Anda di halaman 1dari 12

Psikologi Umum 1

PERKEMBANGAN
PSIKOSOSIAL
Erik Homburger Erikson

Ursa
majorsy
Teori perkembangan Erikson
sangat dipengaruhi oleh
psikoanalisa Freud.

Erikson berpendapat bahwa


pandangan-pandangannya sesuai
dengan ajaran dasar psikoanalisis
yang diletakkan oleh Freud. Jadi
dapat dikatakan bahwa Erikson
adalah seorang post-freudian atau
neofreudian

Beliau tidak mendasarkan


perkembangannya pada libido, tapi
pada pengaruh sosial budaya di
lingkungan individu
Menurut Erikson, perkembangan psikologis
dihasilkan dari interaksi antara proses-
proses maturasional atau kebutuhan
biologis dengan tuntutan masyarakat dan
kekuatan-kekuatan sosial yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu


diwujudkan sebagai hasil interaksi antara
kebutuhan dasar biologis dan
pengungkapannya sebagai tindakan-
tindakan sosial.

Pusat dari teori Erikson mengenai


perkembangan ego ialah sebuah asumsi
mengenai perkembangan setiap manusia
yang merupakan suatu tahap yang telah
ditetapkan secara universal dalam
kehidupan setiap manusia
Erikson memberi perhatian yang lebih
kepada ego dari pada id dan superego.

Dia mengembangkan ide-ide khususnya


dalam hubungannya dengan tahap
perkembangan dan peran sosial terhadap
pembentukan ego.

Ego berkembang melalui respon terhadap


kekuatan dalam dan kekuatan lingkungan
sosial. Ego bersifat adaptif dan kreatif,
berjuang aktif (otonomi) membantu diri
menangani dunianya.

Erikson masih mengakui adanya kualitas dan


inisiatif sebagai bentuk dasar pada tahap
awal, namun hal itu hanya bisa berkembang
dan masak melalui pengalaman sosial dan
lingkungan.
Dia juga mengakui sifat rentan
ego, defense yang irasional. Namun
menurutnya ego memiliki sifat
adaptif, kreatif, dan
otonom (adaptable, creative, dan
autonomy). Dia memandang
lingkungan bukan semata-mata
menghambat dan menghukum
(Freud), tetapi juga mendorong dan
membantu individu

Erikson menekankan kesadaran


individu untuk menyesuaikan diri
dengan pengaruh sosial

Pusat perhatian psikologi ego adalah


kemasakan ego yang sehat
Erikson menganggap ego sebagai
sumber kesadaran diri seseorang. Selama
menyesuaikan diri dengan realita, ego
mengembangkan perasaan keberlanjutan diri
dengan masa lalu dan masa yang akan datang.

Perkembangan berlangsung melalui


penyelesaian krisis-krisis yang ada pada
tahapan perkembangan yang terjadi
berurutan

8 Tahapan Perkembangan Psikososial


menyajikan daftar tahapan dan menunjukkan
krisis atau tugas psikososial apa yang terkait
dengan masing-masing tahapan tersebut,
kondisi-kondisi sosial yang mungkin membantu
atau mengganggu penyelesaian tahapan itu,
dan hasil-hasil perilaku yang muncul dari
penyelesaian tahapan tersebut entah itu
berhasil maupun gagal
1. Basic Trust vs Basic Mistrust
(0-1 tahun)
2. Autonomy vs Shame and
doubt (2-3 tahun)
3. Initiative vs Guilt (3-6 tahun)
4. Industry vs inferiority (6-11
tahun)
5. Identity vs Role Confusion
(mulai 12 tahun)
6. Intimacy vs Isolation
7. Generativity vs Self-abortion
8. Ego intregrity vs Despair
1. Basic Trust vs Basic Mistrust
Kebutuhan akan rasa aman dan ketidakberdayaan
meyebabkan konflik yang dialami oleh seorang anak dalam
tahap ini adalah basic trust vs basic mistrust
Bila rasa aman dipenuhi, maka anak akan mengembangkan
dasar-dasar kepercayaan pada lingkungan
Sebaliknya, bila anak selalu terganggu, tidak pernah
merasakan kasih sayang dan rasa aman, anak akan
mengembangkan perasaan tidak percaya pada lingkungan.
Ibu memainkan peranan penting

2. Autonomy vs Shame and doubt


Organ-organ tubuh masa usia ini sudah lebih masak dan
terkoordinasi . Anak dapat melakukan aktivitas secara lebih
meluas dan bervariasi ,oleh karena itu konflik yang dihadapi
anak dalam tahap ini adalah perasaan mandiri vs perasaan malu
dan ragu-ragu.
Pengakuan, pujian, perhatian serta dorongan akan
menimbulkan perasaan percaya diri, memperkuat egonya
Bila sebaliknya yang terjadi, maka akan berkembang perasaan
ragu-ragu.
Kedua orang-tua merupakan obyek sosial terdekat bagi anak.
3. Initiative vs Guilt
Bila pada tahap sebelumnya anak mengembangkan perasaan
percaya diri dan mandiri, maka ia akan berani mengambil
inisiatif, yaitu perasaan bebas untuk melakukan segala sesuatu
atas kehendak sendiri.
Tetapi bila pada tahap sebelumnya ia mengembangkan
perasaan ragu-ragu, maka akan selalu merasa bersalah. Ia tidak
berani melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri

4. Industry vs inferiority
Anak sudah mulai melakukan pemikiran logis dan anak sudah
bersekolah. Oleh karena itu, tuntutan dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar sudah semakin luas
Konflik yang dihadapi dalam dirinya sendiri maupun dari luar
sudah semakin luas. Konflik yang dihadapi pada tahap ini adalah
perasaan sebagai seseorang yang mampu vs perasaan rendah
diri
Bila kemampuan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan
lingkungan dihargai (misanya sekolah), maka akan berkembang
rasa bergairah untuk terus lebih produktif
Sedang bila sebaliknya yang dialami oleh anak, maka timbul
perasaan rendah diri
5. Identity vs Role Confusion
Anak dihadapkan pada harapan-harapan kelompok dan
dorongan yang makin kuat untuk lebih mengenal dirinya. Ia
harus mulai memutuskan bagaimana masa depannya

Konflik yang dihadapi adalah perasaan menemukan dirinya


sendiri vs kekaburan peran.

Bila ia berhasil melalui tahap-tahap sebelumnya, maka ia akan


menemukan dirinya. Bila sebaliknya yang terjadi ia akan
merasakan kekaburan peran

6. Intimacy vs Isolation
Individu sudah mulai mencari-cari pasangan hidup. Oleh karena
itu, konflik yang dihadapi adalah kesiapan untuk berhubungan
secara akrab dengan orang lain vs perasaan terkuat

Jika seseorang berhasil membagi kasih sayang dan perhatian


dengan orang lain akan mendapatkan perasaan kemesraan dan
keintiman

Sedang yang tidak dapat membagi kasih akan merasa terasing


atau terkecil
7. Generativity vs Self-abortion
Krisis yang dihadapi individu pada masa ini adalah adanya
tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya,
pengabdian masyarakat, dan manusia pada umumnya.
Pengalamannya di masa lalu dapat menyebabkan individu
mampu berbuat banyak bagi kemanusiaan, khususnya bagi
generasi yang akan datang.
Tetapi bila dalam tahap-tahap silam ia memperoleh banyak
pengalaman negatif, maka ia mungkin terkurung dalam
kebutuhan dan persoalannya sendiri

8. Ego intregrity vs Despair


Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu.
Kepuasaan akan prestasi, dan tidakan-tindakannya di masa lalu
akan menimbulkan perasaan puas.

Bila ia merasa semuanya belum siap dan/atau gagal, akan timbul


kekecewaan yang mendalam

Anda mungkin juga menyukai