Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KORUPSI TANPA BATASAN

Disusun oleh:

Kelompok 6 : Gusmalia (18029036)

Rosa Pebrina Wendry (18029045)

Aprilia Agnesa (18029033)

Indah Nugrah (1802

Rahmat Riadi (180290

Prodi : Pendidikan Matematika

Dosen Pengajar : Tysa Sufia Rahmi,M.Pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongan Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Tidak lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan dari dosen untuk mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan bila terdapat
kekurangan dalam pembuatan makalah ini Penulis mohon maaf, karena Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk yang akan datang.

Padang, 28 Januari 2019


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang direncanakan
mencakup semua aspek kehidupan masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan
terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang
terlibat sejak dari perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya.Indonesia merupakan salah satu negara
terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber daya alamnya. Tetapi ironisnya,
negaratercinta ini dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah
negara yang kaya malahan termasuk negara yang miskin.Mengapa demikian? Salah satu
penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan hanya
dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas moral dan
kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari aparat penyelenggara
negara menyebabkan terjadinya korupsi.Korupsi di Indonesia dewasa ini sudah merupakan
patologi social (penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan
kerugian materiil keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi
adalah terjadinya perampasan dan pengurasankeuangan negara yang dilakukan secara kolektif
oleh kalangan anggotalegislatif dengan dalih studi banding, THR, uang pesangon dan
lainsebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan dan pengurasan keuangan negara
demikian terjadi hampir di seluruh wilayah tanah air. Hal itumerupakan cerminan rendahnya
moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung.
Persoalannya adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju,
adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,atau paling tidak
mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendahmaka jangan harap Negara ini akan
mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk menjadi sebuah negara yang
maju. Karenakorupsi membawa dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke
jurang kehancuran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A.Pengertian Korupsi Secara Teoritis

Kata Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah
tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk
keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah
perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan
perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat
disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas
dengan berbagai macam modus.
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari struktrur
bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang
sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan
negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi
keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan
wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata)
untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki
oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau
keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang
pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang
bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si
pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga
termasuk dalam korupsi. Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak
ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau
partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga
dapat dianggap sebagai korupsi.
BAB III

PEMBAHASAN

A.Kasus Korupsi Yang Ada di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kasus korupsi yang banyak. Hampir tiap
tahun media media selalu mengabarkan kasus korupsi di Indonesia yang seakan tidak ada
hentinya.

Kasus korupsi tentu akan merugikan keuangan negara, bukan hanya jutaan tapi sudah mencapai
miliaran atau bahkan trilliunan.
Sejumlah kasus korupsi atau kasus suap di Indonesia menjadi tontonan menarik di media massa.
Mulai dari penetapan awal, proses persidangan hingga vonis hakim, kesemuanya bisa menjadi
berita dan headline yang menarik perhatian, baik di koran, TV atau berita di internet.

Sejumlah nama nama koruptor pun secara tidak langsung menjadi terkenal, sebut saja seperti
Gayus Tambunan, Anas Urbaningrum, Angelina Sondakh, Muhammad Nazaruddin hingga Setya
Novanto. Mereka pun seakan menjadi selebritis yang selalu disorot selama masa persidangan.

Seperti kasus korupsi yang sedang marak maraknya sekarang ini adalah maraknya korupsi di
sektor Sumber Daya Alam, menurut Loede M Syarief selaku Wakil Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan bahwa banyak pejabat di Indonesia yang sengaja
menjual murah SDA. Para pejabat menjual murah sumber daya alam untuk kepentingan
pribadinya. Sayangnya, kata Syarief, baru sedikit pejabat nakal tersebut yang ditangkap dan
terbukti melakukan korupsi.

Selain kasus korupsi di sektor SDA, Kasus dugaan korupsi berjamaah terjadi di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).Baru-baru penyidik Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menyita deposito bernilai Rp 1 miliar dari rumah seorang tersangka kasus suap
proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kementerian PUPR Tahun
Anggaran 2017-2018.

Masih banyak lagi kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, kasus tersebut ada yang
ditindaklanjuti tetapi ada pula bahkan lebih banyak diabaikan oleh oknum oknum tertentu.
B.Keterkaitan Masalah Korupsi dengan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegraan

Dari sisi karakteristik, PKn berisi pengetahuan, keterampilan, dan karakter


kewarganegaraan sementara PAK membina karakter warga negara melalui penanaman nilai
kejujuran sebagai ruh sikap dan perilaku antikorupsi. Dari sisi sasaran, PKn mengarah pada
terbentuknya manusia yang cerdas, terampil, kreatif, menaati peraturan yang berlaku,
berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, berpikir kritis, inovatif, dan mampu memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab sementara PAK mendorong sikap antikorupsi. Orang yang korupsi berarti melanggar
hukum, melanggar HAM, melanggar kepentingan umum, dan tidak bertanggung jawab.
Dari sisi standar kelulusan, pada mata pelajaran PKn, salah satu indikatornya adalah
menampilkan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan
perilaku antikorupsi merupakan hal yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945
BAB IV

REFLEKSI
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tribunnews.com/nasional/2019/01/03/kasus-korupsi-proyek-air-minum-kementerian-
pupr-kpk-sita-deposito-rp-1-miliar-dari-rumah-tersangka.

https://news.okezone.com/read/2019/01/25/337/2009572/kpk-banyak-pejabat-jual-murah-
sumber-daya-alam-yang-ditangkap-baru-sedikit.

Anda mungkin juga menyukai