Anda di halaman 1dari 12

A.

Budaya Lokal

Budaya lokal adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang serta dimiliki dan diakui
oleh masyarakat suku bangsa setempat. Budaya lokal biasanya tumbuh dan berkembang
dalam suatu masyarakat suku atau daerah tertentu karena warisan turun-temurun yang
dilestarikan.

Contoh Budaya Lokal :

1. Upacara Rambu Solo (Tana Toraja)

Secara garis besar upacara Rambu Solo terbagi kedalam 2 prosesi, yaitu Prosesi
Pemakaman (Rante) dan Pertunjukan Kesenian. Prosesi-prosesi tersebut tidak
dilangsungkan secara terpisah, namun saling melengkapi dalam keseluruhan upacara
pemakaman.

Prosesi Pemakaman atau Rante tersusun dari acara-acara yang berurutan. Prosesi
Pemakaman (Rante) ini diadakan di lapangan yang terletak di tengah kompleks Rumah
Adat Tongkonan. Acara-acara tersebut antara lain :

 Ma’Tudan Mebalun, yaitu proses pembungkusan jasad


 Ma’Roto, yaitu proses menghias peti jenazah dengan menggunakan benang
emas dan benang perak.
 Ma’Popengkalo Alang, yaitu proses perarakan jasad yang telah dibungkus ke
sebuah lumbung untuk disemayamkan.
 Ma’Palao atau Ma’Pasonglo, yaitu proses perarakan jasad dari area Rumah
Tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut Lakkian.
Prosesi yang kedua adalah Pertunjukan Kesenian. Prosesi ini dilaksanakan tidak
hanya untuk memeriahkan tetapi juga sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi orang
yang sudah meninggal. Dalam Prosesi Pertunjukan kesenian Anda bisa menyaksikan:

 Perarakan kerbau yang akan menjadi kurban


 Pertunjukan beberapa musik daerah, yaitu Pa’Pompan, Pa’Dali-dali, dan
Unnosong.
 Pertunjukan beberapa tarian adat, antara lain Pa’Badong, Pa’Dondi,
Pa’Randing, Pa’katia, Pa’Papanggan, Passailo dan Pa’Silaga Tedong.
 Pertunjukan Adu Kerbau, sebelum kerbau-kerbau tersebut dikurbankan.
 Penyembelihan kerbau sebagai hewan kurban.

2. Upacara Ngaben (Bali)

Bagi umat Hindu Bali, ngaben menjadi salah satu bagian dalam kehidupan mereka.
Melalui ngaben, pihak keluarga menyatakan ikhlas akan kepergian anggota mereka. Ada
beberapa makna ngaben, salah satunya berasal dari kata api baik nyata maupun abstrak
dari puja mantra pendeta. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai ngaben,
silahkan lihat penjelasannya di bawah ini.

Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu Bali.
Masyarakat Hindu Bali memiliki ritual dalam memperlakukan leluhur atau sanak saudara
yang telah meninggal. Mereka menyelenggarakan upacara kremasi yang disebut Ngaben,
yaitu ritual pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang meninggal.
Oleh sebab itu, Upacara Ngaben dapat dilihat sebagai membakar kotoran berupa jasad
kasar yang melekat pada roh (disebut pralina atau meleburkan jasad) dan mengembalikan
roh kepada Sang Pencipta.
3. Upacara Kasada (Suku Tengger)

Upacara Kasada adalah hari raya adat Suku Tengger yang digelar setiap hari ke-14
di bulan Kasada dalam penanggalan Jawa. Dalam Upacara Kasada, suku Tengger
melempar aneka sesajen berupa sayuran, buah-buahan, hasil ternak bahkan uang ke
kawah Gunung Bromo.

Suku Tengger sendiri adalah pemeluk agama Hindu lama. Tidak seperti umat Hindu
lainnya yang beribadah di candi-candi, Suku Tengger justru melakukan peribadatan di
punden, danyang dan poten. Nah poten inilah yang menjadi tempat diselenggarakannya
Upacara Kasada. Poten merupakan sebidang tanah di lautan pasir di kaki Gunung Bromo
dan terdisi dari beberapa bangunan dan ditata dalam suatu komposisi.

Upacara Kasada dilakukan Suku Tengger sebagai bentuk rasa syukur atas hasil
ternak dan pertanian yang melimpah, memohon agar dijauhkan dari malapetaka, serta
yang utama adalah sebagai peringatan pengorbanan Raden Kesuma, anak Jaka Seger dan
Lara Anteng, penguasa Suku Tengger di zaman dulu.

Upacara Kasada erat dengan cerita Roro Anteng dan Joko Seger yang sangat ingin
memiliki keturunan. Merekapun akhirnya memohon kepada Dewata agar bisa memiliki
25 orang anak. Permohonan mereka dikabulkan tetapi dengan syarat anak yang ke-25
harus dipersembahkan untuk Dewa Bromo.

Ketika dewasa, Kusuma anak dari Roro Anteng dan Joko Seger menceburkan diri ke
kawah Gunung Bromo dan meminta saudara-saudaranya agar pada bulan kesepuluh tepat
pada bulan purnama memberikan kurban ke kawah Gunung Bromo, upacara ini
kemudian menjadi awal mula dilaksanakannya upacara Kasada.
4. Seren Taun (Suku Sunda)

Seren taun adalah upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan setiap
tahun. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Istilah
Seren taun berasal dari kata dalam Bahasa Sunda seren yang artinya serah, seserahan,
atau menyerahkan, dan taun yang berarti tahun. Jadi Seren taun bermakna serah terima
tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks
kehidupan tradisi masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan sarana untuk
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan
pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang
akan datang.

Adat upacara biasanya diawali dengan mengambil air suci dari beberapa sumber air
yang dikeramatkan. Biasanya air yang diambil berasal dari tujuh mata air yang kemudian
disatukan dalam satu wadah dan didoakan dan dianggap bertuah dan membawa berkah.
Air ini dicipratkan kepada setiap orang yang hadir di upacara untuk membawa berkah.
Ritual berikutnya adalah sedekah kue, warga yang hadir berebut mengambil kue di
dongdang (pikulan) atau tampah yang dipercaya kue itu memberi berkah yang berlimpah
bagi yang mendapatkannya. Kemudian ritual penyembelihan kerbau yang dagingnya
kemudian dibagikan kepada warga yang tidak mampu dan makan tumpeng bersama.
Malamnya diisi dengan pertunjukan wayang golek.

Rangkaian acara bermakna syukur kepada Tuhan itu dikukuhkan pula melalui
pembacaan do,a yang disampaikan secara bergantian oleh tokoh-tokoh agama yang ada
di Indonesia. Selanjutnya, dilaksanakan kegiatan akhir dari Ngajayak, yaitu penyerahan
padi hasil panen dari para tokoh kepada masyarakat untuk kemudian ditumbuk bersama-
sama. Ribuan orang yang hadir pun akhirnya terlibat dalam kegiatan ini, mengikuti jejak
para pemimpin, tokoh masyarakat, maupun rohaniwan yang terlebih dahulu dipersilakan
menumbuk padi. Puluhan orang lainnya berebut gabah dari saung bertajuk Pwah Aci
Sanghyang Asri (Pohaci Sanghyang Asri).
B. Budaya Nasional

Budaya nasional adalah kebudayaan yang berasal dari berbagai kebudayaan di daerah
dan diakui sebagai identitas nasional. Oleh karena itu, proses perwujudan kebudayaan
nasional perlu diintegrasikan dari unsur-unsur kebudayaan daerah. Dalam hal ini kebudayaan
daerah berperan memperkaya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional merupakan
gabungan dari budaya daerah yang ada di negara tersebut. Hal itu dimaksudkan budaya
daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain di suatu negara akan
terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara tersebut. Misalkan
daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan
tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di
negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah
tersebut.

Contoh Budaya Nasional :

1. Budaya Batik

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan
atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara
tertentu yang memiliki kekhasan. Batik adalah hasil dari budaya lokal. Beberapa daerah
di Indonesia dapat menciptakan batik dengan corak khas yang berbeda-beda. Batik
kemudian diangkat menjadi salah satu pakaian nasional. Dengan demikian budaya lokal
menjadi budaya nasional.

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari
budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Tradisi membatik pada mulanya
merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali
berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status
seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh
keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia (Jawa) yang sampai saat ini
masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto,
yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

2. Musik Keroncong

Keroncong merupakan salah satu cabang seni musik khas Indonesia yang terdiri dari
instrumen musik dawai, flut dan vokal. Musik keroncong berakar pada fado (sejenis
musik portugis) yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa
tersebut. Kemudian ketika budak asal Goa (India) datang ke Kampus tugu dan menawan
Portugis, pegaruh portugis mulai melemah namun tidak serta merta membuat musik ini
hilang begitu saja. Selanjutnya pada tahun 1880 musik keroncong lahir yang dipengaruhi
oleh musik Hawai dan tangga nada mayor lagu Fado.

Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan.
Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang
dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami
alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup
menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi
pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.

Musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga
kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu
perkiraan perkembangan baru (keroncong millenium). Tonggak awal adalah pada tahun
1879, di saat penemuan ukulele di Hawai yang segera menjadi alat musik utama dalam
keroncong (suara ukulele: crong-crong-crong), sedangkan awal keroncong millenium
sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang.
3. Lagu Dangdut

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik populer tradisional Indonesia
yang khususnya memiliki unsur-unsur Hindustani (India), Melayu, dan Arab. Dangdut
bercirikan dentuman tabla (alat musik perkusi India) dan gendang. Dangdut juga sangat
dipengaruhi dari lagu-lagu musik India klasik dan Bollywood.

Sejarahnya, dangdut dipengaruhi musik India melalui film Bollywood oleh Ellya
Khadam dengan lagu "Boneka India", dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968
dengan tokoh utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer, sekarang
masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab
(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada akhir tahun
1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya
penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut
boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari
keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Dangdut sebagai salah satu jenis musik memiliki keunikan tersendiri. Iramanya
sanggup membuat semua orang berjoget tanpa perlu aturan tertentu untuk menikmatinya.
Lirik-lirik dangdut penuh dengan nada ratapan nasib, kekecewaan, kekesalan, kebencian,
harapan, tangisan dan cinta terhadap sesuatu. Karena itu (biasanya) dangdut identik
dengan musik yang cengeng, norak dan kampungan.

Pengaruh India juga sangat kuat didalam genre musik dangdut ini, melainkan dari
gaya harmoni dan instrumen, juga dipopulerkan dengan lagu-lagu dangdut klasik yang
bertema India yang dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi dangdut populer.
4. Alat Musik Gamelan

Alat musik adat yang diangkat sebagai alat musik nasional adalah gamelan. Gamelan
banyak digunakan di berbagai daerah di Indonesia seperti di Jawa dan di Bali. Gamelan
dipilih karena dianggap dapat memberikan ciri khas bagi bangsa serta memiliki keunikan
tersendiri dibanding dengan alat musik lainnya. Gamelan harus dimainkan secara
berkelompok untuk memberikan hasil suara musik yang baik. Oleh karena itu, gamelan
sangat cocok untuk menggambarkan adat masyarakat Indonesia yang suka bergotong
royong dan bekerjasama dalam kehidupannya.

Gamelan adalah himpunan alat musik yang biasanya menonjolkan demung, saron,
peking, gambang, kendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumen/alatnya,
yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama.
Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa Gamel yang berarti memukul/menabuh,
diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di
Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks.
Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, dan degung (khusus
daerah Jawa Barat), dan madenda (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala
minor asli yang banyak dipakai di Eropa. Musik Gamelan merupakan gabungan
pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen
musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari
daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik
tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.
C. Budaya Internasional

Kebudayaan internasional artinya adalah kebudayaan yang sudah terkenal di


mancanegara. Masuknya budaya Internasional ke Indonesia disebabkan salah satunya karena
adanya krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat
dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan
menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya
pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock),
yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mamapu menahan berbagai pengaruh
kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan
masyarakat yang bersangkutan.

Contoh Budaya Internasional :

1. Dansa

Dansa adalah kegiatan yang membutuhkan pasangan dan pasangan lainnya sebagai
penyemarak. Hampir semua jenis dansa punya sejarah sosialnya sendiri-sendiri. Dansa
adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan
berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.

Slow waltz mulai dikenal pada pertengahan tahun 1700-an di kalangan bangsawan
Eropa. Slow waltz yang romantik merupakan “keturunan” dari Vienese waltz yang
bertempo lebih cepat. Tempo 3/4 yang digunakan sebelumnya diperlambat seiring
dengan para penulis lagu balada yang bertutur soal kisah cinta. Keanggunan waltz kalau
dalam lagu kira-kira seperti Tennesse Waltz yang dilantunkan oleh penyanyi Tom Jones
dulu.

Dansa terdiri dari dua dansa yang populer, yakni karakteristik Latin dan karakteristik
ballroom standar. Dansa Latin, misalnya cha cha, rumba, samba, jive, dan paso double.
2. Hari Valentine

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine's Day) atau disebut juga Hari Kasih
Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka
yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Perayaan hari valentine kini sudah masuk
menjadi budaya internasional.

Budaya Valentine Day masih lestari hingga saat ini di berbagai belahan dunia
termasuk Indonesia. Valentine Day atau hari kasih sayang merupakan hari yang paling
ditunggu oleh berbagai kalangan terutama remaja karena di hari Valentine mereka bisa
menunjukkan kasih sayang terhadap pasangan, sahabat atau keluarga tercinta.

Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling
bertukaran notisi-notisi dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain
termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid)
bersayap. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan
bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun. Hal ini
membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-
kartu ucapan dikirimkan.

Di Indonesia sendiri warganya merayakan Valentine dengan berbagai kegiatan


seperti jalan-jalan bareng kekasih, dinner bersama keluarga, mengunjungi panti asuhan
dan menggelar acara yang berhubungan dengan aktivitas remaja seperti lomba-lomba,
konser musik dan acara amal.

Untuk itu diperlukan pemahaman yang bagus dalam membedakan budaya Valentine
di negara lain terutama negara barat yang menjunjung kebebasan dengan budaya
Valentine di Indonesia yang menjunjung tinggi norma-norma adat dan agama. Sehingga
para remaja atau generasi muda Indonesia tidak salah dalam mengartikan hari kasih
sayang itu sebenarnya.
3. Wayang

Indonesia dikenal sebagai negara yang begitu kaya. Betapa tidak, negara kita dikenal
memiliki pulau yang paling banyak, jumlah penduduk yang cukup padat, budaya yang
beragam, dan berbagai keunikan lain seperti peninggalan yang masih terjaga hingga saat
ini. Budaya dari Indonesia yang sudah ditetapkan sebagai budaya internasional salah
satunya adalah pertunjukan Wayang.

Wayang dikenal sejak zaman prasejarah, sekitar 1500 SM. Ketika itu, Indonesia
yang belum menjadi negara kesatuan seperti saat ini masih memeluk animisme berupa
pemujaan roh nenek moyang yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003. Ada berbagai macam versi dan
bentuk wayang, mulai dari wayang kulit yang berbahan dasar kulit sapi yang telah
dijemur, dipotong, dan diberi warna, kemudian wayang golek yang berbahan dasar kayu.
Ada pula wayang orang yang dimainkan secara langsung oleh orang yang mengenakan
kostum sesuai dengan karakter yang dibawakan. Cerita yang dibawakan berkisah tentang
dewa dewi, persilatan, percintaan, dan kepahlawanan.

Pertunjukan wayang selalu diiringi dengan musik gamelan. Sang dalang harus lihai
dalam memainkan wayang, karena kemampuan dalang akan menambah daya tarik dalam
pertunjukan wayang. Mulai dari serunya suasana ketika peperangan terjadi hingga gelak
tawa yang timbul ketika adegan lucu, semua harus dikuasai dengan baik oleh dalang.
4. Tari Saman

Selain wayang, budaya lain Indonesia yang masuk dalam kategori budaya
internasional adalah Tari Saman.

Tari Saman telah berhasil menjadi ikon kebanggaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh.
Tarian tersebut telah mendunia, karena didukung pula oleh keputusan UNESCO yang
menyatakan Tari Saman sebagai warisan budaya. Tarian yang berasal dari Suku Gayo
Aceh Tenggara ini sering ditampilkan pada festival dan pertunjukan kesenian di penjuru
dunia. Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa penting dalam adat.
Syair yang digunakan dalam Tari Saman menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Gayo.

Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian
ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan
dan kebersamaan. Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan,
tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat
(keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan berkesinambungan,


pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat.
Penyajian tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu
dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian dititik beratkan pada kemampuan
masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan oleh
pihak lawan.

Beberapa literatur menyebutkan bahwa Tari Saman diciptakan oleh Syekh Saman,
seorang ulama yang berasal dari Gayo. Tari Saman termasuk salah satu tarian yang unik,
karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan anggota tubuh bagian atas.
Tari ini diakui dan masuk ke dalam daftar warisan budaya oleh UNESCO sebagai
warisan budaya bukan benda.

Anda mungkin juga menyukai