Anda di halaman 1dari 5

Langkah VII

1. Definisi dan Klasifikasi


- Glaukoma : suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan
(cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang ; biasanya disertai
peningkatan tekanan intraokuler.
- Klasifikasi
o Glaukoma primer
o Glaukoma Kongenital
o Glaukoma sekunde
o Glaukoma absolut
- Berdasarkam mekanisme:
o G Sudut terbuka
o G sudut tertutup
2. Epidemiologi
- WHO 3,2 jt mengalami glukoma  2020 menjadi 11, 4 jt, prevelansi meningkat
menjadi 79,6 jt
- World glaukoma day 6 Maret
- Paling sering terjadi pada sudut terbuka
3. Etiologi
- Tidak seimbangan antara pembentukan dan pengaliran dari aquos humor
- Peningkatan TIO
- Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata , sedang pengeluaranya
pada anyaman trabekulum normal
- Adanya hambatan pengaliran cairan mata
4. Faktor Risiko
- Glaukoma
o Usia lanjut
o Riwayat keluarga
o Ras Africa FR Glaukoma primer sudut terbuka
o DM tipe 2
o Miopi
o Pada ras Asia FR Glaukoma primer sudut tertutup
o Bulbus okuli yang pendek
o Biasa pada Mata hipermetropi
o Tebalnya lensa membuat bilik mata dangkal
o Kornea yang kecil
o Tebalnya iris
o Pemakaian steroid yang tidak terkontrol
o Penyakit penyerta sperti HT
o Katarak
5. Patofisologi
- Glutamat  dengan atau tanpa peningkatan Tio Rangsang lokal pada vitrous
humor senhingga prodiksi meningkat  peningkatan glutamat  meningkatkan
respon pada trabekula meswerk  juga mengakibatkan Hipocic condition
sehingga membentuk cuping dan kompres dari retinal sel axon  Glutamat
mediated toxicity berjalan karena adanya peningkatan konsentrasi ionotropic
glutamat reseptor, kianath, Ampa reseptor Peningkatan resposn sel axon dari
proses cupping adan kompres tadi menambah konsentrasi neurotransmitter dari
glutamat meningkatkan Glutamat mediated toxicity, dilain sisi konsentrasi
na2+ dan ca 2+ meningkat sehingga menambah tekanan intra okular  dalam
jumlah yang agak banyak GLT1c Itu terbukti dapat menginduksi lebih dari
Glutamat toxicty
- Glt1c ini menginduksi pada usia lanjut karena proses degenerasi usia sehingga
menyebabkan apaptosis

6. Kriteria Diagnosis
- Nyeri Hebat
- Kekaburan mendadak
- Peningkatan Tio
- Pupui dilatasi terfiksasi
- Injeksi mata siliar
- Kornea berkabut
- Glukoma akut
o Mata merah
o Rasa Sakit mendadak
o TIO tinggi mual dan muntah
o TIO naik
o Kelainan visus
o Hiperemia kongesti
o Edema kornea
o Bilik mata dangkal
- Glukoma Kronis
o Tidak ada keluhan pada vase awal
o Diketahui jika ada pengukuran TIO
o Kehilangan lapangan pandang perifer
o Peningkatan Tio
o Perubahan patologis pada diskus optikus
o Visus bisa normal atau turun
o Lapang pandang menyempit pada tes konfrontasi
o Peningkatan rasio cup/ disc
- Nyeri Hebat pada akut , kronis bertahap
- Jika diperiksa dengan oftalmoskopi pada kronip seperti glaukoma sudut terbuka
- Sub Akut
o Peningkatan TIO Berlangsung singkat dan Rekuren
o Bisa berkembang menjadi akut
o Gejala merasakan nyeri yang ringan
o Pandangan kabur
o Halo dan bisa sembuh secara tiba tiba
7. PP
- Tonometri
- Gonioskopi  drajat 0-4
- Oftalmoskopi
- Pemeriksaan lapang pandang
- Tes Profokasi
- Pressure congestive test
- Tes Steroid
- Pachimetri Menggukur ketebalan Kornea
8. DD
- Hipertensi Okular
- Iritis akut  tanpa peningkatan TIO  Foto fobhia yang lebih nyata ( Pandangan
sedikit kabur )
9. Tatalaksana
- Medika mentosa
o Mensupresi pembentukan humor aquos
 Beta blocker
 Timolol maleat
 Betaxolol
 Alfa adrenergik
 Penghambat karbonat anhidrase
 Acetolamin oral
 Anhidrase Topikal  Menurunkan TIO  Kontrol
jangka pendek atau panjang
o Memfasilitasi aliran keluar
 Parasimpatomimetik
 Analog Prostaglandin sering pada glaukoma sudut terbuka
- Terapi bedah
o Indikasi : lapang pandang semakin mengecil, tidak tersedia obat yang
dibutuhkan , pada pasien dengan taat kepatuhan obat rendah
o Iridotomi laser pada glaukoma sudut tertutup
o Trabekuloplasti
10. Komplikasi & Prognosis
- Glaukoma sudut terbuka  kebutaan total , jika diberikan obat tetes dapat
mengontrol
o Prognosis Baik
- Glaukoma sudut tertutp  terapi di tunda dapat mengakibatkan oklusi sudut bilik
mata depan yang irreversible
- Glaukoma kongenital  jika tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan dini
11. Pencegahan
- Screening glaukoma pada usia lanjut atau yang memiliki riwayat keluarga
- Pemeriksaan lapang pandang
- Pemeriksaan N optikus
- Pangobatan diabetes secara dini
S Ny. T, 67 tahun
KU : mata kiri nyeri sejak 2 hari yang lalu
RPS : Nyeri disertai dengan mata kabur, merah silau, dan keluar air
mata. Pasien juga mengeluh sakit kepala, mual, muntah dan melihat
warna pelangi di sekitar cahaya bola lampu yang dilihatnya.
RPD: Sejak 4 bulan yang lalu, Ny. T juga mengeluh penglihatan
kabur, nyeri dan kadang merah
O Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum : sadar dan kooperatif
Vital Sign : Nadi : 88x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 36,80 C, TD :
120/90 mmHg
Mata :
OD : VOD 6/6, lensa mata keruh tipis , tonometry 14,6 mmHg
OS : VOS 1/300, Oedema palpebra, konjungtiva bulbi hiperemik,
kornea keruh, bilik mata depan dangkal, pupil dilatasi, refleks pupil (-
), lensa mata keruh merata. Tonometri 46 mmHg.

Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin : Hb 11, 7 g/dL ; leukosit 8500/ mm3
CT : 2 menit, BT : 7 menit
Kimia darah : BSS 98 mg/dl.

A1 -Glaukoma Sudut tertutup akut


- Iritis
P1 -
A2 WD: Glaukoma Sudut tertutup akut
P2 1. Non-Medikamentosa
Pembatasan asupan cairan untuk menjaga agar tekanan intra okular
tidak semakin meningkat
2. Medikamentosa
a. Asetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari.
b. KCl 0.5 gr 3 x/hari.
c. Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
d. Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes
sehari
e. Terapi simptomatik.

Konseling dan Edukasi


- Memberitahu keluarga bahwa kondisi mata
dengan glaukoma akut tergolong
kedaruratan mata, dimana tekanan intra okuler
harus segera diturunkan
Kriteria Rujukan
- Pada glaukoma akut, rujukan dilakukan setelah
penanganan awal di layanan primer

Anda mungkin juga menyukai