TEKNIK ELEKTRO
UNISMA
2014
Sistem Distribusi
1. Pendahuluan
Dalam sistem tenaga listrik, sistem distribusi merupakan salah satu bagian komponen
yang membentuknya. Secara keseluruhan sistem tenaga listrik dapat digambarkan seperti gambar
1 dibawah.
a.Jaringan radial.
Sistem distribusi radial adalah bentuk sistem distribusi yang paling sederhana dan murah
dibanding sistem yang lain. Dengan kelebihan semacam ini sistem radial juga mempunyai
kelemahan, yaitu keandalanya rendah. Sehingga sistem cocok digunakan pada beban-beban yang
150 KV
PMT 150 KV
TRAFO DAYA
PMT 20 KV
20 KV
PMT 20 KV
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
TRAFO DIST
Dalam sistem loop, bentuk distribusi dikelompokkan menjadi beberapa jenis antara lain :
2.Sistem Loop/Ring.
3.Sistem Cluster.
4.Sistem Flower.
Sistem-sistem diatas secara diagram garis tunggal diganbarkan seperti rangkaian dibawah
150 KV
PMT 150 KV
TRAFO DAYA
PMT 20 KV
20 KV
PMT 20 KV PMT 20 KV
TRAFO DIST
SSO TREEBRANCH
SSO TREEBRANCH
TRAFO DIST
SSO TREEBRANCH
SSO TREEBRANCH
a b
tingkat kontinyuitas atau keandalan tinggi, seperti daerah industri, rumah sakit, pusat
Dilihat dari gambar diatas karena beban mendapat pasok lebih dari satu sumber/penyulang
maka jika terjadi gangguan pada salah satu penyulang maka beban masih mendapat pasok daya
Bentuk sistem distribusi lainya adalah sistem cluster dan sistem flower sebagaimana
digambarkan dibawah.
150 KV 150 KV
PMT 150 KV PMT 150 KV
PMT 20 KV PMT 20 KV
20 KV 20 KV
PMT 20 KV PMT 20 KV
EXPR ESS F EED ER
K A B EL C A D A N G A N
SKB (BUKA)
SKB (BUKA)
Spindel Cluster
Dalam pembahasan masalah komponen sistem distribusi, maka terlebih dahulu perlu
diberikan tentang definisi sistem. Yaitu sistem adalah bekerjanya beberapa komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan adanya batasan arti sistem ini
maka dapat diketahui arti penting setiap komponen dalam suatu kesatuan sistem.
b.Transformator (distribusi).
c.Peralatan pengaman.
Saluran pada sistem distribusi diawali dari sisi sekunder trafo daya pada gardu induk dan
diakhiri pada sisi primer trafo distribusi. Dimensi dari saluran ini tergantung dari kapasitas
beban yang mampu ditanggungnya dan rugi tegangan maksimum yang diijinkan. Saluran ini
dapat berupa saluran udara atau kabel dengan jumlah tiga buah saluran untuk setiap rangkaian
atau circuit. Material dari konduktor umumnya adalah tembaga atau aluminium. Mingingat
bahwa daya yang harus disalurkan sampai dengan orde MVA maka sistem tegangan yang
dipakai berorde kilo volt atau KV. Sedang konstruksi dari konduktor itu sendiri sesuai dengan
besar dayanya berbentuk kawat kecil yang dipilin hingga mencapai luas penampang sesuai
kapasitas daya yang mampu ditanggumgnya. Contoh konstruksi konduktor seperti pada gambar
berikut.
Gambar 5 : Konstruksi konduktor.
Sumber : Electric Power Distribution Handbook,
T.A.Short, 2004.
rendah dan sebagai sumber pasokan daya bagi beban. Trafo ini dapat berupa trafo tiang atau trafo
permukaan (tanah). Konstruksi trafo ini dapat berbentuk satu trafo tunggal 3 phasa ( 1 x 3 phasa )
atau tiga buah trafo satu phasa yang disatukan menjadi tiga phasa ( 3 x 1 phasa ).
Berdasarkan tipenya, terdapat dua jenis trafo distribusi yaitu trafo konvensional dan trafo
CSP.
trafo lain dalam model pembebananya. Keistimewaan trafo ini adalah mampu menanggung
beban hingga 150% selama kurang lebih 4 jam. Kapasitas trafo CSP terbesar yang ada adalah 3
X 50 kVA. Jadi untuk pelayanan beban puncak sebesar 200 kVA selama 4 jam dapat dipenuhi
oleh trafo jenis ini dengan kapasitas 150 kVA. Hal ini dapat memberikan tingkat penghematan
lagi. Menerapkan trafo ini terdapat persaratan tertentu menyangkut situasi beban. Susunan atau
kelompok beban harus sedemikian rupa dimana radius pelayanan trafo ini sangat pendek. Jadi
1.Mengamankan komponen lain yaitu konduktor maupun beban terhadap kondisi abnormal
3.Memperkecil rugi kWh yang tak tersalurkan akibat adanya gangguan (bila sifat gangguan
adalah temporer ).
Dengan adanya peralatan pemgaman ini maka kerugian yang dapat ditimbulkan oleh salah
Beberapa jenis peralatan pengaman yang lazim dipergunakan pada sistem distribusi adalah
-Cut-out fuse
-Seksionaliser
Peralatan-peralatan tsb. dapat bekerja akibat adanya arus lebih, tegangan naik atau turun
melebihi toleransi baik dari sisi besaran/magnitude maupun waktu. Dan pengendali kerja
peralatan tsb. adalah relai-relai sesuai dengan jenis gangguan yang diamankan.
3. Aliran Daya
Dalam sistem distribusi, besar aliran daya berhubungan dengan komponen-komponen daya
terutama tegangan dan impedansi saluran. Sedang arah aliran daya disamping berhubungan
dengan kedua komponen diatas juga berkaitan dengan model atau jenis rangkaian sistem.
Aliran daya dalam sistem distribusi umumnya berhubungan dengan kepentingan kapabilitas
sistem distribusi terutama erat hubunganya dengan kondisi pembebanan dan konfigurasi
Selain itu dengan aliran daya ini akan dapat pula diketahui rugi-rugi daya yang timbul
pada saluran.
4. Rugi-Rugi Daya.
Jika arus maksimum atau aliran daya nyata dan daya reaktif telah ditentukan, rugi daya
aktif dan reaktif seri pada rangkaian 3 phasa, Pl dan Ql dapat dihitung dengan formula sbb. :
Pl = 3 . I2. Rl (1)
Dimana Rl dan Xl adalah resistansi dan reaktansi seri seperti ditunjukkan gambar.7.
Rs Xs
½. ( R + Xp ) ½.( R + Xp)
Dari gambar diatas impedansi shunt ditunjukkan dengan (Rp + jXp) dan rugi-rugi shunt dapat
dihitung dengan :
(V/√3)
Ip = —―—―—— (5)
√(Rp2 + Xp2)
dimana G dan B adalah susceptance capacitance dan leakage conductance jika saluran
menggunakan kabel.
Rugi-rugi resistif shunt Pp untuk saluran biasanya sangat kecil sedang rugu-rugi reakif Qp
adalah negative, dan pada umumnya kapasitansi shunt memberikan daya reaktif ke sistem.
5. Rugi-rugi Tegangan
Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada sistem distribusi dalam hubunganya dengan
beban adalah tingkat tegangan pada titik sambung beban. Tingkat tegangan pada titik ini
merupakan tegangan yang dipakai oleh beban. Adanya impedasi saluran, tegangan pada titik
sambung beban akan mengalami penurunan. Magnitudo Prosentase penurunan tegangan ini
mengindikasikan kualitas dari sistem distribusi dan dikatakan sebagai rugi-rugi tegangan.
Rugi tegangan pada suatu seksi saluran distribusi yang mempunyai impedansi Z dan
Vd = I.Z (8)
Dalam sistem distribusi Vd secara aritmatik merupakan perbedaan antara tegangan sisi
kirim dan sisi terima. Secara sederhana hal ini dapat ditunjukan dengan rangkaian equivalent
berikut dimana rangkaian mempunyai resistansi R, reaktansi X, tegangan sisi terimn Vr dan
tegangan sisi kirim Vs. Arus yang mengalir sebesar I dan tertinggal sebesar sudut Ø terhadap Vr.
VS I R + JX VR
ZL
I.JX I.R
VS
Ө VR
beberapa derajad. Pada kebanyakan kasus dalam praktek biasanya Ø ≈ ØI sehingga hubunganya
= Ip.R + Iq.X Vd
faktor seperti resistan,reaktan dan faktor daya diketahui dan beban diasumsikan terdistribusi
secara homogeny sepanjang saluran. Dlam sistem phasa tunggal atau ganda / double rugi
tegangan lebih besar daripada sisten 3 phasa simetri untuk ukuran konduktor yang sama
6. Beban
Sebagai alat bantu dalam analisa dan perhitungan beban dapat diklasifikasikan kedalam
beberapa kategori yang biasanya dinyatakan dalam padat daya, yaitu VA per satuan luas.
Dibawah ini diberikan tabel ikhtisar dari klasifikasi tsb. dimana untuk wilayah Indonesia
kVA/km2
Perumahan
2.Perkotaan,pinggir kota :
3.Pedesaan 0,1 – 10
Komersial
3.Sekolah 1 – 100
Industri
-Demand faktor
merupakan cara mudah untuk menyatakan hubungan antara beban tersambung dan permintaan.
-Faktor beban
Menyatakan rasio antara beban rata-rata selama jangka waktu tertentu terhadap permintaan
maksimum atau beban puncak selama jangka waktu periode itu. Hal ini merupakan suatu cara
Faktor Diversitas
Faktor Koinsiden
Faktor ini merupakan rasio antara permintaan koinsidensi maksimum suatu kelompok
Faktor Utilisasi
Faktor Utilisasi merupakan rasio antara permintaan maksimum suatu sistem terhadap
Baik permintaan maksimum maupun kapasitas nominal dinyatakan dalam satuan yang
sama. Faktor ini menyatakan tingkat pembebanan sistem selama beban puncak dibandingkan
dengan kemampuanya. Kapasitas nominal suatu sistem biasanya ditentukan oleh kapasitas
termalnya, akan tetapi dapat juga ditentukan oleh pembatasan penurunan tegangan. Yang terkecil
Faktor Daya
Merupakan rasio antara daya (dalam watt) terhadap produk tegangan dan arus (dalam VA)
yang berbeda fase disebabkan reaktansi rangkaian, termasuk alat yang merupakan beban. Karena
fasilitas sistemperlu dirancang untuk dapat menyalurkan arus listrik dan memikul rugi-rugi yang
berbanding pangkat dua dari arus, serta pula untuk turun tegangan yang kira-kira berbanding
lurus dengan arus, maka perlu bahwa nilai-nilai arus diketahui. Semua fasilitas sistem, berupa
transformator, saluran, pengaman, penghubung dan sebagainya, semua didasarkan pada nilai-
Selanjutnya selain faktor-faktor diatas terdapat hubungan lain yang juga perlu
dipertimbangkan dalam melakukan setiap analisa yaitu tentang karakteristik beban. Berikut ini
Beban/peralatan pengguna energy listrik secara gari besar dapat dikelompokan menjadi
Baban penerangan merupakan peralatan yang mengubah energy listrik menjadi cahaya /
-Lampu pijar
Lampu-lampu diatas dalam hubunganya dengan daya mempunyai sifat yang berbeda.
Daya pada lampu pijar mempunyai satuan watt, mengartikan bahwa kuat cahaya yang
dihasilkan setara dengan daya dalam satuan tsb. sedang input daya yang diperlukan mempunyai
satuan VA. Dalam lampu pijar kuat cahaya yang dihasilkan / watt yang dihasilkan besarnya sama
Pada lampu pelepas gas, seperti lampu mercury, lampu TL (tube lamp) atau lampu neon adalah
lampu yang berisi gas mercury maupun gas neon sebagai media penghasil sinar. Lampu jenis ini
memerlukan inductor dalam proses konversi dari energy listrik menjadi sinar. Karena itu daya
setara yang dihasilkan tidak sama dengan daya input yang diperlukan. Akibat inductor ini
magnitude VA input lebih besar dari magnitude watt output serta terjadi pergeseran phasa antara
Sedang pada lampu PL, dengan daya yang sama dengan kedua lampu diatas jumlah cahaya
/ lumen yang dihasilkan jauh lebih banyak sehingga cahaya yang dihasilkan lebih terang. Dengan
kelebihan ini terdapat kekurangan pada lampu PL yaitu menyebabkan timbulnya cacat sinusoida
pada bentuk gelombang tegangan input. Dan cacat ini dapat berpengaruh pada beban lain pada
melting (peleburan besi / baja). Peralatan seperti ini mempunyai daya yang jauh lebih besar
dibanding daya pada penerangan. Sehingga perlu memperhitungkan rugi-rugi daya dan pola
operasi peralatan tsb. mengingat bahwa peralatan seperti ini mempunyai daya starting yang
sangat besar. Dengan adanya kondisi starting ini maka magnitude tegangan dapat berfluktuasi
maupun berkedip. Hal ini perlu dijaga batas-batas toleransinya karena kondisi ini besar
pengaruhnya terhadap unjuk kerja peralatan lain. Terlebih lagi jika beban-beban ini berphasa
tunggal maka dapat berpengaruh terhadap keseimbangan phasa pemasok / feeder. Dibawah ini
8. Keandalan.
• Konfigurasi jaringan
• Tegangan sistem
U=r (13)
Selain itu terdapat beberapa faktor indek keandalan yang mana adalah :
• Merupakan suatu indikator keandalan yang dinyatakan dalam suatu besaran probabilitas
• Dipakai untuk mengetahui tingkat keandalan suatu sistem yang akan dievaluasi.
Adalah merupakan :
n
f s Ci X i i pemutusan beban
i 1 (14)
tahun
Menurut SPLN 59, 1985, lama pemutusan beban rata-rata pada sistem radial adalah :
n m jam
U s X i i Ci tij
i 1 j 1 tahun (15)
• jumlah rata-rata gangguan yang terjadi per pelanggan yang dilayani oleh sistem per
• ditentukan dengan membagi jumlah semua gangguan pelanggan dalam satu tahun dengan
fN i i
pemutusan pelanggan tahun
N i
(17)
Merupakan laju pemutusan beban komponen I, jumlah seluruh pelanggan pada titik beban i .
• nilai rata-rata dari lamanya gangguan untuk setiap konsumen selama satu tahun
• ditentukan dengan selama periode waktu yang telah ditentukan dengan jumlah
Jumlah
Lamanya
Gangguan
PadaPelanggan
Jumlah
Seluruh
Pelanggan
U Ni i
jam pelanggan tahun
N i
(18)
Merupakan lama pemutusan beban komponen I, jumlah seluruh pelanggan pada titik beban i .
U Ni i
fN i i
jam pelanggan pemutusan
(19)
Merupakan :
Laju pemutusan beban komponen I, lama pemutusan beban komponen i jumlah seluruh
ASAI
N x8760 U N
i i i
N x8760 i
(20)
ASUI = 1 – ASAI =
U N i i
N x 8760i (21)
Merupakan : Laju pemutusan beban komponen I, lama pemutusan beban komponen i jumlah
L Ui
a (i ) MWh tahun
(22)