KESEHATAN MASYARAKAT
DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
Adapula masyarakat yang beranggapan bahwa penyakit itu terjadi karena perbuatan
dosa. Maka seiring dengan konsep penyaebab penyakit ini, pengobatan dilakukan
oleh para tokoh kepercayaan, agama, dan sebagainya. Pertama karena konsep
tentang penyakit tersebut tidak seluruhnya benar, kedua apabila konsepnya benar,
obatnya masih sangat primitive, begitu pula cara pengobatannya. Agar usaha
pengobatan dapat menjadi efektif, perlu diketahui penyebab penyakit dan dicoba
menghilangkan penyebab tadi.
Dalam perkembangan waktu, orang mulai berpikir lebih rasional dan mempelajari
struktur serta fungsi tubuh manusia baik dalam kradaan sehat maupun dalam
keadaan sakit. Ilmu kedokteran ini kemudian, walaupun telah dapat menyembuhkan
penyakit, ternyata masih belum dapat mengatasi wabah-wabah yang melanda
masyarakat , karena ilmu kedokteran tidak mencegah penularan penyakit tetapi
mengobati orang yang telah sakit secara individual.
Orang kemudian sadar bahwa penyakit itu banyak sekali ditentukan oleh berbagai
factor, antara lain perilaku masyarakat sendiri. Norma serta budaya yang
menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan keadaan lingkungan yang
sesuai dengannya dan menimbulkan penyakit yang sesuai pula dengan gaya
hidupnya tadi. Jadi untuk menjadi sehat tidak cukup dengan hanya pencegahan
penyakit secara perseorangan, tetapi harus melihat dan mengelola masyarakat
sebagai satu kesatuan bersama lingkungan hidupnya. Atas dasar pengetahuan ini
timbulah ilmu kesehatan masyarakat.
Defenisi kesehatan masyarakat menurut Wislow pada tahun 1920 yaitu ilmu dan
kiat untuk mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup, meningkatkatn
kesehatan dan efisien masyarakat. Dari pembahasan terdahulu serta defenisi
kesehatan masyarakat, dapat dimengerti bahwa pada prinsipnya, pencegahan dan
pemberantasan penyakit perlu dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara
penuh .
1
a. Usaha Kesehatan Masyarakat
Dari pembahasan terdahulu serta defenisi kesehatan masyarakat, dapat
dimengerti bahwa pada prinsipnya, pencegahan dan pemberantasan penyakit
perlu dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat secara penuh. Jadi
masyarakat sendirilah yang dapat memberantas penyakit ataupun
meningkatkan kesehatannya.
b. Kesehatan Lingkungan
2
BAB II
MANUSIA
DAN
LINGKUNGANNYA
Manusia merupakan salah satu unsur di dalam lingkungan hidup ini. Secara
biologis manusia tergolong Homo Sapiens. Ia merupakan makhluk hidup yang
paling canggih, namun demikian, ia tetap merupakan salah satu unsur alam.
Kecanggihan ini didapat manusia karena kemampuannya mengembangkan budaya.
Perkembangan budaya ini dapat tejadi pada manusia karena ia dilengkapi dengan
bentuk fisik, fungsi tubuh serta karakteristik perkembangan tubuhnya yang berbeda
dengan hewan-hewan lainnya. Budayanya ini pula yang menyebabkan ia dapat
mengubah kualitas lingkungan hidupnya dengan segala konsekukuensinya. Oleh
karena itu pula manusia dapat ditinjau dari segi fisik maupun segi budaya.
2. Perkembangan Budaya
Dilihat dari segi budaya, proses pendewasaan yang lambat ini merupakan
suatu kuntungan. Orangtua dan masyaakat sekitanya mepunai kesempatan
yang banyak untuk memberi pelajaran mengenai adat, kebiassaan, norma
dan pengetahuan yang ada ataupun mentransfer budayanya secara turun
temurun. Sebagaimana layaknya, manusia berusaha untuk terus
memperbaiki keadannya. Secara pasti dapat ditentukan bagaimana manusia
menemukan cara untuk bercocok tanam. Tetapi besa kemungkinannya,
bahwa mereka secara kebetulan melihat bahwa biji-biji yang terbuang dapat
tumbuh menjadi tanaman yang sama dengan tanaman asal biji terrsebut.
Kemampuan mempoduksi makanan yang melebihi kebutuhan sehari-
harinya akan menyebabkan meningkatnya suplai energi yang tersedia, maka
angka kelahiran naik sedangkan angka kematian tetap, maka jumlah
populasi akan bertambah.
3
karena itu diperlukan cara-cara yang dapat menyediakan suplai bahan serta
jasa dengan lebih cepat dan lebih efisien. Dengan kemampuan observasi
fenomena alam sekitarnya, dan daya pikirnya manusia kemudian dapat
menemukan mesin-mesin yanng berkerja dengan lebih cepat daripada
tenaga manusia.
Apabila pada fase industrial ini manusia berfikir untuk menundukkan alam
demi untuk kemakmuran, maka dampak-dampak negatif yang dijumpai
sebagai akibatnya menyadarkan manusi bahwa existensinya tergantung
pada kelestarian sumber daya lingkungan. Hal ini memaksa manusia
mengubah sikapnya terhadap lingkungan. Manusia menyadari
kesalahannya, dan tidak lagi berkehendak untuk menaklukan alam tetapi
ingin hidup secara harmonis dan produktif.
4
Stimuli exogeneus berasalkan dari luar tubuh. misalnya, keadaan temperatur
udara yang tinggi dapat menimbulkan reaksi tubuh yang lebih banyak
mengeluarkan keringat. Hal ini terjadi agar tubuh tidak terpengaruh oleh
keadaan yang panas tadi.
Manusia yang pimitif berhubungan secara erat dan langsung dengan banyak
elemen di dalam lingkungan. Merekapun sangat tepengaruh oleh
lingkungan hidupnya. Makanan mereka sangat tergantung pada jumlah ang
tersedia di alam, oleh karenanya manusia primitif berpindah-pindah tempat
tinggal sesuai dengan ketersediaan bahan makanan di dalam lingkungan
sekitarnya. Sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat, terdapat
masalah kesehatan lingkungan, angka penyakit, angka kematian, dan
kesehatan yang setara budaya tersebut. Semuanya ini ditentukan oleh
interaksi manusia dengan lingkungannya.
5
BAB III
LINGKUNGAN PRENATAL
Kelainan yang dapat terjadi karena zat-zat kimia ataupun fisika sangat
tergantung pada waktu pemaparan. Kehamilan usia mua sangat peka terhadap
zat-zat yang berbahaya karena pada saat-saat tersebut sedang terjadi
perkembangan berbagai organ dan anggota badan. Demikian pula dengan dosis
yang diterima ibu. Pemaparan yang lama dan atau pemaparan dosis tinggi dan
mendadak dapat mengakibatkan keguguran, kelahiran mati dan lain
sebagainya.
Atas dasar pengetahuan ini, maka sebaiknya ibu hamil tidak menggunakan obat
apapun selain pada keadaan yang memaksa. Kalaupun obat harus dipergunakan
oleh seorang calon ibu, maka ia harus berada dalam pengawasan yang ketat
dari dokternya.
6
Usia ibu sangat mempengaruhi kesehatan janin serta kualitas bayi yang akan
dilahirkan. Usia ibu ini tidak saja berpengauh terhadap bayinya, tetapi juga
tehadap ibu itu sendiri. Wanita yang melahirkan pada usia 18 tahun atau lebih
muda, mempunyai resiko kematian akibat persalinan 3x lebih besar daripada
ibu-ibu yang melahirkan pada usia 20-29 tahun. Resiko kematian ibu berusia
lebih daripada 34 tahun meningkat menjadi 5x lebih besar daripada ibu berusia
20-29 tahun.
PARITAS
Gizi ibu hamil perlu diperhatikan, karena segala keperluan perkembangan dan
pertumbuhan janin hanya dapat diperoleh dari ibu. Dapat dimengerti bahwa status
gizi ibu akan sangat menentukan kesehatan bayi yang dilahirkan. Percobaan hewan
memperlihatkan bahwa induk tikus yang kekurangan gizi akan melahirkan anak
yang bersifat emosional dan penakut.
7
BAB IV
ATMOSFIR
Atmosfir adalah lingkungan udara, udara yang meliputi planet bumi ini.
Atmosfir terdiri atas beberapa lapisan yang terbentuk karena adanya interaksi
Antara sinar-sinar matahari, gaya tarik bumi, rotasi bumi, dan permukaan bumi.
Lapisan-lapisam atmosfir dapat dikenali dari perbedaan suhunya. Batasan-batasan
lapisan atmosfir ini bervariasi, tergantung dari iklim dan keadaan cuaca, tetapi
setiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
a. Udara Bebas
b. Efek Estetika
Efek estetika adalah salah satu pengaruh udara yang penting terhadap
sekitarnya. Penyebabnya dapat berupa berbagai zat kimia, fisis dan biologis.
Misalnya, semua proses yang menimbulkan bau dan udara menjadi tidak
jernih akibat terjadinya kabut dapat mengurangi nilai estetik lingkungan
setempat. Zat pengotor biologis karena terutama berperan di dalam udara
tidak bebas. Yang dimaksud dengan udara tidak bebas adalah udara yang di
dapat di dalam gedung-gedung seperti rumah, pabrik, bioskop, sekolah,
rumah sakit dan lain-lain. Udara tidak bebas didapat pula di dalam sumur-
sumur dan tambang-tambang.
8
c. Jenis-Jenis Pencemar
Mengingat bahwa udara yang bersih itu diperlukan setiap detik bagi
tercapainya masyarakat yangs ehat, maka kualitas udara harus diusahakan
agar selalu bersih. Tidak mungkin kiranya kita membiarkannya kotor dan
dibersihkan kemudian sebelum dikonsumsi seperti halnya air, karena udara
setiap detik diperlukan. Bagi Indonesia tentunya sudah banyak yang dapat
dipelajari baik buruk pendapat-pendapat yang ada dengan mempelajari
pengalaman-pengalaman negara industri. Terlepas dari pendapat yang ada,
pada hakekatnya saat ini sudah tersedia teknologi yang bias dimanfaatkan
untuk pengendalian sumber-sumber pencemar udara secara efektif dan
murah. Memanfaatkan teknologi pasti memerlukan biaya, akan tetapi tak
perlu disangsikan bahwa uang yang digunakan untuk kebersihan udara ini
akan memberi manfaat bagi masyarakat saat ini dan generasi yang akan
datang.
9
BAB V
HIDROSFIR
5.1 UMUM
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada bagi kehidupan. Air juga
merupakan bahan pelarut paling baik. Tubuh manusia 70% terdiri atas air.
Sebaliknya didalam badan air terdapat benda-benda hidup yang sangat
menentukan karakteristik air tersebut, baik secara kimia maupun secara fisis
dan biologis.
Sekalipun air jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan
bersirkulasi akibat pengaruh cuaca, sehingga terkadi suatu siklus yang disebut
siklus hidrologis. Siklus ini penting karena untuk mensuplai daerah daratan
dengan air. Siklus hidrologis mempunyai syarat yaitu kualitas udara harus
cukup bersih, karena apabila udara tercemar maka air hujan pun akan ikut
tercemar, karena proses turunnya hujan/salju merupakan proses alamiah yang
membersihkan atmosfer dari segala debu, gas, uap dan aerosol.
10
5.1.4 Beberapa Sifat Air yang Penting
1. Sifat Fisis
Air di dunia didapatkan dalam ketiga wujudnya, yakni bentu padat sebagai
es, bentuk caiar sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap air. Bentuk mana
yang akan didapatkan tergantung keadaan cuaca yang ada setempat.
2. Sifat Kimiawi
Air merupakan pelarut universal, hampir semua jenis zat dapat larut di
dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni didapat di dalam tubuh
semua organisme. Dengan demikian, spesies kimiawi yang ada di dalam air
berjumlah sangat besar.
3. Sifat Biologis
Didalam perairan selalu didapat kehidupan, flora dan fauna. Benda hidup
ini berpengaruh timbal balik terhadap kualitas air. Didalam suatu
lingkungan air, terdapat berbagai benda hidup yang khas bagi lingkungan
tersebut. Benda hidup di perairan dibagi ke dalam organisme native dan
tidak native bagi lingkungan tersebut. Organisme native dalam badan air
biasanya merupakan organisme yang tidak patogen terhadap manusia.
Organisme yang tidak native dapat berasalkan air limbah, air hujan, debu
dll.
Air dan manusia tidak dapat dipisahkan karena sebagian tubuh manusia
mengandung air. Air juga diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat tubuh.
Pemanfaatan sumber daya air juga sangat diperlukan untuk kebutuhan dan
kegiatan manusia sehari-hari.
2. Pengaruh langsung
11
5.4 PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR
Sebagai penyediaan air minum dengan melihat kualitas air minum, standar air
minum. Standar air minum dibagi menjadi parameter fisis dan parameter kimia.
Parameter fisis yang berhubungan dengan rasa, suhu, warna, kekeruhan dan zat
terlarut sedangkan parameter kimia yang berhubungan dengan kimia anorganik
dan kimia organik.
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan pengelolaan air minum dan air
buangan secara terpadu, karena semakin banyak PAB akan semakin banyak
pula air buangannya. Air buangan di bagi kedalam air buangan industri dan air
buangan domestik, karena sifatnya/kandungannya terlalu berbeda.
Kaum wanita memiliki peranan besar dalam memilih kualitas suatu air, karena
kaum wanita yang mengurus rumah tangga yang mana juga banyak
memerlukan air. Sikap orang tua terutama ibu, terhadap lingkungan umumnya
dan lingkungan air khususnya baik/sehat/saniter, maka pada anak-anaknyapun
akan tertanam kebiasaan yang baik pula.
12
BAB VI
LITOSFIR
6.1 UMUM
Litosfir adalah semua bagian bumi yang padat, mulai dari pusat bumi
sampai ke permukaan dikelompokkan ke dalam litosfer. Lapisan teratas dari
litosfer disebut tanah yaitu suatu lapisan yang sangat tipis dibanding dengan
seluruh tebal litosfir. Tanah ataupun lahan ini mencakup 29% dari permukaan
bumi atau 14.800 juta ha.dengan 1.400 ha diliputi es dan yang tersisa 13.400 ha
yang dapat dipergunakan untuk semua kegiatan di bumi ini.
13
Organisasi kesehatan di dunia mendefinisikan rumah sebagai berikut “
Rumah adalah tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani,
rohani dan sosial”.
Selain itu pemeliharaan orang sakit juga termasuk dalam lembaga kesehatan
karena di rumah sakit terkumpul populasi dengan karakteristik sama yakni
orang sakit. Fungsi rumah sakit adalah merawat yang sakit dan mencoba
menyembuhkan sedapat mungkin.
14
6.2.2 PERSAMPAHAN
Sampah dapat dibedakan atas dasar sifat-sifat biologis dan kimianya,
sehingga mempermudah pengelolaannya, sebagai berikut :
1. Sampah yang dapat membusuk , seperti sisa makanan, daun, sampah
kebun, pertanian , dan lainnya
2. Sampah yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, karet, gelas, logam
dan lainnya
3. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah
berasalkan industri yang mengandung zat-zat kimia maupun zat fisis
berbahaya.
15
6.2.2.3 KESEHATAN RADIOLOGIS
Sinar alpha adalah partikel yang terdiri atas dua proton dan dua neutron atau
sama dengan sebuah atom Helium, tanpa elektron. Radiasi beta adalah
radiasi yang terdiri atas aliran elektron-elektron yang mempunyai daya
tembus yang sedang dan kecepatan yang tinggi. Radiasi Gamma adalah
radiasi elektromagnetik, dapat menembus sangat dalam, dan mempunyai
kecepatan tinggi.
Sinar radioaktif sangat berbahaya bagi kesehatan, karena merusak sel dan
jaringan tubuh, mulai dari yang sangat ringan seperti rontoknya rambut
sampai pada kanker. Lebih berbahaya lagi apabila sinar tadi mengenai sel-
sel genetic, karena dapat menimbulkan sterilitas dan mutasi.
16
BAB VII
BIOSFIR
7.1 UMUM
Biosfir disebut juga ekosfir, adalah lingkungan yang terdiri atas fauna dan
flora, terkecuali manusia, sekalipun manusia itu merupakan bagian dari alam,
tetapi tidak digolongkan ke dalam biosfir. Batas biosfir ditentukan sampai pada
batas dimana tidak lagi terdapat benda hidup (atas dasar pengetahuan saat ini).
Kalau dilihat dari dekat suatu biosfir itu tampak beraturan dengan pola tertentu.
Dimulai bila terlihat seekor kelinci atau satu buah pohon genjer, yang disebut
organisme, kemudian oerganisme ini berada dalam suatu kelompok yang
terdiri atas jenis yang sama, disebut populasi. Kumpulan berbagai populasi
tumbuhan atau hewan di daerah tertentu disebut komunitas, dan interaksi setiap
organisme yang ada di dalam komunitas ini dengan lingkungannya (biotis dan
abiotis) disebut suatu ekosistem. Ekosistem di seluruh dunia ini berhubungan
satu dengan yang lain, membentuk ekosfir.
Suatu ekosistem ini berkembang dari satu atau beberapa organisme pionir yang
berkembang selama ratusan atau ribuan tahun dimana terjadi pergantian satu
komunitas oleh komunitas yang lain. Pergantian komunitas ini disebut suksesi
ekologis.
Keberadaan materi dan energi di alam ini mengikuti suatu hukum yang disebut
hukum thermodinamika yang menyatakan bahwa energi dan materi itu tidak
pernah punah, ia hanya berubah bentuk. Hukum ini terdiri atas dua. Hukum
thermodinamika yang pertama juga dikenal sebagai hukum konservasi energi,
menyatakan bahwa energi itu tidak dapat diciptakan atau pun dihancurkan,
tetapi hanya berubah dari salah satu bentuk ke bentuk yang lain : panas, cahaya,
17
energi mekanik, elektrik, atau energi kimia. Hukum yang kedua menyatakan
bahawa tidak ada konversi energy yang efisien untuk 100%.
Pada setiap konversi energi, sebagian dari energi itu akan menjadi energi yang
tidak terpakai berbentuk panas. Sesuai hukum tadi, dan adanya produser dan
konsumer di dalam suatu ekosistem, maka dapat dimengerti bahwa rantai
makanan ini akan berbentuk piramida. Semakin tinggi tingkat trofis, semakin
sedikit jumlah organisme tadi.
Indonesia adalah Negara yang kaya akan berbagai jenis fauna dan flora.
Sekitar 17% dari spesies biota dunia ada di Indonesia. 11% dari tumbuhan
berbunga ada di indonesia, demikian pula terdapat 12% mamalia. 15%
amphibi dan reptilia, 37% ikan dan 10% dari seluruh mikroorganisme.
Fauna dan flora yang telah dimanfaatkan di Indonesia terbilang 6000
jenis. Tanaman yang telah dibudidayakan ada 400 jenis penghasil buah-
buahan, 360 jenis penghasil sayuran, 70 jenis umbi-umbian, 60 jenis
tanaman penyegar, 50 jenis tanaman rempah, 940 jenis tanaman obat-
obatan yang 74 prosennya hidup liar.
18
7.2.1 Pengaruh tidak langsung
Dari segi kuantitas, baik yang berlebih maupun yang kekurangan akan
menyebabkan kelainan gizi. Penyakit yang berhubungan dengan
kegemukan disebabkan jumlah makanan yang berlebih, juga kualitasnya
seringkali tidak seimbang. Kekuranagan gizi dari segi kuantitas makanan
(marasmus) dan kekurangan dari segi kualitas (kwashiorkor).
Makanan tidak saja bermanfaat bagi manusia, tetapi juga sangat baik untuk
pertumbuhan mikroba yang pathogen. Untuk itu agar mendapat keuntungan
maksimum dari makanan perlu dijaga sanitasi makanan.
19
Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat
dikelompokkan menjadi: 1. Keracunan makanan, dan 2. Penyakit bawaan
makanan.
Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang dapat berasal dari
tanah, udara, manusia, dan vektor. Racun dari lingkungan udara, air, tanah
dan lainnya dapat masuk ke dalam biota. Apabila racun tidak dapat
diuraikan, maka akan terjadi biomagnifikasi didalam tubuh biota.
1. Pemilihan bahan baku yang sehat, tidak busuk, warna yang segar
2. Penyimpanan bahan baku jangan sampai terkena serangga, tikus atau
jangan sampai membusuk
3. Pengelolaan makanan yang higienis serta prosesnya dapat mematikan
penyebab penyakit
4. Pengolah makanan bukan carrier penyakit, dan tidak sakit
5. Penyajian makanan tidak terkena lalat , debu , dan udara kotor
6. Penyaji makanan harus mendapat surat keterangan sehat
7. Penyimpanan makanan matang jangan sampai terkontaminasi dan
membusuk.
20
BAB VIII
SOSIOSFIR
8.1 UMUM
Norma, perilaku dan adat kebiasaan sedemikian itu dapat didasarkan atas ke-
tidak-tahuan, atau ke-tidak-pedulian masyarakat terhadap kesehatan. Tetapi
hasil akhirnya adalah sama: terjadi pencemaran lingkungan dan terjadi penyakit
sebagai akibatnya.
21
8.3 DEMOGRAFI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
8.3.2 Pertumbuhan
Jumlah penduduk selalu berubah. Apabila jumlahnya bertambah, maka
akan terjadi pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk diukur
dengan nilai r, yang menunjukkan rata-rata pertumbuhna penduduk per
tahun untuk periode tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam prosen.
Laju pertumbuhan penduduk ini dapat dihitung secara geometri maupun
exponensial. Pertumbuhan geometri an exponensial dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
a. Geometris
b. Exponensial
Pt =P0 . em , dimana
22
Pertumbuhan penduduk selain akibat alamiah juga dapat diakibatkan oleh
faktor non alamiah akibat perpindahan penduduk. Pertumbuhan non
alamiah disebabkan karena imigrasi, transmigrasi, atau urbanisasi.
Pertumbuhan alamiah disebabkan karena kelahiran yang lebih banyak
daripada kematian. Sebagai contoh, pertumbuhan dapat terjadi karena angka
kematian yang turun akibat penjajahan, penemuan obat penicillin, program
kesehatan lingkungan atau kesehatan masyarakat dll.
23
Dilihat dari segi sosial ekonomis distribusi yang tidak merata dapat
menimbulkan banyak permasalahan. Banyak yang tidak terjangkau
pembangunan ataupun pelayanan kesehatan. Struktur dan distribusi
penduduk yang tidak merata secara sosial ekonomi mempunyai dampak
terhadap kesehatan , penularan penyakit, pendidikan, perilaku , kesempatan
kerja, penghasilan , gizi, kebiasaan, pemukiman, kenakalan remaja, dan
sampai pada kriminalitas.
Sebagai akibat dari tidak meratanya penduduk dan fasilitas yang tersedia,
terjadi berbagai perpindahan atau morbilitas penduduk dengan maksud
untuk mencari perbaikan hidup. Perpindahan ini ada yang pulang balik tiap
hari, ada yang bersifat musiman, atau yang menetap. Perpindahan penduduk
dengan tujuan menetap di daerah lain dan melampaui batas politis, disebut
migrasi.
24
8.5 PENYAKIT BAWAAN SOSIOSFIR
Lingkungan sosial sangat berpengaruh terhadap penularan, penyebaran dan
pelestarian agent di dalam lingkungan ataupun pemberatasannya. Lingkungan
sosial yang menentukan norma serta perilaku orang berpengaruh terhadap:
1. Penularan penyakit secara langsung dari orang ke orang, seperti halnya
penularan penyakit kelamin, penyakit kulit, penyakit pernapasan, dan
lain-lain.
2. Penularan penyakit secara fekal-oral seperti halnya pada penyakit
saluran pencernaan, disebabkan karena tidak terbiasa mencuci tangan
setelah buang air, dan tidak mementingkan penyediaan fasilitas cuci ini.
3. Penularan lewat media air, udara, tanah, makanan dan vektor juga di
tentukan oleh perlakuan dan etik masyarakat terhadap lingkungan
hidupnya.
Penyakit tidak menular, erat kaitannya dengan budaya atau gaya hidup
masyarakat yang kesemuanya ditentukan oleh kualitas lingkungan sosial.
Pengetahuan tentang hubungan penyakit dengan berbagai kebiasaan hidup
dapat digunakan untuk mencegah penyakit tersebut secara efektif, dengan
melakukan kebalikannya.
Karena penyakit bawaan sosial itu bersumber pada perilaku/ way of life atau
gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, maka untuk mencegahnya
diperlukan perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini seringkali tidak
mudah, apalagi bila perilaku yang akan diubah tadi sudah dianggap normal
oleh masyarakat. Perubahan perilaku dapat terjadi secara alamiah ataupun
direncanakan. Pada hakekatnya manusia itu terus berubah karena harus
beradaptasi terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Perubahan itu dapat berarah kepada yang baik atau sebaliknya. Agar manusia
berubah dan menjadi lebih baik dari semula, maka harus terjadi suatu inovasi
atau pembaharuan. Mengingat bahwa perilaku itu kompleks dan banyak pula
yang perlu diubah, maka perlu ditentukan prioritas. Perubahan itu
memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga dukungan untuk berubah
perlu diberikan waktu yang cukup panjang pula. Perubahan perilaku dapat
dipermudah apabila perubahan itu tidak bertentangan dengan kepercayaan,
sumber dana tersedia, tidak mengubah prioritas penggunaan dana oleh
masyarakat banyak yang ikut berubah dan perubahan menyelesaikan
permasalahan masyarakat.
Agar proses ini dapat terjadi, maka perlu dilakukan pendidikan maupun
penyuluhan. Penyuluhan seringkali dilakukan hanya dengan memberi
25
ceramah-ceramah. Hal ini mungkin dapat diterima atau berhasil, bila yang
disuluhi adalah mereka yang telah berpendidikan dan mudah disadarkan
akan permasalahan yang dihadapi ( bersifat progresif). Apabila yang
dihadapi adalah mereka yang masih dalam taraf tradisional atau bersifat
konservatif, maka ceramah saja tidak cukup. Untuk itu, tahap pertama yang
perlu dilakukan adalah penyadaran masyarakat akan permasalahan ataupun
kebutuhan yang mereka hadapi. Bahkan seringkali masyarakat tidak
menyadari apa yang dibutuhkannya. Kesadaran ini bisa didapat apabila
masyarakat terlibat dalam suatu kegiatan yang membawa mereka kepada
kebutuhan tadi.
Untuk dapat melaksankan pendidikan dengan baik, para wanita perlu juga
berpendidikan baik formal maupun tidak formal. Akan tetapi, pada
kenyataannya taraf pendidikan wanita masih jauh lebih rendah daripada
kaum pria.
Agar anak wanita dimasa yang akan datang lebih baik pendidikannya, maka
para orang tua, teruatama ibu perlu diberi penyuluhan ataupun pendidikan
tidak formal, tentang pentingnya seorang anak perempuan berpendidikan
cukup tinggi.
Cara pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun tidak formal untuk
memberi pengertian dan mengubah perilaku.
26
Pendekatan terkombinasi adalah yang paling baik, karena untuk efek cepat
dalam jangka pendek perlu adanya peraturan. Namun, peraturan saja tanpa
memberi pengertian akan membuat masyarakat tetap tidak mendapatkan
inovasi. Dan akhirnya, sarana atau teknologinya perlu juga diperkenalkan.
27