ABSTRACT
One of the problems that still exist in Indonesia was early marriage. Early marriage was a
marriage under years old 18 (UNICEF, 2014). Early marriage can be caused by many factors liked the
knowledge by women who do early age and her parents. The purpose of this study was to analyze of
knowledge of women on the attitude of early marriage in Wonosari, Bondowoso District. This research
was a descriptive research using qualitative approach, conducted in Wonosari, Bondowoso District.
Researchers use a purposive way to determine the subject to be studied. Based on research results, low
knowledge of early marriage in women has a relationship with the low education of parents, family,
environment, mass media, experience about early marriage and the impact on health. Based on the
results of the study could be concluded that the lower of knowledge of women have higher attitude of
tendency early marriage than higher knowledge.
ABSTRAK
Salah satu permasalahan yang masih ada di Indonesia adalah pernikahan usia dini. Pernikahan
usia dini merupakan pernikahan yang dilakukan dibawah usia 18 tahun (UNICEF, 2014). Pernikahan
usia dini dapat disebabkan oleh banyak faktor yang memengaruhi salah satunya adalah pengetahuan
yang dimiliki oleh perempuan yang melakukan usia dini serta orang tuanya. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis pengetahuan perempuan terhadap sikap melakukan pernikahan usia dini di Kecamatan
Wonosari Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, yang dilakukan di Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso. Peneliti
menggunakan cara purposive untuk menentukan subjek yang akan diteliti. Berdasarkan hasil penelitian,
rendahnya pengetahuan tentang pernikahan usia dini pada perempuan memiliki hubungan dengan
rendahnya pendidikan orang tua, keluarga, lingkungan, media masa, pengalaman tentang pernikahan
usia dini dan dampak bagi kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian sikap memiliki kecenderungan dapat
disimpulkan bahwa semakin rendahnya pengetahuan perempuan tentang pernikahan usia dini maka
sikap kecenderungan menikah di usia dini semakin tinggi.
dalam pengambilan sikap atau keputusan terhadap pernikahan usia dini sangat besar
yang akan diambil oleh seseorang. Semakin dalam membuat suatu keputusan. Hal ini
baik atau tinggi pengetahuan seseorang maka juga tidak terlepas dari pengetahuan yang
sikap terhadap pernikahan usia dini dapat di dimiliki orang tua itu sendiri.
cegah atau semakin kecil. Fenomena pernikahan usia dini masih
Pengetahuan menur ut Kamus banyak terjadi di Kecamatan Wonosari
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah khususnya pada daerah pedesaan, sehingga
segala sesuatu yang diketahui, dimana tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis
hal ini berhubungan dengan kepandaian adanya pengaruh pengetahuan yang dimiliki
seseorang. Pengetahuan adalah hasil perempuan melakukan pernikahan usia
dari pengindraan manusia, atau hasil dini di Kecamatan Wonosari Kabupaten
pengamatan terhadap objek melalui indera Bondowoso.
yang dimiliki, seperti mata, hidung, telinga
dan lainnya (Notoatmodjo, 2010). Serupa METODE PENELITIAN
dengan pengertian yang disampaikan oleh Penelitian ini merupakan penelitian
Notoatmodjo, Mubarak (2011) berpendapat deskriptif dengan menggunakan pendekatan
bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu kualitatif. Pengambilan sampel pada
yang diketahui berdasarkan pengalaman penelitian ini menggunakan purposive
yang didapatkan oleh setiap manusia. sampling untuk menentukan subjek yang
Faktor yang memengaruhi pengetahuan akan diteliti. Cara penentuan informan
adalah pendidikan, lingkungan, sosial budaya dalam penelitian ini menggunakan data dari
dan ekonomi, media masa, serta adanya KUA Kecamatan Wonosari serta informasi
pengalaman. Faktor yang memengaruhi yang diperoleh dari kepala desa setempat
pengetahuan juga merupakan faktor yang sebagai sumber informasi pendukung.
banyak terjadi pada pernikahan usia dini. Peneliti menggunakan data yang didapat
Pernikahan usia dini memiliki dampak yang sebagai acuan untuk melihat jumlah angka
dapat ditimbulkan pada kesehatan, baik pada kejadian pernikahan usia dini pada setiap
dampak fisik, mental, psikologi dan sosial. desa atau kelurahan. Pada Kecamatan
Menurut Alfiyah (2010), disebutkan Wonosari terdapat 12 desa atau kelurahan
bahwa kecenderungan pernikahan usia dini yang tersebar, peneliti mengambil 5 desa atau
yang akan terjadi, dipengaruhi oleh tingkat kelurahan yang ingin diteliti secara random,
pendidikan dan pengetahuan yang rendah
setelah terpilih 5 desa atau kelurahan.
yang dimiliki oleh seseorang yang melakukan
Peneliti mendatangi Kepala Desa pada
pernikahan usia dini. Hal ini sejalan dengan
setiap desa atau kelurahan terlebih dahulu
penelitian yang dilakukan oleh Nandang, et al
untuk memastikan di desa atau kelurahan
(2009) yang menyebutkan bahwa perempuan
tersebut terdapat perempuan yang memiliki
yang memiliki pengetahuan rendah lebih
riwayat melakukan pernikahan usia dini.
memiliki risiko tinggi untuk melakukan
Pada penelitian ini terdapat dua kelompok
pernikahan usia dini daripada perempuan
informan yaitu informan kunci dan informan
yang memiliki pengetahuan tinggi.
pendukung. Informan kunci merupakan
Pengetahuan yang dimiliki oleh
perempuan yang memiliki riwayat melakukan
perempuan yang melakukan pernikahan
pernikahan usia dini. Informan pendukung
usia dini juga berhubungan dengan
adalah orang tua, kepala desa atau kelurahan
pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua.
pada daerah tersebut.
Pada pernikahan usia dini orang tua sangat
Peneliti mencari informasi sebanyak
memiliki peranan yang besar terhadap
mungkin pada semua informan, baik
kejadian pernikahan usia dini. Hal ini sejalan
informan pendukung dan informan kunci
dengan penelitian yang dilakukan oleh Juspin
terkait dengan pengetahuan tentang
(2012), menyebutkan bahwa peran orang tua
252 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 249–262
pernikahan usia dini yang mereka miliki. Tabel 1. Karakteristik Informan Kunci
Informan kunci yaitu perempuan yang ingin
Usia
di wawancara harus sesuai degan kriteria Kategori
pertama
Usia Pendidikan
inklusi yang ditentukan. Informan saat ini Terakhir
menikah
Kriteria inklusi yang ditetapkan untuk
Informan 1 15 tahun 24 tahun SMP
menentukan informan yaitu bersedia di
Informan 2 14 tahun 30 tahun SD
wawancara, usia menikah pertama di bawah
18 tahun, mampu memberikan informasi Informan 3 17 tahun 19 tahun SMP
yang dibutuhkan, dan informan bertempat Informan 4 17 tahun 17 tahun SMP
tinggal di Kecamatan Wonosari Kabupaten Informan 5 15 tahun 15 tahun SD
Bondowoso. Jumlah informan yang
digunakan sebanyak 5 orang perempuan
sebagai informan kunci yang melakukan tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat
pernikahan usia dini. Informan pendukung yang lebih tinggi dikarenakan beberapa hal,
sebanyak 5 orang tua perempuan yang yaitu informan pernah melanjutkan sekolah
melakukan pernikahan usia dini, Camat di madrasah setelah lulus SD yang setara
Wonosari, Kepala Kua Kecamatan Wonosari dengan SMP, (informan 2). Informan tidak
dan 3 kepala desa. melanjutkan hingga tamat SMP dikarenakan
Pengumpulan data diperoleh secara orang tua yang memintanya untuk menikah.
langsung dengan menggunakan indepth Pengakuan informan dikutip dalam
interview atau wawancara secara mendalam percakapan sebagai berikut:
yang dilakukan kepada informan. Teknik
analisis data yang peneliti yaitu penarikan “Dulu saya sekolah di madrasah dek,
kesimpulan terhadap data-data yang telah yang setara dengan SMP, tapi waktu saya
diperoleh di lapangan baik pada pengolahan kenaikan kelas 2, orang tua meminta saya
data primer dan sekunder. untuk pulang ke rumah dan berhenti.
Karena saya disuruh menikah dengan orang
HASIL tua” (Informan 2, 30 tahun)
Karakteristik Subjek Penelitian
Data hasil penelitian diketahui jumlah Hal ini sejalan dengan yang dialami
usia pertama menikah dan pendidikan oleh informan 4. Informan 4 awalnya pernah
terakhir yang ditempuh oleh informan bersekolah SMA namun tidak melanjutkan
kunci di Kecamatan Wonosari Kabupaten sampai lulus. Pengakuan informan 4 dikutip
Bondowoso dengan total informan sebanyak dalam percakapan sebagai berikut:
5 orang didapatkan.
Informan dipilih berdasarkan usia “Saya sekolah kelas 2 SMA terus berhenti
menikah pertama sebelum 18 tahun yang mbak, karena sudah ga terlalu niat juga
dilaksanakan di Kecamatan Wonosari untuk sekolah. Orang tua menyuruh saya
Kabupaten Bondowoso. Tabel 1 menunjukkan menikah karena sudah sering keluar dengan
bahwa informan yang diwawancarai secara pasangan saya. Saya juga setuju dengan
mendalam berjumlah 5 orang dengan rentang pendapat orang tua mbak untuk menikah,...”
usia 14 sampai 17 tahun. Usia informan saat (Informan 4, 17 tahun).
ini di mulai dari usia 15 sampai 30 tahun.
Pendidikan terakhir informan yaitu tamatan Berdasarkan beberapa pernyataan
SD dan SMP. informan, dapat disimpulkan perempuan
Berdasarkan wawancara mendalam yang melakukan pernikahan usia dini tidak
dengan informan yang melakukan pernikahan memiliki kekuatan untuk menolak keinginan
di bawah usia 18 tahun, alasan informan sikap orang tua untuk menikahkan anaknya
Intan Arimurti dan Ira Nurmala, Analisis Pengetahuan Perempuan… 253
daripada sekolah. Selain diri sendiri tanya saya umur berapa sekarang, nduk
seharusnya orang tua memiliki peran dan kira-kira saja ya saya umur berapa” (Orang
dukungan yang besar untuk menyekolahkan tua Informan 5)
anaknya agar mendapat pendidikan yang
layak dan baik di masa depan. Orang tua dari informan 5 juga
Berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa berpendapat tidak melanjutkan sekolah,
terdapat 5 orang tua dari informan kunci karena pada zaman dulu orang tua
yang diwawancarai secara mendalam. Kelima menyuruhnya menikah dengan alasan
orang tua tersebut memiliki pendidikan sudah dianggap dewasa. Berikut kutipan
terakhir tamatan SD dan SMP. Terdapat 1 pernyataan orang tua informan 5:
orang tua yaitu orang tua informan 2 yang
tidak memiliki riwayat pendidikan sekolah “Kalau zaman dulu kan memang jarang
normal, berdasarkan informasi, orang tua yang sekolah nduk, saya dulu berhenti
pernah bersekolah namun berhenti dan tidak sekolah ya karena orang tua tidak punya
sampai lulus. biaya untuk menyekolahkan jadinya saya
tidak melanjutkan sekolah, tempatnya juga
Tabel 2. Karakteristik Orang Tua Informan jauh nduk sekolah disini, nduk tau sendiri
Kunci jalan menuju ke sini saja susah dan jauh”
(Orang tua Informan 5)
Usia saat Pendidikan
Kategori Informan
ini Terakhir
Pernyataan di atas merupakan beberapa
Orang tua informan 1 71 tahun SMP
pendapat orang tua terkait karakteristik
Orang tua informan 2 85 tahun - usia dan pendidikan yang mereka miliki.
Orang tua informan 3 44 tahun SMP Menurut mereka pada zaman dahulu untuk
Orang tua informan 4 39 tahun SD mendapat pendidikan tinggi sangatlah susah,
Orang tua informan 5 - tahun SD didukung dengan faktor ekonomi dan orang
tua serta letak sekolah yang jauh di daerah
Berikut pernyataan yang diungkapkan pedesaan.
oleh orang tua informan 2 sebagai berikut :
Kontribusi Pengetahuan terhadap sikap
“Zaman dulu sekolah mahan nduk, pernah pernikahan usia dini
sekolah SD tapi kelas 3 berhenti, bantu Pengetahuan seseorang erat kaitannya
orang tua di rumah” (Orang tua Informan 2, dengan pendidikan yang dimiliki orang
85 tahun) tersebut. Informan perempuan maupun
orang tua yang melakukan pernikahan usia
Berbeda dengan orang tua informan dini, mayoritas memiliki pendidikan SMP.
5 yang tidak mengetahui pasti usia saat Pengetahuan informan tentang peraturan
ini. Orang tua informan 5 mengaku bahwa pernikahan usia dini baik pengertian
memang tidak tahu sejak kecil tahun berdasarkan Undang-Undang, serta batasan
kelahirannya secara pasti. Berikut kutipan umur, semua menjawab tidak tahu tentang
pernyataan orang tua informan 5: adanya Undang-Undang yang mengatur
pernikahan usia dini. Keseluruhan informan
“Saya tidak tahu nduk berapa umur saya juga masih banyak yang tidak mengerti
sekarang, di KTP umur hanya dikira-kira, batasan umur saat diperbolehkan menikah,
zaman dulu orang tua kan tidak mengerti baik pada laki-laki maupun perempuan.
hal seperti ini, jadi dari dulu orang tua saya Berdasarkan hasil wawancara
memang tidak memberi tahu secara jelas mendalam dengan informan 1 beserta
saya lahir di tahun berapa. Kalau nduk orang tuanya, jawaban dari informan 1
254 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 249–262
hanya mengira-ngira batasan umur yang dilakukan oleh perempuan yang menikah di
baik untuk menikah tanpa menyebutkan bawah usia 18 tahun.
secara rinci umur yang baik untuk laki-laki Akses ke daerah pedesaan juga
ataupun perempuan. Jawaban dari orang tua membuat perempuan menjadi kurang update
informan 1 ketika ditanya tentang batasan terhadap informasi ataupun berita yang
usia menikah pertama, orang tua informan sedang banyak dibahas di Indonesia maupun
menjawab dengan rincian umur yang baik dunia. Pada informan kunci, hanya terdapat
dan diperbolehkan menikah bagi laki- 2 informan yang memiliki telepon seluler,
laki maupun perempuan. Berikut kutipan namun telepon seluler yang dimiliki tidak
percakapan informan 1 dan orang tua dapat terhubung dengan internet. Sedangkan
informan 1 ketika ditanya tentang batasan orang tua dari informan semuanya mengaku
umur menikah menurut Undang-Undang tidak memiliki telepon seluler. Media
yang didapat ketika melakukan wawancara elektronik seperti televisi telah tersedia di
mendalam : rumah masing-masing, namun tontonan yang
paling diminati oleh masyarakat pedesaan
“Kalau umur yang baik saya kurang tahu di daerah Kecamatan Wonosari bukanlah
dek, waktu itu saya masih 15 tahun, itu ga berita, namun tayangan sinetron.
diizinkan menikah, ya mungkin sekitar segitu Pengalaman dari orang di sekitar atau
ya dek” (Informan 1, 24 tahun) lingkungan tentang pernikahan usia dini
yang menyebutkan bahwa dari 5 informan
“Tahu ndok, kalau cewek umur 17 tahun, kunci, 2 menjawab melakukan pernikahan
kalau cowok umur 20 tahun.” (Orang tua usia dini karena alasan pengalaman yang
Informan 1, 71 tahun) didapat dari orang tua dan keluarga. Pada
informan kunci yang lain menjawab bahwa
Jawaban di atas menggambarkan karena adanya rasa cinta terhadap calon
bahwa pengetahuan perempuan yang suami, dan 1 informan menjawab karena
melakukan pernikahan usia dini terhadap adanya paksaan dari orang tua sehingga
pengetahuan terkait batasan usia menikah ia mau melakukan pernikahan di usia dini
pertama jelas dapat tergambarkan bahwa walaupun hal tersebut tidak sesuai dengan
perempuan tersebut kurang mengetahui hal kemauannya. Pengalaman yang dirasakan
tersebut. Sedangkan pada orang tua informan oleh orang tua memiliki peranan besar
1 pengetahuan tentang batasan usia dapat sehingga membuat orang tua berani memilih
tergolong baik walaupun jawabannya masih sikap menikahkan anaknya pada usia yang
kurang tepat apabila dibandingkan dengan masih sangat dini.
batasan usia menikah pertama yang ada pada Dampak yang dirasakan setelah
Undang-Undang. perempuan melakukan pernikahan usia dini
Pengetahuan dalam penelitian ini juga antara lain adalah adanya sikap tertekan
berpengaruh terhadap lingkungan di sekitar. yang dirasakan oleh perempuan setelah
Rendahnya pengetahuan di lingkungan menikah, terdapat pemikiran-pemikiran yang
masyarakat Kecamatan Wonosari terhadap memaksakan perempuan yang melakukan
pernikahan usia dini menyebabkan pernikahan usia dini menjadi lebih dewasa
fenomena ataupun perilaku menikah usia sebelum waktunya, emosi yang masih tidak
dini yang dilakukan di daerah pedesaan stabil, komunikasi dengan lingkungan yang
tidak menjadi suatu permasalahan. Informan terbatas, serta pada masalah kesehatan yang
kunci berpendapat bahwa lingkungan pada dirasakan yaitu terdapat 3 informan yang
tempat tinggal mereka terhadap pernikahan telah memiliki anak, berdasarkan hasil
usia dini. Semua informan menjawab bahwa wawancara didapatkan masalah normal
tidak ada masalah dengan pernikahan yang yang sering dialami pada ibu hamil seperti
Intan Arimurti dan Ira Nurmala, Analisis Pengetahuan Perempuan… 255
bengkaknya kaki pada saat kehamilan, rasa memiliki pemikiran yang matang dalam
mual yang sering muncul, serta mudah membuat dan menentukan suatu keputusan
lelah. Pengetahuan rendah yang dimiliki dalam menghadapi dan memecahkan suatu
oleh informan tidak menjadikan informan permasalahan.
menutup telinga akan program yang diadakan Dalam menentukan suatu keputusan
oleh pemerintah. yang akan diambil baik atau buruk,
individu seharusnya memiliki pengetahuan
PEMBAHASAN yang berhubungan dengan pendidikan
Karakteristik Informan individu itu sendiri. Pendidikan yang
Pada penelitian ini informan yang dimiliki oleh perempuan yang melakukan
melakukan pernikahan usia dini masih pernikahan usia dini di Kecamatan
tergolong sangat muda, karena melakukan Wonosari Kabupaten Bondowoso tergolong
pernikahan pertama pada usia 14 sampai 17 rendah. Pada 5 informan yang melakukan
tahun. Informan juga memiliki pendidikan pernikahan usia dini, tidak ada satu pun
yang dapat digolongkan pendidikan yang yang melanjutkan sekolah ke jenjang yang
tidak mengikuti program pemerintah yaitu lebih tinggi. Berdasarkan hasil wawancara
wajib belajar 9 tahun. Hal ini dibuktikan dengan informan terdapat 3 informan yang
dengan pendidikan terakhir informan adalah pernah melanjutkan sekolah ke jenjang yang
SD dan SMP, terdapat informan yang pernah lebih tinggi namun perempuan tersebut
melanjutkan SMP namun berhenti atau putus lebih memilih untuk berhenti dan tidak
di tengah jalan yang diakibatkan karena melanjutkan sampai selesai atau lulus.
melakukan pernikahan usia dini sehingga Berdasarkan keterangan informan,
mereka tidak dapat melanjutkan sekolah. alasan informan tidak melanjutkan
Karakteristik pada informan juga tidak pendidikannya atau sekolah dikarenakan
jauh beda dengan karakteristik informan adanya paksaan, maupun desakan orang
kunci, dengan riwayat pernikahan juga tua untuk segera menikah. Kemudian
melakukan pernikahan usia dini. Pendidikan alasan ekonomi juga menjadikan informan
yang ditempuh oleh orang tua dari informan untuk tidak melanjutkan sekolah dan lebih
kunci juga SD dan SMP bahkan terdapat memilih untuk menikah. Kemauan dari
datu orang tua yaitu orang tua informan 2 diri sendiri yang rendah untuk sekolah juga
yang tidak melanjutkan sekolah pada tingkat menjadikan alasan untuk perempuan mau
SD sehingga tidak ada pendidikan terakhir segera dinikahkan.
yang ditempuh. Pengetahuan yang dimiliki dapat
berpengaruh terhadap rendahnya pendidikan
Kontribusi Pendidikan terhadap yang juga dimiliki oleh perempuan dan orang
Pengetahuan tua yang melakukan pernikahan usia dini.
Pernikahan usia dini bagi individu Perempuan yang melakukan pernikahan usia
yang ingin melakukannya haruslah memiliki dini cenderung memiliki status pendidikan
kesiapan baik secara fisik, psikologi, mental yang rendah, baik dalam keluarga maupun
dan sosial. Selain itu individu juga harus lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini
memiliki kesiapan secara emosi dalam berpengaruh terhadap kejadian pernikahan
menyikapi setiap tanggapan masyarakat baik usia dini yang dilakukan oleh perempuan di
itu negatif maupun positif. Kesiapan dalam Kecamatan Wonosari. Hal ini sejalan dengan
menghadapi setiap permasalahan yang akan penelitian yang dilakukan oleh Sriharyati
ada dan timbul pada saat berumah tangga yang menyatakan bahwa Rendahnya tingkat
dari permasalahan kecil sampai dengan pendidikan maupun pengetahuan anak,
permasalahan yang besar. Pernikahan usia orang tua dan masyarakat, menyebabkan
dini bagi individu yang melakukannya harus adanya kecenderungan menikahkan anak
256 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 249–262
perekonomian informan tergolong rendah. pernah melakukan pernikahan usia dini. Pada
Telepon seluler yang dimiliki informan tidak penelitian ini informan kunci yakin bahwa
dapat terhubung dengan internet, sehingga pengalaman yang didapat dari melihat dan
untuk mendapatkan informasi tentang mendengarkan cerita dari orang tua, keluarga
pernikahan usia dini informan sulit untuk yang juga melakukan pernikahan usia dini
mendapatkannya. memiliki dampak yang baik terhadap masa
Hal ini juga menyebabkan salah satu depan mereka ketika mereka memilih untuk
pengetahuan yang dimiliki oleh informan melakukan pernikahan usia dini.
menjadi terbatas bahkan rendah. Apabila Berdasarkan hasil wawancara
pengetahuan yang dimiliki rendah maka mendalam dari lima informan kunci
perilaku pernikahan usia dini juga akan terdapat dua informan yang mengaku
masih ada di daerah pedesaan khususnya di melakukan pernikahan usia dini karena
Kecamatan Wonosari. melihat pengalaman dari teman dan keluarga
Menurut Naibaho (2014) menyebutkan yang telah melakukan pernikahan usia
pada masa modern ini media sangat mudah dini. Informan berpendapat bahwa setelah
untuk dijumpai baik media cetak, elektronik menikah, teman maupun keluarganya
dan lainnya. Media cetak maupun elektronik menjadi lebih bahagia dan tentram dalam
adalah media yang paling banyak digunakan menjalani kehidupan. Hal ini menjadikan
oleh masyarakat di daerah pedesaan maupun informan mau untuk segera menikah oleh
perkotaan. Media massa sering digunakan orang tua.
sebagai alat penyampaian pesan atau Berbeda dengan dua informan lain
informasi dua arah, baik dari media massa yang berpendapat bahwa pernikahan usia
kepada masyarakat, ataupun masyarakat dini dilakukan berdasarkan atas kemauan
dengan masyarakat itu sendiri. Namun hal ini orang tua. Pengalaman yang dialami orang
berbeda dengan penelitian yang dilakukan tua tentang pernikahan usia dini membuat
di Kecamatan Wonosari, di daerah tersebut dua informan ini diarahkan oleh orang tua
walaupun zaman sudah semakin maju tidak untuk segera menikah. Ada satu informan
menjadikan masyarakat mengikuti kemajuan yang berpendapat bahwa tidak semua
teknologi, hal ini dibuktikan dengan pengalaman yang didapatkan mendapatkan
banyaknya informan yang belum memiliki hal yang baik. Ada pula pengalaman maupun
telepon seluler. cerita buruk yang didapatkan. Informan 2,
Penelitian ini sejalan dengan TPB berpendapat bahwa pengalaman tentang
yang menyebutkan bahwa media masa juga pernikahan usia dini baik pada orang tua,
memiliki pengaruh terhadap pengetahuan keluarga, maupun lingkungan disekitarnya
atau informasi yang akan didapatkan. Hal tidak membuat informan ini memiliki
ini berhubungan dengan pengambilan atau pemikiran yang sama tentang pernikahan
penentuan sikap, norma subjektif serta usia dini. Ia berpendapat bahwa pernikahan
kontrol perilaku dari individu maupun orang usia dini merupakan suatu penyesalan, hal
tua terhadap perilaku pernikahan usia dini ini dikarenakan setelah menikah kehidupan
(Ajzen, 2005). yang didapat tidak seindah cerita ataupun
apa yang ia lihat pada orang lain.
Kontribusi Pengalaman atau riwayat Penelitian ini sejalan dengan TPB,
terhadap Pengetahuan bahwa pengalaman atau riwayat dari orang
Pengetahuan dalam pernikahan usia di sekitar atau lingkungan pada informan
dini pada perempuan juga didapat dari kunci dapat memengaruhi informan dalam
adanya pengalaman baik pada riwayat orang menentukan perilaku yang akan diambil oleh
tua, keluarga maupun lingkungan yang individu tersebut (Ajzen, 2005).
258 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 249–262
Kontribusi Pengetahuan terhadap tidak dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI)
Kesehatan dikarenakan tidak terdapat ASI yang dapat
Dampak bagi kesehatan yang dapat diproduksi. Berdasarkan hasil wawancara
dirasakan pada perempuan yang melakukan dengan informan dampak biologis yang
pernikahan usia dini yang dilakukan dirasakan pada informan yang sudah
di Kecamatan Wonosari Kabupaten memiliki anak yaitu gejala-gejala normal
Bondowoso. Berdasarkan lima informan yang biasa atau sering dirasakan oleh ibu
yang diwawancarai oleh peneliti terdapat hamil pada umumnya seperti kaki bengkak
tiga informan telah memiliki anak dan dua pada saat kehamilan, tidak memilki nafsu
informan belum memiliki anak. Hal ini makan, mudah mual dan lainnya.
dikarenakan terdapat informan yang memilih Dampak biologis ini juga tidak hanya
untuk menunda memiliki anak dengan alasan dirasakan oleh informan kunci namun anak
tahu dampak yang akan dirasakan bagi yang dilahirkannya juga dapat merasakan
kesehatannya serta adanya nasihat dari orang dampaknya. Berdasarkan hasil dari
tua untuk menunda memiliki anak sebelum wawancara yang dilakukan oleh peneliti
berusia 20 tahun. Dampak Kesehatan yang terdapat anak dari salah satu informan
dimaksud adalah sebagai berikut : yang mengalami gangguan pada anggota
Dampak Kesehatan secara fisik yang badannya yaitu tidak dapat berbicara karena
dirasakan yaitu dewasa sebelum waktunya. anak tersebut tidak dapat mendengar, dengan
Adanya tanggung jawab dan kewajiban umur yang sudah 6 tahun hal ini membuat
menjadi seorang istri membuat informan informan menjadi khawatir. Berdasarkan
yang menikah pada usia 14 sampai 17 tahun keterangan dari informan, menurut tenaga
tidak dapat menolak kemauan suami untuk medis terdapat gangguan pada sistem
berhubungan seksual. Hal ini dirasakan oleh pendengarannya, sehingga membutuhkan alat
salah satu informan yang harus mengurus untuk membantu anak tersebut mendengar
suami dan belajar memasak. Pada umur yang dan berbicara.
masih muda, yaitu 14 tahun seharusnya anak Dampak biologis yang berbeda dialami
masih dapat bermain dan belajar bersama oleh anak dari salah satu informan yang lain.
teman-temannya. Berdasarkan keterangan yang dijelaskan oleh
Berdasarkan penelitian yang informan, anaknya mengalami keterlambatan
dilakukan Kusmiran (2011) dampak fisik untuk berpikir dan berkomunikasi dengan
dari pernikahan usia dini bagi kesehatan orang, daya tangkap yang dimiliki oleh
perempuan yaitu adanya kanker mulut anaknya sangatlah lama, sehingga dalam
rahim, perempuan yang hamil pertama kali berkomunikasi sedikit lama.
kurang dari 17 tahun memiliki kemungkinan Dampak psikologi yaitu mudah terjadi
2 kali lipat lebih besar untuk terkena kanker perceraian dan pertengkaran pada rumah
serviks di usia tuanya dari pada perempuan tangga, hal ini di akui oleh lima informan
yang menunda kehamilannya hingga usia kunci pada saat awal pernikahan sering
25 tahun atau lebih tua. Kejadian kanker terjadi pertengkaran yang membawa dampak
serviks lebih tinggi terjadi pada perempuan baik dan buruk. Dampak baik yang dirasakan
yang menikah daripada yang tidak menikah yaitu dari adanya perselisihan semakin
terutama pada gadis yang koitus pertama membuat informan dan suami semakin
(coitarche) dialami pada usia amat muda dewasa dalam menghadapi permasalahan,
kurang dari 16 tahun. apabila bisa menghadapi masalah tersebut.
Dampak Biologis yang dirasakan Namun apabila informan dan suami tidak
oleh informan kunci yaitu pada informan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut
yang memiliki anak di usia masih muda, hal ini menjadikan rumah tangga dapat
ketika melahirkan seorang anak, informan berujung pada perceraian.
Intan Arimurti dan Ira Nurmala, Analisis Pengetahuan Perempuan… 259