark miokard akut
b. Mengalami disritmia jantung
c. Mengalami syok sepsis
d. Kelemahan umum dengan tingkat energi yang kurang

11 4
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

II. TAHAP-TAHAP MELAKUKAN MOBILISASI DINI e. Memutar pergelangan tangan


Tahap mobilisasi dini pascaoperasi laparatomi: f. Mengangkat tangan ke atas kepala
A. Hari ke 1
1. Latihan pernafasan kurang lebih setengah menit pada
6 jam setelah operasi atau sedini mungkin setelah
sadar dapat dilakukan sambil tidur terlentang
 Letakkan tangan di atas perut
 Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan
menggunakan hidung dalam kondisi mulut
tertutup rapat 2. Latihan kaki dengan
 Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian a. Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki
secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit menekuk ke atas
demi sedikit melalui mulut b. Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki
 Lakukan hal ini berulang kali menekuk ke bawah
2. Mengganti posisi pada 6-10 jam setelah operasi
 Memasang pembatas tempat tidur
 Posisi terlentang di bagian kanan tempat tidur
 Meletakkan tangan kiri di atas luka operasi untuk
menahan luka operasi tersebut
 Pertahankan kaki kiri tetap lurus dan kaki kanan
ditekukkan menyilang ke atas kaki kiri

5 10
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

5. Latihan Tangan  Memegang pembatas tempat tidur bagian kiri


a. Menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke dengan menggunakan tangan kanan, tarik ke arah
depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu kiri, miringkan tubuh ke arah kiri
b. Meluruskan siku dengan menurunkan tangan

c. Mengangkat tangan sampai sejajar bahu


d. Menurunkan tangan dan rapatkan dengan tubuh
 Lakukan hal yang sama dengan mengganti posisi
yang berlawanan untuk miring ke arah kanan
 Mengganti posisi tiap 2 jam sekali

9 6
PANDUAN MOBILISASI DINI PANDUAN MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI PASCAOPERASI LAPARATOMI

3. Latihan leher c. Membuat genggaman


a. Menggerakkan kepala ditarik ke belakang d. Meluruskan jari-jari tangan
b. Menggerakkan dagu menempel ke dada
c. Memutar kepala
d. Memiringkan kepala ke kanan dan kiri arah bahu

e. Menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh


mungkin
f. Menggerakkan jari-jari tangan ke bawah sejauh mungkin
4. Latihan Jari-Jari Tangan
a. Meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan
yang lain
b. Merapikan kembali jari-jari tangan

7 8
PANDUAN
MOBILISASI DINI
PASCAOPERASI LAPARATOMI
YUNITA - 20146320185

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI D-IV KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai