Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

A. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI


1. Definisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai
ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.

2. Faktor yang berhubungan


1. Patofisiologi
a. Berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori secara berkelanjutan terhadap:
Luka bakar, infeksi, ketergantungan pada zat-zat kimiawi, kanker, trauma.
b. Berhubungan dengan penurunan nafsu makan terhadap perubahan tingkat
kesadaran.
c. Berhubungan dengan enggan makan karena takut akan keracunan terhadap
perilaku paranoid.
2. Tindakan yang berhubungan
a. Berhubungan dengan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan
luka dan penurunan masukan terhadap:
Pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, rekonstruksi bedah mulut, pemasangan
kawat gigi.
b. Berhubungan dengan menurunnya masukan lewat mulut, mulut tidak
nyaman, mual, muntah terhadap :
Terapi radiasi, kemoterapi, tonsilekstomi.
3. Situasional
a. Berhubungan dengan menurunnya napsu makan terhadap:
Anoreksia, depresi, stres, isolasi social, mual dan muntah, alergi.
b. Berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mendapatkan makanan
(keterbatasan fisik, keuangan atau masalah transportasi).
c. Ketidakmampuan untuk mengunyah (kerusakan atau gigi tanggal, sakit gigi
yang tiba-tiba).

3. Manifestasi Klinis

Penampilan umum :Tidak bergairah,apatis

Berat badan :Obesitas ( 10% diatas berat badan ideal ) atau berat badan
rendah ( perhatian khusus pada berat badan di bawah
normal )

Postur :Bahu berkedut,dada masuk,punggung bungkuk Otot


Flasid,tonus buruk,tonus tidak berkembang,penampilan
boros,gangguan kemampuan untuk berjalan dengan baik

Kontrol system syaraf :Tidak perhatian, iritabilitas,konfusi,terbakar atau kedut


pada tangan dan kaki(parastesia),kehilangan posisi dan
sensasi getar,kelemahan dan nyeri pada otot,berkurangnya
atau hilangnya reflex siku dan lutut,tidak adanya sensasi
getar

Fungsi gastrointestinal :Anoreksia,indigesti,konstipasi atau diare pembengkakan


liver atau ginjal

Fungsi kardiovaskuler :Denyut jantung cepat (diatas 100 denyut/menit,hati


membesar,ritme abnormal,tekanan darah meningkat

Vitalitas umum :Mudah lelah,tidak memiliki energi,mudah


mengantuk,lelah dan apatis

Rambut :Kusam,botak,pecah-pecah, kering, tipis, depigmentasi,


mudah rontok

Kulit (umum) :Kasar,kering,bersisik,pucat,berpigmen,iritasi,memar


Wajah dan leher :Berminyal,berubah warna,bersisik,bengkak,kulit kering melebihi
pipi dan bawah mata,keadaan menggumpal atau berplak pada kulit
disekitar hidung dan mulut

Bibir :Kering,bersisik,bengkak kemerahan,fisura atau scar (stomatitis)

Mulut,membran oral :Bengkak,membrane mukosa oral kotor

Gusi :Gusi seperti spons yang mudah berdarah,kemerahan


marginal,imflamasi

Lidah :Bengkak,magenta,berotot(glositis)papila hiperemik dan hipertropi,


papila atrofi

Gigi :Karies tidak berisi,gigi ompong,permukaan berulat,fluorosis

Mata :Membran mata pucat (konjungtiva pucat),kering,tanda-tanda


infeksi

Leher (kelenjar) :Pembengkakan nodus tiroiddan limfatik

Tungkai, kaki :Edema,nyeri,kedut,kelemahan

Rangka :Kaki bengkak,lutut berbunyi,deformitas dada pada diafragma,


skapula dan rusuk prominen

4. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

1. Rongga Mulut

Makanan masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Di dalam rongga mulut terdapat gigi,
lidah, dan air ludah. Ketiga komponen itu berperan untuk mencerna makanan di dalam
mulut. Gigi dan lidah mencerna makanan secara mekanis. Air ludah mencerna
makanan secara kimiawi.

Pencernaan secara mekanis merupakan pencernaan makanan dengan cara dikunyah


oleh gigi dan dibantu lidah. Sementara itu, pencernaan kimiawi merupakan pencernaan
makanan yang dilakukan oleh enzim. Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui
makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan
untuk membantu makanan, pada mulut terdapat :

a. Gigi

Anatomi gigi : Manusia memiliki 2 susunan gigi; gigi primer dan gigi sekunder.

● Gigi primer (dimulai dari ruang di antara dua gigi depan) terdiri dari dua gigi seri,
satu taring, dua geraham (molar). Untuk total keseluruhan 20 gigi.
● Gigi sekunder (mulai keluar pada usia lima sampai enam tahun. Terdiri dari dua
gigi seri, satu taring, dua premolar. Untuk tottal keseluruhan 32 buah.
Fungsi gigi : untuk proses mastikasi (pengunyahan).

b. Lidah

Anatomi lidah : Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Pada lidah
terdapat papila yang menyebabkan permukaan lidah menjadi kasar.

● Papila Fungiformis
● Papila Filiformis
● Papila Sirkumvalata
Selain itu lidah juga memiliki tonsil-tonsil lingua pada sepertiga bagian belakang lidah.
Fungsi lidah : untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan,
dan dalam produksi wicara.

c. Kelenjar saliva

Anatomi kelenjar saliva : ada tiga pasang kelenjar saliva.

● Kelenjar parotid : kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di depan
telinga.
● Kelenjar submandibular : kurang lebih sebesar kacang kenari dan terletak di.
permukaan dalam pada mandibula
● Kelenjar sublingual : terletak di dasar mulut.

Fungsi saliva :
- Melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.
- Melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan.
- Melembabkan bibir dan lidah sehingga terhindar dari kekeringan.

2. Esophagus (kerongkongan)

Esophagus adalah tuba musclar, panjangnya 25 cm dan berdiameter 2,54 cm.


Esophagus berawal pada area laringofaring melewati diafragma dan hiatus esophagus
(lubang) pada area sekitar vertebra toraks kesepuluh dan membuka kearah lambung.
Fungsi esophagus adalah menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui
gerak peristaltik.

3. Lambung

Organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen dibawah
diafragma. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu individu ke individu yang lain.
Regia-regia lambung terdiri dari bagian kardia, fundus, badan organ, dan bagian
pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter) yang bisa membuka dan menutup. Fungsi lambung :
Penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus,
menghasilkan asam klorida yang akan membasmi semua mikroorganisme yang ada
pada makanan yang kita konsumsi.

4. Usus Halus

Merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 3-5 meter saat bekerja,
panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi.
Diameter kurang lebih 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-
jonjot usus. Vili ini berfungsi memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh
terhadap proses penyerapan makanan. Fusngi usus halus adalah mencerna dan
menyerap “khime” dari lambung. Isinya yang cair digerakkan oleh serangkaian
gerakan peristaltik ada juga gerkan lain yaitu gerakan sexmental, gerakan yang
memisahkan beberapa segmen usus satu dari yang lain. Divisi usus halus:

a) Duodenum (usus dua belas jari), panjangnya ±25-30 cm.


Duodenum adalah bagian pertama usus halus, bagian usus ini merupakan tempat
bermuaranya saluran getah pankreas dan getah empedu. Saluran empedu dan
saluran pankreas masuk kedalam usus dua belas jari pada suatu lubang yang
disebut ampula hepatopankreatika atau ampula pateri. Saluran empedu
menghasilkan getah empedu (bilus) yang dihasilkan oleh hati. Getah empedu
berfungsi untuk mengemulsikan lemak. Pankreas yang terdapat dibawah lambung
menghasilkan getah pankreas, getah pankreas menghasilkan enzim pencernaan
seperti amilase, tripsin, dan lipase.

b) Jejunum (usus kosong), panjangnya ± 1-1,5 m.

Pada bagian inilah pencernaan diselesaikan, pada usus ini juga terjadi pencernaan
secara kimiawi. Kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan,
seperti yang dihasilkan pankreas.

c) Ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 2-2,5 m.

Pada bagian ini, sari-sari makanan hasil proses pencernaan diserap, makanan akan
diserap oleh jonjot usus. Asam amino dan glukosa, vitamin, garam mineral, akan
diangkut oleh kapiler darah, sedangkan asam lemak dan gliserol akan diangkut
oleh pembuluh kil (pembuluh getah bening). Pembuluh getah bening usus menuju
ke pembuluh balik besar bawah selangka.

5. Usus Besar (kolon), panjangnya ± 1 meter

Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian nutrien telah
dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan zat-zat untuk tidak dicerna. Makanan
biasa memerlukan waktu 2 sampai 5 hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan
yang satu ke ujung lainnya, 2 sampai 6 jam di lambung, 6-8 jam di usus halus, dan
sisanya berada di usus besar. Bagian-bagian dari kolon : bagian yang naik (asenden),
bagian melintang atau mendatar (transversum), bagian yang turun (desenden). Sisa
makanan yang masuk ke kolon memiliki kadar air yang cukup tinggi maka kolon
akan menyerap air yang berlebihan tersebut. Sebaliknya jika sisa makanan memiliki
kadar air yang sangat sedikit maka akan ditambahkan air supaya sisa makanan tidak
terlalu kering. Hal ini sangat berguna agar feses yang dihasilkan tidak encer maupun
tidak keras. Proses pembentukan feses didalam kolon dibantu oleh bakteri Eserchia
Coli yang terdapat di kolon untuk membusukkan sisa-sisa makanan. Dibagian kolon
yang berbatasan dengan ileum terdapat bagian yang dinamakan otot sfingter (katup)
ileosekum, ileosekum ini memiliki fungsi untuk menahan sisa makanan supaya tidak
kembali lagi ke ileum. Sedangkan dibagian bawah kolon tepatnya dibagian rektum
yang berbatasan dengan anusterdapat otot sfingter yang dinamakan otot sfingter
houston. Otot ini memiliki fungsi untuk menahan feses agar tidak keluar melalui
anus.

6. Rektum, panjangnya 12-13 cm.

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang
lebih tinggi, yaitu pada kolon desenden. Jika kolon desenden penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.

7. Anus

Merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah kelur dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya
dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga anus agar tetap tertutup.
Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter :

● Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak.


● Sfingter levator ani, bekerja juga tidak menurut kehendak.
● Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak.

2. RENCANA ASUHAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Riwayat keperawatan dan diet.
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan
demam?
e. Adakah toleransi makan/minum tertentu?

2.1.2 Faktor yang mempegaruhi diet terdiri dari:


a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status sosial ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.

2.1.3 Pemeriksaan fisik


a. Keadaan fisik : apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight)
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu.
d. Sisteem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e. Fungsi gastroinstentinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
f. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
j. Gusi: pendarahan, peradangan.
k. Lidah: edema, hiperemis.
l. Gigi: karies, nyeri, kotor.
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalamus, tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah.
o. Pengukuran antropometri:
● Berat badan ideal: (TB-100) kurang lebih 10%
● Lingkatr pergelangan tangan.
● Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal (wanita:28,5cm dan pria: 28,3cm)
2.1.4 Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 mg/100 ml)
c. Hb ( N: 12 mg %)
d. BUN (N:10-20 mg/100ml)
e. Eksresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100ml, wanita: 0,5-
1,0 mg/100 ml)

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
Definisi: pasien dengan resiko atau aktual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan
metabolime tubuh.
2.3 PERENCANAAN

1. Diagnosa : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Tujuan yang diharapkan:

a. Terjadi penngkatan berat badan sesuai batasan waktu


b. Peningkatan ststus nutrisi

Rencana Tindakan :

1. Tingkatkan intake makanan melalui :


- Mengurangi ganggasn dari lingkungan seperti berisik dan lain-lain
- Jaga privasi pasien
- Jaga kebersihan ruangan (barang-barang seperti septum pot, urinal tidak
berada dekat tempat tidur)
- Berikan obat sebeum makan jika ada indikasi
2. Jaga kebersihan mulut pasien
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu
4. Sajikan makanan yang mudah di cerna, dalam keadaan hangat, dan berikan
sedikit-sedikit tapi sering
5. Selingi makanan dengan minuman
6. Hindari makanan yang banyak mengandung gas
7. Ukur intake makanan dan timbang berat badan
8. Lakukan latihan aktif dan pasif
9. Kaji tanda vital, sensori, bisung usus
10.Monitor hasil lab, seperti glukosa , elektrolit, albumin, hemoglobin ,kolborasi
dengan dokter
11.Berikan umpan balik yang positif tentang peningktan intake, berat badan
12.Berikan pendikan kesehatan tentang cara diet, kebutuhan kalori, dan tindakan
keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT
13.Cek kepatenan tube
14.Pemberian cairan / makanan tidak lebih 150cc sekali pemberian
15.Cek temperatur makanan agar tidak terlalu panans atau dingin
16.Atur posisi semifowler saat memberikan makanan
17.jelaskan bagaimana tube bekerja dan perawatannya

INTERVENSI
2. Diagnosa : Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
Tujuan yang diharapkan:

a. Teridentifikasinya kebutyhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol.


b. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang.
c. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.

1. Lakuakan pengkajian kembali pola makan pasien


2. Diskusikan pada pasien tentang kelebihan makanan
3. Diskusikan motivasi untuk menurunkan berat badan
4. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat
5. Ukur intake makanan dalam 24 jam
6. Buat program latihan untuk olahraga
7. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak
8. Berikan pengetahuan kesehatan tentang :
- Program diet yang benar
- Akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan

EVALUASI

Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dan standar dari tujuan yang dipilih
sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang aktual dan tingkat asuhan
yang diberikan
Hasil yang dicapai

a. Memilih makanan yang kaya akan nutrisi, yang konsisten dengan petunjuk baru
b. Meningkatkan parameter nutrisi, masih butuh tindak lanjut
c. Berat badan meningkat dengan tetap, klien masih di bawah kontrol
d. Dukungan mingguan akan status nutrisi tampak efektif, kebutuhan untuk
meningkatkan ststus aktivitas dan asupan nutrisi selama akhir pekan.

Anda mungkin juga menyukai