Anda di halaman 1dari 3

Review tentang Teori Hubungan Internasional

Ilmu hubungan internasional memiliki banyak teori dan banyak kajian dari sudut pandang
yang berbeda-beda mengenai dunia luas. Ada tiga tahap utama dalam teori ilmu
hubungan international yaitu: 1. Teori tahap tradisional, 2. Teori tahap menengah, 3. Teori
tahap critikal.
Teori dan pembahasan dalam ilmu hubungan internasional tidak sama dengan teori yang
ada dibidang-bidang lainnya seperti seni, jika sama mungkin namanya saja akan tetapi
pengertiannya dan sifatnya tidak.

1. Tahap teori Tradisional


Ditahap Teori tradisional terdiri dari 2 yang berperan penting dalam ilmu hubungan
internsional dan kedua teori utama tersebut sering disebut paham yaitu; liberalisme, dan
Realisme. Pengertian atau arti dari kedua paham tersebut,

A. Liberalisme
Pengertian paham ini liberalisme didalam IR disebut sebagai teori 'utopis' dan masih
dikenal sampai sekarang. Dalam ilmu hubungan internasional paham ini artinya
mengajak agar manusia menjaga sikapnya dan menciptakan perdamaian didunia tanpa
adanya perang demi terciptanya kepentingan negara. Salah satu tokoh yang mendukung
sekaligus pencetus paham Liberalisme ini adalah Immanuel Kant, semenjak adanya
paham ini berbagai negara mulai menerapkan paham dan usul immanuel kant tersebut,
dengan usaha menciptakan perdamaian dunia dan mengurangi keiniginan negara-negara
kuasa untuk perang. Ide dan peraturan Kant ini sangat menyinggung tokoh besar, dan
penguasa(raja) yang identik dengan egois,absolutisme, dan sebagainya. Paham ini terus
berkembang sehingga timbulah pembaharuan seperti munculnya liberalisme modern atau
demokrasi. Salah satu tokoh yang mendukung paham ini juga adalah Woodrow Wilson
mantan presiden AS dalam kongres US akhiri perang dunia 1 dalam 14 point penting
yang dicetuskannya berhasil mendirikan LBB(liga bangsa-bangsa) yang sejenak berhasil
mengheningkan perang dunia sebelum LBB harus bubar dikarenakan bergejolaknnya
Perang dunia 2 di 1939 akibat ulah jerman.

B. Realisme
Realisme muncul untuk menggantikan paham Liberalisme yg dianggap tidak mampu
“”mendamaikan” dunia, Realisme hadir ketika kondisi dunia sangat memburu, dilihat
dari konflik yang berkepanjangan. Menurut para ahli dan pendukung realis berpendapat
bahwa paham ini mencerminkan 'realitas' dunia dan secara lebih efektif menjelaskan
perubahan dalam politik internasional. Thomas Hobbes salah satunya sering disebutkan
dalam diskusi realisme karena deskripsi tentang kebrutalan kehidupan selama Perang
Saudara Inggris tahun 1642-1651. Hobbes menggambarkan manusia hidup dalam
'keadaan alamiah' yang tertata rapi yang ia anggap sebagai perang melawan semua orang.
Untuk memperbaiki ini, dia mengusulkan agar 'kontrak sosial' dibutuhkan antara
penguasa dan rakyat suatu negara untuk menjaga ketertiban relatif.

Bidang utama membedakan realis dan liberalis adalah kodrat manusia. Realis biasanya
tidak percaya bahwa manusia pada dasarnya baik, atau memiliki potensi untuk kebaikan,
seperti yang dilakukan kaum liberal. Sebaliknya, mereka mengklaim individu bertindak
demi kepentingan pribadi mereka sendiri. Bagi realis, orang egois dan berperilaku sesuai
kebutuhannya sendiri tanpa harus memperhitungkan kebutuhan orang lain. Realis percaya
bahwa konflik tidak dapat dihindarkan dan terus-menerus dan perang begitu umum dan
melekat pada manusia. Hans Morgenthau, seorang realis terkemuka, dikenal karena
pernyataannya yang terkenal 'semua politik adalah perjuangan untuk mendapatkan
kekuasaan' (Morgenthau 1948). Ini menunjukkan pandangan realis yang khas bahwa
politik terutama tentang dominasi dan bukan kerja sama antar negara.Secara singkat
mengingat gagasan teori yang menjadi lensa. Realis dan liberal melihat dunia yang sama.
Tapi saat melihat dunia itu melalui lensa realis.Dan, baik realisme maupun liberalisme
telah diperbarui ke versi yang lebih modern (neoliberalisme dan neorealisme) yang
mewakili pergeseran penekanan dari akar tradisional mereka.

2. Teori tahap menengah (middle ground)

A. English school

sering dipandang sebagai jalan tengah antara teori liberal dan realis. Teorinya melibatkan
gagasan tentang masyarakat negara-negara yang ada di tingkat internasional. Tokoh
pencetusnya adalah Hedley Bull.Dalam pengertian ini, negara membentuk 'Anarkical
Society' (Bull 1977) di mana ada jenis keteraturan, berdasarkan norma dan perilaku
bersama. Karena premis utamanya, English school sering ditandai memiliki pendekatan
masyarakat internasional terhadap IR. Ini menggambarkan dunia yang tidak realis dan
tidak terlalu liberal - melainkan dunia yang memiliki unsur keduanya.

B. Konstruktivisme

konstruktivis menyoroti pentingnya nilai dan kepentingan bersama antara individu-


individu yang berinteraksi di panggung dunia. Alexander Wendt, seorang konstruktivis
terkemuka. inti konstruktivisme, adalah esensi hubungan internasional ada dalam
interaksi antar manusia.

3. Teori tahap kritis

Teori ini mengacu dan membahas dunia secara luas.

HubunganInternasionaldidirikan sebagai tanggapan terhadap pendekatan arus utama di


lapangan, terutama liberalisme dan realisme. Singkatnya, para teoretikus kritis berbagi
satu sifat tertentu - mereka menentang asumsi yang dipegang umum di bidang IR yang
telah menjadi pusat sejak pendiriannya. Dengan demikian, keadaan yang berubah
menuntut pendekatan baru yang lebih sesuai untuk dipahami, dan juga pertanyaan, dunia
yang kita temukan. Teori kritis sangat berharga karena mengidentifikasi posisi yang
biasanya diabaikan atau diabaikan dalam IR.

A. Marxisme
Tokoh pencetus utama Karl max dan pendukung Frederich engels, pandangan Marx dan
percaya bahwa masyarakat dibagi menjadi dua kelas - kelas atas(borjuis) dan kelas
buruh(proletar).Kaum proletar berada di bawah kekuasaan kaum borjuis yang
mengendalikan upah mereka. Marx berharap pada akhirnya mengakhiri masyarakat kelas
dan menggulingkan kaum borjuis oleh kaum proletar.

Para teoretikus kritis yang mengambil sudut Marxis sering berpendapat bahwa
internasionalisasi negara sebagai prinsip operasi standar hubungan internasional telah
menyebabkan orang-orang biasa di seluruh dunia terbagi dan terasing, alih-alih
mengenali apa yang mereka semua memiliki kesamaan sebagai proletariat global. Agar
ini bisa berubah, legitimasi negara harus dipertanyakan.

B.Postkolonialisme

Fokusnya pada ketidaksetaraan antar negara atau wilayah, berlawanan dengan kelas.
Asal-usul postkolonialisme dapat dilacak pada periode Perang Dingin ketika banyak
aktivitas dalam hubungan internasional berpusat di seputar dekolonisasi dan ambisi.

C. Feminisme

Feminisme mulai berkembang pada tahun 1980 an. Teori ini mengupas sekaligus
mengecam ketidaksetaraan menjadi 2 macam cara yaitu ketidaksetaraan gender yang atau
disebut juga given dan juga ketidaksetaraan konstruktif, maksud satu persatu dari kedua
teori tersebut adalah GIVEN yaitu ketidaksetaraan yang bersifat alamiah seperti jenis
kelamin, sedangkan KONSTRUKTIF berasal dari penilaian masyarakat luas. Tokoh
pencetus adalah sorang perempuan bernama Chynthia Enloe dalam bukunya Banana
Beaches. Serta adanya sifat Maskulinitas dan Feminitas.

D. Poststrukturisme

Teori kritis yang paling kontroversial adalah poststrukturalisme. Ini adalah pendekatan
yang mempertanyakan keyakinan yang kita semua,Poststrukturalisme berusaha
mempertanyakan asumsi-asumsi realitas yang dipegang umum yang dianggap biasa,
seperti negara - tapi juga sifat kekuasaan yang lebih luas.
Tokoh pencetus dan ikut mendukung adalah Jacques derrida.

RINGKASAN
Bab ini telah mensurvei pendekatan utama dalam teori IR, yang masing-masing memiliki
pandangan dunia yang sah namun berbeda. Penting untuk dicatat bahwa teori-teori yang
tercantum dalam bab ini tidak lengkap dan masih banyak lagi yang bisa diperiksa.
Namun, ini adalah titik awal yang baik untuk mencapai keseluruhan pemahaman
lapangan dan pendekatan yang paling umum dilakukan. Cukup, mereka menawarkan cara
untuk mencoba memahami dunia yang kompleks. Seiring hubungan internasional tumbuh
dalam kompleksitas, keluarga teori yang ditawarkan IR telah bertambah jumlahnya.

Anda mungkin juga menyukai