Anda di halaman 1dari 4

AUDIT MATERNAL PERINATAL

No Dokumen :

SOP No Revisi:

Tanggal terbit :

Halaman : PUSKESMAS
HAURPANGGUNG

PEMERINTAH
KABUPATEN GARUT Rohmahalia M.Noor, SKM, MKM
NIP. 19670101 198903 2 003

1. Pengertian Merupakan suatu kegiatan untuk menelusuri sebab kesakitan


dan kematian Ibu dan perinatal dengan maksud mencegah
kesakitan dan kematian dimasa akan datang
Umum
2. Tujuan
Meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal
Khusus
Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan
perinatal secara teratur dan berkesinambungan
Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak
yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
dalam pembahasan kasus
3. Kebijakan Kputusan Kepala Puskesmas Haurpanggung No. ....... .....
tentang .....
1. KEPMENKES RI no 284/Menkes/SK/VII/2006 tentang
4. Referensi
Pedoman Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
2. Pedoman Pelaksanaan Maternal, Perinatal, dan Neonatal
( AMP), KEMENKES RI, DIRJEN. BIKESMAS, Jakarta
2010

5. Prosedur a. Persiapan Bahan dan Alat :


Materi kasus kematian maternal perinatal, atk
b. Langkah – Langkah Prosedur :
1. Persiapan
a. Penelusuran kasus dan melengkapi data yang telah
dilaporkan puskesmas
b. Menentukan penyebab masalah kematian / kesakitan
 Faktor kondisi dan kesehatan bayi
 Faktor sosial dan lingkungan
 Faktor pelayanan kesehatan
 Pengisian format analisa penyebab kematian/
kesakitan
 Menentukan rencana tindak lanjut pemecahan
masalah
 Menentukan lokasi audit perinatal
 Menentukan jadual pelaksanaan audit perinatal
 Menentukan bentuk dan materi pengkayaan
 Menentukan narasumber
 Menyiapkan format yang akan dipakai
 Menyiapkan dan mengirimkan undangan

Output dari persiapan AMP adalah sebagai berikut:


1) Format otopsi verbal perinatal yng sudah lengkap terisi
2) Materi presentasi kasus
3) Format analisa penyebab kematian atau kesakitan ibu
dan perinatal (formay AMP 1) yang sudah diisi lengkap
4) Format analisa penyebab masalah dan upaya
pemecahan masalah (format AMP 2) yang sudah diisi
lenkap
5) Jenis AMP : medis atau sosial
6) Waktu dan tempat pelaksanaan AMP
7) Kerangkaacuan dan jadual pertemuan
8) Materi pengkayaan (sesuai dengan penyebab masalah
pada analisis kasus dengan format AMP 1)
9) Alat bantu pengkayaan
10)Presentan
11) Narasumber
12)Moderator
13)Peserta yang akan diundang
14)Fasilitator
15)Notulis dan buku notulen
16)Format evaluasi pelaksanaan AMP (format AMP3)
17)Daftar hadir
18)RTL dan rekomendasi AMP yang lalu
19)Undangan

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan audit perinatal hendaknya mengikuti hal-hal
berikut:
1) Peserta pertemuan sebaiknya untuk kabupaten / kota
dan provinsi paling banyak adalah 40 orang, paling
sedikit 30 orang, sedangkan di puskesmas antara 20
s/d 30 orang.
2) Tempat pertemuan sebaiknya tempat yang nyaman
dengan ventilasi dan penerangan yang sesuai
3) AVA dan alat bantu untuk penyajian dan pengkayaan
sudah dipersiapkan dengan rapih
4) Makalah dan materi sudah diperbanyak sesuai dengan
jumlah peserta yang hadir
5) Presentasi kasus sebaiknya oleh tim pengkakji ( tidak
langsung oleh tenaga kesehatan atau individu yang
terkena kasus) menyajikan kronologis kejadian secara
lengkap
6) Pelaksanaan diskusi
7) Pembahasan rencana tindak lanjut
8) Pengkayaan oleh narasumber
9) Pelaksanaan dan pengkayaan evaluasi
10)Lama pertemuan sebaiknya 3 – 4 jam

Output dari pelaksanaan AMP adalah :


1) Notulen pertemuan
2) Daftar hadir pertemuan
3) Format AMP1 yang terisi lengkap
4) Format AMP2 yang terisi lengkap
5) Format AMP 3 yang terisi lengkap

3. Pemantauan dan evaluasi AMP


1) Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara berjenjang dengan
tujuan menilai apakah kegiatan Rencana Tindak Lanjut
AMP dilaksanakan atau tidak dan apakah ditindaklanjuti
dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan
pengelolaan program KIA di wilayah kabupaten.
Kegiatan pemantauan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
 Kabupaten puskesmas
i. Pelaporan dari puskesmas diolah dan dianalisis untuk
digunakansebagai masukan dalam perencanaan
program KIA.
ii. Pertemuan konsultasi rutin di kabupaten
Dapat dipakai untuk saling bertukar informasi
mengenai hal- hal yang berkaitan dengan audit atau
upaya peningkatan kualitas pelayanan dan
pengelolaan program KIA, umpan balik tentang hasil
audit dan kasus yang dirujuk ke RS.
iii. Supervisi di puskesmas
Bila ada keterbatasan tenaga, dana dan sarana, maka
supervisi dilakukan secara acak, disesuaikan dengan
permasalahan atau peluang yang ada di puskesmas.
Supervisi ini bertujuan memberikan bimbingan teknis
dan menilai :
Pelaksanaan rujukan
 Administrasi, misalnya merujuk dengan memakai
formulir
 Teknis, yaitu persiapan terhadap pasien-pasien
untuk dirujuk dan tatalaksana kasus dilapangan
 Pelaksanaan proses, misalnya pelaksanaan otopsi
verbal

2) Evaluasi
PENCATATAN DAN PELAPORAN AMP
1. Pencatatan
a. Tingkat puskesmas
b. RS kabupaten
 Form MP (formulir Maternal dan Perinatal)
Formulir ini mencatat data dasar ibu
bersalin/nifas/perinatal yang masuk ke RS
 Form MA (Formulir Medical Audit)
Dipakai untuk menulis hasil/kesimpulan dari audit
maternal/perinatal. Yang mengisi formulir ini adalah
dokter yang bertugas di bagian kandungan atau
bagian anak

2. Pelaporan
Pelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang,
yaitu :
a. Laporan dari RS Kabupaten ke Dinkes
b. Laporan dari puskesmas ke dinas kesehatan
kabupaten
Dinas Kesehatan
6. Unit Terkait
RS Pemerintah/swasta
Setda
Puskesmas
Organisasi profesi
7. Dokumen Pedoman Audit Maternal Perinatal
Terkait

8. Diagram Alir

Anda mungkin juga menyukai